Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi Klinis

Menurut Newsroom (2009) seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus jika
ditemukan tiga gejala, yaitu:
a. TRIAS keluhan: poliuria, polydipsia, polifagia.
b. kadar glukosa darah di puasa lebih dari 120 mg/dl.
c. kadar glukosa darah dua jam setelah makan lebih dari 200 mg/dl.
Keluhan umum pada pasien dengan Diabetes Mellitus adalah berat badan
menurun, kelemahan, kesemutan, gatal-gatal, penurunan ketajaman penglihatan, luka yang lama
sembuh. (Waspadji, 1996).

Pencegahan diabetes mellitus


1. Menurut WHO pada tahun 1994, upaya pencegahan diabetes ada adalah 3 tahap:
a. Pencegahan primer
Semua kegiatan yang ditujukan untuk mencegah terjadinya hiperglikemia pada
individu yang berrisiko diabetes di populasi umum.
b. Pencegahan sekunder
Menemukan orang orang dengan diabetes sedini mungkinn, misalnya dengan skrining
tes, khususnya dalam populasi berisiko tinggi, sehingga pasien yang sebelummnya
terdiagnosis DM dapat terjaring, sehingga pasien yang sebelumnya terdiagnosis DM
dapat terjaring, sehingga dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi atau komplikasi
jika masih reversible.
c. Pencegahan tersier
Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau cacat akibat komplikasi. Untuk mencegah
cacat harus dimulai dengan program deteksi dini komplikasi diabetes yang kemudian
dapat dikelola dengan baik kursus manajemen serta mengotrol kadar glukosa darah.
Upaya ini meliputi :
1) Mencegah komplikasi diabetes
2) Mencegah komplikasi untuk kerusakan organ
3) Mencegah cacat yang disebabkan oleh kegagalkan tubuh orang atau jaringan.
2. Prinsip penanganan Diabates Melitus secara umum ada lima sesuai denganKonsensus
pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien DM.
a. Diet

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hamper sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing masing individu. Pada penyandang diabetes
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan
jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% dan protein 10-15%. Untuk
menentukan satatus gizi, dihitung dengan BMI, IMT, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
b. Pendidikan kesehatan
Pendidikan Kesehatan sangat penting dalam pengelolaan DM untuk mendapatkan
hasil yang optimal. Pendidikan kesehatan pada pasien DM sebaiknya dilakukan oleh
semua pihak yang terkait dalam pengelolaan DM, seperti dokter, perawat, ahli gizi.
Pendidikan kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok
masyarakat resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok
pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier diberikan
kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit menahun.
c. Exercise (latihan fisik/olah raga)
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit,
yang sifatnya sesuai dengan CRIPE (Continous, Rhythmical, Interval, Progresive,
Endurance Training) sesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah
raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang
gerak atau bermalasmalasan.
d. Obat : oral hipoglikemik, insulin
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan latihan fisik tetapi tidak berhasil
mengendalikan kadar gula darah maka dipertimbangkan pemakaian obat
hipoglikemik.

Anda mungkin juga menyukai