Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

U DENGAN MASALAH UTAMA


HARGA DIRI RENDAH DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKIT
DR. MARZOEKI MAHDI BOGOR

LAPORAN KASUS

KELOMPOK 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Arif Budiyanto
Asep Rifai
Dana Nurhasan
Riki Akbar S
Fitri Susanti
Nurfriani Ella
Sukarya

PRODI NERS KEPERAWATAN


STIKES KHARISMA KARAWANG
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
WHO mencatat harga diri rendah adalah gangguan mental yang umum
terjadi di antara populasi. Diperkirakan 121 juta manusia di muka bumi ini
menderita harga diri rendah. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-laki dan 9,5 persen
perempuan, dan hanya sekitar 30 persen penderita harga diri rendah yang benarbenar mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun telah tersedia teknologi
pengobatan harga diri rendah yang efektif. Ironisnya, mereka yang menderita
harga diri rendah berada dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi pada usia
kurang dari 45 tahun. Tidaklah mengherankan, bila diperkirakan 60 persen dari
seluruh kejadian bunuh diri terkait dengan harga diri rendah (termasuk
skizofrenia). (WHO, 2007 dalam Varcarolis & Halter, 2010).
Prevalensi gangguan jiwa di indonesia teutama gangguan jiwa berat
(psikosis/skizofrenia) pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Proporsi RT yang
memiliki ART psikosis dan pernah melakukan pemasungan 14,3%.. Prevalensi
gangguan mental emosional pada penduduk umur 15 tahun sebesar 6,0% (95%
CI 5,87 ; 6,08). Proporsi RT yang pernah membawa ART psikosis mendapatkan
pengobatan 61,8%. Proporsi ART gangguan mental emosional pernah berobat
26,6% sedangkan berobat 2 minggu terakhir 11,9%. (Riskepdas, 2013)
Data klien di RS Dr.Marzoeki Mahdi Bogor menunjukkan bahwa dari 60
klien skizofrenia mengalami masalah harga diri rendah, halusinasi dan perilaku
kekerasan (Lelono, Keliat, Besral, 2011). Skizofrenia itu sendiri adalah adalah
ahw Skizofrenia itu sendiri adalah bahwa penderita Skizofrenia umunya pikiranya
tidak konsisten demikian juga perilakunya. Jadi mereka ini tidak konsisten tidak
rasional dan tidak pasti (tobing, 2007) namun kadang-kadang penderita dapat
berfikir dan berkomunikasi dengan jelas, meiliki pandangan yang tepat dan
berfungsi secara baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada saat yang lainya
juga, pemikiranya kata-kata terbalik, mereka tidak mampu memelihara diri
mereka sendiri.

Masalah harga diri rendah sendiri salah satunya timbul dari trauma seperti
penganiayaan seksual, dan psikologis atau kejadian yang mengancam kehidupan,
ketegangan peran. Menurut (Suart & Sundeen, 2013) tanda dan gejala harga diri
rendah adalah sebagai berikut: Mengkritik diri, produktivitas menurun, gangguan
berhubungan, merasa diri paling penting, merasa tidak mampu dan bersalah,
mudah tersinggung/ marah, merasaan negatif terhadap tubuh, pesimis menghadapi
hidup, keluhan fisik, menolakan kemampuan diri, Pandangan hidup bertentangan,
destruktif terhadap diri, menarik diri secara sosial dan dari masyarakat.
Di dalam ruangan Antareja sendiri tercatat dari mulai 1 bulan terakhir
kasus Harga diri rendah dengan persentase 22,2 %, pasien dengan isolasi sosial
23,20 %, halusinasi 17,99%. Dari semua kasus di ruang antareja, meskipun harga
diri rendah bukan menjadi kasus terbanyak di ruangan, kelompok memandang
perlu melakukan Asuhan keperawatan dengan masalah Harga diri rendah karena
dampak dari harga diri rendah pasien dapat mengalami isolasi sosial, oleh karena
itu makalah ini dibuat untuk dapat mengatasi masalah yang terdapat pada pasien.
B. Tujuan Khusus

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang Asuhan keperawatan jiwa
pada klien dengan Harga diri rendah di ruangan Antareja RSJ. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Harga diri rendah
b. Melakukan diagnosa keperawatan jiwa pada klien dengan Harga
diri rendah
c. Melakukan intervensi keperawatan pada klien Harga diri rendah
d. Melakukan tindakan keperawartan pada klien Harga diri rendah
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien Harga diri
rendah
f. Pendokumentasian Asuhan keperawatan pada klien pada Harga
diri rendah
g. Dapat membandingkan

kesenjangan

kenyataan yang kelompok dapatkan.


C. Sistematika Penulisan

antara

teori

dengan

Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan umum dan khusus
C. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
2. Pohon masalah
3. Masalah keperawatan yang bisa ditemukan
4. Rencana tindakan keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Pengumpulan data
Daftar masalah keperawatan
Analisa data
Pohon masalah
Daftar diagnosa keperawatan
Daftar diagnosa berdasarkan pioritas
Rencana tindakan keperawatan
Catatan asuhan keperawatan

BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Harga Diri Rendah
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat disimpulkan
bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut sebagai seorang
yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kopeten. Secara singkat,
harga diri adalah personal jugment perasaan berharga atau berarti yang
diespresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya (Stuart & Sundeen,
2013)

Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri, pencapaian ideal diri
atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. dimana
individu sering mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan. Merasa tidak ada
yang mencintai dan tidak diterima dalam sebuah lingkungan. (Keliat 2012; Stuart
& Sundeen 2013).
B. Psikodinamika
1. Factor predisposisi

Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orangtua yang


tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran cultural. Ketidak percayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan dalam struktur social.
2. Factor presipitas
Stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal:
Trauma seperti penganiyayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
yang mengancam kehidupan. Dimana individu mengalami frustasi. Ada tiga jenis
transisi peran (Stuart & Sundeen, 2013):Transisi peran perkembangan adalah
perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan, perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma
budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyusuaian diri. Sedangkan Transisi peran
situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui
kelahiran atau kematian. Transisi peran sehat-sakit, sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh
c) Prosedur medis dan keperawatan
3. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan
jangkapanjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi
diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan
jangka pendek termasuk sebagai berikut :Aktifitas yang dapat memberikan
pelarian sementara dari krisis indentitas (konser music, bekerja keras, menonton
televisi, secara obsesif). Aktivitas yang dapat memberikan indentitas pengganti
sementara (ikut serta dalam melakukan kegiatan social, agama, klub politik,
kelompok atau geng). Aktivitas yang mewakili jangka pendek untuk membuat
masalah indentitas menjadi kurang. berarti dalam kehidupan individu
(penyalahgunaan obat) Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
(olahraga yang kompetitif, pencapaian akademik, kontak untuk mendapatkan
popularita). Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut : Penutupan

indentitas, adopsi indentitas prematur yang di inginkan, aspirasi dan potensi diri
individu tersebut. Indentitas negatife, asumsi indentitas yang tidak wajar untuk
dapat diterima oleh nilai dan harapan masyarakat. Mekanisme pertahanan ego
termasuk

penggunaan

fantasi,

disosiasi,

isolasi,

proyeksi,

pergeseran

(displacement), peretakan (splitting), berbalik marah pada diri sendiri dan


mengamuk.

4. Rentang respon konsep diri


Rentang respon konsep diri
(Stuart and Laraia, 2013)

Respons adatif
Aktualisasi
diri

Konsep
diri positif

respon maladatif
Harga diri
rendah

Keracunan
indentitas

Depersonalisasi

Uraian dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :


1) Respons adatif
Yaitu respons dimana klien jika menghadapi sutau maslah akan dapat
memecahkan maslah tersebut(Stuart & Sundeen, 2013).
a) Aktualisasi diri
Yaitu kesadaran akan diri sendiri, berdasarkan atas observasi mandiri,
termasuk persepsi saat akan lalu akan diri sendiri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Yaitu menunjukan bahwa individu akan sukses hidupnya.
2) Respons maladatif
Yaitu respons dimana klien menhadapi masalah, klien tidak dapat
memecahkan masalah tersebut dan akan masalah tersebut sebagai beban.
a) Harga diri rendah
Seseorang yang menganggap dirinya tidak mampu mengatasi
kekurangannya, tidak ingin melakukan sesuatu, menghindari kegagalan
atau takut gagal dan tidak berani mencapai sukses.
b) Keracunan indentitas
Individu klien kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan
indentitas yang jelas

c) Depersonalosasi
Individu masalah aneh terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain.
1. Prinsip tindakan
a. Perluas kesadaran klien
b. Bina hubungan saling percaya
c. Berikan pekerjakan kepada klien pada tingkat kemampuan
d.
e.
f.
g.

yang dimiliki
Maksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik
Dukung ekplorasi diri klien
Bantu klien untuk menerima perasaan dan pikiran-pikiranya
Bantu mengklarifikasi konsep diri dan hubungan dengan orang

lain melalui keterbukaan


h. Berikan respons empati bukan simpati dan tekankan bahwa
kekuatan untuk berubah ada pada diri klien
i. Bantu klien untuk merumuskan perencanaan yang realistis
j. Bantu klien mengindentifikasi alternatife pemecahan masalah
k. Bantu klien mengindentifikasi alternatife pemecahab masalah
C. Asuhan Keperawatan
1. Pohon masalah
Isolasi sosial

Harga diri rendah

Core problem/ masalah utama

Berduka difungfusional
2. Masalah keperawatan data yang perlu dikaji Harga diri rendah

Diagnosa

Data subjektif

Data objektif

Keperawatan
Harga diri

rendah

Ungkapan mengkritik diri


sendiri, merendahkan diri

sendiri
Ungkapan rasa brsalah,

khawatir
Ungkapan suka menunda

Kontak mata kurang


Tidak berinisiatif
berinteraksi dengan orang

lain
Tampak malas-malasan
Produktivitas menurun

keputusan
Menyangkal kesenangan

sendiri
Bosan
Polarisasi

pandangan

hidup
Isolasi sosial

Mengatakan

berinteraksi
Mengatakan orang lain
tidak

mau

malas

menerima

dirinya
Merasa orang lain tidak

selepel
Curiga dengan orang lain
Mendengar
suara-

suara/melihat bayangan
Merasa tidak berguna

Menyendiri
Mengurung diri
Tidak mau bercakap-cakap

dengan orang lain


Mematung
Mondar-mandir tanpa arah
Tidak berinisiatif

D. Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah
E. Rencana tindakan keperawatan
(terlampir )

BAB III
TINJAUAN KASUS
I.

Identitas Klien
Inisial

: Tn.U (L)

Umur

: 20 tahun

No. RM

: 30.23.56

Ruang Rawat

: Antareja

Tanggal Dirawat

: 18 Januari 2015

Tanggal Pengkajian

: 14 Februari 2015

berhubungan dengan orang


lain

II.

Alasan Masuk
Klien diantar oleh keluarga pada tanggal 18-01-2015 ke RSJ. Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor, dengan alasan dirumah marah-marah, sulit tidur, mondarmandir, sering melamun, dan malas mandi dan selalu menyendiri.

III. Faktor Predisposisi


Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa. keluarganya.
Pada tanggal 18 Januari 2015 membawa klien dirawat di RSMM Bogor.
klien pernah mengalami aniaya fisik yaitu sebagai pelaku pada usia 19 tahun,
karena klien sering marah-marah. Dalam keluarga tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien
selalu jauh dari anaknya.
Masalah keperawatan :

Resiko perilaku kekerasan

Koping keluarga in efektif

IV. Aspek Fisik


1. Tanda Vital

: TD=120/80mmhg
S= 36,0 0 C

2. Ukur

: TB= 165 cm

3. Keluhan Fisik: Tidak


Masalah keperawatan : tidak ada masalah
III.

Aspek Psikososial
1. Genogram

N= 80 x/menit
P= 20 x/menit
BB= 55 kg

Ket:
: Laki-laki

.............

: Perempuan

: Tinggal serumah
: Berpisah/bercerai

: Klien

Garis

perkawinan
: Yang telah meninggal

: Garis Keturunan

Keterangan :
Klien anak ke 2 dari 4 bersaudara klien mempunyai 1 anak perempuan
tinggal dengan istri, dan keluarganya dari istrinya. Komunikasi dalam
keluarga baik. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah orang ayahnya.
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti
yang pasien alami saat ini.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri/citra tubuh
klien menyukai semua bagian anggota tubuhnya, klien besyukur
dilahirkan

dengan

keadaan

sempurna.

Masih

banyak

orang

disekelilingnya yang tidak sempurna.


Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Identitas
Klien puas sebagai laki-laki, berusia 20 tahun, sudah menikah dan
mempunyai anak. Pasien mengetahui identitas saat ini di rumah sakit
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
c. Peran
Klien puas sebagai seorang suami atau kepala keluarga, klien anak ke 2
dari 4 bersaudara dan klien bekerja sebagai kuli bangunan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
d. Ideal diri

Harapan klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya, ingin cepat pulang
berkumpul dengan keluarga dan anaknya serta ingin bekerja lagi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak memiliki kelebihan apapun, klien mengatakan
malu bila diajak bicara. Klien mengatakan tidak bisa saat ditanya
kemampuan serta tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain.
Klien tamapak malas beraktivitas.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang sangat berarti adalah ibu, anak dan istrinya,
peran serta klien dalam kegiatan di masyarakat yaitu kerja bakti, pengajian
dan acara 17an. Hambatan klien adalah kurang bersosialisasi selama di
ruangan antareja. Klien terlihat selalu menyendiri dan mengatakan malas
berinteraksi.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual
Agama klien islam, klien seorang muslim, pada saat di rumah klien jarang
melakukan ibadah. dan sekarang pasien tidak menjalankan ibadahnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
IV.

Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien kurang rapih, klien menggunakan pakaian sesuai
dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki dan cara berpakaiannya
layaknya seorang laki-laki, kancing baju bagian atas selalu terbuka
rambut klien terlihat tidak rapih.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan

Klien bicara tidak terlalu cepat, kontak mata kurang, klien suka kadang
tersenyum kalau di ajak bicara perawat.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat selalu tiduran, malas, melamun dan produktivitasnya pun
menurun
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
4. Afek
Saat berbicara tidak ada ekspresi (datar) walau pun ketika diajak
berbincang dalam hal yang menyenangkan maupun menyedihkan.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
5. Alam perasaan
Klien tampak tenang, tidak merasa sedih dan ketakutan pasien juga
tidak putus asa. Perubahan roman muka klien sesuai dengan
perasaannya tersenyum ketika senang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara klien tampak malu-malu, kontak mata
kurang, tidak defensif dan curiga.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
7. Persepsi
Saat pengkajian tidak ditemukan adanya halusinasi, berdasarkan
informasi dari perawat ruangan klien pernah mendengar suara yang
menyuruhnya untuk bunuh diri.
Masalah Keperawatan: resiko halusinasi
8. Isi Pikir
Pasien

tidak

memiliki

obsesi,

fobia,

depersonalisasi,

maupun

hipokondria yang berlebihan.


Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

9. Proses Pikir
Proses pikir klien juga sesuai denga pembicaraannya, tidak terjadi
sirkumtansial, flight of ideas, blocking dan tangensial.

Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran


Tingakat kesadaran kien baik klien tidak mengalami disorientasi ruang,
tempat dan waktu juga orang klien bisa menjelaskan klien sedang
berada di Rumah Sakit Dr.Marzoeki Mahdi Bogor ruang Antareja.
Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

11. Memori
Daya ingat klien juga baik, daya ingat jangka panjang dan pendek baik
tidak terjadi Konfabulasi.
Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien masih baik.
Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian


Kemampuan penilaian dan analisa pasien baik, klien dapat menjelaskan
maksud dari sebuah musik dari lagu senang atau sedih.
Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

14. Daya Tilik Diri


klien tidak mengingkari penyakitnya, klien menerima penyakitnya
dengan baik, dan semangat untuk cepat sembuh dan pulang.
Masalah Keperawatan

: tidak ada masalah

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1.

Makan
Klien makan dengan mandiri, makan 3x sehari, makanan tidak ada yang
tidak disukainya.

2. Defekasi/berkemih
BAB dan BAK mandiri dan kemudian membersihkannya.
3. Mandi

Klien mengatakan malas mandi, mandipun harus di suruh dan belum cuci
rambut, kuku klien terlihat panjang.
4. Berpakaian
Klien dalam berpakaian harus dibantu untuk mengambil dan memilih
pakaian, tetapi untuk mengenakannya klien bisa mandiri
5. Istirahat dan tidur
Pasien tidur selama 7-8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari.
6. Penggunaan obat
Untuk minum obat klien selalu diingatkan oleh perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Dalam perawatan pasien sangat di dukung oleh keluarga
8. Aktivitas di dalam rumah
klien terkadang membereskan tempat tidur sendiri..
9. Aktivitas di luar rumah
klien bekerja sebagai seorang tukang kuli bangunan.
Masalah keperawatan : 3 Defisit Perawatan Diri

VIII . Mekanisme Koping


Klien sudah adaptif, klien sudah bisa melakukan hal yang dilatih bersama
untuk mengatasi harga diri rendah dengan mengajak klien melakukan hal
yang klien bisa lakukan seperti bermain gitar dan mengaji dan klien pun
merasa senang karena bisa bermain gitar.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

IX. Aspek Medik


a.

Diagnosa Medik

: Schzoprenia Paranoid

b.

Terapi Medik

:
Haloperidol 3 x 5 mg
Trihexipenidil 3 x 2 mg

Chlorpromazine 1 x 100 mg
X. Daftar Masalah Keperawatan
a.

Resiko perilaku kekerasan

b.

Koping keluarga in efektif

c.

Isolasi sosial

d.

Harga Diri Rendah

e.

Defisit perawatan diri

f.

Resiko halusinasi

Pohon masalah dan Dx keperawatan


A. Pohon Masalah
RESIKO HALUSINASI

ISOLASI SOSIAL

DEFISIT PERAWATAN
DIRI

HARGA DIRI RENDAH

Core problem

KOPING KELUARGA IN EFEKTIF

B. Daftar diagnosa keperawatan berdasarkan perioritas :


1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi sosial
3. Koping keluarga in efektif
4. Defisit Perawatan Diri
XI. Analisa Data
Tanggal

Data

Masalah

Ttd

14/02/2015 S :

Harga

Klien mengatakan malu


Klien
tidak

mengatakan
memiliki

Rendah

merasa

kelebihan

apapun
Klien

mengatakan

bisa

saat

tidak
ditanya

kemampuan
O:
Klien

terlihat

malas

malasan
Klien terlihat selalu tiduran
Klien terlihat malu malu
saat di ajak bicara
Produktivitas menurun
Klien

tidak

berinisiatif

berinteraksi dengan orang


lain
Kontak mata kurang
14/02/2015 S :

Isolasi sosial
Klien mengatakan kurang
bersosialisasi

selama

di

ruangan antareja
Klien mengatakan malas
berinteraksi.
O:
Klien terlihat Menyendiri
di tempat tidur
Saat berbicara tidak ada
ekspresi (datar)

Diri

Klien mengatakan malas


berinteraksi.
14/02/2015 S :

Defisit Perawatan

Diri

O:

Penampilan klien kurang


rapih

Kancing baju bagian atas


selalu terbuka

Rambut klien terlihat tidak


rapih.

Kuku klien terlihat


panjang.

14/02/2015 S :

Koping keluarga
Klien

mengatakan in efektif

pengalaman masa lalu yang


tidak menyenangkan yaitu
klien

selalu

jauh

dari

anaknya.
O:
Klien terlihat melamun
Klien menyendiri
14/02/2015 S:

Resiko halusinasi
berdasarkan informasi dari
perawat

ruangan

klien

pernah mendengar suara


yang menyuruhnya untuk
bunuh diri.
O:
klien sering melamun
Klien terlihat Menyendiri
di tempat tidur

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN


Nama Klien

: Tn. U

Dx. Medis

: Shizofrenia Paranoid

Ruangan

: Antareja

No. RM

: 30.31.29

Hari/Tanggal
Sabtu
14-02-2015

Pertemuan Implementasi
1
Ds:

Evaluasi/SOAP
S:

Klien mengatakan malu

Klien mengatakan malu

Klien mengatakan merasa tidak memiliki

Klien mengatakan tidak bisa

kelebihan apapun
Klien mengatakan tidak bisa saat ditanya
kemampuan

O:
klien terlihat menghindar
klien terlihat malu-malu
A : klien mampu melakukan main

Do:
Klien terlihat malas malasan

gitar cukup baik

Klien terlihat selalu tiduran

P:

Klien terlihat malu malu saat di ajak bicara


Produktivitas menurun
Klien tidak berinisiatif berinteraksi dengan
orang lain
Kontak mata kurang
Dx: Harga Diri Rendah

latihan main gitar 2x sehari

Paraf

T:
-

Melatih klien bermain gitar

RTL :
Senin
16-02-2015

Latih membereskan tempat tidur

Ds:

S:

Klien mengatakan malu

klien merasa senang

Klien mengatakan merasa tidak memiliki

klien merasa berguna

kelebihan apapun
Klien mengatakan tidak bisa saat ditanya

O:
Klien dapat membereskan tempat

kemampuan
Do:

tidur dengan baik


Harga diri klien meningkat

Klien terlihat malas malasan


Klien terlihat selalu tiduran

A:
Klien

Klien terlihat malu malu saat di ajak bicara


Produktivitas menurun
Klien tidak berinisiatif berinteraksi dengan
orang lain
Kontak mata kurang

mampu

membereskan

tempat tidur
P:
Latihan mengitar 2x sehari
Latihan
tidur.

membereskan

tempat

Dx: Harga Diri Rendah


T:
Melatih klien membereskan tempat tidur
RTL :
Melatih cara berkenalan
Selasa
17-02-2015

Ds:

S:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi

Klien mengatakan senang bisa

selama di ruangan antareja


Klien mengatakan malas berinteraksi.
Do :

mendapatkan teman baru


O:
Klien dapat mengetahui cara
berkenalan

Klien terlihat Menyendiri di tempat tidur


Saat berbicara tidak ada ekspresi (datar)

Klien terlihat senang mengetahui


cara berkenalan

Klien mengatakan malas berinteraksi.

Klien dapat menyebutkan cara


berkenalan (nama, alamat, dan

Dx: Isolasi Sosial

hobby)

T:
Melatih klien berkenalan
RTL :
Melatih cara bekenalan

A:
Klien mampu berkenalan dengan
baik.

P:
Ingatkan klien cara berkenalan
Latihan klien berkenalan dengan
orang lain 2x sehari
Rabu
18-02-2015

Ds:

S:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi

Klien mengatakan senang bisa

selama di ruangan antareja


Klien mengatakan malas berinteraksi.

mendapatkan teman baru


O:
Klien dapat mengetahui cara

Do :

berkenalan

Klien terlihat Menyendiri di tempat tidur


Saat berbicara tidak ada ekspresi (datar)

Klien terlihat senang mengetahui


cara berkenalan

Klien mengatakan malas berinteraksi.

Klien dapat menyebutkan cara


berkenalan (nama, alamat, dan

Dx: Isolasi Sosial

hobby)

T:
Melatih klien cara berkenalan dengan orang
lain

A:
Klien mampu berkenalan dengan
baik.

RTL :
Latihan cara berkenalan dengan 1 orang

P:
Ingatkan klien cara berkenalan

Latihan klien berkenalan dengan


Kamis
19-02-2015

orang lain.
S:

Ds:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi selama

Klien mengatakan senang bisa

di ruangan antareja

mendapatkan teman lebih banyak

Do:
Klien terlihat Menyendiri
Saat berbicara tidak ada ekspresi (datar)

lagi
O:
Klien dapat berkenalan dengan
lebih dari 2 orang dengan baik

Dx: isolasi sosial


T:
Melatih klien berkenalan lebih dari 2 orang
RTL :

A:
Klien mampu berkenalan dengan
lebih dari 2 orang.

Latih cara berkenalan dengan lebih dari 2 P :


Ingatkan klien cara berkenalan
orang
Latihan klien berkenalan lebih dari 2
orang 2 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai