LAPORAN KASUS
I.1IDENTITASPASIEN
Nama
:Nn.DP
Jeniskelamin :Lakilaki
Tempat/TglLahir:Jakarta,20/08/1954(51thn)
Sukubangsa :Jawa
Statusperkawinan
:Menikah
Agama
:Islam
Pekerjaan
:Pegawaiswasta
Pendidikan
:S1
Alamat
:Jl.MatramanINo.12,Kebon
MasukRS
:23Febuari2015
ManggisMatraman,JakartaTimur
ANAMNESIS
Diambildari:AutoanamnesisdanAlloanamnesis.Tanggal:23Febuari2015
I.2RIWAYATPENYAKIT
Lokasi
:IGDRS.IslamPondokKopiJakarta
Tanggal/waktu
:23Febuari2015,pukul00.30
Keluhanutama
:Pusingberputar1jamsebelummasukrumahsakit
Keluhantambahan :Mualdanmuntahsebanyak3kali
RIWAYATPENYAKITSEKARANG:
Pada tanggal 23 Febuari 2015 pukul 22.00 pasien mengeluh pusing berputar. Pusing
dirasakan muncul tibatiba ketika pasien beristirahat. Pasien merasakan sekeliling terasa
berputar.Padapukul23.00pasienmengeluhpusingberputarterasasemakinmemberatsehingga
pasiensulitmembukamatanya.Pasienmulaimerasakanmual,beberapamenitkemudianpasien
muntah3kaliberisimakanan.Pasienmerasatubuhnyalemas.Tibatibapasienbuangairbesar
dan buang air kecil tanpa disadari di tempat tidurnya. Tubuh pasien dirasakan dingin, dan
munculkeringatdisekujurtubuh.Riwayatdemamsebelumnyadisangkal.Riwayattelingaterasa
berdengin dan penurunan fungsi pendengaran disangkal. Pada pukul 00.00 keluarga pasien
1
membawapasienkeIGDRs.IslamPondokKopiJakarta.Selamadiperjalananpasienmasih
sadardandapatberkomunikasi,pasientidakmaumembukamatanyadikarenakanpusing.Pasien
muntah1kalibersisimakananselamadiperjalanan.
Pasienmemilikiriwayatdarahtinggisejaktahun2005,namunjarangcontroldantidak
pernahminumobatantihipertensi.Pasienjugamemilikiriwayattraumapadakepalapadatahun
2007.
RIWAYATPENYAKITYANGPERNAHDIDERITA
PenyakitDahulu
()Cacar
()Cacarair
()Difteri
()BatukRejan
()Campak
(+)Influenza
()Tonsilitis
()Malaria
()BatuGinjal/SaluranKemih
()Disentri
()Burut(Hernia)
()Hepatitis
()PenyakitProstat
()TifusAbdominalis()Wasir
()DiabetesMelitus ()Ginjal
()Sifilis
(+)Alergi
()Gonore
()Tumor
()Khorea
(+)Hipertensi
()DemamRematikAkut()UlkusVentrikuli
()Pneumonia
()UlkusDuodeni
()Pleuritis
()Gastritis
()Tuberkulosis
()BatuEmpedu
()PenyakitPembuluh
()PerdarahanOtak
()Psikosis
Lainlain:()
KesimpulanRiwayatPenyakityangpernahdiderita:
Pasienmemilikiriwayatdarahtinggisejaktahun2005yangtidakterkontrol
Riwayatcederakepalahinggatidaksadarkandiripadatahun2007
Riwayatalergiobatobatangolongansulfa
RIWAYATKELUARGA
Pasienmerupakananakkeduadarikeduaorangtuanya.Riwayatdiabetesmellitus,hipertensi,
asma,sertaalergiobatdisangkal.
RIWAYATKEBIASAAN/POLAHIDUP
2
Riwayatmengkonsumsialkohol,merokokataupunobatobatanterlarangdisangkalolehpasien.
I.3PEMERIKSAANFISIK23FEBUARI2015
StatusGeneralis
KeadaanUmum
KesanSakit
Kesadaran
:tampaksakitsedang
:somnolen
TandaVital
Nadi
:60x/menit,teratur,isicukup
TekananDarah
:160/100mmHg
Nafas
:20x/menit,tipeabdominotorakal
Suhu
:36,3OC
Kepala
:Normocephali
Rambut
:Rambuthitamdistribusimeratadantidakmudahdicabut,cukuptebal
Wajah
:Wajahsimetris,tidakadadeformitasatauhematoma
Mata
:
Visus
:tidakdinilai
Ptosis
:/
Skleraikterik
:/
Lagofthalmus :/
Konjunctivaanemis :/
Cekung
:/
Exophthalmus
:/
Korneajernih :+/+
Strabismus
:/
Lensajernih :+/+
Nistagmus
:/
Pupil
:bulat,isokor
Reflekscahaya
:langsung+/+,
tidaklangsung+/+
Telinga
:
Bentuk
:normotia
Tuli
:/
Nyeritarikaurikula :/
Nyeritekantragus
:/
Liangtelinga
:lapang
Membrantimpani
:sulitdinilai
Serumen
:/
Reflekscahaya
:sulitdinilai
Cairan
:/
Hidung
:
Bentuk
:simetris
Sekret
:/
Mukosahiperemis
:/
Bibir
:Simetrissaatdiam,mukosaberwarnamerahmuda,kering(),sianosis()
Mulut
: Oralhigienebaik,gigicaries(),trismus(), mukosagusidanpipi:merah
muda,hiperemis(),ulkus(),halitosis(),lidah:normoglosia,ulkus(),hiperemis()massa()
Tenggorokan :TonsilT1T1tidakhiperemis,kriptatidakmelebar,detritus(),faringtidak
hiperemis,ulkus()massa()
3
Leher
: Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,
tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di
tengah, tekanan vena Jugularis (JVP) : 5-2 cm H20
Thoraks
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernafasan yang
tertinggal, pernafasan abdomino-torakal, pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi,
pembesaran KGB aksila -/- , tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada, ictus
cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis kiri, pulsasi abnormal (-)
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan, gerak napas simetris kanan dan kiri,
vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri, teraba ictus cordis pada ICS V linea
gallop (-)
Abdomen
:
Inspeksi: perutcembung, tidakdijumpaiadanyaefloresensipadakulitperutmaupun
benjolan,kulitkeriput()gerakanperistaltik()
Palpasi:supel,NT(),hepardanlientidakterabamembesar.
Perkusi:shiftingdullness()
Auskultasi:bisingusus(+),frekuensi4x/menit
Anogenitalia :jeniskelaminlakilaki
Ekstremitas :
Ekstremitasatas
:Edema/
Akralhangat+/+
Deformitas/
Ekstremitasbawah :Edema/
Akralhangat+/+
Deformitas/
Kulit
:warnasawomatangmerata,pucat(),tidakikterik,tidaksianosis,turgorkulit
baik,lembab,pengisiankapiler<2detik.
Tulangbelakang:bentuknormal,tidakterdapatdeviasi,benjolan(),ruam()
StatusNeurologis
4
Kesadaran
GCS
Sikap tubuh
Gerakan abnormal
: Compos Mentis
: E3M6V4 = 13
: Berbaring
: Tidak ada
:
:
:
:
:
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Motorik
Gerakan
beba
s
bebas
Kekuatan
beba
s
bebas
5555
5555
5555
5555
Tonus
Trofi
Refleks Fisiologis
Kanan
Kiri
Refleks Biseps
(+)
(+)
Refleks Triseps
(+)
(+)
Refleks Patella
(+)
(+)
Refleks Archilles
: tidak dilakukan
Refleks Patologis
Kanan
Kiri
5
Babinzki
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaefer
(-)
(-)
Nervus Kranialis
N.I ( Olfaktorius)
- Daya penghidu
: Tidak dilakukan
N II (Opticus)
- Ketajaman penglihatan
: Baik
Baik
- Lapang pandang
: Tidak dilakukan
- Funduscopy
: Tidak dilakuka
(-)
(-)
- Strabismus
(-)
(-)
- Nistagmus
(-)
(-)
- Exophtalmus
(-)
(-)
- Enophtalmus
(-)
(-)
Lateral
(+)
(+)
Medial
(+)
(+)
Atas lateral
(+)
(+)
Atas medial
(+)
(+)
Bawah lateral :
(+)
(+)
Bawah medial :
(+)
(+)
Atas
(+)
(+)
Bawah
(+)
(+)
- Pupil
Ukuran pupil
3 mm
3mm
Bentuk pupil
bulat
bulat
Isokor/anisokor
Posisi
sentral
sentral
Rf cahaya langsung
(+)
(+)
(+)
(+)
: tidak dilakukan
- Membuka mulut
: simetris
- Refleks masester
: tidak dilakukan
isokor
: tidak dilakukan
N VII (Facialis)
- Mengerutkan dahi
- Mengerutkan alis
- Menutup mata
- Meringis
- Menggembungkan pipi
: tidak dilakukan
- Tes Rinne
: tidak dilakukan
- Tes Weber
: tidak dilakukan
N. IX ( Glossopharyngeus )
- Pengecapan lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan
- Sensibilitas faring
: tidak dilakukan
N.X ( Vagus )
- Denyut nadi
: teraba,reguler
- Arcus faring
: simetris
- Berbicara
: normal
- Menelan
N. XI ( Accesorius )
- Memalingkan kepala
: normal
- Sikap bahu
: simetris
- Mengangkat bahu
: dapat dilakukan
N.XII ( Hipoglossus )
- Menjulurkan lidah
: simetris
- Artikulasi
: jelas
- Tremor lidah
: tidak ada
Sensibilitas
- Nyeri
- Suhu
- Taktil
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
:
(+)
(+)
- Inkotinensia
- Retensi
- Anuria
: Ada
: Tidak ada
: Tidak ada
Defekasi
- Inkotinensi
- Retensi
: Ada
: Tidak ada
Fungsi Luhur
- Fungsi bahasa
- Fungsi orientasi
- Fungsi memori
- Fungsi emosi
- Fungsi kognisi
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
I.5PEMERIKSAANPENUNJANG
CTScanKepala,23Febuari2015
Kesan:Perdarahancerebellumdenganhidrocepali
Laboratorium,23Febuari2015,pukul01.02
DarahRutin
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chloride
Glukosa
GDS
FungsiHati
SGOT
SGPT
Hasil
16,5
17,6(H)
47
240
NilaiNormal
13,517,5
5,010,0
4050
150400
148
2,35(L)
110
132145
3,505,50
98110
130
70200
Hasil
29,10
16,7
NilaiNormal
1035
1045
28
1,1
1050
0,671,17
FungsiGinjal
Ureum
Creatinin
I.5RESUME
Pasien seorang laki-laki berusia 51 thn datang ke IGD RSI Pondok kopi dengan keluhan
pusing berputar muncul tiba-tiba, disertai mual, muntah sejak 2 jam SMRS. Keluhan tambahan
pasien merasa tubuhnya lemas serta mengalami BAK dan BAB yg tidak disadari. Riwayat
hipertensi tidak terkontrol sejak tahun 2005 dan riwayat cedera kepala pada tahun 2007. Tekanan
darah saat datang 160/100 mmHg, lalu meningkat selama di IGD menjadi 190/220 mmHg. GCS
E3V4M6 saat datang, lalu menurun menjadi E2V2M4. Hasil lab menunjukkan leukositosis dan
hipokalemi. Hasil Ct scan menunjukkan perdarahan cerebellum dengan hidrosefali.
I.6DIAGNOSISKERJA
DiagnosisKlinis
DiagnosisEtiologi
DiagnosisTopis
Hipokalemi
:VertigoSentral
:StrokeHemoragik
:Cerebellum
I.7PENATALAKSANAAN
10
Medikamentosa
IVFDRL20tpm
Ondancentron8mg/drip
Omeprazole40mgIV
KCL25meq
Citicolin250mg
Konsuldr.Irfan,Sp.S:
Manitol20%,250ccdalam30menit,extralasix1ampul
Ranitidin2x1amp
NaCl0,9%per8jam
Bilasuhu>37,5CberikanPCT3x500mgdrip
NonMedikamentosa
O2nasalkanul3L/menit
Kateter
NGT
Monitor
Konsuldr.Irfan,Sp.S:
Elevasikepala30
RawatICU
MonitorKUdantandavital
I.8PROGNOSIS
AdVitam
AdSanationam
AdFungtionam
:Dubia
:Dubia
:Dubia
I.9 FOLLOW UP
Jam
00.30
S
Pusing berputar, mual
01.00
O
GCS E3V4M6 = 13
TD: 160/100mmHg
Nadi : 60x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,3C
Status Generalis: dbn
Status Neurologis:
Kesadaran somnolen
GCS E3 V4M6 = 13
11
A
Vertigo Perifer
Observasi Vomitus
Vertigo perifer
IVF
On
dal
O2
Kat
Cek
SG
Kre
KC
memberat, mual
05.00
05.30
ObservasiVomitus
Lab : Leukositosis dan
Hipokalemia
Ter
Vertigo Perifer
ObservasiVomitus
Lab : Leukositosis dan
Hipokalemia
Ter
Pas
CtCit
Ko
Ma
dal
lasi
Ran
NaC
Bil
ber
drip
Ele
Raw
Mo
vita
Ter
Puk
ruju
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stroke adalah hilangnya sebagian fungsi otak yang terjadi secara mendadak atau tibatiba
akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Tanpa oksigen dan nutrisi penting
yang dialirkan bersama dengan darah, sel otak akan rusak atau mati dalam beberapa menit.
Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan otak (brain
attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas, invaliditas), utama pada kelompok usia diatas 45
tahun.
2.2. Anatomi Pembuluh Darah Otak
Menurut American Heart Association (AHA) dalam Family Guide to Stroke, otak adalah
organ manusia yang kompleks. Setiap area dari otak mempunyai fungsi khusus. Otak merupakan
organ
tubuh
yang
ikut
berpartisipasi
pada
semua
kegiatan
tubuh, yang
dapat
seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari kebutuhan
badan seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Pada keadaan normal, darah
mengalir
ke
otak (Cerebro Blood Flow) adalah 5060 ml/100 gram otak/menit. Terdapat tiga selaput yang
16
melapisi otak, yaitu duramater, araknoid dan pia mater.
Suplai darah ke otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis (kanan dan kiri)
13
dan area bawah dari otak, sampai di tempurung kepala dan arteri karotis interna menyuplai darah
ke area depan dan area atas otak. (dapat dilihat pada gambar 2.2.2)
Cabang cabang dari arteri vertebralis dan arteri karotis interna bersatu membentuk sirkulus
willisi. Sistem ini memungkinkan pembagian darah di dalam kepala untuk mengimbangi
setiap gerakan leher jika aliran darah dalam salah satu pembuluh nadi leher mengalami
kegagalan (gambar 2.3).
14
Ada dua hemisfer serebri (belahan otak), yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan
hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri sinistra (kiri) berfungsi dalam mengendalikan
gerakan sisi kanan tubuh, seperti berbicara, berhitung dan menulis, sedangkan hemisfer serebri
dextra
(kanan)
berfungsi
dalam
mengendalikan
gerakan
18
15
Stroke Hemoragik
2.4 Definisi Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut hemoragia
intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit
antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak (disebut hemoragia
subaraknoid).
stroke
Ini adalah jenis stroke yang paling mematikan dan merupakan sebagian kecil dari
total
yaitu
1015%
perdarahan
perdarahan subaraknoid.
Stroke hemoragik merupakan 15%-20% dari stroke dari semua stroke, dapat terjadi
apabila lesi vascular intraserebrum mengalami rupture sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subarachnoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vascular yang dapat
menyebabkan perdarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma sakular dan malformasi atriovena
(MAV).6
2.5 Klasifikasi Stroke Hemoragik
1
posterior (batang otak dan serebelum) dan 10% di hemisfer (diluar kapsula interna).
PIS terutama disebabkan oleh hipertensi (sebanyak 50-68%).
Angka kematian untuk perdarahan intraserebrum hipertensif sangat tinggi, mendekati
50%.
memiliki prognosis yang baik apabila volume darah sedikit. Namun, perdarahan
kedalam ruang infratentorium didaerah pons atau cerebellum memiliki prognosis
yang
jauh
lebih
buruk
karena
cepatnya
timbul
tekanan
pada struktur
penderita
stroke
lakilaki
penderita stroke
sebanyak 66 0rang, tahun 2006 sebanyak 54 orang, tahun 2007 sebanyak 59 orang.
pada
usia
berapa
pun
memiliki
risiko
perdarahan
lebih
banyak
menderita
stroke
dibandingkan
kaum
wanita. Risiko
relatif stroke 1,25 kali lebih besar pada pria dibanding wanita.
c. Ras / Suku Bangsa
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit putih. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Pada tahun 2004 di Amerika terdapat
penderita stroke pada lakilaki yang berkulit putih sebesar 37,1% dan yang berkulit hitam sebesar
62,9%
sedangkan
pada
wanita
yang
berkulit
27
18
putih
yang
d. Riwayat Stroke
Bila seseorang telah mengalami stroke, hal ini akan meningkatkan terjadinya serangan
stroke kembali/ulang. Dalam waktu 5 tahun, kemungkinan akan terjadi stroke kembali sebanyak
3542%.
e. Diabetes Mellitus
Gula darah yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan endotel pembuluh darah yang
berlangsung
secara
progresif. Pada
orang
yang
menderita
Diabetes
Mellitus risiko untuk terkena stroke 1,53 kali lebih besar (risiko relatif).
2.8. Gejala Stroke Hemoragik
Perdarahan Sub Dural
Gejala gejala perdarahan sub dural adalah nyeri kepala progresif, ketajaman penglihatan
mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda tanda defisiensi
yang tertekan.
Perdarahan Sub Araknoid
a. Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut hanya 10%, 90% tanpa keluhan sakit kepala.
b. Kesadaran sering terganggu, dari tidak sadar sebentar, sedikit delirium sampai koma.
c. Fundus okuli : 10% penderita mengalami papil edema beberapa jam setelah perdarahan.
d. Gangguan
fungsi
saraf
otonom, mengakibatkan
demam
setelah
24
jam
karena
kurang
dari
setengah
jam, 23%
antara
jam,
Hemisfer Serebri
Hemisfer serebri dibagi menjadi dua belahan, yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan
hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri kiri mengendalikan kemampuan
memahami dan mengendalikan bahasa serta berkaitan dengan berpikir matematis atau
logis, sedangkan hemisfer serebri dextra berkaitan dengan ketrampilan, perasaan, dan
kemampuan seni.
Ganglion Basalis
Fungsional peranan umum ganglion basal adalah untuk bekerja sebagai stasiunstasiun
pemrosesan yang menghubungkan korteks serebrum dengan nukleusnukleus thalamus
tertentu dan akhirnya berproyeksi ke korteks serebrum. Kerusakan pada ganglion basalis
akan mengakibatkan penderita mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang diingini.
Batang Otak
Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri dan serebelum
diangkat. Medula oblongota, pons dan otak tengah merupakan bagian bawah atau bagian
infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang otak akan mengakibatkan gangguan
berupa nyeri, suhu, rasa kecap, pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan apresiasi
bentuk, berat dan tekstur.
Serebelum
Serebelum terbagi menjadi tiga bagian, yaitu archiserebelum berfungsi untuk
mempertahankan agar seseorang berorientasi terhadap ruangan. Kerusakan pada daerah
ini
akan
mengakibatkan
ataxia
tubuh, limbung
dan
terhuyunghuyung.
akan
menyebabkan
peningkatan
refleks
sebagai
pengerem
regangan
pada
pada
otototot
gerakan
dibawah
kemauan, terutama yang memerlukan pengawasan dan penghentian, serta gerakan halus
dari tangan. Kerusakan pada neoserebelum akan mengakibatkan dysmetria, intenton
tremor dan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan mengubahubah yang cepat.
20
Tindakan Operatif
Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superficial
(lobar) hemisfer serebri atau perdarahan sereberal. Penentuan waktu untuk operasi masih
bersifat kontroversial. Berdasarkan data mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu
untuk operasi adalah antara 79 pasca perdarahan. Tindakan operasi segera setelah terjadi
perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena terjadinya retraksi otak yang dalam
keadaan membengkak.
Tindakan Konservatif
Upaya pencegahan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) lebih lanjut adalah pengendalian
hipertensi dan pengobatan kejang. Hipertensi yang menetap akan meningkatkan edema otak
dan TIK. Pengendalian hipertensi harus hatihati karena apabila terjadi hipotensi maka otak
akan terancam iskemia dan kerusakan neuron. Obat yang di anjurkan dalam mencegah
peningkatan TIK adalah beta bloker atau obat yang mempunyai aksi beta dan alfa bloking
(misalnya labetolol), diberikan secara intravena di kombinasikan dengan diuretika.
Kejang biasanya terjadi pada perdarahan lobar sehingga pemberian anti konvulsan secara
rutin tidak dianjurkan. Pada hiperglikemia tidak dianjurkan untuk diberi difenilhidantoin
karena glukosa darah akan meninggi dan kejang tidak terkontrol. Secara umum
antikonvulsan yang dianjurkan adalah difenilhidantoin (bolus intravena) dan diazepam.
Secara umum terapi untuk hipertensi intrakranial meliputi hiperventilasi, diuretika, dan
kortikosteroid. Hipertventilasi paling efektif untuk menurunkan hipertensi intrakranial secara
cepat, biasanya dalam beberapa menit untuk mencapai tingkat hipokapnia antara 2530 mmHg. Manitol (0,251,0 gr/Kg BB) dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan
bersamasama dengan hiperventilasi pada kasus herniasi otak yang mengancam.
diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan pada penderita sendiri, keluarga yang mengerti tentang penyakit
yang diderita. Anamnesis dilakukan dengan mengetahui riwayat perjalanan penyakit, misalnya
waktu kejadian, penyakit lain yang diderita, faktor-faktor risiko yang menyertai stroke.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain : pemeriksaan fisik umum (yaitu pemeriksaan
tingkat kesadaran, suhu, denyut nadi, anemia, paru dan jantung), pemeriksaan neurologis
dan neurovaskuler.
Pemeriksaan Penunjang
Kemajuan teknologi kedokteran memberi kemudahan untuk membedakan antara stroke
hemoragik
dan
stroke
iskemik
diantaranya:
Computerized
Tomograph
scanning
dalam melatih prilaku tertentu harus dengan cermat diperlihatkan tahap demi tahap secara visual.
Kelumpuhan Kedua Sisi (Paraparese)
Karena adanya sclerosis pada banyak tempat, penyumbatan dapat terjadi pada dua sisi
yang mengakibatkan kelumpuhan satu sisi dan diikuti sisi lain. Timbul gangguan pseudobulber
(biasanya hanya pada vaskuler) dengan tanda-tanda hemiplegi dupleks, sukar menelan, sukar
berbicara
dan
juga
mengakibatkan
kedua
kaki
sulit
Mengatur
pola
makan
yang
sehat
seperti
kacangkacangan, susu
dan
kalsium,
ikan, serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan suplemen (vit C, E, B6, B12 dan
beta karoten), teh hijau dan teh hitam serta buahbuahan dan sayursayuran.
d.
Mengendalikan
faktor
risiko
stroke, seperti
hipertensi, diabetes
mellitus,
penyakit
Antikoagulan
oral
diberikan
pada
penderita
dengan
faktor
risiko
penyakit
24
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
1
American Heart Association, 2009. Heart Disease and Stroke Statistic 2009 Update: A
Report From the American Hearth Association Statistic Committee and Stroke Statistics
Heart
Disease
and
Stroke
Prevention.
Available
from:
PERDOSSI.
Ropper, A.H., Brown, R.H., 2005. Adams and Victor's Principles of Neurology. 8th Ed.
6
7
8
McGraw-Hill, 2372-2392.
Harsono, dkk.Gambaran Umum Tentang Peredaran Darah Otak. Kapita Selekta
Neurologi.Gadjah Mada Press Yogyakarta. 2005. 81-103.
dr. H misbach, Sp. S(K). Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen Stroke. Balai
Penerbit Pustaka Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1999.19-20.
Wahjoepramono, Eka. Tatalaksana Stroke. Stroke Tatalaksana Fase Akut. Fakultas
Kedokteran Universitas Pelita Harapan. 2005.
25