LAPORAN KASUS
KELOMPOK 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Arif Budiyanto
Asep Rifai
Dana Nurhasan
Riki Akbar S
Fitri Susanti
Nurfriani Ella
Sukarya
A. Latar Belakang
WHO mencatat harga diri rendah adalah gangguan mental yang umum
terjadi di antara populasi. Diperkirakan 121 juta manusia di muka bumi ini
menderita harga diri rendah. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-laki dan 9,5 persen
perempuan, dan hanya sekitar 30 persen penderita harga diri rendah yang benarbenar mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun telah tersedia teknologi
pengobatan harga diri rendah yang efektif. Ironisnya, mereka yang menderita
harga diri rendah berada dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi pada usia
kurang dari 45 tahun. Tidaklah mengherankan, bila diperkirakan 60 persen dari
seluruh kejadian bunuh diri terkait dengan harga diri rendah (termasuk
skizofrenia). (WHO, 2007 dalam Varcarolis & Halter, 2010).
Prevalensi gangguan jiwa di indonesia teutama gangguan jiwa berat
(psikosis/skizofrenia) pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Proporsi RT yang
memiliki ART psikosis dan pernah melakukan pemasungan 14,3%.. Prevalensi
gangguan mental emosional pada penduduk umur 15 tahun sebesar 6,0% (95%
CI 5,87 ; 6,08). Proporsi RT yang pernah membawa ART psikosis mendapatkan
pengobatan 61,8%. Proporsi ART gangguan mental emosional pernah berobat
26,6% sedangkan berobat 2 minggu terakhir 11,9%. (Riskepdas, 2013)
Data klien di RS Dr.Marzoeki Mahdi Bogor menunjukkan bahwa dari 60
klien skizofrenia mengalami masalah harga diri rendah, halusinasi dan perilaku
kekerasan (Lelono, Keliat, Besral, 2011). Skizofrenia itu sendiri adalah adalah
ahw Skizofrenia itu sendiri adalah bahwa penderita Skizofrenia umunya pikiranya
tidak konsisten demikian juga perilakunya. Jadi mereka ini tidak konsisten tidak
rasional dan tidak pasti (tobing, 2007) namun kadang-kadang penderita dapat
berfikir dan berkomunikasi dengan jelas, meiliki pandangan yang tepat dan
berfungsi secara baik dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada saat yang lainya
juga, pemikiranya kata-kata terbalik, mereka tidak mampu memelihara diri
mereka sendiri.
Masalah harga diri rendah sendiri salah satunya timbul dari trauma seperti
penganiayaan seksual, dan psikologis atau kejadian yang mengancam kehidupan,
ketegangan peran. Menurut (Suart & Sundeen, 2013) tanda dan gejala harga diri
rendah adalah sebagai berikut: Mengkritik diri, produktivitas menurun, gangguan
berhubungan, merasa diri paling penting, merasa tidak mampu dan bersalah,
mudah tersinggung/ marah, merasaan negatif terhadap tubuh, pesimis menghadapi
hidup, keluhan fisik, menolakan kemampuan diri, Pandangan hidup bertentangan,
destruktif terhadap diri, menarik diri secara sosial dan dari masyarakat.
Di dalam ruangan Antareja sendiri tercatat dari mulai 1 bulan terakhir
kasus Harga diri rendah dengan persentase 22,2 %, pasien dengan isolasi sosial
23,20 %, halusinasi 17,99%. Dari semua kasus di ruang antareja, meskipun harga
diri rendah bukan menjadi kasus terbanyak di ruangan, kelompok memandang
perlu melakukan Asuhan keperawatan dengan masalah Harga diri rendah karena
dampak dari harga diri rendah pasien dapat mengalami isolasi sosial, oleh karena
itu makalah ini dibuat untuk dapat mengatasi masalah yang terdapat pada pasien.
B. Tujuan Khusus
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang Asuhan keperawatan jiwa
pada klien dengan Harga diri rendah di ruangan Antareja RSJ. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Harga diri rendah
b. Melakukan diagnosa keperawatan jiwa pada klien dengan Harga
diri rendah
c. Melakukan intervensi keperawatan pada klien Harga diri rendah
d. Melakukan tindakan keperawartan pada klien Harga diri rendah
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien Harga diri
rendah
f. Pendokumentasian Asuhan keperawatan pada klien pada Harga
diri rendah
g. Dapat membandingkan
kesenjangan
antara
teori
dengan
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan umum dan khusus
C. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
2. Pohon masalah
3. Masalah keperawatan yang bisa ditemukan
4. Rencana tindakan keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengumpulan data
Daftar masalah keperawatan
Analisa data
Pohon masalah
Daftar diagnosa keperawatan
Daftar diagnosa berdasarkan pioritas
Rencana tindakan keperawatan
Catatan asuhan keperawatan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Harga Diri Rendah
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat disimpulkan
bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut sebagai seorang
yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kopeten. Secara singkat,
harga diri adalah personal jugment perasaan berharga atau berarti yang
diespresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya (Stuart & Sundeen,
2013)
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri, pencapaian ideal diri
atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. dimana
individu sering mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan. Merasa tidak ada
yang mencintai dan tidak diterima dalam sebuah lingkungan. (Keliat 2012; Stuart
& Sundeen 2013).
B. Psikodinamika
1. Factor predisposisi
indentitas, adopsi indentitas prematur yang di inginkan, aspirasi dan potensi diri
individu tersebut. Indentitas negatife, asumsi indentitas yang tidak wajar untuk
dapat diterima oleh nilai dan harapan masyarakat. Mekanisme pertahanan ego
termasuk
penggunaan
fantasi,
disosiasi,
isolasi,
proyeksi,
pergeseran
Respons adatif
Aktualisasi
diri
Konsep
diri positif
respon maladatif
Harga diri
rendah
Keracunan
indentitas
Depersonalisasi
c) Depersonalosasi
Individu masalah aneh terhadap diri sendiri, lingkungan dan orang lain.
1. Prinsip tindakan
a. Perluas kesadaran klien
b. Bina hubungan saling percaya
c. Berikan pekerjakan kepada klien pada tingkat kemampuan
d.
e.
f.
g.
yang dimiliki
Maksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik
Dukung ekplorasi diri klien
Bantu klien untuk menerima perasaan dan pikiran-pikiranya
Bantu mengklarifikasi konsep diri dan hubungan dengan orang
Berduka difungfusional
2. Masalah keperawatan data yang perlu dikaji Harga diri rendah
Diagnosa
Data subjektif
Data objektif
Keperawatan
Harga diri
rendah
sendiri
Ungkapan rasa brsalah,
khawatir
Ungkapan suka menunda
lain
Tampak malas-malasan
Produktivitas menurun
keputusan
Menyangkal kesenangan
sendiri
Bosan
Polarisasi
pandangan
hidup
Isolasi sosial
Mengatakan
berinteraksi
Mengatakan orang lain
tidak
mau
malas
menerima
dirinya
Merasa orang lain tidak
selepel
Curiga dengan orang lain
Mendengar
suara-
suara/melihat bayangan
Merasa tidak berguna
Menyendiri
Mengurung diri
Tidak mau bercakap-cakap
D. Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah
E. Rencana tindakan keperawatan
(terlampir )
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
Identitas Klien
Inisial
: Tn.U (L)
Umur
: 20 tahun
No. RM
: 30.23.56
Ruang Rawat
: Antareja
Tanggal Dirawat
: 18 Januari 2015
Tanggal Pengkajian
: 14 Februari 2015
II.
Alasan Masuk
Klien diantar oleh keluarga pada tanggal 18-01-2015 ke RSJ. Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor, dengan alasan dirumah marah-marah, sulit tidur, mondarmandir, sering melamun, dan malas mandi dan selalu menyendiri.
: TD=120/80mmhg
S= 36,0 0 C
2. Ukur
: TB= 165 cm
Aspek Psikososial
1. Genogram
N= 80 x/menit
P= 20 x/menit
BB= 55 kg
Ket:
: Laki-laki
.............
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Berpisah/bercerai
: Klien
Garis
perkawinan
: Yang telah meninggal
: Garis Keturunan
Keterangan :
Klien anak ke 2 dari 4 bersaudara klien mempunyai 1 anak perempuan
tinggal dengan istri, dan keluarganya dari istrinya. Komunikasi dalam
keluarga baik. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah orang ayahnya.
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti
yang pasien alami saat ini.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri/citra tubuh
klien menyukai semua bagian anggota tubuhnya, klien besyukur
dilahirkan
dengan
keadaan
sempurna.
Masih
banyak
orang
Harapan klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya, ingin cepat pulang
berkumpul dengan keluarga dan anaknya serta ingin bekerja lagi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak memiliki kelebihan apapun, klien mengatakan
malu bila diajak bicara. Klien mengatakan tidak bisa saat ditanya
kemampuan serta tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain.
Klien tamapak malas beraktivitas.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang sangat berarti adalah ibu, anak dan istrinya,
peran serta klien dalam kegiatan di masyarakat yaitu kerja bakti, pengajian
dan acara 17an. Hambatan klien adalah kurang bersosialisasi selama di
ruangan antareja. Klien terlihat selalu menyendiri dan mengatakan malas
berinteraksi.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual
Agama klien islam, klien seorang muslim, pada saat di rumah klien jarang
melakukan ibadah. dan sekarang pasien tidak menjalankan ibadahnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
IV.
Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien kurang rapih, klien menggunakan pakaian sesuai
dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki dan cara berpakaiannya
layaknya seorang laki-laki, kancing baju bagian atas selalu terbuka
rambut klien terlihat tidak rapih.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Klien bicara tidak terlalu cepat, kontak mata kurang, klien suka kadang
tersenyum kalau di ajak bicara perawat.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Aktivitas motorik
Klien terlihat selalu tiduran, malas, melamun dan produktivitasnya pun
menurun
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
4. Afek
Saat berbicara tidak ada ekspresi (datar) walau pun ketika diajak
berbincang dalam hal yang menyenangkan maupun menyedihkan.
Masalah keperawatan : isolasi sosial
5. Alam perasaan
Klien tampak tenang, tidak merasa sedih dan ketakutan pasien juga
tidak putus asa. Perubahan roman muka klien sesuai dengan
perasaannya tersenyum ketika senang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara klien tampak malu-malu, kontak mata
kurang, tidak defensif dan curiga.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
7. Persepsi
Saat pengkajian tidak ditemukan adanya halusinasi, berdasarkan
informasi dari perawat ruangan klien pernah mendengar suara yang
menyuruhnya untuk bunuh diri.
Masalah Keperawatan: resiko halusinasi
8. Isi Pikir
Pasien
tidak
memiliki
obsesi,
fobia,
depersonalisasi,
maupun
9. Proses Pikir
Proses pikir klien juga sesuai denga pembicaraannya, tidak terjadi
sirkumtansial, flight of ideas, blocking dan tangensial.
Masalah Keperawatan
11. Memori
Daya ingat klien juga baik, daya ingat jangka panjang dan pendek baik
tidak terjadi Konfabulasi.
Masalah Keperawatan
Makan
Klien makan dengan mandiri, makan 3x sehari, makanan tidak ada yang
tidak disukainya.
2. Defekasi/berkemih
BAB dan BAK mandiri dan kemudian membersihkannya.
3. Mandi
Klien mengatakan malas mandi, mandipun harus di suruh dan belum cuci
rambut, kuku klien terlihat panjang.
4. Berpakaian
Klien dalam berpakaian harus dibantu untuk mengambil dan memilih
pakaian, tetapi untuk mengenakannya klien bisa mandiri
5. Istirahat dan tidur
Pasien tidur selama 7-8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari.
6. Penggunaan obat
Untuk minum obat klien selalu diingatkan oleh perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Dalam perawatan pasien sangat di dukung oleh keluarga
8. Aktivitas di dalam rumah
klien terkadang membereskan tempat tidur sendiri..
9. Aktivitas di luar rumah
klien bekerja sebagai seorang tukang kuli bangunan.
Masalah keperawatan : 3 Defisit Perawatan Diri
Diagnosa Medik
: Schzoprenia Paranoid
b.
Terapi Medik
:
Haloperidol 3 x 5 mg
Trihexipenidil 3 x 2 mg
Chlorpromazine 1 x 100 mg
X. Daftar Masalah Keperawatan
a.
b.
c.
Isolasi sosial
d.
e.
f.
Resiko halusinasi
ISOLASI SOSIAL
DEFISIT PERAWATAN
DIRI
Core problem
Data
Masalah
Ttd
14/02/2015 S :
Harga
mengatakan
memiliki
Rendah
merasa
kelebihan
apapun
Klien
mengatakan
bisa
saat
tidak
ditanya
kemampuan
O:
Klien
terlihat
malas
malasan
Klien terlihat selalu tiduran
Klien terlihat malu malu
saat di ajak bicara
Produktivitas menurun
Klien
tidak
berinisiatif
Isolasi sosial
Klien mengatakan kurang
bersosialisasi
selama
di
ruangan antareja
Klien mengatakan malas
berinteraksi.
O:
Klien terlihat Menyendiri
di tempat tidur
Saat berbicara tidak ada
ekspresi (datar)
Diri
Defisit Perawatan
Diri
O:
14/02/2015 S :
Koping keluarga
Klien
mengatakan in efektif
selalu
jauh
dari
anaknya.
O:
Klien terlihat melamun
Klien menyendiri
14/02/2015 S:
Resiko halusinasi
berdasarkan informasi dari
perawat
ruangan
klien
: Tn. U
Dx. Medis
: Shizofrenia Paranoid
Ruangan
: Antareja
No. RM
: 30.31.29
Hari/Tanggal
Sabtu
14-02-2015
Pertemuan Implementasi
1
Ds:
Evaluasi/SOAP
S:
kelebihan apapun
Klien mengatakan tidak bisa saat ditanya
kemampuan
O:
klien terlihat menghindar
klien terlihat malu-malu
A : klien mampu melakukan main
Do:
Klien terlihat malas malasan
P:
Paraf
T:
-
RTL :
Senin
16-02-2015
Ds:
S:
kelebihan apapun
Klien mengatakan tidak bisa saat ditanya
O:
Klien dapat membereskan tempat
kemampuan
Do:
A:
Klien
mampu
membereskan
tempat tidur
P:
Latihan mengitar 2x sehari
Latihan
tidur.
membereskan
tempat
Ds:
S:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi
hobby)
T:
Melatih klien berkenalan
RTL :
Melatih cara bekenalan
A:
Klien mampu berkenalan dengan
baik.
P:
Ingatkan klien cara berkenalan
Latihan klien berkenalan dengan
orang lain 2x sehari
Rabu
18-02-2015
Ds:
S:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi
Do :
berkenalan
hobby)
T:
Melatih klien cara berkenalan dengan orang
lain
A:
Klien mampu berkenalan dengan
baik.
RTL :
Latihan cara berkenalan dengan 1 orang
P:
Ingatkan klien cara berkenalan
orang lain.
S:
Ds:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi selama
di ruangan antareja
Do:
Klien terlihat Menyendiri
Saat berbicara tidak ada ekspresi (datar)
lagi
O:
Klien dapat berkenalan dengan
lebih dari 2 orang dengan baik
A:
Klien mampu berkenalan dengan
lebih dari 2 orang.