Anda di halaman 1dari 10

ANALISA DATA

Percobaan 1 Mengamati Konstruksi Transformator 3 fasa


Pada pengamatan konstruksi transformator 3 phasa terdiri
dari 3 buah trafo 1 phasa dengan phasa u, phasa v dan phasa w
pada masing-masing trafo. Selain itu, transformator memiliki tiga
buah belitan yaitu lilitan primer, lilitan sekunder, dan lilitan
tersier dimana pada lilitan primer N 1=1330, lilitan tersier N2=415
dan sekunder N3=415. Untuk nilai tegangan di sisi primer V1=400
V, sisi tersier V2=115 V dan sisi sekunder V3=115 V dan nilai
arusnya pada I2 dan I3 sebesar 0.45 A.
Percobaan 2 Konfigurasi belitan transformator 3 phasa
Percobaan 2a Transformator 3 phasa hubungan Yy0
Transformator 3 phasa hubungan Yy0
Sisi Primer
N
(belitan)

V 1u11v1

1330

372

Sisi Sekunder
1u1

I
0.01

2u 2 2v 2

V
115

N
(belitan)
415

Dalam trafo hubungan Y-Y, tegangan primer pada tiap fase:


VLP
v p=
3
Tegangan fasa-fasa pimer sama dengan 3 kali tegangan fasa primer
dengan perbedaan sudut fasa 30o, tegangan fasa-fasa sekunder
sama dengan 3 kali tegangan fasa sekunder dengan perbedaan
sudut fasa 30o. Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dan
sekunder adalah
VLP VFP . 3
ILP IFP 1
=
=a ;
=
= Y Y
VLS VFS . 3
ILS IFS a

VLP 3 V P
372
=
=a=
=3.23
VLS 3 V S
115

VLS=VFS . 3=

VFP
VLP 3 380 3
. 3=
. =
.
=115.85Volt
a
3 a 3 3.28

Antara fasor tegangan fasa-fasa primer dan sekunder tidak


terdapat perbedaan sudut fasa, karena baik primer maupun
sekunder terhubung Wye.

Percobaan 2b Transformator 3 phasa hubungan Dy5


Transformator 3 phasa hubungan Dy5
Sisi Primer
I1u1
N (belitan)
V1u1-1V1
1330
230
0.035

Sisi Sekunder
V2u2-2V2
N (belitan)
120
415

Karena terhubung delta, tegangan fasa-fasa pimer sama dengan


tegangan fasa primer, sedangkan tegangan fasa-fasa sekunder
sama dengan 3 kali tegangan fasa sekunder dengan perbedaan
sudut fasa 75o. Fasor tegangan fasa-fasa sekunder mendahului
primer 150 o. Dengan mengabaikan rugi-rugi kita peroleh.
VLP
VFP
a IL P IFP . 3 3
=
= ;
=
= Y
VLS VFS. 3 3 ILS
IFS
a
a=3.319;

VLS=VFS . 3=

VFP
VLP
230
. 3=
. 3=
. 3=120.02 volt
a
a
3.319

Percobaan 2c Transformator 3 phasa hubungan Yz5


Transformator 3 phasa hubungan Yz5
Sisi Primer
I1u1
N (belitan)
V1u1-1V1
1330

374

0.01

Sisi Sekunder
V2u2-2V2

N (belitan)

200

415

2. N 1 V 1 2. 1330 374
=
=
3 . N 2 V 2 3 .415 V 2
maka ,V 2=

374 X 3 .415
=101.06 volt
2 . 1330

200
=1,95 V
102,56

Error=

TeganganTerukur
TeganganTerhitung

Error=

200
=1.97
101,06

Percobaan 3
Pergeseran Sudut Phasa Tegangan Primer dan Sekunder
Golongan hubungan trafo Yy0 secara teori
Kumparan primer transformator terhubung Bintang (Y),
kumparan sekunder transformator terhubung bintang (y), dan
tidak ada pergeseran phasa/sefasa
0 (0), hubungan dan
diagram vektornya adalah sebagai berikut :

Gambar Tegangan primer dan sekunder trafo hubungan Yy0

Ch1 Primer
Volt/div = 5 V Time/div=10ms
Ch2 Sekunder
Volt/div = 200 mV Time/div = 10ms
Percobaan 3b Transformator 3 phasa hubungan Dy5
Golongan hubungan trafo Dy5 secara teori
Kumparan primer transformator terhubung delta (D),
Kumparan sekunder transformator terhubung bintang (y),
Dan pergeseran phasa 150 lagging (5), setiap angka jam
memiliki beda phasa 30 , jika dilihat dari angka jam 5, maka
5x30 adalah 150, hubungan dan diagram vektornya adalah
sebagai berikut :

Gambar Tegangan primer dan sekunder trafo hubungan Dy5


Ch1 primer
Volt/div = 2 V Time/div = 10 ms
Ch2 sekunder
Volt/div = 500 mV Time/div = 10 ms

Tegangan fasa-fasa sekunder mendahului primer 150 o.


Percobaan 3c Transformator 3 phasa hubungan Yz5
Golongan hubungan trafo Yz5 secara teori
Kumparan primer transformator terhubung bintang (Y),
Kumparan sekunder transformator terhubung Zig-zag (z),
Dan pergeseran phasa 150 lagging (5), setiap angka jam
memiliki beda phasa 30 , jika dilihat dari angka jam 5, maka
5x30 adalah 150, hubungan dan diagram vektornya adalah
sebagai berikut :

Gambar Tegangan primer dan sekunder trafo hubungan Yz5


Ch1 sekunder
Volt/div = 2 V Time/div = 10ms
Ch2 primer
Volt/div = 500 mV Time/div = 10ms

Pada percobaan 3c.hasil gambar tegangan primer dan sekunder


pada oscilloscope. Tegangan sekunder tertinggal Tegangan
primer sebesar 150.
Percobaan 4 Transformator 3 Phasa Berbeban
Hitung effisiensi kerja Transformator untuk masing-masing
pembebanan, dan berikan analisanya!
Effisiensi dihitung dengan persamaan
=

Ps
100
Pp

Beban
Total
Lampu
(Watt)
45
3x15

Sisi Primer

Sisi Sekunder

V1LL

I1LL

Watt

V2LL

I2LL

Watt

380

0.022

11

115

0.04
5
0.62
5
0.1
0.10
5

75

3x25

380

0.039

12

115

120
120

3x40
3x15+3x
25

380
380

0.07
0.08

15
16

115
115

Beban 45 W
Ps
3
=
100 = 100 =27.27
Pp
11

Beban 75 W

6.5
15
17

Ps
6.5
100 =
100 =54.16
Pp
12

Beban 120 W (3x40)


Ps
15
=
100 = 100 =100
Pp
15

Beban 120 W (3x15+3x25)


=

Ps
17
100 = 100 =106.25
Pp
16

Dari data di atas, dapat disimpulkan secara umum bahwa


dengan penambahan beban, effisiensi akan semakin naik.
Efisiensi trafo akan paling baik saat mendapatkan pembebanan
85 % dari kapasitasnya.

Anda mungkin juga menyukai