Anda di halaman 1dari 6

Penentuan Transmisivitas Akuifer di Daerah Padarincang dengan Menggunakan Data Geolistrik (Syuhada)

Akreditasi LIPI Nomor: 377/E/2013


Tanggal 16 April 2013

Penentuan Transmisivitas Akuifer di Daerah Padarincang dengan


Menggunakan Data Geolistrik Sounding
SYUHADA DAN TITI ANGGONO
Pusat Penelitian Fisika LIPI, Komplek PUSPIPTEK Tangerang Selatan, Banten
E-mail: syuhada@lipi.go.id
Diterima: 12 Maret 2013

Revisi: 6 Mei 2013

Disetujui: 15 Mei 2013

ABSTRAK: Penghitungan besaran transmisivitas dari suatu akuifer secara konvensional dapat dilakukan dengan
menggunakan pumping test pada suatu sumur bor. Namun, cara ini cukup mahal dan memakan waktu yang tidak
sedikit. Penggunaan data geolistrik sounding terbukti efektif dan murah dalam menentukan besaran transmisivisitas di
suatu daerah. Dalam penelitian ini telah dilakukan survey geolistrik 1D dengan spasi elektroda 5-400 m di daerah
Padarincang, Banten. Data geolistrik kemudian diproses dengan menggunakan program data inversi untuk mendapatkan
model lapisan bawah permukaan berupa resistivitas dan tebal lapisan, yang kemudian digunakan untuk perhitungan
parameter Dar-Zarrouk. Besaran transmisivitas dari daerah penelitian tersebut kemudian diturunkan dari parameter DarZarrouk dengan menggunakan metoda Niwas. Hasil estimasi menunjukan bahwa daerah penelitian mengandung potensi
air tanah yang cukup dengan besaran transmisivitas berkisar antara 400 hingga 2000 m2/hari. Hasil yang didapat dari
perhitungan ini cukup konsisten dengan perhitungan transmisivitas dengan mengunakan relasi empirik antara besaran
resistivitas dari lapisan bawah permukaan dengan besaran konduktivitas hidrolik akuifer, yang didapat dari daerah yang
mempunyai kemiripan kondisi geologi dengan daerah penelitian.
KATA KUNCI : Akuifer, Parameter Dar-Zarrouk, Transmisivitas, Air tanah, Geolistrik
ABSTRACT: Transmissivity is usually determined using a pumping test of a borehole. However, it is very expensive and
needs a long time period to conduct a pumping test. Geoelectrical sounding is an effective and inexpensive method to
determine transmissivity of an area. One dimensional geolectrical survey has been carried out using 5 - 400 m electrode
spacing in Padarincang, Banten. The data were analyzed using an inverse software program to obtain a subsurface
profile resistivities and their layers. This model then was employed to extract Dar-Zarrouk parameters. Transmissivity in
this region is derived from Dar-Zarrouk parameters using Niwas method. Estimation results show that the region has
enough groundwater supply with transmisivity values ranging from 400 to 2000 m 2/day. The results are consistent with
the calculated transmissivity from resistivity and hydraulic conductivity of an aquifer obtained from another similar
geologic region.
KEYWORDS: Aquifer, Dar-Zarraouk parameter, Transmissivity, Ground water, Geoelectric

1. PENDAHULUAN
Ketersediaan air bersih mutlak diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia. Untuk melayani
kebutuhan akan air bersih ini dapat memanfaatkan potensi air tanah dipermukaan. Namun kebutuhan ini dari
tahun ke tahun otomatis akan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan pembangunan. Oleh
karena itu perlu pemanfaatkan sumber air alternatif berupa potensi air dalam berupa akuifer.
Akuifer ini terdapat dalam suatu lapisan tanah berpori yang mengakibatkan aliran air dalam tanah. Air
dalam tanah ini bergerak baik secara vertikal maupun lateral yang dipengaruhi oleh keadaan geologi,
morfologi dan hidrologi daerah setempat. Adapun parameter fisika yang ditentukan dalam karakterisasi
akuifer ini pada umumnya adalah konduktivitas hidraulik, kedalaman dan transmisivitas akuifer. Berbagai
macam metoda atau teknik dikembangkan untuk mengestimasi besaran fisik dari suatu akuifer tersebut
[1,2,3].
Secara tradisional, cara yang lazim dan banyak digunakan adalah dengan menggunakan uji pompa atau
pumping test dari suatu sumur dimana akuifer tersebut berada. Namun, cara ini tidak akan efektif dalam
menentukan distribusi sebaran kondisi akuifer suatu wilayah karena akan memerlukan beberapa sumur baru
yang tentunya akan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga telah dikembangkan pula
metoda yang cukup efektif dan murah untuk menentukan parameter akuifer misalnya dengan menggunakan
data vertical electric sounding berupa resistivitas dari suatu lapisan formasi batuan penyusun akuifer [2,3].
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi besaran fisika suatu sistem akuifer dari data geolistrik
didaerah Padarincang, Banten beserta interpretasinya. Daerah penelitian ini termasuk pada kawasan
Cekungan Rawa Dano dan secara geologi terletak pada kompleks gunung api yang terkenal sebagai Komplek
Volkanik Dano [ 4,5,6 ].

87

TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Volume 31 (1) 2013: 87-92


ISSN: 0125-9121

2. METODOLOGI PENELITIAN
Telah dilakukan pengukuran tahanan jenis formasi batuan sebanyak 20 titik geolistrik dengan
menggunakan metoda Schlumberger sounding dengan bentangan elektroda AB/2 hingga 400 m (Gambar 1).
Pengukuran geolistrik ini cukup efektif dalam mengidentifikasi keberadaan akuifer berdasarkan nilai tahanan
jenis lapisan batuan. Data geolistrik tersebut kemudian diinterpretasi untuk mendapatkan model lapisan
bawah permukaan berupa resistivitas dan tebal lapisan dengan menggunakan software iterative inversion
modeling [i.e. 7]. Hasil modeling tersebut dianalisa untuk mendapatkan informasi ketebalan serta kedalaman
dari akuifer pada suatu titik sounding. Nilai besaran transverse resistance dan longitudinal conductance atau
biasa disebut parameter Dar-Zarrouk kemudian dihitung berdasarkan parameter ketebalan dan tahanan jenis
akuifer tersebut [1]. Selanjutnya, parameter transmisivitas akuifer dihitung dengan menggunakan persamaan
[1]:

T R

(1)

Dimana =K (yang diasumsikan konstan untuk satu wilayah); T adalah besaran transmisivitas akuifer
(m /hari); K adalah konduktivitas hidraulik akuifer (m/ hari); adalah konduktivitas elektrik (mho/m) dan R
adalah transverse resistance (ohm m2). Dalam penelitian ini harga K dianggap konstan yaitu 0.5 m/ hari
berdasarkan model yang diturunkan oleh [7]. Karena harga dalam teknik ini juga diasumsikan konstan
maka harga dihitung berdasarkan nilai rata-rata dari tiap titik sounding sehingga persamaan 1 dapat
dimodifikasi menjadi :
2

T Konstanta .R

(2)

Konsistensi hasil penghitungan yang untuk selanjutnya disebut metoda Niwas ini kemudian
dikomparasikan dengan menggunakan relasi tahanan jenis akuifer dan hidraulik konduktifitasnya yang
didapat dari pumping test yang dilakukan didaerah yang secara geologi berdasarkan kandungan mineralnya
mirip dengan lokasi penelitian [8]. Disini harga transmisivitas dihitung menggunakan persamaan:

T K.b

(3)

dengan b adalah tebal dari suatu akuifer dan harga K dihitung menurut relasi [8]:

K 1.13
disini adalah tahanan jenis dari akuifer.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian dengan 20 titik geolistrik yang ditandai dengan titik-titik merah.

88

(4)

Penentuan Transmisivitas Akuifer di Daerah Padarincang dengan Menggunakan Data Geolistrik (Syuhada)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 2 menunjukan pola sebaran resistivitas pada kedalaman 70 m yang juga menunjukan sebaran
keberadaan akuifer didaerah penelitian yang didapat dari hasil inversi data geolistrik. Secara umum sebaran
akuifer pada kedalaman 70 m yang ditandai dengan resistivitas > 15 Ohm.m tersebar di tengah peta kontur
resistivitas, sementara sebelah utara daerah studi cenderung didominasi oleh lapisan lempung dan sebelah
selatan didominasi oleh lapisan breksi yang merupakan penanda dinding kawah bagian selatan dari komplek
volkanik Dano yang berupa deretan gunung api berusia muda. Pola sebaran resistivitas lapisan ini juga
menegaskan konsep hidrogeologi yang terjadi pada gunung api strato, dimana dibagian puncak dan lereng
atas umumnya terbentuk dari lava, aglomerat, breksi dan tufa dengan ukuran butir yang cukup kasar.
Sedangkan untuk lereng tengah dengan kelandaian sedang cenderung didominasi oleh lapisan sedimen
dengan ukuran butir yang cukup kecil dan semakin menjauhi puncak pemisahan antara butir pasir dengan
lempung akan mudah dikenali. Pada daerah dataran, sedimen volkanik ini umumnya didominasi oleh lapisan
selang-seling lempung dan pasir, dan bahkan seringkali berselingan dengan endapan Dano [5].
Tabel 1 menunjukan hasil interpretasi geolistrik, tahanan jenis akuifer, konduktivitas hidrolik,
konduktansi elektrik serta transmisivitas yang dihitung berdasarkan metoda Niwas. Konduktansi elektrik dan
transmisivitas didapat dengan menggunakan persamaan 1 dengan menggunakan nilai K=1.32 yang
ditentukan dengan regresi linear. Di sini nilai K pada titik nomer 11, 12, 17 dan 18 diabaikan dalam
pengambilan regresi linear karena harga K-nya cukup tinggi, sedangkan untuk titik sounding nomer 10
tidak ada perhitungan parameter akuifer karena berdasarkan interpretasi geolistrik dibawah titik tersebut
kemungkinan tidak ditemukan akuifer. Sebagai komparasi kami juga menghitung besaran fisika dari akuifer
dengan menggunakan persamaan 4 yang ditunjukan dengan tabel 1 yang ditandai dengan label T2. Kontur
sebaran nilai transmisivitas untuk kedua metoda tersebut juga ditampilkan guna memperjelas apabila ada
perbedaan nilai seperti yang ditunjukan oleh gambar 3a dan 3b. Secara umum dari perbandingan dua buah
tabel dan kontur distribusi nilai T dapat digambarkan bahwa kedua perhitungan menunjukan kesamaan nilai,
dimana harga T berkisar antara 400 m2/hari hingga 2000 m2/hari. Peta sebaran transmisivitas menunjukan
bahwa daerah bagian barat dan tenggara penelitian mengandung akuifer yang cukup potensial dan hal ini juga
berkorelasi dengan peta sebaran resistivitas dari akuifer. Hasil perhitungan ini juga cukup konsisten dengan
penelitian sebelumnya dengan menggunakan hasil interpretasi pemboran yang mengestimasi bahwa harga T
untuk akuifer didaerah sekitar Padarincang berkisar 1468.8 m2/hari [5].

Gambar 2. Peta sebaran tahanan jenis akuifer berdasarkan hasil inversi data geolistrik.

89

TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Volume 31 (1) 2013: 87-92


ISSN: 0125-9121

Tabel 1. Hasil perhitungan parameter akuifer.

VES
no

b
(m)

(ohm.m)

R
(ohm.m2)

(ohm)

K alluvial
akuifer

T1=1.32*R
(m2/day)

T2 (m2/day)

40

11

440

3.64

0.5

1.82

580.8

497.2

55

19

1045

2.89

0.5

1.45

1379.4

1180.85

70

22

1540

3.18

0.5

1.59

2032.8

1740.2

40

11

440

3.64

0.5

1.82

580.8

497.2

30

13

390

2.31

0.5

1.15

514.8

440.7

35

18

630

1.94

0.5

0.97

831.6

711.9

40

11

440

3.64

0.5

1.82

580.8

497.2

40

30

1200

1.33

0.5

0.67

1584

1356

20

20.27

405.4

0.99

0.5

0.49

535.13

458.1

11

60

11

660

5.45

0.5

2.72

871.2

745.8

12

80

11

880

7.27

0.5

3.64

1161.6

994.4

13

45

25

1125

1.8

0.5

0.9

1485

1271.25

14

60

22

1320

2.73

0.5

1.36

1742.4

1491.6

15

30

13

390

2.31

0.5

1.15

514.8

440.7

16

40

27

1080

1.48

0.5

0.74

1425.6

1220.4

17

125

14

1750

8.93

0.5

4.46

2310

1977.5

18

60

11

660

5.45

0.5

2.73

871.2

745.8

19

50

12

600

4.17

0.5

2.08

792

678

20

35

10

350

3.5

0.5

1.75

462

395.5

Keterangan: b=tebal akuifer; =resistivitas lapisan akuifer; R=transverse resistance; =konduktivitas


elektrik; K=konduktivitas hidraulik; T1=nilai transmivitas dengan metoda Niwas; T2=nilai transmisivitas
dengan menggunakan relasi empirik K dengan dimana K=1.13

(a)

90

Penentuan Transmisivitas Akuifer di Daerah Padarincang dengan Menggunakan Data Geolistrik (Syuhada)

(b)
Gambar 3. Peta sebaran nilai transmisivitas didaerah Padarincang yang dihitung berdasarkan: a) Metoda Niwas dengan
menghitung parameter Dar-Zarrouk. b) Relasi empirik antara besaran K dengan akuifer dari suatu daerah yang sedimen
depositnya mirip dengan daerah penelitian.

4. KESIMPULAN
Pemanfaatan data geolistrik dalam mengestimasi besaran fisik dari suatu akuifer dapat menghemat
waktu dan biaya dibandingkan apabila memakai pumping test. Studi kasus estimasi transmisivitas di daerah
Padarincang dapat disimpulkan kalau daerah penelitian secara umum mengandung potensi air tanah yang
cukup dengan besaran transmisivitas yang berkisar antara 400 hingga 2000 m2/hari. Hasil-hasil ini juga
cukup konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan data pemboran. Perhitungan
transmisivitas dengan melibatkan parameter Dar-Zarrouk juga konsisten dengan estimasi transmisivitas
menggunakan relasi empirik antara besaran K dengan akuifer yang didapat dari penelitian didaerah lain,
yang secara geologi didominasi lapisan sendimen yang tidak jauh berbeda dengan daerah Padarincang.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih ditujukan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini terutama
kepada Kemenristek yang telah memeberikan dana penelitian melalui paket PKPP, PEMDA Banten, bapak
Hari Soesanto, M. Si dan teman-teman teknisi yang telah membantu dalam akuisisi data.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]

S. Niwas and D.C Singhal. Estimation of Aquifer Transmissivity from Dar Zar Rouk Parameters in
Porous Media. Journal of Hydrology. 50 (1981): 393-399.
S. Niwas and D.C Singhal. Aquifer Transmissivity of Porous Media from Resistivity Data. Journal of
Hydrology. 82 (1985): 143-153.
R. Mazac, W.E. Kelly and Landa. A Hydrogeological Model for Relations between Electrical and
Hydraulic Properties of Aquifers. Journal of Hydrology. 79 (1985): 1-19.

91

TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

[4]

[5]
[6]
[7]
[8]

92

Volume 31 (1) 2013: 87-92


ISSN: 0125-9121

S. Van Der Kaars, D. Penny, J. Tibby, J. Fluin, R.A.C Dam, and P. Suparan. Late Quaternary
palaeoecology, palynology and palaeolimnology of a tropical lowland swamp: Rawa Danau, West
Java, Indonesia. Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology 171, (2001): 185-212.
H. D. Said, Djuwahir and H. Danaryanto. Potensi Sumber Airtanah Cekungan Rawa Danau Bagi
Penyediaan Air Daerah Cilegon, Kabupaten Serang, Jawa Barat. Direktorat Geologi Tata lingkungan,
Bandung, 1985.
R.W. Van Bemmelen. The Geology of Indonesia , vol. 1. 1A, 1B. Government Printing Office, Den
Haag, 1949.
A. R. Zohdy. A new method for the automatic interpretation of Schlumberger and Wenner sounding
curves. Geophysics 54 (1989): 2
V. Shevnin, O. Delgado-Rodrguez, A. Mousatov and A. Ryjov. Estimation of Hydraulic Conductivity
on Clay Content in Soil Determined from Resistivity Data. Geofsica Internacional. 45 (2006): 195-207.

Anda mungkin juga menyukai