Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN SISTEM PENILAIAN KURKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DAN KURIKULUM 2013


A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sesuai dengan Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan
bahwa Standar Isi (SI) untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah

mencakup

lingkup

materi

minimal

dan

tingkat

kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal


pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI
dijelaskan bahwa proses pembelajaran dalam KTSP meliputi tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Tatap muka adalah
pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas.
Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan waktu penyelesaian
kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta didik. Teknik
penilaian yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain melalui tes,
observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu
bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penilaian

dilakukan

selama

proses

pembelajaran

dan/atau

pada

akhir

pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta


didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata
pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata
pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk
tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah
Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Dalam KTSP terdapat 5 kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata


pelajaran: agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu
pengetahuan dan teknologi; estetika; jasmani, olahraga, dan kesehatan. Mata
pelajaran tersebut dapat menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta
didik.
Mata pelajaran agama menilai perilaku peserta didik yang
menyangkut

pengamalan

agamanya

seperti

kedisiplinan,

kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial,


kejujuran,

dan

pelaksanaan

ibadah

ritual.

Mata

pelajaran

kewarganegaraan yang mengamati perubahan perilaku dan sikap


untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta
didik yang menjadikan warga negara Indonesia yang baik.
Penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
terdiri dari bahasa, matematika, IPA, IPS, dan TIK. Penilaian kemampuan
berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi bahasa yang
lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara
baik

dan

benar

kemampuan

sehingga

berbahasa

mengarah

berbasis

kepada

kinerja.

penilaian

Penilaian

dalam

matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika,


bukan hanya pengetahuan matematika. Penilaian IPA dan IPS
dapat dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran.
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,
observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal,
inventori, penilaian diri, dan penilaian antarteman. Penilaian
dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu
peserta

didik

menyelesaikan

tugas

dan/atau

produk

yang

dihasilkan. penilaian mata pelajaraan kelompok mata pelajaran


estetika

lebih

ditekankan

pada

upaya

pengembangan

kepribadian peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.


Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir, keterampilan sosial,

stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan


pengenalan

lingkungan

bersih

melalui

aktivitas

jasmani,

olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis


dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Kurikulum 2013
Standar

Penilaian

Pendidikan

kurikulum

2013

mengacu

pada

Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan yakni


kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
Jika pada kurikulum KTSP, penilaian lebih ditekankan pada aspek
kognitif yang menjadikan tes sebagai cara penilai yang dominan, maka kurikulum
2013 menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional yang
sistem penilaiannya berdasarkan test dan portofolio yang saling melengkapi.
Standar penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada pada
prinsif-prisif kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowlidge, skill
dan attitude. Salah satu bentuk dari penilaian itu adalah penilaian otentik .
Penilaian otentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di
atas. Diantara teknik dan isntrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai
berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian teman sejawat(peer evaluation) oleh peserta

didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian


diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis (Nilai Harian, UTS,
UAS), tes lisan, dan penugasan.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Berdasarkan paparan di atas, kurikulum 2013 menekankan pada penilaian
terhadap tiga komponen dalam proses. Tiga komponen tersebut adalah skill
(keterampilan), knowlidge (pengetahuan), dan attitude (prilaku). Tiga komponen
itu didapatkan pada proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, kurikulmu 2013
lebih mengedepankan penilaian otentik (penilaian yang sebenarnya). Seluruh
rangkaian pembelajaran siswa menjadi titik perhatian seorang pendidik dalam
memberikan penilaian.

Tugas
Tanggal
Tema

: Ketiga
: 16 Maret 2015
: Perbandingan Sistem Penilaian di KTSP dan Kurikulum

Nama kelompok

2013
: Ari Hartono

Refleksi

1206157

Devi Novitasari

1200395

Feri Santoso

1202468

Imam Tantoni

1205132

Nurhabibah

1202824

Reza Azhari
1200334
: Dalam tugas kali ini sumbernya mudah didapat karena
memang sudah ada buku ataupun jurnal bahkan di
internet sudah banyak yang menulis. Tugas ini
memberikan banyak manfaat kepada kami dalam
memahami perbedaan dan persamaan penilaian di KTSP
dan Kurikulum 2013.

NILAI KELOMPOK

PARAF KETUA

NILAI DOSEN

PARAF DOSEN

Anda mungkin juga menyukai