Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Abortus merupakan salah satu penyebab kematian ibu di negara
berkembang khususnya negara yang melarang tindakan abortus legal.
Abortus buatan yang dilakukan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan
, baik untuk kepentingan medis maupun non medis yang berhubungan
dengan kriminalis yang
didalamnya terdapat
masalah global
yang
ditambah
oleh karena
kematian kurang
( Gabbe GS , 1996)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus adalah
ancaman
atau
pengeluaran
hasil
konsepsi
dilakukan oleh
1996 )
spontan ,
(Arias MD , 1993 )
yang
anaerob namun
lama kelamaan
metabolisme
anaerob
timbunan
asam laktat dan asam piruvat sehingga terjadi asidosis metabolik yang
mengganggu kehidupan sel sel . Dengan demikian
hipoksia
menyebabkan
Response
Syndrome
bisa saja
suatu endotoksin
suatu kompleks
( Mabie WC ,
mediator dengan
yang memicu
asam arakhidonic
. Keadaan ini
- pembuluh darah
Endotoksin menyebabkan
prekapiler
vasospasme
pembuluh darak
prekapiler
dan
yang menimbulkan
dan
dan mengganggu
aliran darah
didalamnya. Dengan
menjadi dingin dan suhu menurun sampai dibawah normal , keadaan ini
penderita berada dalam stadium hipotensi dingin / cold hypotensive
phase.
Bila syok dalam stadium ini tidak diatasi dan endotoksemia tidak
terkendali maka reaksi pembuluh pembuluh darah sepenuhnya dalam
keadaan pengaruh zat zat vasodilator yang disebabkan oleh jaringan
yang mengalami kerusakan . Dengan terjadinya vasodilatasi dalam
sirkulasi mikro , maka syok septik menjadi irreversible dengan segala
akibatnya. ( Prabowo RP , RP 1997 , Gabbe GS , 1996 , Cunningham FG 2001 )
GEJALA KLINIS
Syok sepsis pada pasien obstetri umumnya dikaitkan dengan 4
macam infeksi spesifik yaitu
( Cunningham FG , 2001 )
dengan tanda iskemia miokard dapat terjadi. Ikterik dapat terjadi sebagai
tanda adanya hemolysis . Produksi urine akan berkurang bahkan dapat
timbul suatu anuria.
( Cunningham FG ,
2001 )
darah mencerminkan
keadaan fungsi ginjal yang tidak normal. Enzim SGOT dan SGPT
meningkat juga . Pemeriksaan radiologi pada pasien dengan syok sepsis
dilakukan apakah terdapat suatu keadaan pnemonia . Sedangkan
pemeriksaan CT scan , MRI dan Ultrasound akan dapat berguna untuk
menentukan lokasi abses.
dan
( Prabowo RP , 1997 )
PENATALAKSANAAN
Prinsip
umum
penatalaksanaan
syok
sepsis
adalah
keadaan
irreversible.
Bagi wanita dengan abortus septik, hasil konsepsi harus segera
dikeluarkan melalui kuretase. Menurut Pritchart dan Whalley disamping
para pakar lainnya histerektomi jarang dilakukan kecuali bila uterus sudah
mengalami leserasi atau jelas infeksi berat.
(CunninghamFG , 2001)
1. Perbaiki Ventilasi
Tindakan pertama terhadap pasien syok sepyik adalah pemberian
oksigen serta pembebasan jalan napas, oksigen diberikan lewat masker
untuk memperbaiki hipoksia jaringan yang tengah terjadi. Jika jalan napas
10
2. Pemberian Antibiotika
Preparat antimikroba berspektrum luas dibariakn dalam dosis tinggi
setelah pengambilan contoh yang tepat untuk pemeriksaan kultur.
Pemeriksaan
ini
mencakup
pemeriksaan
kultur
darah
bersama
(Cunningham
FG , 2001,Saifuddin AB 2000)
3. Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid pada syok septik adalah untuk :
menurunkan tingkat mediator kuman seperti hitamin dan serotonin dengan
mencegah endotoxin-complement fixation dan kemudian mencegah
produksi anaphylatoxin. Disamping itu juga merangsang glukoneogenesis
dan mempunyai efek vasodilatasi dan menstabilkan membran lisosomal.
(Cunningham FG, 2001)
4. Obat Penunjang
-
( Dutta DC 1998
,Cunningham, FG ,2001)
5. Koreksi asidosis
Pada syok dihasilkan asam laktat yang merupakan metabolisme
anaerob dari glukosa. Asam laktat yang meninggi pada sepsis
menyebabkan asidosis. Untuk mengtasi asidosis dapat diberikan sodium
bikarbonat. Dosis pertama adalah 50 100 meq sodium bikarbonat dan
dosis selanjutnya tergantung pada status klinis pasien dan hasil analisa
gas darah. (Dutta DC, 1998)
Prognosis
Pada umumnya prognosis syok septik buruk. Karena angka
kematian syok ini sangat tinggi maka sangat perlu penggunaan antibiotiak
untuk dapat mencegah terjadinay syok septik. kematian karena sepsis dan
syok septik bervariasi tergantung kondisi dasar pasien, kuman penyebab,
pemberian antibiotika dan komplikasi yang menyertai. ( Gabbe GS ,1996)
-
12
BAB III
KASUS
Identitas :
Nama
: Sri Suhartati
Umur
: 22 thn
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat
: Parak Gadang no 15
Status
: Belum menikah
: sianosis ( - )
Kepala
Mata
Telinga
Leher
Paru
: Ronkhi ( - ), Wheezing ( - )
Jantung
Abdomen
: status ginekologis
Genitalia
: status ginekologis
Ekstremitas
STATUS GINEKOLOGIS
Muka : Khloasma gravidarum (+)
Mamae : membesar , A/P hiperpigmentasi , colostrum (+)
Abdomen : Inspeksi : tak nampak membuncit , Line mediana
Hiperpigmentasi , striae (-) , sikatrik (-) venectasi (-)
Palpasi : FUT tak teraba , massa (-) , nyeri tekan (+) , Nyeri
lepas (-) , Defans muskuler (-) .
Perkusi : Shifting dullness (-)
Auskultasi : tympani
Genetalia : Inspeksi vulva uretra tenang
Vagina : fluxus (+) , warna merah kehitaman menumpuk di
forniks posterior , berbau busuk , laserasi (-) , tumor (-).
Porsio : Nulipara ukuran sebesar jempol kaki dewasa , tumor
14
Gentamicyn 2 x 80 gr
Kalfoxim 2 x 1gram
Infus Nacl 28 tts / mnt
Metergin 3 x 1 amp
Periksa labor lengkap
Konsul penyakit dalam
Rencana : curettage setelah perbaikan keadaan umum
Hasil Konsul penyakit Dalam jam 11.30 WIB
Kesan : Syok Sepsis e.c abortus infeksiosus
Terapi : Istirahat
Makanan lunak
Infus Na Cl tetesan cepat sampai tensi > 90 mmhg lalu lanjutkan
4 jam / kolf
Antibiotik sesuai TS
Kalmetason 4 x 20 mg iv
Anjuran : Periksa Bilirubin darah I ,II
Ureum , kreatinin
Faal hemostatis , PT , APT, PTT , CT , BT, Trombosit
Jam 13.00
Pasien apnoe
Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum : jelek
Kesadaran : Soporos komatus
Nadi : tak teraba
Tekanan darah : tak teraba
Nafas : apnoe
Suhu : 38,5
Mata : konjungtiva anemis , sklera ikterik
Pupil midriasis 4 mm / 4 mm
17
Reflek pupil + / +
Leher : JVP 5 2 cm H20
Kelenjar tiroid tak membesar
Thoraks : Jantung dan paru tak terdengar
Gerak pernafasan tak ada
Abdomen : status ginekologis
Ekstremitas : RF + / +
RP - / Edema - / akral dingin
Laboratorium tgl 20-11-01 jam 13.00
Hemoglobin 8,8 gr %
Lekosit : 10.200 / mm
Ureum : 112 mgr %
Kreatinin : 4, 20 mg%
Trombosit : 87.000/mm
SGOT : 76 u/ml
SGPT : 42 u/ml
Diagnosa : syok sepsis e.c abortus infeksiosus e.c abortus provokatus
Dilakukan resusitasi kardiopulmonal dan intubasi
Jam 13.30 : pasien dinyatakan meninggal dihadapan petugas medis ,
paramedis , dan keluarga pasien.
18
Tanggal /
Jam
19-11-01
22.00
Suhu
Nadi
Nafas
Tensi
Urine
Keterangan
39,5
116
40
80 / 60
30 cc
kehitaman
Infus RL
guyur 1000
cc
Dexametason
2 amp
Oksigen 4 L /
Menit
22.15
22.30
116
116
40
44
80 / 60
90 / 60
22.45
23.00
23.15
23.30
23.45
24.00
116
112
112
112
112
116
44
44
44
44
48
48
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
20-11-01
00.15
01.00
01.30
116
114
116
48
54
54
90 / 60
100 / 90
100 / 90
120
56
90 / 60
Cepat
dan
halus
120
116
116
116
112
112
112
112
56
60 / pols
56
54
54
54
52
48
48
48
80 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
02.00
02.15
02.30
03.00
03.15
03.30
04.00
04.15
04.30
04.45
38
19
Elyzol 1 kolf
Cefotaxim 1
gr
Gentamicin
80 gr
20 cc
Kehitaman
Dexametason
2 amp
Pasien
pindah ke
ZGL
05.30
05.45
06.00
06.15
06.30
06.45
07.00
07.15
07.30
07.45
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.15
13.30
39,5
39,5
39,2
39,1
39,0
39,0
38,8
38,8
38,5
38,5
108
108
108
108
108
108
108
112
108
108
107
112
114
112
110
112
114
112
116
120
Tak
teraba
Tak
teraba
Tak
teraba
44
44
44
44
44
44
42
44
42
42
42
44
44
44
42
42
44
42
44
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
80 / 60
80 / 60
90 / 60
90 / 60
90 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
80 / 60
60 / pols
Tak
teraba
Tak
teraba
Tak
teraba
20
10 cc warna
merah
kehitaman
Plasmafusin
Nacl 0,9 %
guyur
Apnoe tibatiba
RKP +
Intubasi
Meninggal
BAB IV
PEMBAHASAN
dan pada
peristiwa yang memalukan bagi keluarga , dan jika mereka datang pada
tenaga ahli
untuk menggugurkan
karena
adalah
pada alat
kandungan berupa
benda asing
berdasarkan
gambaran klinis. Kriteria minimal yang diajukan adalah demam lebih dari
38 C walaupun sangat bervariasi tergantung dari perjalanan infeksinya ,
adanya tanda kehamilan , tanda infeksi dari rongga pelvis , nyeri tekan
pada uterus dan adneksa , pengeluaran sekret dari serviks yang purulen ,
berbau dan produk konsepsi yang terinfeksi .
Pada
akibat
bakteremia
perjalanan penyakit
mengakibatkan
pelepasan endorphin ,
katekolamin
sehingga menimbulkan
, selanjutnya
penurunan
tekanan darah
asidosis
pada permulaan
sepsis
sangat tidak
gejala klinis suhu yang > 38C , leukosit 30.000/mm , frekuensi pernafasan
40 x/menit , frekuensi nadi 112 x/menit , hal ini sesuai dengan
kepustakaan bahwa untuk pengenalan dini bahwa pasien telah masuk
kedalam keadaan septik dengan menggunakan ciri kuantitatif SIRS yaitu
(Mabbie WC , 1996 )
(Smith OH , 1997 )
pasien ini adalah adanya muliple organ failure dan adanya hipotensi yang
tidak dapat diatasi.
23
BAB V
KESIMPULAN
1. Kehamilan yang terjadi pada pasien ini akibat hubungan bebas
diluar perkawinan .
2. Penyebab abortus infeksiosus pada
komplikasi infeksi
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Pramono A , Saputro HH : Karakteristik Abortus Infeksiosus :
Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia , April 15:2 ,. Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakutas kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang 1994 , hal 118-28.
2. Prabowo RP : Syok dalam kebidanan , Ilmu Kebidanan , Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo , Jakarta , 1997 , hal 675
88.
3. Smith HO : Shock in Gynaecologic Patien in the Te Linde
Operative Gynecologic 8th ed, Lippincott Raven , Philadelphia
New York , 1997, p 245-259.
4. Saifuddin AB : Manajemen
Guide
to High
25
26