Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI INFORMASI

EDUKASI
KELOMPOK 1

ARMA YUNISA (1201005)

ARUM RAHMAWATI
(1201006)
AULIA FITRI (1201007)
DITTA HERRIANI (1201019)
GUSTIA ANERI (1201036)
Dosen Pembimbing :
WITA ALHUSADA
Septi Muharni,
M.Farm, Apt
(1001112)

PEL
INF
AYA
OR
N
MA A N
SI O
BA
T

Informasi Obat
merupakan pekerjaan
kefarmasian dan HAK
KONSUMEN

UU Perlindungan Konsumen (UU


no 8 / 1999)
Informasi lengkap mengenai
produk
Konsumen berhak menuntut

1.
2.

Jumlah dan jenis obat yang


semakin banyak
Pustaka yang semakin
banyak dan memerlukan
pengalaman dalam memilih
pustaka yang baik

Alasan Utama Perlu


adanya Pelayanan PIO

Informasi obat : setiap data


atau pengetahuan objektif,
diuraikan secara ilmiah dan
terdokumentasi mencakup
farmakologi, toksikologi dan
PIO adalah kegiatan
penggunaan terapi obat.
penyediaan dan
pemberian informasi,
rekomendasi obat yg
independen, akurat,
komprehensif, terkini,
oleh apoteker kepada
pasien, masyarakat,
profesional kesehatan
yang lain dan pihak yg
memerlukan.

Menunjang ketersediaan
dan penggunaan obat yg
rasional, berorientasi
kepada pasien, tenaga
kesehatan dan pihak lain.
Menyediakan memberikan
informasi obat kpd pasien,
tenaga kesehatan dan
pihak lain.
Menyediakan informasi utk
membuat kebijakankebijakan yg berhubungan
dg obat terutama bagi
PFT/KFT di RS.

TUJUAN

UU no.23 tahun 1992


tentang kesehatan
dan PP RI no 51 tahun
2009 tentang
pekerjaan kefarmasian

PIO
PEKERJAAN
KEFARMASI
AN

Persyaratan
apoteker
1. Mempunyai
sebagai
spesialis
kemampuan,mengembangkan
informasi
obat dan keterampilan
pengetahuan
2.

3.

4.
5.

dengan mengikuti pendidikan


pelatihan yang berkelanjutan.
Menunjukan kompetensi
profesional dalam
penelusuran,penyelsaian dan
evaluasi sumber informasi.
Mempunyai pengetahuan yang baik
tentang fasilitas perpustakaan
didalam dan diluar rumah sakit,dan
memiliki keterampilan dalam
metodologi penggunaan data
elektronik.
Memiliki pengetahuan yang baik
tentnag terapi obat.
Memiliki kemampuan

Sasaran
Informasi
Obat 1. Pasien atau
keluarga pasien
2. Tenaga
kesehatan :
dokter, dokter
gigi, apoteker,
perawat, bidan,
asisten apoteker,
dan lain-lain
3. Pihak lain :
manajemen,
tim/kepanitiaan
klinik, dan lain-

faktor yang
perlu
diperhatika
1. Sumber
n
informasi
obat.
2. Tempat
3. Tenaga
4.
Perlengkapan

Kegiata
Kegiatan PIO berupa
n PIO
penyediaan
dan pemberian
informasi obat yang bersifat
aktif atau pasif.
Pelayanan bersifat aktif
apabila apoteker pelayanan
informasi obat memberikan
informasi obat dengan tidak
menunggu pertanyaan
melainkan secara aktif
memberikan informasi obat,
misalnya penerbitan buletin,
brosur, leaflet, seminar dan
sebagainya.
Pelayanan bersifat pasif
apabila apoteker pelayanan
informasi obat memberikan
informasi obat sebagai

PATIENT CARE
MEMERLUKAN INTEGRASI
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN

Pengetahu
an
penyakit
Pengetahu
an
Teknologi
Farmasi
Ketrampilan
Informasi &
Konsultasi
Obat

Pengetahu
an terapi
obat

Patient
care

Ketrampila
n
Memonitor

Pengetahu
an terapi
non obat
Pengetahua
n
interpretasi
uji lab
&diagnostik
Ketrampilan
penentuan
DRP &
penyelesaiann
ya

DOKTER

PENGGUNAAN OBAT
YANG RASIONAL

APOTEKER

KEPATUHAN PASIEN
TERCAPAI TUJUAN TERAPI

Kualitas hidup meningkat

Pusat Informasi Obat :


Tempat farmasis melakukan pelayanan
informasi obat, dengan aktivitas
utama meliputi :

Penerbitan produk informasi seperti


buletin, newsletter, informasi obat
baru
Aktivitas yang berkaitan dengan
penyusunan formularium
Evaluasi penggunaan obat
Monitoring efek samping obat
Riset
Pelatihan

Mekanisme
Layanan Informasi
PERTANYAAN

Langsung Surat
Telp.
E-mail
Fax

INFORMASI
LATAR BELAKANG
PERTANYAAN

KLASIFIKASI
Penanya
Pertanyaan

Searching Literatures
KATALOG

JAWABAN
6

(PENELUSURAN PUSTAKA
SECARA SISTEMATIS)
1st, 2nd, 3rd

KONSELING
OBAT
Proses
yang sistematik

untuk
mengidentifikasi dan
menyelesaikan
masalah pasien
yang berkaitan dengan
Bukan hanya memberikan penerangan
penggunaan obat

tentang obat
Untuk mendapatkan informasi latar belakang
pasien

Memberi penekanan pada pendidikan pasien


untuk ikut aktif dalam regimen terapetik

Melibatkan perubahan tingkah laku / sikap


pasien terhadap penggunaan obat

Memberikan perhatian dan dukungan pada


pasien mengenai terapinya

Langkah-langkah sistematis pemberian


informasi obat oleh petugas PIO
1

2
3
4
5

Penerimaan permintaan Informasi Obat : mencatat data


permintaan informasi dan mengkategorikan permasalahan :
aspek farmasetik (identifikasi obat, perhitungan farmasi,
stabilitas dan toksisitas obat), ketersediaan obat, harga
obat,efek samping obat, dosis obat, interaksi obat,
farmakokinetik, farmakodinamik, aspek farmakoterapi,
perundang-undangan.
keracunan,
Mengumpulkan
latar belakang masalah yang

ditanyakan : menanyakan lebih dalam tentang


karakteristik pasien dan menanyakan apakah
sudah diusahakan mencari informasi sebelumnya

Penelusuran sumber data : rujukan umum, rujukan


sekunder dan bila perlu rujukan primer
Formulasikan jawaban sesuai dengan
permintaan : jawaban jelas, lengkap dan benar,
jawaban dapat dicari kembali pada rujukan asal
dan tidak bolehmemasukkan pendapat pribadi.
Pemantauan dan Tindak Lanjut : menanyakan
kembali kepada penanya manfaat informasi yang
telah diberikan baik lisan maupun tertulis
(Juliantini dan Widayati, 1996).

Prosedur penanganan pertanyaan


1) Menerima pertanyaan
2) Identifikasi penanya
3) Identifikasi masalah
4) Menerima permintaan informasi
5) Informasi latar belakang penanya
6) Tujuan permintaan informasi
7) Penelusuran pustaka dan
memformulasikan jawaban
8) Menyampaikan informasi kepada pihak
lain
9) Manfaatkan informasi
10) Publikasi

Jenis-jenis Pustaka
1.

2.

3.

Pustaka Primer (artikel original yang


dipublikasikan langsung oleh
penulisnya
Sekunder (memuat kumpulan
abstrak saja dari berbagai artikel
original dan berbagai pustaka
primer)
Tersie (buku ajar yang merupakan
kumpulan artikel dan tidak up to
date)

Dokumentasi
Setelah terjadi interaksi antara penanya dan
pemberi jawaban, maka kegiatan tersebut
harus didokumentasikan Manfaat
dokumentasi adalah :
1) Mengingatkan apoteker tentang informasi
pendukung yang diperlukan dalam menjawab
pertanyaan dengan lengkap.
2) Sumber informasi apabila ada pertanyaan
serupa
3) Catatan yang mungkin akan diperlukan
kembali oleh penanya.
4) Media pelatihan tenaga farmasi
5) Basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan
perencanaan layanan.

Evaluasi
kegiatan
Evaluasi ini digunakan untuk menilai atau
mengukur keberhasilan pelayanan informasi
obat itu sendiri dengan cara membandingkan
tingkatkeberhasilan sebelum dan sesudah
dilaksanakan pelayanan informasi obat.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan
pelayanan informasi obat, indikator yang dapat digunakan
antara lain :
1) Meningkatkan jumlah pertanyaan yang diajukan.
2) Menurunnya jumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab.
3) Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan.
4) Meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan (leflet,
buletin,
ceramah).
5) Meningkatnya pertanyaan berdasarkan jenis pertanyaan
dan tingkat

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai