Anda di halaman 1dari 12

SOSIALISASI REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)

Topik

: Sosialisasi Refleksi Diskusi Kasus (RDK)

Sasaran

: Perawat ruangan Sri Krisna

Hari/Tanggal

: Kamis, 15 Januari 2015

Waktu

: 30 Menit (pukul 10.00-10.30 wita)

A. Latar Belakang
Di dalam dunia kesehatan suatu masalah merupakan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan cara berfikir kritis tim kesehatan itu sendiri. Di
dalam pelayanan keperawatan di ruangan pun memerlukan tehnik-tehnik untuk
menyelesaikan masalah yang muncul di ruangan. Salah satu tehnik baru yang baru yang
digunakan adalah dengan Reflective Case Discussion (RCD) atau Reflektif Diskusi Kasus
(RDK) yang merupakan suatu metoda pembelajaran baru di Indonesia. Refleksi ini
diperkenalkan di Inggris, khususnya dalam dunia keperawatan/kesehatan dan juga
dimanfaatkan dalam manajemen perubahan. RDK akan menuntun kelompok perawat
dalam suatu diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman klinik (sharing) yang
merujuk kepada standar yang telah ditetapkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan RDK diharapkan perawat ruangan Sri Krisna mampu
mengaplikasikannya.
2. Tujuan Khusus
- Mengembangkan profesionalisme perawat
- Meningkatkan aktualisasi diri
- Membangkitkan motivasi belajar
- Wahana untuk menyelesaikan masalah mengacu pada standar keperawatan
-

yang telah ditetapkan.


Belajar untuk menghargai

kolega

untuk

lebih

sabar, lebih

banyak

mendengarkan, tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan


kerjasama.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
-

Mengembangkan profesionalisme perawat


Meningkatkan aktualisasi diri
Membangkitkan motivasi belajar

2. Bagi ruangan
Meningkatkan mutu pelayanan di ruangan Sri Krisna
D. Sasaran :
Perawat ruang Sri Krisna
E. Materi :
Terlampir
F. Metode :
Ceramah dan diskusi
G. Media
1. Laptop
2. Sarana diskusi : kertas, pulpen
H. Kegiatan RDK
WAKTU
5 Menit

KEGIATAN
Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim RDK
3. Melakukan kontrak waktu

PELAKSANA
Fasilitator

TMP
Nurse station

20 menit

Pelaksanaan
1. Menyajikan materi tentang RDK

Presenter

Nurse station

Fasilitator

Nurse station

2. Fasilitator mempersilahkan peserta untuk


mengajukan pertanyaan

5 menit

Penutup
1. Mengucapkan salam penutup
2. Fasilitator menutup pertemuan dan
mengucapkan terima kasih

I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. RDK dilaksanakan di ruang pertemuan ruang Sri Krisna
b. Peserta RDK hadir di tempat pelaksanaan RDK
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses

a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir


b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi RDK
3. Hasil
a. 70 % perawat hadir dalam sosialisasi RDK
b. 70% perawat paham dengan materi RDK
c. 70% perawat dalam diskusi
J. Pengorganisasian
1. Fasilitator : I Putu Peby Nuryadi
2. Presenter : I Putu Gede Duika Atmaja
3. Anggota

I Gede Suwirya Wibawa


Ismi Ismayanie Aziz
I Putu Ardy Pranata Utama
I Wayan Jefri Arsanta
Ni Luh Putu Ayu Widhyasih
Ni Luh Putu Bunga Krisna Dewi
Ni Made Evy Purnama Antara
Ni Made Yogi Dwi Antari
Ni Putu Mahardieka Gegi Kuntari
Ni Putu Trisna Sasmi Suantari
Ni Komang Rai Andayani
4. Pembimbing :
Ns. I Wayan Darsana, S.Kep
Ns. I Dewa Gede Candra Dharma, S.Kep

MATERI RDK KEPERAWATAN


A. Pengertian
Reflektif Diskusi Kasus (RDK) merupakan metoda pembelajaran dalam
mengekplorasi dan

merefleksikan pengalaman seorang perawat/bidan yang mengacu

kepada pemahaman terhadap standar (Deborah Hennessy, 2002).


Boud et al, 1985 menyebutkan RDK sebagai suatu cara yang dipergunakan para
intelektual dalam mengekplorasi pengalaman-pengalamannya untuk menuntun orang lain
kearah sesuatu yang baru .
Reflektif adalah suatu proses kreatifitas dalam menciptakan dan klarifikasi
tentang pengalaman seseorang dimasa lalu dan masa kini (Boy & Fales, 1983)
Taylor (2000): proses penggunaan pemikiran rasional dan intuitif berpotensi terjadinya
perubahan tergantung dari tipe pengetahuan / pekerjaan yang ditekuni.
Technical reflection: berdasarkan pemikiran rasional, dari yang bersifat saderhana
(deduktif ) sampai terciptanya pengetahuan empiris.
Pratical reflection: mengarah kepada interpretasi untuk deskripsi dan penjelasan
tentang interaksi kehidupan manusia.
Emansipatory Reflection: mengarah kepada tindakan transformasi

dengan

memberikan peluang bagi perawat/bidan agar dapat memanfaatkan potensi dan


praktik profesinya secara optimal RCD
B. Manfaat RDK
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.

Mengembangkan profesionalisme perawat dan bidan

2.
3.
4.

Meningkatkan aktualisasi diri


Membangkitkan motivasi belajar
Wahana untuk menyelesaikan masalah mengacu pada standar keperawatan yang

5.

telah ditetapkan
Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan,
tidak menyalahkan, tidak memojokkkan dan meningkatkan kerjasama

C. Langkah-langkah kegiatan RDK


1. Memilih/menetapkan kasus yang akan didiskusikan
Topik-topik bahasan yang ditetapkan untuk didiskusikan dalam RDK antara lain :

a. Pengalaman pribadi perawat yang aktual dan menarik dalam menangani


kasus/pasien dilapangan baik di rumah sakit/puskesmas
b. Pengalaman yang masih relevan untuk dibahas dan akan memberikan informasi
berharga untuk meningkatkan mutu pelayanan
RDK merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuannya dan mengarahkan
maupun meningkatkan pemahaman perawat/bidan terhadap standar yang akan memacu
mereka untuk melakakun kinerja yang bermutu tinggi.
D. Persyaratan RDK
1. Kelompok diskusi terdiri dari 5-8 orang.
2. Posisi fasilitator, presenter dan peserta dalam diskusi setara (equal)
3. Berbicara hanya satu orang pada satu saat, tidak boleh ada interupsi.
4. Tidak ada dominasi selama diskusi berlangsung, semua peserta harus mengajukan
pertanyaan minimal satu kali dalam sesi diskusi.
5. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-pihak yang merasa
tertekan ataupun terpojok, oleh karena itu semua saran dan pendapat disalurkan
melalui pertanyaan yang bersifat klarifikasi.
6. Posisi duduk melingkar, tanpa penghalang
dapat saling memperhatikan, aktif dan fokus terhadap materi yang
didiskusikan.
7. Catatan seperlunya
8. Terjadwal: Karu/koordinator, semua staf berperan secara bergantian sebagai
fasilitator, penyaji dan peserta.
9. Ada laporan dan tindak lanjut dari hasil diskusi.

RENCANA PELAKSANAAN
REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK) HALUSINASI
Topik

: Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi


dan Defisit Perawatan Diri pada Tn. NA, Tn. WA, Ny. WS dan Ny. WY.

Sasaran

: Perawat Ruangan Sri Krisna

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Januari 2015


Waktu

: 60 Menit (pukul 10.30-11.30 wita)

A. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Mengembangkan profesionalisme perawat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan staf
b. Meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
c. Menyelesaikan masalah
B. Sasaran :
Perawat ruang Sri Krisna
C. Materi :
Pengalaman dalam merawat pasien Halusinasi
D. Metode :
Diskusi
E. Media
1. Materi kasus yang disampaikan secara lisan / tertulis
2. Sarana diskusi : kertas, pulpen

F. Kegiatan RDK
WAKTU

TAHAP
Pra
RDK

KEGIATAN
Pra RDK
a. Menentukan kasus dan topik
b. Menentukan tim RDK

PELAKSANA
Penanggung

TMP
Nurse

jawab

station

c.

Menentukan

jadwal

kegiatan/

pelaksanaan
10 Menit

RDK

Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan tim RDK
3. Menyampaikan
dengan
4.
5.

Fasilitator

Nurse
station

ringkas

persyaratan diskusi
Melakukan kontrak waktu
Menyampaikan hasil tindak lanjut
RDK sebelumnya

40 menit

Pelaksanaan
1. Presenter menyajikan kasus /
masalah selama 15-20 menit

Presenter

Nurse
station

2. Fasilitator mempersilahkan peserta untuk


mengajukan pertanyaan klarifikasi selama
20-30 menit
3. Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan /
klarifikasi
4.Bila diskusi telah selesai, fasilitator
bertanya kepada presenter apa yang dapat
dipelajari dalam diskusi ini
5. Masalah issue yang muncul didiskusikan
serta dicatat untuk menjadi pedoman di
masa yang akan datang
6.Semua peserta diskusi menandatangani
daftar hadir
7. Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi

10 menit

Pasca
RDK

Penutup
1. Fasilitator membuat laporan dalam format
RDK dan rencana tindak lanjut
2. Sepakati jadwal RDK yang akan datang
3. Fasilitator menutup pertemuan dan
mengucapkan terima kasih
4. Semua peserta bersalaman sambil
meninggalkan tempat pertemuan
5. Dokumen RDK disimpan dalam arsip

G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. RDK dilaksanakan di ruang pertemuan ruang Sri Krisna
b. Peserta RDK hadir di tempat pelaksanaan RDK
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan RDK

Fasilitator

Nurse
station

c. Selama penyampaian tidak boleh ada interupsi


d. Berbicara hanya satu orang pada satu saat
e. Tidak boleh ada dominasi dalam diskusi
f. Bertanya tanpa memojokkan/ menyalahkan.
3. Hasil
a. Perawat puas dengan hasil kegiatan
b. Muncul issue keperawatan dan alternatif pemecahan masalah.
c. Perawat dapat :

Meningkatkan aktualisasi diri


Membangkitkan motivasi belajar
Menyelesaikan masalah mengacu pada standar keperawatan/kebidanan yang telah

ditetapkan
Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan,
tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan kerjasama

H. Pengorganisasian
Fasilitator : I Putu Peby Nuryadi
Presenter : I Putu Gede Duika Atmaja
Anggota :
I Gede Suwirya Wibawa
Ismi Ismayanie Aziz
I Putu Ardy Pranata Utama
I Wayan Jefri Arsanta
Ni Luh Putu Ayu Widhyasih
Ni Luh Putu Bunga Krisna Dewi
Ni Made Evy Purnama Antara
Ni Made Yogi Dwi Antari
Ni Putu Mahardieka Gegi Kuntari
Ni Putu Trisna Sasmi Suantari
Ni Komang Rai Andayani
5. Pembimbing :
Ns. I Wayan Darsana, S.Kep
Ns. I Dewa Gede Candra Dharma, S.Kep

HASIL EVALUASI
REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)
Penanggung jawab
Tujuan

: I Putu Gede Duika Atmaja


I Putu Peby Nuryadi
:Meningkatkan
pengetahuan

staf,

meningkatkan

keterampilan berkomunikasi, dan menyelesaikan suatu


masalah
Deskripsi
:
RDK adalah suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan pengalaman perawat
yang aktual dan menarik memberikan dan mengelola Asuhan Keperawatan di lapangan
melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan.
Pada tanggal 15 Januari 2015 telah dilaksanakan Refleksi Diskusi Kasus di Ruang
Pertemuan Ruang Sri Krisna Unit Terpadu. Adapun kasus yang dijadikan topik dalam
RDK ini yaitu Halusinasi dan Defisit Perawatan Diri pada Tn. NA, Tn. WA, Ny. WS serta
Ny. WY. Peserta yang hadir dalam diskusi ini yaitu :
a. Ketua
: I Wayan Jefri Arsanta, S.Kep
b. Fasilitator : I Putu Peby Nuryadi, S.Kep
c. Penyaji
: I Putu Gede Duika Atmaja, S.Kep
d. Peserta
:
1. I Gede Suwirya Wibawa, S.Kep
2. Ismi Ismayanie Aziz, S.Kep
3. I Putu Ardy Pranata Utama, S.Kep
4. Ni Luh Putu Ayu Widhyasih, S.Kep
5. Ni Made Evy Purnama Antara, S.Kep
6. Ni Luh Putu Bunga Krisna Dewi, S.Kep
7. Ni Made Yogi Dwi Antari, S.Kep
8. Ni Putu Mahardieka Gegi Kuntari, S.Kep
9. Ni Putu Trisna Sasmi Suantari, S.Kep
10. Ni Komang Rai Andayani, S.Kep

Tahapan tahapan dilaksanakannya RDK ini yaitu:


a. Persiapan
1) Menentukan Penanggung Jawab Refleksi Diskusi Kasus
2) Penanggung jawab menyusun proposal dan Tim Refleksi Diskusi Kasus
3) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan Refleksi Diskusi Kasus
4) Menentukan jadwal kegiatan / pelaksanaan.
b. Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi Diskusi Kasus dimulai minggu ketiga tanggal 15 Januari


2015 bertempat di ruang pertemuan di ruang Sri Krisna. Adapun pelaksanaannya
adalah sebagai berikut:
1) Fasilitator membuka Refleksi Diskusi Kasus
2) Fasilitator menjelaskan tentang gambaran umum Reflesi Diskusi Kasus
3) Fasilitator memperkenalkan tim Refleksi Diskusi Kasus dan menyampaikan
4)
5)
6)
7)

kontrak waktu.
Fasilitator menyampaikan persyaratan dan tujuan dari Refleksi Diskusi Kasus
Penyaji menyampaikan kasus selama 15-20 menit.
Penyaji menjelaskan kasus dan tetap merahasiakan identitas pasien.
Fasilitator mempersilahkan peserta untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi

selama 20-30 menit.


8) Satu persatu peserta mengklarifikasi hasil penyajian dari penyaji
9) Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan/klarifikasi
10) Bila diskusi telah selesai, fasilitator bertanya kepada penyaji apa yang dapat
dipelajari dalam diskusi ini.
11) Masalah/issue yang muncul didiskusikan serta dicatat untuk menjadi pedoman
diwaktu yang akan datang.
12) Semua peserta diskusi menandatangani daftar hadir
13) Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi dan membuat laporan dalam format
Refleksi Diskusi Kasus dan rencana tindak lanjut
14) Fasilitator dan peserta Refleksi Diskusi Kasus yang lain menyepakati jadwal
Refleksi Diskusi Kasus yang akan datang.
c. Evaluasi
1) Struktur
a) Persiapan dilakukan satu minggu sebelum dilakukannya Refleksi Diskusi Kasus
b) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan institusi
c) Penyusunan proposal
d) Menetapkan kasus
2) Proses
a) Peran serta peserta aktif dalam kegiatan Refleksi Diskusi Kasus
b) Muncul issue keperawatan: Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Halusinasi dan Defisit Perawatan Diri terdapat masalah tentang
kurangnya personal hygiene pasien (oral hygiene) dimana pasien masih
terfokus pada halusinasinya.
c) Peserta dapat merefleksikan pengalaman yang didapatkan selama merawat Tn.
NA, Tn. WA, Ny. WS serta Ny. WY dengan Halusinasi dan Defisit Perawatan
Diri.
d) Rencana tindak lanjut dari issue keperawatan yang muncul yaitu dengan
menambah fasilitas yang tersedia, memberikan identitas pasien pada setiap sikat
gigi dan mempusatkan letak sikat gigi dan pasta gigi sesuai kamar di nurse

station serta dilakukan oral hygiene setelah selesai makan pagi dan malam
sambil perawat jaga tetap mengawasi pelaksanaannya.
e) Peserta jadi lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan aktualisasi diri
f) Peserta belajar untuk menghargai kolega untuk lebih bersabar, lebih banyak
mendengarkan dan dapat meningkatkan kerjasama.
d. Hambatan
Setiap peserta telah mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Tetapi beberapa
peserta masih belum berani mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki dengan alasan malu dan segan terhadap senior.
e. Dukungan
Pembimbing klinik, kepala ruangan, serta perawat di ruang Sri Krisna Unit
Terpadu memberikan dukungan penuh pada kelompok untuk melaksanakan Refleksi
Diskusi Kasus di Ruang Sri Krisna sehingga kedepannya RDK ini dapat dilakukan di
ruangan sesuai dengan issue yang terbaru dan jadwal yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, 2007, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Edisi 2. Salemba Medika, Jakarta.
Pohan,I. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar Dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai