GESERAN (TRANSLASI)
A. Ketentuan dan Sifat-sifat
Dalam bab setengah putaran, dijelaskan bahwa setengah putaran dapat ditulis
sebagai hasil kali dua pencerminan, yaitu kalau A sebuah titik yang diketahui dan g
dan h dua garis yang tegak lurus di A maka S A M g M h . Dalam bab ini akan dibahas
hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.
Teorema 10.1
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar. Apabila ada dua titik A danB
maka AA" BB" dengan A" M h M g ( A) dan B" M h M g (B)
Pembuktian:
( )
( ).
Kita tentukan sebuah sistem koordinat dengan g sebagai sumbu-y dan sebuah garis
tegak lurus dengan g sebagai sumbu-x.
Y
X
h
g
Ambil titik A dan B sebarang dengan AB dan
Andaikan A=(a1, a2) dan B=(b1, b2)
( )
( )
) dan
( )
(
)
)
((
(
( )
) dan
( )
( )
(
((
)
)
(
)
2n a1 b1 a2 b2
,
2
2
Maka N
2n a1 b1 a2 b2
,
dan A=(a1, a2)
2
2
Diperoleh N
2n a1 b1
a b
a1 ,2 2 2 a2
2
sehingga S N ( A) 2
2n b1 , b2
B"
Dengan demikian maka
Jadi setiap ruas berarah, dengan pangkal sebuah titik dan berakhir di titik petanya oleh
MhMg adalah ekivalen dengan setiap garis berarah seperti di atas. Jadi hasil
transformasi MhMg adalah seakan-akan menggeser setiap titik sejauh jarak yang sama
dan searah. Transformasi demikian dinamakan translasi(geseran).
Definisi :
Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada ruas garis berarah
sehinga setiap titik P pada bidang menjadi P dengan G(P) = P dan
Setiap ruas garis berarah menentukan sebuah translasi. Kalau suatu garis berarah
maka dengan lambang GAB dimaksudkan sebagai sebuah geseran yang sesuai dengan
180
Teorema 10.2
Apabila maka
Bukti:
Dipunyai AB CD
Ambil x sebarang
Misalkan GAB ( x) x1 dan GCD ( x) x2
Maka xx1 AB dan xx2 CD
Karena AB CD maka xx1 xx2
Ini berarti bahwa x1 = x 2
Jadi GAB GCD
Teorema 10.3
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan sebuah garis berarah
tegak lurus pada g dengan
dan D
. Apabila
( )]
( )
maka
GAB=MhMg
Bukti:
Ambil titik P sebarang.
Misal P=GAB(P) dan P=MhMg(P)
Akan dibuktikan P=P
Menurut definisi geseran
Karena
Karena
, maka
maka
( )
akibatnya P=P
Jadi GAB(P)=MhMg(P)
Karena P titik sebarang maka GAB=MhMg
Catatan
1. Dari teorema di atas dapat disimpulkan bahwa setiap geseran GAB dapat ditulis
sebagai hasilkali dua refleksi pada dua garis yang tegak lurus pada
berjarak
.
181
dan
2. Jika
maka GAB=MhMg=MnMh.
n
3. Karena setiap geseran sebagai hasilkali dua reflexi sedangkan reflexi adalah suatu
transformasi maka suatu geseran adalah suatu transformasi yang merupakan
isometri. Jadi suatu reflexi adalah suatu isometri. Suatu geseran adalah suatu
isometri langsung sebab setiap reflexi adalah suatu isometri lawan.
Teorema 10.4
Jika GAB sebuah geseran maka (GAB )-1 = GBA
Bukti:
Geseran adalah hasil kali dua refleksi (Teorema 10.3)
Refleksi adalah trasformasi (Teorema 3.1)
Tiap transformasi memiliki balikan (Teorema 6.1)
Maka setiap geseran memiliki balikan
Perhatikan gambar berikut:
g
h
n
|
|
GAB(A)=MhMg(A)
GAB(A)=MnMh(A)
=Mh[Mg(A)]
=Mn[Mh(A)]
=Mh(A)
=Mn(B)
=B
=B
Sedangkan
GBA(B)=MhMn(B)
GBA(B)=MgMh(B)
=Mh[Mn(B)]
=Mg[Mh(B)]
=Mh(B)
=Mg(A)
=A
=A
Teorema 10.5
Jika GAB sebuah geseran sedangkan C dan D adalah dua titik sehingga
maka
GAB = SCSD
Bukti :
Andaikan
,k
g di C, m
g di D (gambar 10.5)
B
g
D
C
m
k
Gambar 10.5
Maka ruas garis berarah dari k ke m. Karena
( Berdasarkan Teorema 10.3) .(*)
183
sedangkan SD = MmMg
g
D
m
(Menurut Teorema 7.1 andaikan D sebuah titik serta g dan m dua garis tegak
lurus yang berpotongan di D, maka SD = MmMg )
dan SC = MgMk
(Menurut Teorema 7.1 andaikan C sebuah titik serta g dan m dua garis tegak
lurus yang berpotongan di C, maka SC = MgMk )
g
C
k
Jadi :
SCSD = (MmMg)(MgMk)
= Mm (MgMg) Mk
= M m I Mk
(Transformasi identitas)
= MmMk (**)
Berdasarkan (*) dan (**) diperoleh :
GAB = SCSD
CONTOH:
Jika A = (3,-1), dan B = (1,7) dan C = (4,2) adalah titik-titik yang diketahui
tentukan sebuah titik D sehingga
184
JAWAB:
Y
10
9
8
B
7
6
5
4
3
2
1
1
-1 0
-1
-2
-3
-4
Pilih
maka
tengah maka
Atau
]
(
) sehingga
)]) atau
). Apabila D titik
(3,6).
Teorema 10.6
Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran
adalah
suatu
setengah putaran.
Bukti:
Andaikan
suatu geseran.
Ambil titik C sebarang dan misal ada titik E yang tunggal sehingga
Ambil titik D sehingga D merupakan titik tengah , berarti
Menurut teorema 10. 5,
]
185
Jadi, komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu setengah
putaran.
Akibat :
Andaikan
dan
Bukti :
Diperoleh berturut-turut
atau
Karena titik X sebarang, Jadi bisa diubah menjadi sebarang titik, kita misalkan
titik D maka diperoleh
dengan AD = BC.
Jadi, jika
dan
Teorema 10.7
Hasil kali dua translasi adalah sebuah translasi
Bukti :
Andaikan dua buah geseran yaitu GAB dan GBC
B
Diperoleh
( )
dan
( )
186
Jika
dikomposisikan dengan
( )
maka didapat
melalui A
( )]
( )
( )
Berarti
( )
Berarti
( )]
( )
Berarti
sehingga diperoleh
( )
Jadi
Atau
Pembuktian menggunakan teorema 10.5
Ambil titik P, Q sebarang sehingga dan titik R sehingga
Diperoleh
Jika
dan
dikomposisikan dengan
(
)(
(
maka diperoleh
)
)
(assosiatif)
(Identitas transformasi)
(Identitas transformasi)
Karena
maka diperoleh
Jadi
187
Teorema 10. 8
Jika
Bukti :
Ambil titik P(x, y) dengan T(P) = (x + a, y + b)
, berarti
( )
Missal
(
Jadi, ( )
( )
Artinya
Ini berarti
dan
dan
Karena
188
g dan
gdan sehingga
.Lukislah :
a. Garis h sehingga
b. Garis k sehingga
c. Garis m sehingga m
d. Titik C sehingga
3. Diketahui garis garis g dan h yang sejajar dan sebuah titik A tidak pada garis garis
trersebut.
a. Lukislah titik B sehingga
b. Lukislah titik C sehingga
4. Diketahui titik A, B, C, D, P dan garis g seperti anda lihat pada gambar
B
A
C
P
g
189
Lukislah :
a.
b. Garis h sehingga
c.
d.
5. Nyatakanlah P dengan R dalambentuk yang paling sederhana :
a.
b.
c.
R
R
R
maka
dengan
, maka
(g), maka g // g
190
g dan sehingga
9. Diketahui titik titik A = (2,1) dan B =(5,-3).G sebuah geseran yang membawa A ke
B.
a. Jika C = (4,2) tentukanlah G(C)
b. Jika P = (x,y) tentukanlah G(P)
10. Jika A = (2,1) dan B = (3,4) sedangkan g =
a.
tentukanlah :
jika P = (x,y)
b. Titik D sehingga
c. Sebuah persamaan untuk garis h dengan h
191
(g)
Untuk semua titik P = (x, y), S ditentukan sebagai S(P) = (x+a, y+b).
192
=2
193
JAWABAN TUGAS 1
1. Diketahui Titik-titik A, B, dan C yang tak segaris
C
A
A=GAB(B)
B=GAB(A)
b. Lukislah GAB(C)
C=GAB(C)
C
B
h
GAB(A) =B
MhMg(A)=B
} GAB=MhMg
C
A
B
g
194
GAB(A)= B
MhMg = Mh(Mg(A))=Mh(B)=B
} MhMg=GAB
GAB(A)= B
MgMk = Mg(Mk(A))=Mg(A)=B
GAB (m) = B
m = GAB(m)
m = B
195
MgMk=GAB
GAB(C) = B
Mg(A)=A
B= Mh(A)
C= Mg(A )
Mh(A)=A
196
B
A
C
P
Lukislah !
a) GCD GAB (P)
P
P
P
GAB (P) = P
dimana PP = AB
GCD (P) = P
dimana PP = CD
c)
GBA (P) = P
dimana PP = BA
GCD (PP) = P
dimana PP = CD
197
h
g = GABGDC (h)
h = GDC (h)
d) G3AB (P)
P = G3AB (P)
P
P
P
5. Nyatakanlah P dengan R dalam bentuk yang paling sederhana:
a. GABGCD(P)=R
b.
SAGBC(P)=R
c. (GAB)-1 Mg(P)=R
Penyelesaian: ??
198
(Benar)
Bukti:
Ambil sembarang titik P.
Jika GABGAB(P)=P4 dan GCD(P)=P5, maka akan dibuktikan P4=P5.
Karena GAB(P)=P2 maka
GAB(P2)=P4 maka
dan
GABGAB(P)=P4 maka
, akibatnya P4 P5 .
Sehingga
Jadi GABGAB(P)= GCD(P).
, maka
199
(Benar)
Jawab :
Jelas g dan h
Persamaan garis
Jadi
Misal A
m k pers m
garis g
,A
m k
mel lui c se i
AB
)
)
Jadi C(-1,5)
Persamaan garis h AB dan melalui C(-1,5)
Jadi g : y =
h:y=
8. Diket: Titik-titik A(-1,3), B(-5,-1), dan C(2,4).
200
mi poi t
( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2 ( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2
( x2 2) 2 ( y2 4) 2 (5 1) 2 (1 3) 2
( x2 2) 2 ( y2 4) 2 (4) 2 (4) 2
Sehingga x2 2 4 x2 2 dan y2 4 4 y2 0.
Jadi C' GAB (C) (2,0).
b. Tentukan persamaan garis-garis g dan h sehingga C g dan sehingga
MhMg= GAB.
Penyelesaian:
mAB
Jelas
y2 y1 1 3 4
1.
x2 x1 5 1 4
1 mg 1
mg 1.
Karena g//h maka mg mh 1.
Misal garis h melalui titik D maka
Sehingga diperoleh
CD 12 AB
CD2 14 AB 2
( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2 14 [( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2 ]
( x2 2) 2 ( y2 4) 2 14 (5 1) 2 14 (1 3) 2
( x2 2) 2 ( y2 4) 2 ( 12 4) 2 ( 12 4) 2
201
Jadi x2 2 12 4 x2 0 dan y2 4 12 4 y2 2.
Jadi titik D(0,2).
Jadi persamaan garis g yang melalui titik C(2,4) dengan mg 1 adalah
y y1 m( x x1 )
y 4 1( x 2)
y 4 x 2
y x 6
dan persamaan garis h yang melalui titik D(0,2) dengan mh 1 adalah
y y1 m( x x1 )
y 2 1( x 0)
y 2 x
y x 2.
maka
sehinggga
dan
Jadi C(7,-2)
b.
dengan
misal
maka
sehingga
dan
Jadi
202
GAB ( A) B
GAB ( D) (1,3)
GAB ( x1 , y1 ) (1,3)
( x1 1, y1 5) (1,3).
Sehingga x1 1 1 x1 0 dan y1 5 3 y1 2.
Jadi titk D(0,-2).
c.
h G AB ( g ) G AB ( y 2 x 4)
y 5 2( x 1) 4
y 5 2x 2 4
2 x y 3.
203
h sehingga h GAB (g ).
JAWABAN TUGAS 2
1. Diketahui ruas garis berarah
a) Tentukan GABSC(P)
Penyelesaian :
GABSC(P)=GAB[SC(P)]
=GAB(P)
=P
dengan
b) Tentukan SCGAB(P)
Penyelesaian :
SCGAB(P)=SC[GAB(P)]
=SC(P)
dengan
=P
berarti
=D
dengan
berarti
=X
Jadi titik X adalah titik tengah
dimana
204
Berdasarkan teorema 10. 5 titik C dan titik D terletak pada satu garis
dimana,
2
b) Tentukan E sehingga SASBSC=SE
Penyelesaian :
Berdasarkan akibat dari teorema 10. 6 diperoleh titik E segaris dengan titik
C dimana,
c) Tentukan F sehingga GABSC=SF
Penyelesaian :
Berdasarkan teorema 10. 6 diperoleh titik F adalah titik tengah
berarti
dimana,
3. Diketahui empat titik, tiap tiga titik tak segaris, A, B, C dan D. lukislah :
a) Titik E sehingga GCDGAB=GAE
205
dengan
=P
dengan
(1)
Jadi,
G2G1(P)=G2[G1(P)]
=G2(P)
dengan
=P
dengan
Jadi,
(2)
maka E=(1+[x+3],0+[y-8])
=(4+x,y-8)
maka,
x=-1
207
y=18
Jadi koordinat D=(-1,18)
8. Andaikan A=(a1,a2) dan B=(b1,b2). Dengan menggunakan koordinatkoordinat. Buktikan :
a) SBSA adalah suatu translasi
Penyelesaian :
Ambil titik P(x,y) sebarang
SBSA(P)=SB[SA(P)]
=SB(2a1-x,2a2-y)
=(2b1-2a1+x,2b2-2a2+y)
=[x+2(b1-a1),y+2(b2-a2)]
Penyeleesaian :
Ambil titik P(x,y) sebarang
Dari hasil a) diperoleh P=[ x+2(b1-a1),y+2(b2-a2)]
=( b1a1,b2-a2)
=[ x+2(b1-a1)-x,y+2(b2-a2)-y]
=[ 2(b1-a1),2(b2-a2)]
=2( b1a1,b2-a2)
=2
Jadi terbukti
208
SASB(L)=SA[2.(-3)-0,2.5-0]
=SA(-6,10)
=[2.2-(-6),2.1-10]
=(10,-8)
Jadi L={(x,y)|(x-10)2+(y+8)2=4}
209
210
BAB XI
PUTARAN (ROTASI)
A. Ketentuan dan Sifat-Sifat Sederhana Putaran
1. Pengertian Sudut Berarah
Definisi : Sebuah sudut berarah adalah suatu sudut, yang salah satu kakinya
ditentukan sebagai kaki awal dan kaki yang lain ditentukan sebagai kaki
akhir.
Untuk melambangkan bahwa suatu sudut misalnya
sudut berarah dengan sinar BA sebagai kaki awal dan BC sebagai kaki akhir,
kita tulis
ABC. Lambang
ABC) = m (
m(
ABC) = -m(
m(
ABC) = 45
m(
ABC) = -45
GHI) = 150
Z
Y
N
R
X
P
m(
m(
PNM) = -90
m(
T
RST) = -150
Gambar 11.1
211
m( XYZ) = 30
Apabila
M(
ABC =
ABC =
CBA sehingga
CBA).
ABC, berlaku m(
Ini disebabkan orientasi ganda (BAC) selalu lawan orientasi ganda (BCA).
2. Sudut Antara Dua Garis
Apabila ada dua garis berpotongan yang tidak tegak lurus, maka sudut antara
kedua garis itu kita pilih sudut lancip. Sebab ada dua sudut yang bertolak
belakang, satu pasang lancip dan satu pasang tumpul.
Pada gambar 11.2 besarnya sudut antara garis s dan garis t adalah 70,
sedangkan besarnya sudut antara s dan u adalah 80.
t
t
C
70
s
A
30
B
P
s
Gambar 2
Gambar 3
Kita sekarang akan lebih merinci sudut antara dua garis sebagai berikut.
Andaikan garis s dan garis t berpotongan dititik A (gambar 11.3). Andaikan
P sebuah titik pada s sedangkan
B dan C dua titik t sehingga A terletak antara B dan C. Jika
maka dikatakan bahwa sudut dari s ke t adalah sudut
tumpul, maka sudut dari s ke t adalah
Pada gambar 11.3 jika m(
PAB lancip,
PAB. Jika
PAB
PAC.
adalah
m( CAP) = 30
212
t
C
B
70
30
s
A
E
F
Pada gambar 11.4 anda akan dapat melihat bahwa:
1. sudut dari s ke t : m( APB) = 70
2. sudut dari s ke u : m( DPC) = -80
3. sudut dari u ke t : m( CPB) = -30
Sehingga dapat dikatakan bahwa sudut berarah dari satu garis ke garis
lain dapat berkisar antara -90 hingga +90. sedangkan sudut antara dua garis
dapat berkisar antara 0 dan 90.
Dengan didasari oleh sudut-sudut berarah di atas kita sekarang dapat
menyelidiki lebih lanjut hasil kali refleksi-refleksi yang sumbu-sumbunya
tidak saling tegak lurus dan juga tidak sejajar. Sifat ini dituangkan dalam
teorema berikut.
Teorema 11.1
Andaikan s dan t dua garis yang tidak saling tegak lurus dan yang
berpotongan di titik A. Andaikan P dan Q dua titik yang berlainan dengan
A, maka m( PAP) = m( QAQ), dengan P = M t M s (P) dan Q =
M t M s (Q).
Bukti:
Kasus 1. Andaikan P dan K terletak pada garis s (gambar 11.5.a)
213
P
K
t
A
K
P
Gambar 11.5.a
--
P
=
t
-K
=
P
P
Gambar 11.5.b
Kasus 2. Apabila kedudukan P seperti dalam gambar 11.5.b maka m(
PAK) = m( PAK) + m( KAP). Sedangkan m( KAK) = m(
KAP) + m( PAK). Sehingga m( PAP) = m( KAK).
214
P
K
P
t
K
P
Gambar 11.5.c
Kasus 3. Dengan cara yang serupa untuk kedudukan P seperti pada gambar 11.5.c,
dapat pula dibuktikan bahwa m (
PAP ) = m (
buktikan sendiri.
Jadi untuk setiap titik P A kita peroleh
m( PAP) = m (KAK)
begitu pula untuk titik Q :
m(QAQ)=m(KAK)
sehingga
m(QAQ)=m(PAP)
jadi oleh transformasi MtMs setipa titik berputar dengan sudut berarah yang sama
mengelilingi titik yang sama.
3. Rotasi
Definisi : Andaikan A sebuah titik dan sebuah bilangan yang memenuhi 1800 < < +1800. Sebuah rotasi mengelilingi A adalah sebuah padanan RA :
V
1. RA (A) = A
2. Jika P A maka RA (P) = P sehingga m (PAP) = dan AP = AP
215
Teorema 11.2 : jika s dan t dua garis yang tidak tgak lurus dan yang
berpotongan di A dan jika sudut antara garis s ke garis t adalah , maka RA
= MtMs.
t
P
A
P
Bukti :
Andaikan sebuah titik P A dan titik K A pada s. Andaikan K = MtMs (K)
maka m(KAK) = 2 x = . Jika P = MtMs (P)
maka menurut teorema 11.1 m(PAP) = m(KAK).
Sehingga m(PAP) = .
Berhubung A = MtMs (A) = A dan berhubung MtMs sebuah isometri maka
PA = PA atau PA = PA. Menurut ketentuan maka MtMs = RA. Menurut
teorema di atas, komposit dua refleksi terhadap dua garis yang berpotongan
tidak tegak lurus adalah sebuah rotasi dengan titik potong kedua garis itu
sebagai pusat.
Jika kaki-kaki sudut BA dan BC membentuk dua sinmar yang berlawanan arah,
sehingga misalnya (CBA), kita juga dapat mengatakan bahwa BA U BC adalah
sudut ABC dengan ukuran 180. Kita dapat menulis m(ABC) = 180 atau
m(ABC) = -180 dengan perluasan konsep sudut ini, kikta juga dapat
mendefinisikan rotasi dengan sudut ukuran +180 atau -180. Maka rotasi
demikian tidak lain suatu setengah putaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa :
Akibat 1 : hasil kali dua refleksi pada dua garis adalah suatu rotasi atau suatu
translasi.
Oleh karena setiap rotasi dapat diuraikan sebagai dua refleksi garis, maka
Akibat 2 : Setiap rotasi adalah isometri langsung.
216
1). Andaikan s = AP, t garis bagi <PAP. Andaiakan besarnya sudut dari s ke t
adalah
2). Andaikan u = AP dan v sebuah garis yang melalui A, ehnga besarnya sudut
dari u ke v adalah
Teorema 11.3 : hasilkali dua rotasi adalah sebuah rotasi atau sebuah translasi.
Bukti :
t
y
01
AA
02
t
B
t
Gambar 11.10
217
u
s
2 RAA,
1=
maka RA,
= dan RB,
= Ms,Mt
(MU, MS)
(MS,Mt) = Mu,Mt
Apabila u//t, maka RB,
RA,
2.
= RB,
RA,
dan
2?
2)
2).Sehingga
1+
sedangkan m (<
2).
2,Jika
= 140 dan
1+
) 360.
1. 0 < l
2.
3.
1+
4.
1+
RA,
2l
2 >180
2
1=
Rc,
180 maka
, maka
= (
=(
>
2,
- 360
Kalau RB ,
1
1
2)
360.
2)
+ 360.
218
=-