Anggur) Apakah yang dimaksud dengan kehamilan mola? Kehamilan mola adalah suatu kondisi dimana terdapat pertumbuhan yang cepat dan abnormal dari jaringan plasenta, dimana plasenta menjadi lebih besar dari biasanya dan mengandung kista-kista (kantong yang berisi cairan), yang berkelompok sehingga tampak seperti anggur. Kehamilan mola dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kehamilan mola komplit dan mola parsial (pada mola parsial ditemukan jaringan janin). Mengapa bisa terjadi kehamilan mola? Kehamilan mola dapat timbul ketika sel telur atau sel sperma yang abnormal bersatu. Adapun faktor-faktor yang meningkatkan resiko timbulnya kehamilan mola antara lain: 1. Usia (kurang dari 15 tahun dan lebih dari 35 tahun) 2. Ras (Asia) 3. Riwayat kehamilan mola sebelumnya 4. Riwayat keluarga dengan kehamilan mola 5. Faktor nutrisi: rendah karoten (defisiensi vitamin A) Insidens (angka kejadian) kehamilan mola di Asia Tenggara adalah sebesar 2 dari 1000 kehamilan. Apa saja gejala yang timbul? Gejala dari kehamilan mola selain terlambat menstruasi antara lain adalah perdarahan dari jalan lahir yang ireguler (dapat berupa flekflek maupun perdarahan hebat), mual muntah hebat, ukuran rahim yang membesar melebihi usia kehamilan dan keguguran. Namun pada beberapa kasus, dapat saja kehamilan mola tidak menimbulkan gejala. Bagaimana diagnosis kehamilan mola? Selain dari gejala klinis, apabila dokter mencurigai adanya mola, pemeriksaan fisik dari organ genitalia (pemeriksaan dalam) dapat dilakukan. Pembesaran rahim yang lebih besar dari usia kehamilan adalah tanda yang paling umum ditemui. Selain pemeriksaan dalam, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat gambaran rahim (untuk melihat adanya massa plasenta yang abnormal) dan juga pemeriksaan laboratorium rutin dan juga kadar hormon B-hCG (hormon kehamilan) yang seringkali meningkat secara
abnormal pada kehamilan mola. Namun, diagnosis pasti kehamilan
mola baru dapat ditegakkan dari pemeriksaan histopatologi dari jaringan mola.
Bagaimana tatalaksana kehamilan mola?
Ketika dokter sudah menegakkan diagnosis kehamilan mola, maka dokter akan menetapkan apakah kondisi ini merupakan kondisi dengan resiko rendah atau resiko tinggi, dan tatalaksana yang dilakukan bergantung pada penilaian resiko ini. Tatalaksana dapat berupa kuretase dengan suction, kemoterapi, sampai dengan operasi angkat rahim (apabila pasien sudah tidak ingin hamil lagi). Setelah tindakan evakuasi maka dokter akan melakukan monitoring kadar hormon b-hCG secara rutin. Biasanya kadar hormon b-hCG akan dievaluasi setiap 1-2minggu sampai kadarnya normal, kemudian diperiksa setiap bulan sampai dengan 6 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih sering apabila kadar b-hCG masih tinggi atau menetap. Bagaimana kemungkinan saya mengalami kehamilan mola berulang setelah riwayat kehamilan mola? Ada 1 dari 100 atau sekitar 1 % kemungkinan anda dapat mengalami kehamilan mola berulang . Ketika anda hamil, pastikan dokter anda tau sehingga dokter anda dapat melakukan pemeriksaan fisik dan ultrasonografi sejak awal. Kapan saya dapat hamil lagi? Setelah tindakan evakuasi, dokter akan menyarankan anda untuk mencegah kehamilan selama minimal 6 bulan dengan menggunakan kontrasepsi hormonal. Ketika kadar hormon b-hCG telah turun mencapai nilai normal, dan selama evaluasi selama 6 bulan kadarnya sudah tidak dapat dideteksi, maka sudah tidak diperlukan lagi pemeriksaan lanjutan dan anda diperbolehkan untuk hamil.