Anda di halaman 1dari 6

A.

Ralstonia solanacearum (Smith)


Karakteristik R. solanacearum
R. solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau penyakit
lender pada tanaman. Karakteristik bakteri ini adalah:
1. Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel
2. Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang biak pada
keadaan tanah yang lembab,
3. Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka.
4. Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air sehingga mengganggu transportasi
air tanaman inang, akibatnya kelihatan tanaman menjadi layu, menguning dan kerdil,
dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan mati.
5. Bila batang tanaman yang sakit dipotong dan potongan tersebut dimasukkan ke
dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian dibiarkan beberapa lama, akan
keluar eksudat (cairan berwarna putih kotor) yang berisi jutaan bakteri.
R. solanacearum adalah spesies yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan oleh
variabilitas genetiknya yang luas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan
setempat, sehingga di alam dijumpai berbagai strain R. solanacearum dengan ciri yang sangat
beragam. Ditinjau dari segi morfologi dan fisiologinya, R. solanacearum merupakan bakteri
gram negatif, berbentuk batang dengan ukuran 0,5-0,7 x 1,5-2,5 m, berflagela, bersifat
aerobik, tidak berkapsula, serta membentuk koloni berlendir berwarna putih.
Siklus Hidup R. solanacearum
Memahami siklus hidup R. solanacearum merupakan bagian penting untuk menyusun
strategi pengendalian. Secara ringkas, siklus hidup R. solanacearum dapat dimulai dari
terjadinya infeksi patogen ke dalam akar, baik secara sendiri maupun melalui luka yang
dibuat oleh nematoda peluka akar, atau akibat serangga dan alat-alat pertanian. Setelah
berhasil masuk ke dalam jaringan akar, R. solanacearum akan berkembang biak di dalam
pembuluh kayu (xylem) dalam akar dan pangkal batang, kemudian menyebar ke seluruh
bagian tanaman. Akibat tersumbatnya pembuluh kayu oleh jutaan sel R. solanacearum,
transportasi air dan mineral dari tanah terhambat sehingga tanaman menjadi layu dan mati.
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan udara dan air, serta faktor kebugaran
tanaman sangat memengaruhi perkembangan patogen. R. solanacearum berkembang pesat
pada kondisi suhu udara 24-35C, tetapi perkembangannya menurun pada suhu di atas 35C
atau di bawah 16.

Penyebaran R. solanacearum
Bakteri ini menginfeksi akar tanaman melalui luka yang terjadi secara tidak langsung
pada waktu proses pemindahan tanaman maupun luka akibat tusukan nematoda akar, dan
secara langsung masuk ke dalam bulu akar/akar yang sangat muda dengan melarut dinding
sel. Infeksi secara langsung lebih banyak terjadi jika populasi bakteri di tanah terdapat dalam
jumlah yang tinggi.
R. solanacearum merupakan patogen tular tanah dan dapat menyebar dengan mudah
melalui bahan tanaman, alat pertanian, dan tanaman inang. Kemampuan bakteri tanah
bertahan hidup diduga sangat bergantung pada keberadaan tanaman inang. Metode
penyebaran R.solanacearum mengindikasikan bahwa patogen ini sangat mudah menyebar,
baik melalui benih, air, tanah, maupun serangga, sehingga sulit dikendalikan jika telah
menjadi wabah (outbreak).
Gejala Serangan R. solanacearum
Beberapa daun muda layu dan daun tua sebelah bawah menguning. Apabila bagian
tanaman yang terinfeksi (batang, cabang, dan tangkai daun) dibelah akan tampak pembuluh
berwarna coklat, demikian juga empulur sering berwarna kecoklatan. Pada penyakit stadium
lanjut apabila batang dipotong, akan keluar lendir bakteri berwarna putih susu. Lendir ini
dapat dipakai untuk membedakan penyakit layu bakteri dengan layu Fusarium.

Gambar 1. Gejala serangan R. Solanacearum pada tomat

Gambar 2. R. Solanacearum

B. Erwinia carotovora (Jones)


Karakteristik E. carotovora
E. carotovora memproduksi banyak enzim ekstraseluler seperti pektinase, selulase,
hemiselulase, arabanase, cyanose dan protease. Sebagai bakteri mesofilik, E. carotovora
hidup pada temperatur berkisar 27-30C. Pada kondisi suhu rendah dan kelembaban rendah,
pertumbuhan bakteri akan terhambat.
Sel bakteri berbentuk batang dengan ukuran (1,5 x 2,0) x (0,6 x 0,9)
mikron,umumnya membentuk rangkaian sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul, dan
tidak berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagella yang terdapat di keliling
bakteri.
E. carotovora adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang yang hidup soliter atau
berkelompok dalam pasangan atau rantai. Merupakan bakteri tanpa spora berflagella. Batkeri
ini termasuk jenis fakultatif anaerob.
E. carotovora adalah patogen tanaman yang dapat meyebabkan kematian sel melalui
perusakan dinding sel tanaman dengan membuat sel secara osmosis mudah pecah. Hal ini
bisa terjadi akibat produksi PCWDE seperti enzim pektin ekstrasellular dan sellulase yang
menghancurkan pektin dan sellulase. Organisme ini dapat menyebabkan penyakit busuk
lunak pada banyak tanaman dan sayuran yang dapat dikenali dengan bau busuk dan bagian
luar yang lembek. Supspesies E. carotovora subsp. Atroseptica dapat menyerang kentang
yang juga dapat menghasilkan nonribosomal peptide phytotoxin yang dapat meinduksi
nekrosis dengan kebocoran elektrolit pada permukaan transmembran. Gen Eca1043 pada
patogen diduga dapat mensintesis dalam jumlah besar protein seperti hemagglutinin, pili dan
protein fimbrial untuk ikatan pada inang.
Gejala Serangan E. carotovora
Gejala yang umum pada tanaman kubis-kubisan adalah busuk basah, berwarna coklat
atau kehitaman, pada daun, batang, dan umbi. Pada bagian terinfeksi mula-mula terjadi
bercak kebasahan. Bercak membesar dan mengendap (melekuk), bentuknya tidak teratur,
coklat tua kehitaman. Jika kelembaban tinggi, jaringan yang sakit tampak kebasahan,
berwarna krem atau kecoklatan, dan tampak agak berbutir-butir halus. Di sekitar bagian yang
sakit terjadi pembentukan pigmen coklat tua atau hitam. Jaringan yang membusuk pada
mulanya tidak berbau tettapi adanya serangan bakteri sekunder jaringan tersebut menjadi
berbau khas yang mencolok hidung. Gejala serangan pada komoditi lain tidak jauh berbeda
misal pada wortel, kentang, cabai dan lain-lain.

Gambar 3. Gejala serangan E. carotovora pada kubis dan wortel

C. Xanthomonas campestris penyebab pustul kedelai


Bakteri Penyebab
Xanthomonas campestris pv. phaseoli (E. F. S) Dow.
Xanthomonas campestris pv. glycine Nakana.
Xanthomonas phaseoli pv. sojense (Hedges) Starr & Burk Holdes.
Karakteristrik Xanthomonas
Xanthomonas berbentuk batang, membuat pigmen kuning yang tidak larut dalam air.
Bergerak dengan flagel monotrik, atau tidak bergerak, dan tidak membentuk spora. Gram
negatif, bersifat aerobik, dulu disebut phytomonas. Dulu genus Xanthomonas mempunyai
banyak jenis yang berbeda-beda, sangat tergantung dari tumbuhan inangnya. Tetapi karena
mempunyai banyak persamaan dalam fisiologinya, jenis-jenis tersebut digabungkan dalam
satu jenis yang besar, yaitu Xanthomonas campestris dengan sejumlah patovar.
Gejala serangan Xanthomonas campestris pv. glycines
Patogen ini menyerang ketika kacang sedang tumbuh. Menyerang daun, polong,
batang, dan biji. Pada daerah yang terinfeksi dikelilingi oleh banyak zona menyempit dari
jaringan berwarna kuning terang berubah menjadi cokelat dan mengalami nekrosis dengan
cepat. Bercak kecil dengan tengahnya terdapat tonjolan (pustul) seperti bisul berwarna pucat
dan tidak memberi adanya gejala kebasahan. Beberapa spot kecil bersatu kemudian menjadi
area mati dengan berbagai macam bentuk. Bakteri penyebab penyakit ini terbawa oleh benih,
masuk melalui stomata, setelah masuk melalui stomata, bakteri berkembang di dalam ruang
substomata. Parasitnya interseluler dan larut di bagian tengah lamella, mengadakan
plasmolisis isi sel, dan menyebabkan nekrosis. Pada beberapa keadaan X. campestris pv.
phaseoli memasuki sistem vaskular inangnya. Ketika gejala tampak pada tanaman yang sakit,
X. campestris pv. phaseoli memproduksi bacterial exudates berwarna kuning. X. campestris
pv. phaseoli dapat hidup dalam tanah selama 2 tahun pada sisa-sisa tanaman.

Gambar 4. Gejala serangan Xanthomonas campestris pv. phaseoli

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PENYAKIT TUMBUHAN

Disusun Oleh :
Nama

: Ito Fernando

NIM

: 125040200111022

Kelompok

: Rabu, 13.20

Asisten

: Edi Kurniawan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Anda mungkin juga menyukai