Anda di halaman 1dari 29

ANATOMI

FISIOLOGI
MANUSIA I
Kelompok 14 :
Aulia Rahmi
Dwi Muharani
Dwi Octavia Sari
Dona Alisa Purnama
Geby Orlance

Program Studi SI Farmasi


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2014

Anatomi Fisiologi Manusia


1
POTENSIAL MEMBRAN DAN POTENSIAL AKSI

Dosen Pembimbing : NOFRI HENDRI SANDI, M.Farm, Apt

Membran Sel
Membran sel (Membran Plasma) adalah selaput yang
terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia
lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid
dengan senyawa protein).
1. Lemak bersifat hidrofobik karena tidak larut dalam air.
2. protein bersifat hidrofilik karena larut dalam air.

Oleh karena itu, selaput plasma bersifat selektif


permeabel (hanya dapat memasukkan/dilewati molekul
tertentu saja) atau semipermeabel.

Transpor Zat melalui Membran


Sel
Proses Transport
1. Pasif : tidak memerlukan energi
2. Aktif : memerlukan energi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Difusi
Osmosis
Difusi Terfasilitasi
Pompa Kalium-Natrium
Endositosis
Eksositosis

Pasif

Aktif

1.

DIFUSI
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi
(kerapatan) tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan
energi.

2. OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari
kerapatan tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati satu
membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat
membran.

3. Difusi Terfasilitasi (Diifusi Terbantu)


Adalah difusi yang dibantu oleh protein kotranspor
Pembawa) atau dengan saluran protein(Protein Integral).

(Protein

4. Pompa Natrium-Kalium
Pompa Natrium-Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel
mengeluarkan energi untuk mengangkut kedua macam ion tersebut.
Salah satu fungsinya yakni Menimbulkan gradien konsentrasi Na +
dan K+ di kedua sisi membran plasma semua sel untuk menghasilkan
impuls saraf yang penting bagi fungsi sel saraf atau otot.

5. Endositosis dan Eksositosis


Endositosis artinya pemasukan zat ke dalam sel,
sedangkan eksostosis artinya pengeluaran zat dari dalam
sel. Proses ini tergolong transpor aktif dan melawan
dapat gradien kadar (dari konsentrasi rendah ke tinggi).

Potensial Membran
Potensial membran (bahasa Inggris: membrane potential, )
adalah beda potensial elektrik antara dinding sebelah luar dan
sebelah dalam dari suatu membran sel yang berkisar dari sekitar
-50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di
dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di luarnya).

Satuan : milivolt (mV) : 1/1.000 volt

Semua sel hidup memiliki potensial membran yang ditandai


oleh sedikit kelebihan muatan positif di sebelah luar dan sedikit
kelebihan muatan negatif di sebelah dalam.

Di dalam tubuh, ion-ion yang terutama berperan menimbulkan


potensial membran : Na+, K+, A- (protein intrasel bermuatan
negatif)

Ekstrasel : Na+ ; Cl Intrasel : K+ ; A- (fosfat dan protein)

PRINSIP POTENSIAL MEMBRAN


Potensial membran disebabkan oleh perbedaan komposisi ionik
dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler. Permeabilitas selektif
membran plasma, yang merupakan rintangan di antara kedua cairan
tersebut, mempertahankan perbedaan ionik tersebut.
Cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler mengandung berbagai
jenis zat terlarut, yang meliputi beragam zat yang bermuatan listrik
(ion).

Potensial Istirahat Sel


Sel saraf yang sedang beristirahat, seperti sel lain
dalam tubuh, mempertahankan perbedaan potensial
listrik (voltase) pada membran sel di antara bagian dalam
sel dan cairan ekstraselular di sekeliling sel. Voltase
dalam sel relatif pada keadaan istirahat berkisar antara
-50 milivolts (mV) sampai -80 mV terhadap voltase di
luar, bergantung pada kondisi neuron dan ekstraselular
yang mengelilingi sel.
Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan
positif di sisi luar membran sel.

Potensial Listrik Sel pada Keadaan yang Berbeda


ISTIRAHAT
Perpindahan ion antar
ekstrasel dan intrasel
(melalui membran sel)

Pasif:

Beda potensial listrik


antara ekstrasel dan
intrasel

+ + + +

Beda Kadar

_ _ _ _

Beda Muatan Listrik


Kemudahan
menembus membran
(saluran ion)
Aktif:

- 70 mV

POLARISASI
(Isoelektris)

K+ + + + +

Na+ Cl-

Na+ Cl-

Pompa Na - K

Ekstrasel: Na+

Cl -

K+

Intrasel: Na+ Cl -

K+

_ _ _ _

K+

POTENSIAL AKSI
Sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi,

yang merupakan perubahan cepat pada


potensial membran yang menyebar secara
cepat di sepanjang membran serabut saraf.
Komponen potensial aksi yaitu :

a. Kanal natrium bergerbang voltase


b. Aktivasi
c. Inaktivasi
d. Kanal kalium bergerbang voltase

A. Kanal natrium bergerbang voltase : Saat keadaan potensial


membran memiliki nilai -90 milivolt (potensial membran istirahat), gerbang
aktivasi dari kanal ini tertutup, dengan tujuan untuk mencegah masuknya
ion natrium melalui kanal ke bagian dalam serabut saraf.
B. Aktivasi : Ketika potensial membran istirahat menjadi kurang negatif
bila dibandingkan dengan pada saat keadaan istirahat, potensial akan
meningkat dari -90 milivolt menjadi 0, dan akhirnya mencapai suatu
voltase (biasanya berkisar antara -70 dan -50 milivolt). Keadaan ini
menyebabkan perubahan bentuk yang tiba-tiba pada gerbang aktivasi.
C. Inaktivasi : Kenaikan voltase yang sama besarnya dengan yang
membuka gerbang aktivasi juga akan menutup gerbang inaktivasi. Pada
saat iniliah potensial membran mulai pulih kembali ke keadaan istirahat,
atau yang biasa disebut debagai tahap repolarisasi.
D. Kanal kalium bergerbang voltase : Selama keadaan istirahat, gerbang
kanal ion kalium berada dalam keadaaan tertutup, dan ion kalium
terhalangi untuk melewati kanal ini menuju keluar.

Proses Timbulnya Potensial Aksi

1. Perangsangan listrik pada membran


2. Perangsangan kimia atau Pemberian zat
kimia
pada membran
sehingga
permeabilitasnya
terhadap
natrium
meningkat
3. Kerusakan mekanik pada membran
4. Suhu

Urutan tahap potensial aksi


yaitu :
a.
b.
c.
d.

Tahap Polarisasi(Istirahat)
Tahap Depolarisasi
Tahap Repolarisasi
Hiperpolarisasi

1. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)


Pada tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat,
sebelum terjadinya potensial aksi. Membran dikatakan
menjadi terpolarisasi selama tahap ini karena adanya
potensial memban negatif yang besar.
2. Tahap Depolarisasi
Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA
sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson.
Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan
potensial meningkat dengan arah positif atau Potensial
membran mengalami penurunan dari potensial istirahat;
potensial tersebut berkurang atau bergerak menuju 0 mV,
dibandingkan dengan potensial istirahat, lebih sedikit
muatan yang dipisahkan.

3. Tahap Repolarisasi
Pada tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat
sekali (sekitar satu per beberapa puluh ribu detik)
sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA,
saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih
daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung
cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial
membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini
disebut repolarisasi membran.
4. Hiperpolarisasi
Setelah tahap repolarisasi berakhir, dikenal suatu
kondisi yang disebut positive after potential. Keadaan ini
merupakan kondisi potensial membran yang lebih negatif
dari kondisi istirahat. Terjadi beberapa milidetik setelah
berakhirnya potensial aksi, terjadi akibat lambatnya
penutupan kanal ion K.

IMPULS
Impuls adalah rangsang atau pesan yang diterima oleh reseptor
dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat
juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf.

Mekanisme

Penghantar Impuls Saraf ada 2 yakni:

1. Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma

Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan


istirahat maka Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau
potensial istirahat. Jika neuron dirangsang dengan kuat,
permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah
meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion
Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma
berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau
potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati
membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada
bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan
menimbulkan arus listrik.
kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus,
sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf
akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian
yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali
dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan
fase refraktori atau undershoot.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian
vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Asetilkolin
kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor
yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya.
Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh
enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Fungsi- fungsi Fisiologi yang terjadi yang


diawali perubahan kelektrikan membran sel
1.

Efek Perpindahan Kalium saja pada


potensial
membrane:
Potensial
Keseimbangan K

Gradient konsentrasi K cendrung memindahkan


ion keluar sel karena membrane permeable
terhadap K. Maka ion berpindah keluar
membawa muatan positif keluar sehingga
muatan positif berada diluar dan muatan
negative berada didalam.
Karena anion protein besar, sehingga tidak dapat
berdifusi meskipun gradient konsentrasinya
besar lalu terbentuklah potensial membrane.
Karena akan terbentuk gradient listrik, maka K
yang bermuatan positif akan tertarik kedalam
sel. Sedangkan gradient konsentrasi mendorong
K keluar sel sehingga terdapat dua gaya yang
bekerja pada K.

2. Efek perpindahan Natrium saja pada potensial


membrane: Potensial Keseimbangan Na
Gradient konsentrasi Na akan memindahkan ion kedalam sel
menyebabkan timbulnya muatan positif didalam sel dan
meninggalkan muatan negative diluar. Perpindahan ini akan
berlanjut
hingga
tercapainya
keseimbangan
akibat
terbentuknya gradient listrik yang berlawanan yang sama
besarnya dengan gradient konsentrasi.

3. Efek bersama Kalium dan Natrium pada Potensial


Membran
Semakin besar permeabilitas membrane terhadap ion
maka semakin besar kecendrungan ion tersebut
mendorong potensial membrane kearah potensial
keseimbangann potensial ion tersebut. Karena membrane
dalam keadaan istirahat 50-7- kali lebih permeable
terhadap K dari pada Na maka K lebih mudah menembus
membrane dari pada Na.

POTENSI AKSI JANTUNG

Aktivitas

Listrik Jantung
Untuk dapat memompa darah, jantung harus berkontraksi yang
dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel
sel otot. Jantung berkontraksi secara berirama akibat potensial aksi
yang ditimbulkannya sendiri, disebut sebagai otoritmisitas.
Potensial

aksi terdiri dari 5 fase yang sesuai dengan peristiwa


elektrofisiologi tertentu yakni sebagai berikut:
1. Fase istirahat / fase 4
2. Depolarisasi cepat / fase 0 (upstroke)
3. Repolarisasi parsial / Fase-1 (spike)
4. Fase Plateau / Fase 2
5. Fase Repolarisasi cepat / Fase 3

1. Fase istirahat / fase 4 :


Dalam keadaan istirahat membran sel lebih permeabel terhadap
kalium dibandingkan dengan natrium. Karena itu sejumlah kecil ion
kalium merembes keluar sel dari daerah yang mempunyai kadar
kalium yang tinggi menuju kadar kalium lebih rendah. Dengan
hilangnya ion kalium yang bermuatan positif dalam sel, maka
muatan listrik bagian dalam sel tersebut relatif negatif.
2. Depolarisasi cepat / fase 0 (upstroke)
Depolarisasi sel terjadi akibat permeabilitas membran terhadap
natrium sangat meningkat. Natrium yang terdapat di luar sel
mengalir cepat masuk ke dalam. Masuknya ion natrium yang
bermuatan positif mengubah muatan negatif sepanjang membran
sel, sehingga bagian luar sel menjadi negatif sedangkan bagian
dalamnya menjadi positif.
3. Repolarisasi parsial / Fase-1 (spike)
Terjadi perubahan dari kadar ion dan timbul suatu muatan listrik
relatif. Tambahan muatan negatif di dalam sel menyebabkan muatan
positifnya agak berkurang. Sebagai efeknya sebagian dari sel itu
mengalami repolarisasi. Secara normal kadar klorida ekstrasel lebih
besar dari intrasel. Disini jumlah natrium berkurang sedangkan
jumlah klorida bertambah sehingga klorida akan masuk kedalam sel.

4. Fase Plateau / Fase 2


Fase ini tidak terjadi perubahan muatan listrik melalui membran
sel. Plateau terutama disebabkan oleh aliran ion kalsium ke dalam
sel secara perlahan-lahan. Disini terjadi peningkatan jumlah K dan Ca
dimana Ca++ masuk kedalam sel. Masuknya Ca++ kedalam sel
diimbangi dengan keluarnya kalium dari sel, sehingga terjadi
perubahan potensial membran. Masuknya kalsium kedalam sel
merupakan suatu trigger terjadinya kontraksi otot jantung.
5. Fase Repolarisasi cepat / Fase 3
Selama repolarisasi cepat maka aliran muatan kalsium dan
natrium ke dalam sel secara lambat diinaktifkan dan permeabilitas
membran terhadap kalium sangat meningkat. Kalium keluar dari sel
dengan demikian mengurangi muatan positif di dalam sel. Bagian
dalam sel akhirnya kembali ke keadaan yang relatif negatif dan
bagian luar sel kembali keadaan yang relatif positif.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai