Anda di halaman 1dari 27

Laboraturium Sedimentologi 2015

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Batuan Karbonat merupakan jenis batuan sedimen dengan komposisinya
mayoritas terdiri dari garam garam karbonat ( melebihi 50% ) yang terbagi atas
Batugamping dan Dolomit
Dalam Proses pembentukan, batuan karbonat bisa terjadi secara insitu dimana
organisme berperan dalam proses kimiawi ataupun biokimia yang terjadi. Namun bisa
juga akibat rombakan butiran yang tertransportasi dan terendapkan pada daerah lain.
Proses pembentukan batuan karbonat dapat pula terjadi akibat diagenesa batuan
karbonat lain.
Secara keseluruhan, batuan karbonat terbentuk pada lingkungan marine
sehingga kecil kemungkinan untuk menemukan dedritus yang berasal dari darat.
Dipandang dari nilai ekonomi, porositas pada batuan karbonat dapat menjadi
nilai ekonomi yang tinggi karena mampu menjadi tempat untuk terkumpulnya
minyak ataupun gas alam. Batuan karbonat mampu juga berfungsi sebagai reservoir
air dilihat dari porositas dan permeabilitasnya. Dan dengan mineral karbonat yang
mudah untuk bereaksi memungkinkan batuan karbonat tersebut menjadi wadah
terkumpulnya endapan endapan biji.
Dilihat dari tingginya nilai ekonomi batuan tersebut. Seorang pakar akan
beruntung apabila mampu menginterpretasi genesa dan energy pembentuk yang
menyusun dan mempengaruhi pembentukan batuan tersebut guna pencapaian
maksimal dalam eksplorasi

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 1

Laboraturium Sedimentologi 2015

I.2. Maksud dan Tujuan


a. Pemahaman lebih mendalam perihal batuan karbonat secara detail dan secara
keseluruhan
b. Pemahaman Genesa pembentukan batuan karbonat
c. Untuk mengetahui organisme yang membentuk batuan sedimen
d. Penginterpretasian secara langsung tentang lingkungan sekitar pengendapan
I.3. Dasar Teori
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang
dominan (lebih dari 50%) terdiri dari garam-garam karbonat, yang dalam prakteknya
secara umum meliputi Batugamping dan Dolomit.
Mineral utama dalam batugamping dan dolomite (dolostone) adalah aragonite
(CaCo3ortorombik), kalsit (CaCO3 rombohedral) dan dolomite [CaMg(CO3)2
rombohedral].
Aragonite adalah Kalsium karbonat murni, sedangkan kalsit biasanya tercampuri
denganunsure Fe dan Mg sekalipun sedikit. Magnesit (MgCO3) dan siderite (FeCO3)
ada dalam batuan karbonat, kedauanya jika hadir hanya dalam jumlah sedikit.
Araqgonit, kalsit dan dolomite biasanya sangat sukar di bedakan dalam sayatan tipis
batuan karena sifat optiknya banyak mempunyai kemiripan dan kembaran (pada
batuan metamorf menjadi pembeda yang mudah ditemukan) tidak akan tampak dalam
rombakan karbonat. Tes kimia dan Scanning Electron Microscope (SEM) di butuhkan
Nama : Ebel Natarana Harsono
NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 2

Laboraturium Sedimentologi 2015

untuk membedakannya. Mineral autigenik dapat juga hadir, contohnya kalsedon,


kuarsa, glaukonit, pirit, gypsum, anhidrit, dan feldspar alkali.
Sekarang ini klasifikasi deskriptif batugamping didasarkan utamanya pada
tekstur saat terendapkan sebagaimana diperlihatkan oleh jumlah proporsi lumpur
karbonat (karbonat mikrokristalin) dan rombakan (allochem). Komponen yang
terdapat dalam batugamping adalah sebagai berikut:
1. Butiran/ allochem adalah material karbonat yang berukuran lebih besar dari lanau
kasar, terdiri dari:
a. Fosil
b. Ooid
c. Pellets
d. Interklas
2. Kalsit mikrokristalin (mikrit)
Adalah butiran kalsit mikrogranular pada batugamping, berukuran <20 milimikron.
Mikrit dianggap mewakili asal lumpur karbonat. Awalnya lumpur karbonat
diendapkan berupa Kristal kalsit dan aragonite halus yang kemudian akan mengalami
rekristalisasi menjadi mikrit (lebih kasar dibandingkan lumpur) pada saat terlitifikasi.
3. Semen sparry (sparit), agak lebih jelas, adalah kalsit granular yang mengkristal
dakan ruang antar butir pada batugamping
Secara umum tektur batugamping dapat dibedakan menjadi:
1. Tekstur didukung oleh butiran
2. Tekstur didukung oleh lumpur
Tekstur pertama terdapat dalam batugamping yang didominasi oleh alochem
yang proporsinya jauh melebihi lumpur karbonat sehingga lumpur hanya mengisi
ruang-ruang anatar butiran. Sebaliknya tekstur ke-dua lebih didominasi oleh lumpue
Nama : Ebel Natarana Harsono
NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 3

Laboraturium Sedimentologi 2015

sehingga tampak butiran dilingkupi oleh lumpur. (R.L. Folk, 1959, dalam Gilbert,
1982) membagi batugamping berdasarkan kejadian mikrit dan jenis alochem.
Batuan berkomposisi keseluruhan terdiri kalsit mikrokristalin disebut mikrit,
yang mengandung alochem dalam matrik mikrit adalah allochemical micrite dan
dibagi berdasarkan jenis allochemnya. Batugamping mengandung allochem saja dan
diikat oleh semen sparry disebut saparite, dan jenis-jenis tergantung dari allochem
yang terkandung olehnya

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 4

Laboraturium Sedimentologi 2015

Klasifikasi Dunham (1962) dan Embry & Klovan (1971)


Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping, karena menurut
Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek yang tetap.
Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan
Folk (1959).
Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau grain
supported bila ibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas dalam
klasifikasi didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan
lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama nama tersebut dapat
dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya. Batugamping dengan
kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur karbonat disebut
mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran yang tidak saling
Nama : Ebel Natarana Harsono
NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 5

Laboraturium Sedimentologi 2015

bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya apabila antar butirannya saling


bersinggungan disebut packstone / grainstone.
Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham
punya istilah Boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang mengindikasikan
asal-usul komponenkomponennya yang direkatkan bersama selama proses deposisi.
Klasifikasi Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya tidak
perlu menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar nama
batuan. Kesulitannya adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik yang jadi dasar
klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di dalam sayatan hanya memberi
kenampakan 2 dimensi, oleh karena itu harus dibayangkan bagaimana bentuk 3
dimensi batuannya agar tidak salah tafsir. Pada klasifikasi Dunham (1962) istilahistilah yang muncul adalah grain dan mud. Nama-nama yang dipakai oleh Dunham
berdasarkan atas hubungan antara butir seperti mudstone, packstone, grainstone,
wackestone dan sebagainya. Istilah sparit digunakan dalam Folk (1959) dan Dunham
(1962) memiliki arti yang sama yaitu sebagai semen dan sama-sama berasal dari
presipitasi kimia tetapi arti waktu pembentukannya berbeda.
Sparit pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi
sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir setelah
butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang waktu, maka butiran akan
ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early
diagenesis. Dasar yang dipakai oleh Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah
fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supporteddiinterpretasikan terbentuk pada
energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada
lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya terbentuk pada
lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang
dapat mengendap.

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 6

Laboraturium Sedimentologi 2015

Klasifikasi Batuan Karbonat Menurut Dunham (1962)


Klasifikasi batuan karbonat menurut Embry dan klovan ini merupakan modifikasi
dari klasifikasi yang diusulkan oleh Dunham (1962).

Klasifikasi Batuan Karbonat Menurut Embry & Klovan (1971)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 7

Laboraturium Sedimentologi 2015

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Stop Site 1
(Foto 1. Foto Bentang
Alam Stop Site 1 )
Azimuth : N 325o E
Cuaca : Cerah

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 8

Laboraturium Sedimentologi 2015

Stopsite 1 berlokasi pada daerah Panggang dimana terdapat daerah ketinggian


yang merupakan akumulasi batuan karbonat. Bukit dan lembah terjal didaerah
tersebut terbentuk akibat adanya rekahan yang larut dengan resistensi lemahBatuan
karbonat ini tersusun atas 2 litologi yang berbeda beda dari atas ke bawah yaitu :
Packstone dan Mudstone.
Berikut adalah pendeskripsian batuannya :

Lapisan 1:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem9 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 50% Mikrit 31%

5. UKURAN BUTIR

: Lutite (<0,062)

6. STRUKTUR

: masiv

7. NAMA BATUAN

: Mudstone, Dunham (1962)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 9

Laboraturium Sedimentologi 2015

Azimuth : N 350oE
Cuaca : cerah
Lapisan 2:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Non Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem60 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 25% Mikrit 15%

5. UKURAN BUTIR

: Rudite (<2mm)

6. STRUKTUR

: masif

7. NAMA BATUAN

: Mudstone (Dunham, 1962)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 10

Laboraturium Sedimentologi 2015

II.2. Stop Site 2 (Daerah Panggang, Wonosari, Yogyakarta)


Pada Stopsite kedua bahan kajian merupakan sebuah singkapan yang berada
di barat dari jalan besar terdekat. Singkapan ini dikelilingi oleh pemukiman umu serta
perkebunan dari warga sekitar. Hal yang dilakukan merupakan pembuatan profil
kasar dari singkapan dan dari bentuknya dapat diketahui bahwa lapisan ini sudah
lapuk dilihat dari bentuknya yang dipenuhi lumut dan pada bagian puncaknya banyak
tumbuhan berbatang keras yang sudah tumbuh. Pencirian dari singkapan ini ditandai
oleh dua yakni batugampung terumbu yang berada pada bagian atas lalu laminasi dari
batugamping klastik pada bagian bawahnya dengan hasil pengukuran sebagai berikut

(Foto 4 . Foto singkapan stopsite 2)


Azimuth : N 350 E
Cuaca: Cerah

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 11

Laboraturium Sedimentologi 2015

(Foto 5 .Bentang
Alam stop site 2)
Azimuth : N 336oE
Cuaca : Cerah

Lapisan 1:
1. KONSTITUSI UTAMA
Nama : Ebel Natarana Harsono
NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 12

: Klastik

Laboraturium Sedimentologi 2015

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem9 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 50% Mikrit 31%

5. UKURAN BUTIR

: Lutite (<0,062)

6. STRUKTUR

: masiv

7. NAMA BATUAN

: Mudstone, Dunham (1962)

Lapisan 2:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem 30 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 40% Mikrit 30%

5. UKURAN BUTIR

: Lutite (<0,062)

6. STRUKTUR

: masif

7. NAMA BATUAN

: Packstone, Dunham (1962)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 13

Laboraturium Sedimentologi 2015

Lapisan 3:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem30 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 40% Mikrit 30%

5. UKURAN BUTIR

: Lutite (<0,062)

6. STRUKTUR

: masiv

7. NAMA BATUAN

: Wackestone, Dunham (1962)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 14

Laboraturium Sedimentologi 2015

Lapisan 4:
1. KONSTITUSI UTAMA

: non klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem 60 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 20% Mikrit 20%

5. UKURAN BUTIR

: arenit (1/4 1/6 mm)

6. STRUKTUR

: masif

7. NAMA BATUAN

: Floatstone, Dunham (1954)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 15

Laboraturium Sedimentologi 2015

(gambar 1. Profil stopsite 2)


Nama : Ebel Natarana Harsono
NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 16

Laboraturium Sedimentologi 2015

II.3. Stop Site 3 (Daerah Giripurwo, Wonosari, Yogyakarta)


Foto Bentang Alam

(Foto 10
.Bentang Alam stop
site 3)
Azimuth :N
070o E

Cuaca:Cerah

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 17

Laboraturium Sedimentologi 2015

Foto Singkapan

(Foto 11 . Foto singkapan stopsite 3)


azimuth :N 206 E
cuaca : cerah

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 18

Laboraturium Sedimentologi 2015

Stopsite tiga juga menunjukkan sebuah singkapan yang berada di pinggir jalan
di bagian barat daya dari jalan besar. Litologi batuan yang terdapat pada singkapan ini
dari tua ke muda antara lain Floadstone, Rudstone, Packstone dan paling muda adalah
Framestone yang berada di atas paling tinggi

Lapisan 1:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem60 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 20% Mikrit 20%

5. UKURAN BUTIR

: arenit (1/4 1/6 mm)

6. STRUKTUR

: masif

7. NAMA BATUAN

: Floatstone, Dunham (1954)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 19

Laboraturium Sedimentologi 2015

Lapisan 2:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Non Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem75 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 15% Mikrit 10%

5. UKURAN BUTIR

: arenit (1/4 1/6 mm)

6. STRUKTUR

: masiv

7. NAMA BATUAN

: Rudstone, Dunham (1954)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 20

Laboraturium Sedimentologi 2015

Lapisan 3:
1. KONSTITUSI UTAMA

: Klastik

2. JENIS KERANGKA/BUTIR

: Bioklastik

3. KONSTITUSI DETRITUS

: Allochem 30 %

4. MASSA DASAR

: Sparite 40% Mikrit 30%

5. UKURAN BUTIR

: Lutite (<0,062)

6. STRUKTUR

: masif

7. NAMA BATUAN

: Packstone, Dunham (1962)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 21

Laboraturium Sedimentologi 2015

(gambar 2. Profil stopsite 3)

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 22

Laboraturium Sedimentologi 2015

II.4. Stop site 4 (Pinggir Jalan Raya Panggang, Wonosari, Yogyakarta)


Stopsite terakhir ditemukan daerah dengan litologi batugamping yang berasal
dari proses soilifikasi yakni pembentukan soil dari batugamping yang dikenal dengan
Caliche. Dari pengendapan paling tertua terdapat Host Rock dan semakin muda yakni
secara berturut turut Transition dimana terdapat fosil pelecyphoda sempurna
( namun pecah saat akan disampling) lalu chalky, dilanjutkan Nodula Chalky yang
menjadi transisi antara Nodula dengan yang diatasnya yakni Nodula. Diatasnya
terdapat lapisan yang berlembar dengan nama Platty dan diatas Platty adalah Hardpan
yang berasal dari hasil presipitas gamping yang keras dan terakhir adalah Soil aktif
dimana terdapat tumbuhan yang berkembang secara aktif.untuk genesa dari Caliche
diperkirakan berasal pelapukan dari host yang terjadi akibat evaporasi lapisan atas
mengakibatkan terjadinya proses perkolasi dan pensemenan dibagian hardpan.
pengamatan langsung terlihat perbedaan warna dari bagian Host rock yang warnanya
coklat muda dan pada lapisan transition warna berubah menjadi putih yang
diperkirakan akibat dari proses air meteorik sebagai penyebab perubahan warna dan
terjadi proses perkolasi oleh air akibat dari evaporasi tubuh batuan sehingga terbentuk
Powder.

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 23

Laboraturium Sedimentologi 2015

Gambar 4. Foto Singkapan

(Foto 15 . Foto singkapan stopsite 3)


azimuth : N 304 E
cuaca : cerah

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 24

Laboraturium Sedimentologi 2015

Gambar 3. Fasies kaliche

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 25

Laboraturium Sedimentologi 2015

BAB III
KESIMPULAN
III.1.KESIMPULAN
Pada stopsite 1 berada didaerah Panggang . Di stopsite ini berada di suatu
ketinggian yang merupakan akumulasi dari batuan karbonat. Batuan karbonat ini
sudah mengalami proses pelapukan, hal ini ditunjukan dari adanya soil yang
merupakan hasil pelapukan dari batugamping. Batuan karbonat ini memiliki susunan
litologi yang berbeda beda dari atas ke bawah yaitu : Mudstone, Wackestone,
Floatstone, dan Rudstone
Pada stopsite ini singkapan berada di barat laut dari jalan utama, di bagian
selatan terdapat perkebunan milik warga dan di bagian tenggara terdapat rumahrumah warga. Singkapan di lokasi ini banyak yang sudah lapuk ditandai dengan
kenampakannya yang sudah berlumut dan ditumbuhi oleh banyak tanaman liar yang
berada di bagian atasnya, yang masih terlihat lumayan fresh cukup dikit dan berada di
bagian bawah dari singkapan tersebut. Singkapan di stopsite ini berupa batugamping
klastik dan batugamping terumbu.
Pada stopsite ini singkapan berada di barat daya dari jalan utama dan
lokasinya tepat berada di pinggir jalan, barat dari singkapan ini terdapat perkebunan
warga. Di stopsite ini terdapat litologi floatstone dan wackstone.
Pada daerah ini ditemukan batugamping bewarna putih merupakan lapukan
dari batugamping yang akan membentuk soil ( soilifikasi ) yang disebut calichie.
Calichie ini mempunyai urutan yaitu dari host, transtition , chalky , Nodule , Platy ,
Hardpan , dan soil. Pada bagian host, batugamping masih bewatna coklat muda,
sementara pada bagian transtition sudah bewarna putih, menandakan sudah terjadi
proses oleh air meteorik sehingga menjadi putih. Kemudian terjadi proses perkolasi
air yang diakibatkan oleh evaporasi pada tubuh batuan tersebut mengakibatkan pada
bagian ini air yang mengikat lepas, jadinya powder.

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 26

Laboraturium Sedimentologi 2015

DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktikum Sedimentologi Tahun Ajaran 2014/2015
rapuan.blogspot.com/.../batuan-karbonat...) diakses tanggal 12 Mei 2015

Nama : Ebel Natarana Harsono


NIM : 111.130.092
Plug : 16

Page 27

Anda mungkin juga menyukai