Anda di halaman 1dari 6

KEUANGAN INDONESIA

Mata Pelajaran Ekonomi

Disusun Oleh:
Muhammad Arfan Salamun (23)

KELAS X MIA 1
SMA NEGERI 14 JAKARTA
2014

Implementasi Dana Desa Perlu Dukungan Pimpinan


Daerah
Jakarta, 15/05/2015 Kemenkeu - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodjonegoro memberikan keynote
speech sekaligus membuka acara sosialisasi kebijakan dana desa di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Jumat
(15/05). Menurut Menkeu, salah satu tantangan kebijakan Dana Desa adalah kesiapan jajaran desa. Oleh karena
itu, Menkeu meminta dukungan para pimpinan di daerah.
Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2015,
penggunaan

Dana

Desa

diprioritaskan

untuk

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.


Terbitnya PP 22 juga bertujuan untuk mempersempit
ketimpangan

dan

mewujudkan

visi

membangun

Indonesia dari pinggiran dan desa seperti tercantum


dalam Nawacita ketiga, kata Menkeu.
Terkait dengan pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Dana
Desa, untuk tahun 2015 akan dilaksanakan di 215
Kabupaten/Kota penerima Dana Desa. Pelaksanaan
Sosialisasi Kebijakan Dana Desa dikoordinasikan oleh Kementerian Keuangan dengan melibatkan unsur DPR dan
kementerian terkait, yaitu Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi. Oleh karena itu, Menkeu menegaskan bahwa para kepala desa dan jajarannya tidak akan
ditinggalkan sendiri dalam penggunaan Dana Desa. Akan ada sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan, jelas
Menkeu.
Sebagai informasi, pemerintah, sebagai tindak lanjut dari amanat Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
khususnya terkait dengan Dana Desa, telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari APBN sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2015.
Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah tersebut, antara lain, mengenai mekanisme pengalokasian
dan penyaluran Dana Desa, penggunaan dan pelaporan Dana Desa, monitoring dan evaluasi Dana Desa
serta roadmap Dana Desa.
Total anggaran Dana Desa secara nasional untuk tahun anggaran 2015 adalah sebesar Rp20,7 triliun sebagaimana
ditetapkan dalam APBN-P TA 2015. Dengan jumlah tersebut, masing-masing Desa sedikitnya akan menerima
Dana Desa sebesar Rp254 juta. Jumlah daerah penerima Dana Desa tahun 2015 adalah 434 Kabupaten/Kota.
Di kesempatan yang sama, Wakil Gubernur (Wagub) Idris Rahim mengungkapkan bahwa alokasi dana desa sudah
ditunggu-tunggu para kepala desa. Alokasi Dana Desa adalah bentuk keberpihakan pemerintah kepada desa,

kata Wagub. Sementara itu, Ketua Komisi XI Fadel Muhammad menekankan pentingnya peningkatan kapasitas
aparatur desa. Kita ingin desa diberdayakan, kata Fadel. (da)

Neraca SDA, Tantangan Bagi DJKN


Jakarta, 15/05/2015 Kemenkeu - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto memberikan sambutan sekaligus
membuka acara Seminar bertajuk Neraca Sumber Daya Alam Sebagai Bagian Tata Kelola Atas Aset yang
Dikuasai Negara, di Aula lantai 5 Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) pada Rabu (06/05).
Dalam sambutannya, Hadiyanto mengatakan bahwa neraca sumber daya alam (SDA) bukanlah sesuatu yang
mustahil, melainkan suatu tantangan bagi
peran dan fungsi DJKN. Dengan adanya
Neraca

SDA,

kita

bisa

mengetahui

seberapa kaya kita dan dapat mengetahui


ukuran potensi penggunaannya, katanya.
Di kesempatan yang sama, Staf Khusus
Kemenkeu Arif Budimanta sebagai salah
satu narasumber dalam seminar hari
pertama juga menegaskan hal serupa.
Menurutnya, peran dan fungsi DJKN sangat penting, tidak hanya dalam mencatat tetapi juga dalam mengelola.
Kami mendukung segala pernyataan Dirjen, ucap Arif. Ke depan, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi
DJKN dalam penerapan Neraca SDA ini, salah satunya adalah menentukan metode yang rasional dalam
penyusunan Neraca SDA.
Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana yang menjadi
pembicara kedua, menyampaikan topik mengenai aspek hukum sumber daya alam yang dikuasai negara. Ia
menjelaskan penafsiran pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.
Pada hari berikutnya, seminar diisi oleh dua narasumber yaitu Kepala Dinas Komersialisasi Gas Pipa SKK Migas
Waras Budi, yang membahas topik pengelolaan dan pemanfaatan neraca gas bumi Indonesia, sebagai bagian tata
kelola atas aset yang dikuasai Negara. Sementara itu, narasumber kedua adalah Dosen Institut Pertanian Bogor
Luky Adrianto dengan topik bahasan mengenai System of Environmental and Economics Accounting for fisheries.
Sebagai informasi, acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Hukum dan Humas DJKN selama dua hari (6-7 Mei
2015), dengan diikuti oleh pejabat/pegawai lingkungan Kantor Pusat DJKN, Kanwil DJKN DKI Jakarta, dan
Kanwil DJKN Jawa Barat. (djkn)

Harga Komoditas Tidak Stabil, Saatnya Indonesia


Beralih ke Sektor Manufaktur

Jakarta, 15/05/2015 Kemenkeu - Tren rendahnya harga minyak dunia diprediksi masih akan berlangsung cukup
lama. Hal ini menjadi salah satu tantangan bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2015, selain perlambatan
ekonomi dunia dan risiko kebijakan moneter Amerika Serikat.
Menurut Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, dengan masih rendahnya harga minyak dunia, harga
komoditas di pasar dunia pun
dipastikan masih tetap rendah.
Padahal, saat ini Indonesia masih
sangat bergantung pada ekspor
komoditas

untuk

menunjang

perekonomiannya.
Untuk

Indonesia

saya

memahami industri migas saat


ini

sedang

berat

karena

kebijakan harga minyak rendah.


Tapi yang lebih berat bagi Indonesia, harga minyak yang rendah ini akan membuat harga komoditas akan rendah
terus, ungkap Menkeu dalam seminar Strategi Mewujudkan Arsitektur Sistem Keuangan dan Perbankan
Nasional yang Tangguh yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi pada Rabu (13/5) di Jakarta.
Oleh karena itu, Menkeu berharap Indonesia tidak hanya mengandalkan sektor komoditas, mengingat harga
komoditas bersifat volatil dan sangat dipengaruhi oleh harga minyak. Komoditas itu harganya volatile, tidak
pernah ada komoditas manapun di dunia yang harganya stabil, katanya.
Volatilitas harga komoditas ini, lanjutnya, membuat Indonesia lebih rentan terhadap berbagai goncangan
perekonomian. Ia menambahkan, sudah saatnya Indonesia mulai beralih pada sektor manufaktur, yang
volatilitasnya jauh lebih rendah dibanding komoditas.
Yang lebih stabil adalah harga manufaktur. Kalau dilihat dari volatile-nya, dari deviasinya, manufaktur itu jauh
lebih kecil deviasinya dibandingkan komoditas. Saya yakin kita akan lebih tahan terhadap berbagai goncangan
yang akan terjadi, karena sekali lagi, harga komoditas itu akan sangat volatile, jelasnya.(nv)

BPKP: Aparat Pengawas Intern Pemerintah Kemenkeu


Bisa Jadi Contoh
Jakarta, 15/05/2015 Kemenkeu - Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) memiliki peran strategis dalam
mendukung pencapaian tata pemerintahan yang baik. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Ardan Adiperdana menilai, APIP Kementerian Keuangan saat ini dapat menjadi contoh bagi
Kementerian/Lembaga lain, karena telah banyak yang berada pada level 2 dan 3.

Sebagai informasi, alur level peningkatan kapabilitas APIP berturut-turut yakni Level 1 (Initial), Level 2
(Infrastructure), Level 3 (Integrated), Level 4
(Managed),

dan

Level

(Optimazing).

Berdasarkan hasil penilaian kapabilitas 417


APIP oleh BPKP hingga Desember 2014
dengan

menggunakan Internal

Audit

Capability Model (IA-CM), sebanyak 50 APIP


(11,99

persen)

(infrastruktur),

berada

pada

Level

dan sebanyak 367 APIP

(88,015) berada pada Level 1 (initial).


"Di Pemerintahan Pusat, Kemenkeu rata-rata sudah level 2 menuju level 3," ujar Kepala BPKP usai memimpin
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015 di Kantor Pusat BPKP, Jakarta
pada Rabu (13/5) lalu.
Ia mengakui, dalam banyak aspek, kapabilitas APIP masih memerlukan banyak pembenahan. Oleh karena itu,
melalui Rakornas tersebut, BPKP berharap dapat memperoleh gambaran nyata APIP saat ini berdasarkan
perspektif pengguna, hasil penilaian kapabilitas dan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia. Ia juga berharap,
pada tahun 2019 seluruh APIP sudah berada pada level 3. (nv)

Anda mungkin juga menyukai