Al-Maidah Ayat 90-91: Asbabun Nuzul: Imam Nasai Dan Imam Baihaqi Meriwayatkan Sebuah Hadis
Al-Maidah Ayat 90-91: Asbabun Nuzul: Imam Nasai Dan Imam Baihaqi Meriwayatkan Sebuah Hadis
Lihat
not
396.
Asbabun Nuzul : Imam Nasai dan Imam Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis
dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Sesungguhnya ayat pengharaman khamar
itu diturunkan berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua kabilah dari
kalangan kaum Ansar yang gemar minum khamar. Pada suatu hari mereka
minum-minum khamar hingga mabuk, sewaktu keadaan mabuk mulai menguasai
mereka, sebagian di antara mereka mempermainkan sebagian lainnya. Dan
tatkala mereka sadar dari mabuk, seseorang di antara mereka melihat bekasbekasnya pada wajah, kepala dan jenggotnya. Lalu ia mengatakan, 'Hal ini tentu
dilakukan oleh si polan saudaraku, mereka adalah bersaudara di dalam hati
mereka tidak ada rasa dengki atau permusuhan antara sesamanya.' Selanjutnya
lelaki tadi berkata, 'Demi Allah! Andaikata si polan itu menaruh belas kasihan dan
sayang kepadaku, niscaya ia tidak akan melakukan hal ini terhadap diriku.'
Akhirnya setelah peristiwa itu, rasa dengki mulai merasuk di dalam dada mereka
lalu Allah swt. menurunkan ayat ini, 'Hai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya (meminum) khamar dan berjudi...'" (Q.S. Al-Maidah 90).
Asbabun Nuzul : Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Abu
Hurairah r.a. ia mengatakan, "Tatkala Rasulullah saw. sampai di Madinah, para
penduduknya terbiasa minuman khamar dan permainan judi. Kemudian mereka
menanyakan tentang kedua perbuatan itu kepada beliau. Setelah itu turunlah
ayat, 'Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi...' (Al-Baqarah 219).
Akan tetapi orang-orang mengatakan, 'Allah tidak mengharamkannya, akan
tetapi Ia mengatakan bahwa perbuatan itu hanyalah dosa yang besar saja.'
Mereka masih tetap meminum khamar, sehingga pada suatu hari seorang dari
sahabat Muhajirin melakukan salat Magrib sebagai imam dari teman-temannya,
akan tetapi bacaan Alquran salah karena mabuk. Setelah peristiwa itu Allah
menurunkan ayat pengharaman khamar yang lebih berat dari semula, yaitu
firman-Nya, 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat
sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan...' (An-Nisa 43). Kemudian turun pula ayat pengharaman khamar
yang jauh lebih keras dari sebelumnya, yaitu firman-Nya, 'Hai orang-orang yang
beriman! Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi...' sampai dengan firmanNya, '...maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)...' (Q.S. AlMaidah 90-91). Baru setelah turunnya ayat ini mereka mengatakan, 'Wahai
Tuhan kami! Sekarang kami telah berhenti.'" Ada orang-orang yang bertanya,
"Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan orang-orang yang telah gugur di jalan
Allah sedangkan mereka mati dalam keadaan melakukan suatu hal yang
melampaui batas dengan meminum khamar dan memakan dari hasil berjudi
padahal Allah telah menjadikan kedua perbuatan tersebut najis termasuk dari
perbuatan setan." Kemudian Allah swt. menurunkan ayat, "Tidak ada dosa bagi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena
memakan makanan yang telah mereka makan dahulu..." (Q.S. Al-Maidah 93).
Kemudian ada orang-orang dari kalangan mutakallifin (orang-orang yang
memaksakan dirinya) mengatakan, "Khamar itu adalah keji sedang ia berada di
dalam perut si polan yang telah gugur pada perang Uhud," kemudian Allah swt.
menurunkan ayat, "Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh..." (Q.S. Al-Maidah 93).
(219)
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi.
Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,
An Nisaa ayat 29
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya
yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si
terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin, maka (hendaklah si
pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin.
Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
93
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya,
dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil)
menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban,
maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti
membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orang-orang yang bertakwa".
SURAT AL-MAIDAH AYAT 28
"Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk
membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu
untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru
sekalian alam."
SURAT AL-MAIDAH AYAT 30
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh
saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara
orang-orang yang merugi.
SURAT AL-MAIDAH AYAT 31
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi
untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya
menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku,
mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara
orang-orang yang menyesal.
SURAT AL-MAIDAH AYAT 32
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah
dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya
telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
Al Maidah ayat 33
Al Maidah ayat 38
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Perempuan yang berzina dengan laki-laki yang berzina, hendaklah kamu
dera tiap-tiap satu dari ke duanya itu dengan seratus kali deraan.Dan
janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan kasihan kepada keduanya di
dalam menjalankan (ketentuan) agama Allah yaitu jika kamu sebenarnya
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan hendaklah hukuman keduanya
itu disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
SURAT AN-NUR AYAT 3
Orang laki-laki pezina, yang dinikahinya ialah perempuan pezina pula atau
perempuan musyrik. Perempuan pezina jodohnya ialah laki-laki pezina pula
atau laki-laki musyrik , dan diharamkan yang demikian itu atas orang yang
beriman.
AL-JATSIYAH AYAT 15
Barangsiapa yang Mengerjakan amal yang saleh maka itu
adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian
kepada Rabbmulah kamu dikembalikan.
QS. al-Jatsiyah (45) : 15