Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
fenomena
berubahnya
elevasi
dasar
perairan suatu kawasan pantai jika dilihat menurut potongan tegak lurus pantai.
Perubahan profil pantai terjadi karena keluar dan masuk sedimen yang terbawa
arus. Sehingga terjadi destructive ataupun constructive forces yang merubah profil
pantai. Bentuk profil pantai sangat dipengaruhi oleh serangan gelombang, sifatsifat sedimen seperti rapat massa dan tahanan terhadap erosi, ukuran dan bentuk
partikel, kondisi gelombang dan arus serta bathimetry pantai. Pantai dapat
Terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil (gravel).
Kemiringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan material ukuran dasar. Pantai
berlumpur memiliki kemiringan yang sangat kecil sampai mencapai 1 : 5000.
Kemiringan pantai adalah 1 :20 dan 1 : 50. Kemiringan pantai berkerikil dapat
mencapai 1 : 4. Pantai berlumpur banyak dijumpai di daerah pantai di mana
banyak sungai yang mengangkut sedimen suspensi bermuara di daerah tersebut
dengan gelombang yang relatif kecil. Pantai utara Jawa dan timur Sumatera
sebagian besar merupakan pantai berlumpur. Sebagian besar pantai yang
menghadap ke Samudera Indonesia, seperti pantai selatan Jawa, Bali,
NusaTenggara, pantai barat Sumatera adalah pantai berpasir. Kedua tipe pantai ini
mempunyai sifat yang berbeda (Triatmodjo,1999).
Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah metode Empirical
Orthogonal Function (EOF), Tujuan analisis EOF ini adalah untuk memisahkan
keterkaitan data temporal dan spasial sehingga dapat dihasilkan sebagai kombinasi
fungsi linier yang sesuai dari ruang dan waktu. Fungsi tersebut secara objektif
mewakili variasi konfigurasi pantai terkait perubahan terhadap jarak dan waktu
pada garis pantai selama waktu studi (Ritphring dan Tanaka, 2007). Analisa EOF
mulai dikembangkan pada awal 1900-an oleh Pearson (1901) dan Hotteling
(1933), sebagai sarana untuk ekstraksi pola dominan dari suatu set data yang
1
random (Miller dan Dean, 2007). Dalam bidang proses pantai, metode EOF telah
diaplikasikan untuk menganalisa perubahan profil melintang pantai (Winant et al.,
1975; Aubrey, 1979; Dick dan Dalrymple, 1984; Hsu et al., 1986; Gao et al.,
1998), maupun beberapa penelitian lainnya untuk menganalisa perubahan garis
pantai menyusur pantai (longshore). Analisa EOF untuk mengukur variabilitas
garis pantai sepanjang pantai pernah dilakukan sebelumnya oleh Munoz-Perez et
al., (2001). Miller dan Dean (2007) juga menganalisa variabilitas garis pantai
sepanjang pantai pada beberapa lokasi di Amerika dan Australia. Selain itu,
Rithpring dan Tanaka (2007) melakukan analisa perubahan topografi di muara
sungai Natori akibat pembangunan pelabuhan Yuriage dan di sekitar pelabuhan
Sendai di Jepang. Hsu et al., (1994) mengembangkan model empirical
eigenfunction dua dimensi baru dari yang diusulkan sebelumnya (Hsu et al., 1986)
untuk prediksi perubahan pantai akibat kombinasi pengaruh transportasi sedimen
arah longshore dan crossshore. Riset terbaru dilakukan oleh Fairley et al. (2009)
yang menggunakan metode EOF breakwater, dengan menggunakan data rekaman
video selama 30 bulan, di pantai Sea Paling, Inggris. Sementara Munoz-Perez dan
Medina (2010) mengaplikasikan metode EOF untuk
pantai.
Tanjung Perak Surabaya sekarang terdiri dari dermaga dan bangunan
penahan gelombang, setiap tahun dilakukan pengerukan untuk mencukupi draft
kedalaman kapal yang akan berlabuh di pelabuhan tersebut. Hal ini
menyimpulkan bahwa terjadi pergerakan sedimen yang menyebabkan constructive
sedimen di wilayah pantai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dengan adanya
berbagai aktivitas pelabuhan dan
Laboratory,
Civil
Engineering
Department
Tohoku
University.
4. Data perubahan profil pantai hasil analisa EOF dibandingkan dengan profil
pantai dari peta bathimetry tahun 2010.