PENDAHULUAN
1.2
9. Sesar Naik
2. Penyebab Sesar
3. Anatomi Sesar
4. Kriteria Pensesaran
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi pemahaman mengenai prinsip awal
terjadinya sesar beserta penyebab-penyebab yang mengakibatkan terjadinya sesar.
Di sisi lain tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
tentang bahaya yang dapat di timbulkan serta keuntungan yang dapat kita
manfaatkan dari adanya salah satu struktur geologi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
umumnya terbagi dalam dua jenis yaitu gaya tegasan seragam dan gaya tegasan
yang tidak seragam. Untuk sistem sesar sendiri disebabkan oleh adanya gaya
tegasan yang sifatnya tidak seragam. Gaya tegasan yang tidak seragam itu dapat
di kelompokan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Tegasan tensional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan mengalami
peregangan atau mengencang.
2. Tegasan kompresional adalah tegasan yang dapat mengakibatkan batuan
mengalami penekanan.
3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan
berpindahnya batuan.
Gambar 1
Ketika batuan terdeformasi maka batuan mengalami tarikan. Gaya tarikan akan
merubah bentuk, ukuran, atau volume dari suatu batuan. Tahapan deformasi
terjadi ketika suatu batuan mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui
3 tahapan pada deformasi batuan.
1. Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya dapat berbalik (reversible).
2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat gaya
tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible).
3. Retakan atau rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak
kembali lagi ketika batuan pecah/retak.
Gambar 2
Gambar 3
Sistem sesar terjadi saat tahapan deformasi batuan telah mencapai kondisi
terjadinya rekahan (fractures), dimana pada kondisi ini batuan yang diberikan
gaya tegasan tidak mampu lagi menahannya. Saat batuan yang mengalami
rekahan ini belum mengalami pergeseran maka hal tersebut dinamakan kekar dan
apabila kondisi rekahan ini telah mengalami pergeseran maka hal tersebut
dinamakan sesar. Pada umumnya semua kekar akan membentuk suatu sesar,
apabila secara terus-menerus mengalami pergeseran.
Gambar 4
Ada dua jenis gelinciran sesar, satu komponen tegak (dip-slip) dan satu komponen
mendatar (strike-slip). Kombinasi kedua-dua gelinciran dikenal sebagai gelinciran
oblik (oblique slip).
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
sesar naik (reverse and thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar
mendatar (wrench fault).
Gambar 9
Gambar 10
10
Angelier (1979)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan gerak relatifnya dan unsur geometrinya, berupa
gores-garis, pitch, sudut kemiringan bidang sesar, pergeseran transversal atau
heave dan pergeseran longitudinal.
Rickard (1972)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan dip of fault dan pitch of net slip. Berdasarkan
parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar, yaitu Left slip, Right slip,
Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip.
Gambar 11
Spencer (1988)
Klasifikasi sesar ini berdasarkan tipe gerakannya, yaitu sesar translasi dan sesar
rotasi. Sesar translasi adalah jenis sesar yang pergerakannya sepanjang garis lurus.
Sesar rotasi adalah jenis sesar yang sifat pergeserannya mengalami perputaran.
11
Gambar 12
12
Gambar 13
Gambar 14
13
bergerak
relatif
kebagian
atas
dibandingkan
footwallnya.
Berdasarkan sudut kemiringannya, sesar naik ini terbagi ke dalam 2 jenis yaitu:
a. Reverse Fault : Sesar naik yang mempunyai sudut kemiringan curam.
b. Thrust Fault
Gambar 15
Gambar 16
14
Gambar 17
15
Imbricate Fan: Imbricate Fan dicirikan dengan adanya Thrust sheet yang di
dalamnya berkembang struktur lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah
Tectonic transport (Boyer dan Elliott, 1982).
Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan menjadi
2 (dua) jenis, yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua
jenis pola sesar tersebut dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran
(Dispclacement). Trailling imbricate fan dicirikan oleh adanya displacement yang
besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar naik (dilihat dari Tectonic
transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.
Gambar 18
Duplex: Di dalam pola duplex (duplikasi), thrust sheet dilingkupi oleh sesar-sesar
seperti menumpuk. Pada umumnya pola duplex ini sulit dikenali secara visual,
(Boyer dan Elliott, 1982).
16
Gambar 19
Berdasarkan pada posisi bidang sesar terhadap sumbu lipatan dan arah tectonic
transport. Sesar naik yang terbentuk dibagian belakang sumbu lipatan dinamakan
sebagai Forelimb thrust, sedangkan yang berkembang dibagian depan sumbu
lipatan dinamakan sebagai Backlimb thrust.
Berdasarkan pada tectonic transportnya, sesar naik dibedakan menjadi Back thrust
dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar naik searah dengan pada tectonic
transportnya,maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai Fore Thrust dan
sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di dalam
Thrust system maka hal tersebut dapat membentuk Pop-up dan Triangle zone.
Didalam Thrust system, berdasarkan posisi bidang sesarnya dapat relatif sejajar
dengan bidang lapisan batuan yang dinamakan sebagai Flat dan apabila
memotong bidang lapisan dinamakan sebagai Ramp. Apabila posisi flat searah
dengan Tectonic transport dinamakan frontal ramp dan sebaliknya dinamakan
sebagai back thrust. Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat
terjadi sepanjang flat dan ramp. Blok hanging wall yang menumpang di atas flat
dinamakan sebagai hangingwall ramp sedangkan blok foot wall yang berada di
bagian ramp dinamakan sebagai footwall ramp.
17
Gambar 20
18
Gambar 21
19
Pada bidang patahan, gaya tegasan akan berubah arah. Ketika batuan batuan yang
berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan yang bersifat lentur
menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas kemungkinan akan
terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat
diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur
mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut
kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan mengalami
pensesaran, membentuk suatu patahan.
Gambar 22
Gambar 23
20
Gambar 24
Gambar 25
Gambar 26
22
Gambar 27
23
Gambar 28
Gambar 29
24
Gambar 30
Gambar 31
25
Sesar flores berada pada utara pulau flores Sesar segmen barat dikenal sebagai
Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang membujur dari timur laut Bali sampai
dengan utara Flores.
Gambar 32
Sesar Wetar dikenal sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar Thrust) yang membujur
dari utara Pulau Alor hingga Pulau Roman. Sesar ini terjadi desakan lempeng
Indo-Australia, dan di sebelah utara Alor, terdapat sesar aktif busur belakang
(Wetar Thrust).
Gambar 33
26
BAB III
KESIMPULAN
Setiap batuan mempunyai sifat yang berbeda-beda terhadap gaya tegasan yang
bekerja pada batuan tersebut. Suatu batuan retas ketika terkena gaya tegasan yang
sama akan terjadi retakan atau terpatahkan sedangkan batuan yang lentur akan
terlipat. Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan telah
diperlihatkan dimana pada tahap awal perlapisan batuan akan terlipat membentuk
lipatan sinklin dan antiklin dimana secara geometri bentuk lengkungan bagian luar
(outer arc) akan mengalami peregangan sedangkan lengkungan bagian dalam akan
mengalami pembelahan (cleavage). Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui
batas elastisitas batuan, perlipatan akan mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui
bidang yang terbentuk pada sumbu lipatannya.
Pada bidang patahan, gaya tegasan akan berubah arah. Ketika batuan batuan yang
berbeda tersebut berada di area yang sama, seperti batuan yang bersifat lentur
menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas kemungkinan akan
terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau terlipat
diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur
mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut
kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan mengalami
pensesaran, membentuk suatu patahan. Sesar merupakan suatu rekahan yang
memperlihatkan adanya sebuah pergeseran. Dari hal tersebut didapat 3 jenis sesar
yaitu:
1. Sesar normal merupakan dimana bagian hanging wall relative turun
terhadap footwallnya.
2. Sesar naik merupakan dimana bagian hanging wall relative naik terhadap
footwallnya.
3. Sesar mendatar merupakan bagian yang terpisah bergerak relative
mendatar pada bidang sesar umumnya tegak (900).
27
Pada sesar naik berdasarkan sudut kemiringan.sesar naik terbagi menjadi 2 jenis
yaitu:
a. Reverse fault : sesar naik yang mempunyai sudut kemiringan curam.
b. Thrust fault
Sesar juga mempunyai bahaya dan juga keuntungan yang didapatkan dari
keberadaan sesar
1. Bahaya sesar, yaitu:
a. Terjadinya Tsunami
Proses terjadinya tsunami yang disebabkan oleh adanya sesar. saat terjadi
patahan di dasar laut kemudian bergerak karena adanya tekanan yang
besar kemudian membuat air masuk kedalam celah yang dibuat oleh
pergerakan sehingga membuat laut menjadi dangkal setelah terakumulasi
air keluar celah dengan energi yang terakumulasi dan membuat gelombang
besar mendekati daratan, gelombang menjadi tinggi karena dasar laut yang
dangkal
b. Terjadinya Gempa Tektonik
Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik
dan terjadi di sekitar batas lempeng tektonik. Gempa bumi terjadi apabila
tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat
ditahan oleh lempeng tektonik tersebut, sehingga terjadi sebuah rekahan
dan bahkan rekahan tersebut mengalami pergeseran.
2. Keuntungan sesar, yaitu:
a. Dapat mengetahui posisi stratigrafi suatu batuan dengan batuan yang
lain.
b. Minyak dan gas alam terbentuk dan ditemukan terjebak di dalam
lipatan bawah permukaan.
c. Faults, joint, dan fractures dapat berperan sebagai lorong untuk tanah
dan rumah untuk deposit mineral-mineral industri yang berharga
sebagai bijih emas, perak, tembaga.
d. Unconformities dapat digunakan untuk menandai batas-batas waktu
geologi untuk era, periode, dan zaman.
28
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/artikel-geofisika
sesar_naik_belakang_busur_bali-daryono-2010.pdf
http://elearning.pelatihan-osn.com/riddar/kebumian/geologistruktur.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011YAKUB_MALIK/GEOMORFOLOGI_SESAR.pdf
http://ibnuseven.com/wp-content/uploads/2013/11/10_SESAR-NAIK_8.pdf
http://kartono.sttnas.ac.id/Geologi%20Struktur/3.%20PENGETAHUAN%20DASAR%20SE
SAR%20DAN%20LIPATAN.pdf
http://petroleumstudies.files.wordpress.com/2009/03/geostruk-3-sesar-faults.pdf
http://repository.upnyk.ac.id/4251/1/Sari.pdf
29