Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM PERNAPASAN

Diajukan kepada
Poltekkes Kemenkes Malang
Untuk memenuhi tugas KDM ( kebutuhan dasar manusia )

Oleh
1. Ajar Sabekti
2. Dilakapa La Rike

(1201300077)
(1201300083)

3. Dimas Pandri Saputro

(1201300049)

4. Dining Putri Hapsari

(1201300067)

5. Elsa Ardiati

(1201300080)

6. Fentika Galih Mentariana

(1201300079)

7. Ika Nurhidayati

(1201300047)

8. Meinda Luthfi Ardhianti

(1201300086)

9. Nawal Hidayah

(1201300073)

10. Nia Kumalasari

(1201300063)

11. Ryan Budianto

(1201300058)

12. Zulma Paramudita

(1201300042)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLITAR


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG

BAB 1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Psikologi yang berkenaan dengan Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Pernapasan.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Wiwin Martiningsih S.Kep,Ns. M.Kep,selaku dosen pembimbing kelompok kami.
2. Perpustakaan Prodi D III Keperawatan Blitar, yang telah memberikan kesempatan
kami untuk mencari referensi.
3. Serta teman-teman yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak merupakan suatu hal yang kami
harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Blitar, 09 Okteber 2012

Penyusun

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bernapas adalah proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (CO2). Proses
bernafas adalah proses yang paling utama yang di butuhkan oleh tubuh. Tubuh membutuhkan
suplaian oksigen untuk dapat bernafas. Dari proses pengambilan oksigen tersebut biasanya
terjadi gangguan saluran pernapasan. Pemeriksaan pernapasa dapat menggunakan beberapa cara
yaitu dengan palpasi, auskultasi, perkusi, dan inspeksi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara memeriksaan fisik pada sistem pernafasaan secara inspeksi ?
1.2.2 Bagaimana cara memeriksaan fisik pada sistem pernafasaan secara palpasi?
1.2.3 Bagaimana cara memeriksaan fisik pada sistem pernafasaan secara perkusi ?
1.2.4 Bagaimana cara memeriksaan fisik pada sistem pernafasaan secara auskultasi ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Mengetahui cara memeriksa fisik pada sistem pernafasaan secara inspeksi
1.3.2 Mengetahui cara memeriksa fisik pada sistem pernafasaan secara palpasi
1.3.3 Mengetahui cara memeriksa fisik pada sistem pernafasaan secara perkusi
1.3.4 Mengetahui cara memeriksa fisik pada sistem pernafasaan secara auskultasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INSPEKSI PADA SISTEM PERNAPASAN


2.1.1 Pengertian Inspeksi
Pemeriksaan dengan cara melihat, mengamati apakah terdapat kelainan patologis
ataukah hanya fisiologis dengan cara melihat pengembangan paru saat bernapas.
2.1.2 Ciri Fisik Umum
Bentuk torak, kesimetrisan, keadaan kulit.
Normal chest : diameter proximodistal lebih panjang dari anterodistal
Pigeon chest : diameter anteroposterior lebih panjang dari proximodistal
Funnel chest : diameter anteroposterior lebih pendek dari proximodistal
Barrel chest : diameter anteroposteriol sama dengan proximodistal
Kyposis

: tulang belakang bengkok tulang depan

Scoliosis

: tulang belakang bengkok ke samping

Lordosis

: tulang belakang bengkok ke belakang

Macam-macam pola pernapasan :


1.
2.
3.
4.

Eupnea : Irama dan kecepatan pernapasan normal


Takipneu : peningkatan kecepatan pernapasan
Bradipnea : lambat tapi merupakan pernapasan normal
Apnea : tidak terdapatnya pernapasan

5. Chene stokes : pernapasan secara bertahap muali dangkal lebih cepat dan dalam,
kemudian melambat diselingi pereodapnea
6. Biots : pernapasan cepat dan dalam dan berhenti tiba-tiba
7. Kusmaul : pernapasn cepat dan dalam tanpa berhenti

2.2 PALPASI PADA SISTEM PERNAPASAN


2.2.1 Pengertian Palpasi
Palpasi merupakan suatu pemeriksaan dengan metode perabaan yang menggunakan
rasa proprioseptif disini indra perabaan harus bekerja dengan baik.
Pemeriksaan taktil fremitus dan atau vocal fremitus;membandingkan getaran dinding
torak antara kanan dan kiri,dengan cara menempelkan kedua telapak tangan pemeriksaan
pada punggung clien kemudian clien diminta mengucapkan katatujuh puluh
tujuh,telapak tangan degeser kebawahdan bandingkan getarannya,normalnya getaran
antara kanan dan kiri teraba sama.
Pemeriksaan palpasi untuk menilai:
a.Simetri atau asimetri dada yang dapat diperoleh dari adanya benjolan yang
abnormal,pembesaran kelenjar limfe pada aksila dan lain-lain
b. adanya fremitus suara, merupakan getaran daerah toraks saat bicara atau menangis
yang sama dalam kedua sisi toraks, penilainya apabila meninggi suara maka terjadi
konsolidasi seperti pada pneumonia dan apabila menurunterjadi obstuksi, atelektaksis,
pleuritis, efusi pleura, tumor paru. Caranya dengan meletakan telapak tangan kanan dan
kiri pada daerah dada atau punggung
C. Adanya krepitasi supkutis, yaitu udara pada daerah bawah jaringan kulit, adanya
krepitasi ini dapat terjadi spontan, setelah trauma atau tindakan trakeostomi,
2.3 PERKUSI PADA SISTEM PERNAPASAN
Perkusi dapat dilakuakan dengan cara langsung atau tidak langsung. Cara langsung
dengan mengetukkan ujung jari atau jari telunjuk langsung ke dinding dada, sedangkan
cara tidak langsung dengan meletakkan satu jari pada dinding dada dan mengetuknya
dengan jari tangan lainya , dimulai dari atas kebawah ataudari kanan ke kiri, lalu
dibandingkan hasilnya. Hasil dari pemeriksaan ini adalah :
a. Sonor, merupakan sura paru normal
b. Redup atau pekak suara perkusi yang berkurang normalnya pada daerah
scapula,diafragma,hati,dan jantung.Suara pekak atau redup ini biasanya merupakan
konsolidasi jaringan paru seperti pada atelek taksis,pneumonia lobaris,dll.Pekak pada
daerah hati ini terdapat pada daerah iga ke enam pada garis aksilaris media kanan

yang menunjukkan adanya gerakan pernapasan,yaitu turun pada saat inspirasi dan
naik pada ekspirasi,dan pada anak khusunya berusia dibawah 12 tahun,akan
mengalami kesulitan.
c. Hipersonor atau timpani yang terjadi apabila udara dalam paru bertambah atau leura
bertambah seperti pada emfisema paru atau pneumotoraks.
Cara melakukan perkusi adalah dengan menempelkan jari tengah pemeriksa pada
intercosta klien dan mengetuk dengan jari tangan yang satunya, normalnya suara dinding
torak saat diperkusi adalah sonor. Hipersonor menandakan adanya pemadatan jaringan
paru atau penimbunan cairan dalam dinding torak (pnemotorak).

2.4 AUSKULTASI PADA SISTEM PERNAPASAN


Auskultasi,untuk menilai suara nafas dasar dan nafas tambahan yang dilakukan diseluruh
dada dan punggung.Bandingkan suara nafas dari kanan atau kekiri,kemudian dari bagian atas ke
bawah dan tekan daerah stateskop dengan kuat.Khususnya pada bayi suara nafasnyaakan lebih
keras karena dinding dada masih tipis.
2.4.1 Suara Nafas
Vesikuler : terdengar di seluruh lapang paru dengan intensitas suara rendah, lembut dan
bersih
Bronchial : di atas manubrim sterni, suara tinggi, keras dan bersih
Bronkovesikuer : intercosta 1 dan 2, dan antara scapula, intensitas sedang dan bersih
Trakeal : di atas trakea pada leher, intensitas sangat tinggi, keras dan bersih
2.4.2 Suara Ucapan
Anjuran klien mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang. Dengan stetoskop
dengarkan pada area torak, normalnya intensitas suara kanan dan kiri sama.
Kelainan yang dapat di temukan:
Bronkophoni: Suara terdengar lebih keras di banding sisi lain
Egophoni: Suara bergema (sengau)
Pectoriloquy: Suara terdengar jauh dan tidak jelas
2.4.3 Suara Tambahan
Rales : Suara yang terdengar akibat exudat lengket saat inspirasi Rales halus, terdengar
merintik halus pada akhir inspirasi Rales kasar, terdengar merintik sepanjang inspirasi
Rales tidak hilang dengan batuk, tanda adanya cairan atau pus di alveoli. Pada klien gagal
jantung, atau pneumonia, atau fibrosis paru.
Ronchi : Akibat penumpukan exudat pada bronkus-bronkus besar, terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi, hilang bila klien batuk. Tanda-tanda pasien Bronkhitis.
Wheezing : Terdengar ngiik-ngiik saat ekspirasi akibat penyempitan bronkus. Nada
tinggi, seperti peluit. Tanda-tanda pasien astma, atau tumor, atau terdiri benda asing.

Pleural tricion rub : Terdengar kasar seperti gosokan amplas akibat peradangan pleura
terdengar sepanjang pernafasan lebih jelas pada antero lateral bawah dinding torak.
Tanda-tanda pasien inflamasi pada pleura.

BAB III
PENUTUP

3.1

KESIMPULAN

Bernafas merupakan proses menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan


karbondioksida (CO2). Biasanya dari proses pengambilan oksigen tersebut terjadi gangguan
saluran pernapasan. Sehingga dilakukanlah pemeriksaan terhadap gangguan pernafasan ini.
Dalam pemeriksaan pernafasan dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.

DAFTAR PUSTAKA

Azimul H,A.Aziz.2009.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta.Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai