BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
Sesudah masa tunas/inkubasi selama 3-15 hari orang yang tertular dapat
mengalami/menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
1. Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyerinyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercakbercak perdarahan di bawah kulit.
3. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya
sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung
(epistaksis/mimisan), mulut, dubur dsb.
4. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan
syok/pre-syok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita
penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke
dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami
syok/kematian.
Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi,
pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa
menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
(Suharti, 2002)
2.1.3 Derajat DBD
1. Derajat I
Demam diikuti gejala spesifik, satu-satunya manifestasi pendarahan adalah
test Terniquet yang positif atau mudah memar.
2. Derajat II
Gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan pendarahan spontan,
pendarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
3. Derajat III
Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah,
hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab, dan penderita gelisah.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
4. Derajat IV
Syok berat dengan nadi yang tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat di
periksa, fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.
Setelah demam 2-7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tandatanda gangguan sirkulasi darah, penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya
dingin dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang
tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran
plasma yang ringan. (Suharti, 2002)
2. Secara Minis
Kasus DBD
a. Demam akut 2-7 hari, bersifat bifasik.
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa
1. Uji tourniquet positif
2. Petekia, ekimosis, atau purpura
3. Perdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bekas suntikan
4. Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia < 100.00/pl
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
2.2
Surveilans Epidemiologi
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
10
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
11
data.
Pengumpulan
data
terhadap
perorangan
perlu
juga
2.3 Puskesmas
2.3.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalm bentuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab ats
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalm wilayah kerjanya. (Hatmoko, 2006)
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
12
Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realisize,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Rangkaian maajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala
prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang
berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga
dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
(Hatmoko, 2006)
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
13
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi Puskesmas
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
14
(AJB)
serta
hasil
kegiatan
PJB
yang
dilakukan
surveilans
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
15
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
16
menurut
desa/kelurahan
dan
dilaporkan
ke
dinas
kesehatan
kecenderungan
situasi
penyakit
dilakukan
dengan
menjumlahkan penderita DBD dan SSD per tahun sejak kasus ditemukan.
(Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2005)
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
17
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak,
yaitu serangan penyakit), lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup
global (pandemi). Penyakit-yang-umum yang terjadi pada laju yang konstan
namun cukup tinggi pada suatu populasi disebut sebagai endemik.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
18
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
19
Gambar 2.2
Alur Pelaporan Data DBD
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
20
2.7 Sistem
2.7.1 Pengertian sistem
Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang
saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan
lingkungan.
Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut L. Ackof, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau
fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama
lainnya. (www.gunadarma.ac.id, 3 Desember 2008)
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
21
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
22
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
23
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Setiap sistem informasi menyajikan tiga gatra pokok, yaitu:
1. Pengumpulan dan pemasukan data
2. Penyimpanan dan pengambilan kembali (retrieval) data
3. Penerapan data, yang dalam sistem informasi terkomputer termasuk
penayangan (display),
Suatu sistem informasi terkomputer pada asasnya terdiri atas lima komponen
yang menjadi sub-sistemnya, yaitu:
1. Pelambangan (encoding) data dan pemprosesan masukan
2. Pengolahan data
3. Pengambilan kembali data
4. Pengolahan dan analisis data, dan
5. Penanyangan data
Suatu sistem informasi dibuat untuk suatu keperluan tertentu atau untuk
memenuhi permintaan pengguna tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem
informasi berbeda-beda bergantung pada macam keperluan atau macam
permintaan yang harus dipenuhi.
(www.gunadarma.ac.id, 3 Mei 2009)
sistem
informasi
sering
disebut
sebagai
proses
dapat
dikategorikan
sesuai
dengan fase/tahapan
dalam
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
24
1. Perencanaan
Biasanya pada fase perencanaan ini dapat dilakukan investigasi awal dan
kelayakan proyek (teknis, ekonomi dan operasional/organisasi) dan bagian
pengembangan yang perlu diperhatikan antara lain adalah Information security
policy Standard, legal issues Early validation of concepts.
2. Analisa
Pada fase ini diperlukan hal-hal berikut ini sebagai melakukan kegiatan untuk
aspek pengembangannya adalah hreat, vulnerabilities, security requirements,
reasonable care, due diligence, legal liabilities, cost/benefit analysis, level of
protection desired, develop test plans, validation
3. Perancangan
Pada fase ini juga diperlukan kegiatan-kegiatan berikut ini yang berkaitan
dengan aspek pengembangan yakni Incorporate security specifications, adjust
test plans and data, determine access controls, design documentation,
evaluate encryption options, design access control,consider business
continuity issues, verification
4. Implementasi
Pada fase implementasi biasanya terkait dengan pemrograman, instalasi dan
rencana pemeliharaan , adapun kegiatan-kegiatan berikut ini yang berkaitan
dengan aspek pengembangan yakni Develop information security-related
code, implement unit testing, incorporate other modules or units, support
business continuity plan, develop documentation.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
25
Gambar 2.4
Bagan Konsep Pengembangan Sistem
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
26
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
27
SPESIFIKASI
Mengurangi resiko dan meningkatkan kepuasan
pengguna.
Metodologi
Teknologi
Faktor-faktor kritis
Efek Interdisiplin
Kognisi
Pertimbangan perilaku
Harapan-harapan pengguna
Lingkup penggunaan
Umum
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
28
generasi
ke-empat
(4GT),
dimulai
dengan
pengumpulan
Sistem,
menganalisis
dan
mendefinisikan
masalah
dan
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
29
instalasi
dan
testing
terhadap
perangkat
keras
dan
Gambar 2.6
Model Pengembangan Sistem SDLC
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
30
Tabel 2.2
Profile Prototyping Development Model
KATEGORI
Evolusi (dari) gol
POKOK-POKOK
Menanggulangi resiko baru-baru ini implementasi
di/dalam siklus pengembangan lama.
Metodologi
Iterative
Teknologi
Faktor-faktor kritis
Efek interdisiplin
ekspektasi pemakai.
Masalah alami
Proyek
kecil-kecilan
tetapi
mungkin
menjadi
Umum
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
31
Algoritma
input
yaitu
algoritma
sistem,
algoritma
pemrograman.
2.
Desain
dikomunikasikan
cara
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
32
output
yang
diinginkan
sesuai
kebutuhan
pengembangan.
Membuat Daftar Jumlah Output
Urutkan output dari yang terpenting sebagai tujuan utama
hingga yang hanya sebagai pelengkap (output sebagai aksesoris
jangan dilihat).
Membuat Klasifikasi Software
Mengumpulkan informasi mengenai software sesuai dengan
klasifikasi, fungsi dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan prototype.
Melihat Kompabilitas Software
Membuat
perangkat
software
berdasarkan
kebutuhan
pengembangan prototype.
Mendeskripsikan software yang digunakan.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
33
fungsi
pada
software
yang
dapat
mendukung
pengembangan prototype.
Membuat Desain Interface Proses
Melakukan desain visual interface (menggambarkan secara dua
dimensi dahulu) tetapi sudah berdasarkan software yang
dipilih.
Simulasi Sesuai Algoritma Proses
Melakukan pemeriksaan pada alur interface sesuai algoritma
yang dibuat.
d. Software Modelling
Sistem perangkat lunak memiliki model yang fleksibel untuk
probelm case yang sesuai.
Cek Algoritma untuk Setiap Proses
Periksa kembali setiap algoritma pada tiap proses serta pada
interface.
Konversi Algoritma ke dalam Fungsi
Melakukan konversi algoritma kedalam logika software yang
dipilih.
Simulasi Secara Logika
Melakukan simulasi dengan komunikatif sesuai software.
e. Akurasi Waktu
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
34
Efektifitas dan efisiensi waktu yang sesuai baik dalam time running
ataupun time progressnya.
2. Formulasi
Formulasi adalah rancangan logik yang tersusun dalam logika sistematis,
matematis dan realistis yang dituangkan ke dalam bentuk algoritma,
Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Entity Relational Diagram.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
35
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
36
Kapasitas Database
Memuat data banyak tetapi ketepatan dan kecepatan akses
efisien dan efektif.
untuk
kepentingan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan.
2. Desain Protoype
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
37
1. Teknologi
Sistem dapat diterima oleh teknologi minimum dan maksimum terkini.
2. Konfigurasi
Mudah untuk mendapatkan konfigurasi teknologi untuk menjalankan
sistem serta prosedur konfigurasi sistem yang optimal.
3. Kapasitas Sistem
Sistem memiliki ukuran intalasi yang efisien dan efektif sesuai kebutuhan
dan kemapuan teknologi.
4. Respon Time dan Monolog Time
Waktu yang diperlukan sistem secara keseluruhan untuk melakukan
fungsi-fungsi fasilitas baik input, proses, output dan kendali dengan efisien
dan efektif.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
38
biasanya
ingin
cepat
menyelesaikan
proyek.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
39
Gambar 2.7
Jenjang Data
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
40
Gambar 2.8
Konsep Sistem Basis Data
PEMAKAI/PEMROGRAM
SISTEM BASIS
DATA
SMBD
PROGRAM APLIKASI
PERANGKAT LUNAK
PEMROSES
PROGRAM/PERTANYAAN
PERANGKAT LUNAK
PENGAKSES DATA
DEFINISI DATA
(META DATA)
BASIS DATA
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
41
data dengan perangkat lunak yang secara umum dapat digunakan untuk
melakukan proses pada data dalam hal pendefinisian, penyusunan dan manipulasi
basis data.
Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) juga merupakan salah satu
perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah basis data yang memelihara
integrasi logis antar file, baik langsung maupun tidak langsung. SMBD akan
menentukan bagaimana data diorganisasi mulai dari penyimpanan, pengubahan
dan pemakaian data kembali serta pengamanan dan pemakaian data secara
bersama. (McLeod, 1998)
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
42
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Dari uraian dua bab terdahulu, maka kerangka konsep pengembangan
Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan DBD Berbasis Komputer di
Puskesmas Beji Kota Depok dapat diuraikan dengan pendekatan sistem, yaitu
input, proses dan output.
Gambar 3.1
Bagan Sistem Pencatatan dan Pelaporan DBD Berbasis Komputer
Berdasarkan Pendekatan Sistem
Input
Proses
Output
1. Laporan bulanan
program DBD (laporan
1. Data penderita/
tersangka DBD
2. Data pelaksanaan/
hasil PE
3. Data
penanggulangan
analisis data
3. Penyajian data
2. Distribusi penderita
DBD per RW per tahun
3. Penentuan musim
penularan DBD
focus
4. Kecenderungan Penyakit
DBD
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
43
Proses
1. Pencatatan data
Memasukan data tersangka atau penderita DBD ke dalam basis data dan
verifikasi data dari kemungkinan pencatatan data berulang.
Analisis
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
44
3. Penyajian data
Penyajian informasi yang dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik guna
memberikan informasi yang lebih jelas kepada pembaca informasi.
Output
1. Laporan Bulanan DBD
Laporan bulanan adalah laporan kasus penderita/tersangka DBD yang terjadi
dan dilaporkan setiap bulannya, termasuk juga laporan hasil kegiatan
penanggulangan focus yang telah dilaksanakan pada bulan yang sama.
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia
45
Universitas
Indonesia
Universitas
Indonesia