Metode Ekstrapolasi
Metode ini menggunakan riwayat permintaan masa lalu dalam membuat ramalan untuk masa depan.
Sasaran metode ini adalah mengidentifikasikan pola data historis dan mengekstrapolasi pola ini
untuk masa mendatang. Proses ini dapat disamakan dengan mengendarai mobil sambil melihat
melalui kaca spion. Tetapi jika cakupan waktu peramalan pendek, metode ekstrapolasi memberikan
hasil cukup baik.
Metode Kausal
Metode ini mengasumsikan bahwa permintaan akan suatu produk bergantung pada satu atau
beberapa faktor independen, Misalnya harga iklan, harga pesaing, dan sebagainya. Metode ini
berusaha menetapkan hubungan antara variabel yang akan diramalkan dengan variabel-variabel
independen. Setelah hubungan ini ditemukan, nilai-nilai masa mendatang dapat diramalkan cukup
dengan memasukkan nilai-nilai yang sesuai untuk variabel-variabel independen.
Metode Kualitatif
Metode ini mengandalkan opini pakar atau manajer dalam membuat prediksi tentang masa depan.
Metode ini berguna untuk tugas peramalan jangka panjang, penggunaan pertimbangan (judgment)
dalam peramalan sekilas, tampaknya tidak ilmiah dan bersifat sementara. Tetapi, bila data masa lalu
tidak ada atau tidak mencerminkan masa mendatang tidak banyak alternatif selain menggunakan
opini dari orang-orang yang berpengetahuan. Tetapi, ada cara yang baik dan cara yang buruk untuk
mendapatkan pertimbangan (judgment) guna membuat peramalan.
4. Top down forecasting
Dimulai dengan penggunaan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi bisnis umum yang dibuat oleh
para ahli ekonomi dalam lembaga pemerintah dan perusahaan besar serta unversitas-universitas.
5.
Bottom up forecasting
Dimulai dengan perkiraan permintaan produk akhir individual. Peramal menerima estimasi dari
orang-orang penjualan, distribusi dan langganan.
2.3.
Proses Peramalan
model yang
merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Dalam peramalan model adalah
suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data masukan, menghasilkan estimasi penjualan
diwaktu mendatang.
3. Pengujian Model
Sebelum diterapkan model biasanya diuji untuk menentukan tingkat
reliabilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik, dan penyiapan
estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia.
4. Penerapan Model
Setelah pengujian, analisis menerapkan model dalam tahap ini data historik dimasukkan dalam
model untuk menghasilkan suatu ramalan.
5. Revisi dan Evaluasi
Ramalan yang dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu
dilakukan karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya.
2.4.
diperhatikan hal-hal apa saja yang dipergunakan untuk pengambilan keputusan dan analisa keadaan
untuk mempersiapkan peramalan.
Ada lima ciri utama yang perlu diperhatikan. Yaitu:
Jumlah Produk.
Analisa apa yang dibuat mengenai berbagai jenis produk yang ditawarkan oleh perusahaan itu
sendiri, yang ada baiknya menuju pada pengembangan usaha yang dilakukan perusahaan itu sendiri.
Ketepatan.
Tingkat ketepatan sangat erat hubungannya dengan perincian yang diperlukan oleh suatu
peramalan.
Horizon Waktu
Keputusan
suatu
analisa
akan
sangat
berpengaruh,
dan
pada
saat
itu
manager
harus
penyimpana data
operasi pelaksanaan
Tingkat Perincian
Dalam pengambilan suatu keputusan pada umumnya telah dibagi-bagi. Dalam hal ini untuk
mempermudah dalam hal penanganannya menurut tingkat perincian yang diperlukan.
2.5.
Apabila dilihat ulang dari segi penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam:
1.
Peramalan Subjektif.
Peramalan Objektif.
Peramalan yang didasarkan atas data yang kongkrit pada masa lalu dan didalam penggunaannya
memakai teknik dan metode untuk menganalisa seluruh data tersebut.
Berdasarkan sifatnya, peramalan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
Peramalan Kualitatif
Peramalan yang didasarkan atas kualitatif pada masa lalu dan hasil peramalan yang dibuat
tergantumg pada orang yang menyusunnya. Biasanya peramalan kualitatif berdasarkan atas hasil
penyelidikan atau didasarkan ciri-ciri normatif.
Peramalan Kuantitatif
Peramalan yang didasarkan atas data yang lalu dan hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung
pada ramalan tersebut. Peramalan ini hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi, yaitu:
Adanya informasi tentang keadaan yang lain.
Informasi tersebut dapat dikualifikasikan dalam bentuk data.
Data diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.
2.6.
metode
peramalan
merupakan
salah
satu
kriteria
terpenting
untuk
membandingkan berbagai metode peramalan. Biaya, kemudahan aplikasi, dan persyaratan spesifik
dari suatu situasi perencanaan adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan metode
peramalan. Sukar menentukan metode mana yang akan memberikan ramalan paling akurat dalam
suatu situasi tertentu. Tetapi selama bertahun-tahun, banyak bukt empirik telah dikumpulkan baik
berupa data hipotetik maupun nyata yang memungkinkan beberapa kesimpulan umum tentang
akurasi relatif dari berbagai metode peramalan.
Makridakis dan Winkler (1983) secara empirik memperkirakan dampak dari jumlah dan pilihan
metode peramalan atas akurasi ramalan bila hasil dari metode yang digunakan dirata-ratakan
langsung untuk mendapatkan hasil ramalan akhir. Temuan-temuan pokok mereka adalah sebagai
berikut:
Akurasi peramalan meningkat jika ramalan dari lebih banyak metode dikombinasikan untuk
menghasilkan ramalan akhir; tetapi dampak marjinal dari penambahan satu metode berkurang
dengan semakin banyaknya jumlah metode yang digunakan.
Resiko kesalahan yang lebih besar dalam peramalan yang mungkin disebabkan oleh pemilihan
metode yang keliru berkurang bila hasil dari dua atau lebih metode di kombinasikan.
Variabel dalam akurasi ramalan diantara berbagai kombinasi metode peramalan berkurang dengan
makin banyaknya metode yang digunakan.
Jadi, alternatif yang bisa dilakukan bila kita tidak pasti mengenai metode peramalan yang terbaik
adalah mengambil rata-rata ramalan dari dua atau beberapa model peramalan.
2.7.
tepat seperti yang akan terjadi. Hal ini hanya bisa terjadi dalam ilmu alam dan ilmu pasti. Misalnya
kalau suhu udara dipanaskan, apabila faktor lain tetap maka tekanan udara akan bertambah.
Hubungan antara tekanan dengan suhu udara ini sudah tetap, artinya kalau diulang lagi pasti
hasilnya sama. Lain halnya dalam ilmu sosial, hubungan yang pasti ini sulit diperoleh dan pola
perubahan yang sebenarnya sulit diketahui.
Oleh karena itu dalam membuat forecast keadaan sosial pada umumnya dan bidang ekonomi pada
khususnya tidak mungkin bisa tepat. Penyimpangan pasti ada karena tingkah laku manusia itu selalu
dipengaruhi oleh berbagai macam hal, seperti kebudayaan, selera, perasaan, dan sebagainya. Dalam
bidang sosial dan ekonomi, meskipun kita tidak bisa membuat forecast yang persis sama dengan
kenyataan, tetapi bukan berarti forecast ini tidak penting, forecast sangat penting sebagai pedoman
dalam pembuatan rencana. Kerja dengan menggunakan forecast akan jauh lebih baik daripada tanpa
forecast sama sekali. Hanya sekarang masalahnya bagaimanakah cara membuat forecast agar bisa
mendekati kenyataan. Caranya kita harus bisa memilih metode forecast yang paling cocok dengan
masalahnya.
Bagaimanakah cara membuat forecast agar bisa mendekati kenyataan. Caranya kita harus bisa
memilih metode forecast yang paling cocok dengan masalahnya. Banyak sekali metoda forecasting
yang ada, misalnya metode moving averages, metode exponential smoothing, metoda dekomposisi,
metode input output, metde regresi, metode simulasi, dan sebagainya. Kesemuanya itu belum tentu
cocok untuk setiap masalah. Tidak ada metoda forecasting yang paling baik dan selalu cocok
digunakan untuk membuat forecast setiap macam hal. Suatu metoda mungkin sangat cocok untuk
membuat forecast mengenai sesuaru hal tetapi tetapi tidak cocok untuk membuat forecast hal yang
lain. Oleh karena itu kita harus memilih metode yang cocok, yaitu yang bisa meminimumkan
kesalahan forecast.
2.8.
Metoda Dekomposisi
Metoda Dekomposisi sering juga disebut sebagai metoda Time Series. Metoda ini
didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya apa yang telah terjadi itu akan berulang kembali dengan
pola yang sama. Artinya yang dulu selalu naik , pada waktu yang akan datang biasanya akan naik
juga; yang biasanya berkurang biasanya akan berkurang juga; yang biasanya berfluktuasi akan
berfluktuasi dan biasanya tidak teratur, biasanya akan tidak teratur.
Perubahan suatu hal itu biasanya mempunyai pola yang agak kompleks, misalnya ada unsur
kenaikan, berfluktuasi dan tidak teratur. Untuk dianalisa dan diramal sekaligus sangat sulit,
sehingga biasanya diadakan dekomposisi atau pemecahan yang komponen perubahnya terdiri dari;
Trend (T), Fluktuasi Musiman (M), Fluktuasi Siklis (S), dan perubahan-perubahan yang bersifat
Random (R). Disini yang akan dibahas adalah Trend (T).
Trend atau sering disebut Seculer Trend adalah rata-rata perubahan (biasanya tiap tahun) dalam
jangka panjang. Kalau hal yang diteliti menunjukkan gejala kenaikan maka trend yang dimiliki
menunjukkan rata-rata pertambahan, sering disebut trend positif; tetapi kalau hal yang kita teliti
menunjukkan gejala semakin berkurang, maka trend yang kita miliki menunjukkan rata-rata
penurunan atau sering disebut trend negatif.
Menurut Pangestu Subagyo ( Forecasting, Konsep dan Aplikasi : 2002), metoda Dekomposisi dibagi
kedalam dua bentuk metoda yaitu metoda Trend Linier Least Squares dan Trend Eksponensial.
Penggunaan metoda-metoda itu tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat data yang
dimiliki.
2.8.1
Sebetulnya ada beberapa metoda yang bisa dipakai untuk membuat trend linier ini, misalnya metoda
setengah rata-rata, tetapi yang paling banyak digunakan adalah metoda least squares. Oleh karena
itu dalam bagian ini yang akan kita bicarakan hanya metoda least squares saja. Dikatakn sebagai
metoda least squares karena persaman yang diperoleh mengakibatkan jumlah kesalahan forecast
kuadrat terkecil kalu dibandingkan dengan persamaan yang dihasilkan oleh metoda lain.
Untuk mencari persamaan trend dengan metoda least squares adalah sebagai berikut :
= a + bX
Dimana adalah nilai trend ( forecast ), a adalah bilangan konstan, b adalah slope atau koefisien
kecondongan garis trend dan X mewakili waktu (tahun).
Untuk mencari nilai a dan nilai b dari persamaan diatas, maka dapat digunakan dua persamaan
normal sebagai berikut:
Y = n . a + b . X
XY = a . X + b . X
Untuk mempermudah hitungannya biasanya nilai X pada tahun yang berada di tengah diberi angka
0, tahun-tahun sesudahnya berturut-turut 1, 2, 3, dan seterusnya, sedangkan tahun-tahun
sebelumnya berturut-turut
-1, -2, -3, dan seterusnya. Kalau jumlah data (tahun) ganjil, maka kita
bisa meletakkan X = 0 tepat ditahun yang berada di tengah, sehingga persamaan diatas dapat
dirubah, manghasilkan rumus untuk mencari nilai a dan nilai b secara lebih singkat sebagai berikut:
a = X / n
b = XY / X
Untuk data yang jumlah tahunnya genap akan menjadi masalah, sebab tidak ada tahun yang tepat di
tengah dan nilai X = 0 terletak diantara dua tahun yang mendekati tengah. Untuk mengatasi hal ini
kita buat skala X setengah tahunan, sehingga untuk setiap perbedaan satu tahun nilai X berbeda
pula. Lihat contoh gambar 2.1.
1997
1998
-5
-3
Gambar 2.1.
1999
2000
2001
2002
-1
tahun
skala X
Tahun yang mendekati tengah diantara tahun 1999 dan 2000, oleh karena itu origin (X = 0) terletak
di antara tahun 1999 dan 2000. Untuk tahun 1999 terletak setengah tahun sebelum tahun origin,
maka diberi nilai X = -1, sedang tahun 2000 setengah tahun sesudah origin diberi nilai X = 1,
sedangkan untuk tahun 2001 terletak satu setengah tahun dari origin maka diberi nilai X = 3; dan
seterusnya.
2.8.2.
Trend Eksponensial
Perubahan sesuatu itu mungkin bersifat eksponensial, seperti persamaan di bawah ini :
= ab
Untuk mencari nilai a serta b pada persamaan diatas sukar, maka kita gunakan cara dengan bantuan
logaritma, sehingga persamaannya berubah menjadi persaman dengan skala logaritma, yang
menghasilkan proyeksi terhadap log Y, sebagai berikut:
Log = log a + x . log b
Untuk mencari nilai log a serta log b digunakan rumus sebagai berikut :
Log a = log y
Peramalan ( Forecasting)
PERAMALAN (FORECASTING)
Salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh manajemen
adalah menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu disiapkan untuk masa
datang. Penentuan tingkat produksi, yang merupakan tingkat penawaran yang dipengaruhi oleh
jumlah permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Tingkat penawaran yang lebih
tinggi dari permintaan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya, seperti biaya
penyimpanan, biaya modal, dan biaya kerusakan barang. Tingkat penawaran yang lebih rendah
dibandingkan dengan kemampuan pangsa pasar yang dapat diraih mengakibatkan hilangnya
1.1
Pengertian Umum
Peramalan dapat dilakukan secara kuantitatif ataupun kualitatif. Pengukuran kuantitatif
baik/tepat sangat tergantung dari kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari orang yang
bersangkutan.
Perbedaan antara prakiraan dan prediksi dapat digambarkan sebagai berikut. Suatu
perusahaan ingin meramalkan berapa permintaan pasar atas produknya pada periode yang
akan datang, maka perusahaan itu dapat melakukan prakiraan dengan menggunakan data
penjualan periode sebelumnya untuk mengetahui taksiran permintaan pasar. Namun, jika akan
mengeluarkan produk baru, perusahaan yang bersangkutan melakukan prediksi untuk
mengetahui berapa jumlah yang dapat diserap pasar karena belum mempunyai data penjualan
masa lampau. Dalam hal ini, perusahaan menggunakan data kuantitatifseperti data penjualan
produk sejenis dari perusahaan lainsebagai masukan dalam melakukan prediksi.
Berdasarkan horizon waktu, Jenis-jenis peramalan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu
peramalan jangka panjang, menengah, dan jangka pendek.
1. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 24 bulan, misalnya
peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas,
dan perencanaan untuk kegiatan litbang.
2. Peramalan jangka menengah, yaitu antara 3-24 bulan, misalnya peramalan untuk
perencanaan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi.
3. Peramalan jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan, misalnya peramalan
dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja, dan
penugasan.
Peramalan jangka panjang banyak menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan
peramalan jangka menengah dan pendek menggunakan pendekatan kuantitatif.
1.2
dasarnya,
metode
kuantitatif
yang
digunakan
dalam
prakiraan
dapat
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu metode serial waktu dan metode kausal. Metode serial
waktu (deret berkala, time series) adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan bahwa
beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasar dapat
diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Tujuan analisis ini untuk
menemukan pola deret variabel yang bersangkutan berdasarkan nilai-nilai variabel pada masa
sebelumnya, dan mengekstrapolasikan pola itu untuk membuat peramalan nilai variabel
tersebut pada masa datang.
Metode kausal (causal/explanatory model) mengasumsikan bahwa faktor yang
diprakirakan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel
bebas (independen). Misalnya, permintaan printer berhubungan dengan jumlah penjualan
komputer, atau jumlah pendapatan berhubungan dengan faktor-faktor, seperti jumlah penjualan,
harga jual, dan tingkat promosi. Kegunaan metode kausal untuk menemukan bentuk hubungan
antara variabel-variabel dan menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas
(dependen).
1.2.1
plot tersebut, dan akhirnya mencari suatu bentuk atau pola yang konsisten atas data. Pola dari
serangkaian data dalam serial waktu dapat dikelompokkan dalam pola dasar sebagai berikut
(lihat gambar 4.1).
1. Konstan, yaitu apabila data berfluktuasi di sekitar rata-rata secara stabil. Polanya berupa garis
lurus horizontal. Pola seperti ini terdapat dalam jangka pendek atau menengah, jarang sekali
suatu variabel memiliki pola konstan dalam jangka panjang.
2. Kecenderungan (trend), yaitu apabila data dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan,
baik yang arahnya meningkat dari waktu ke waktu maupun menurun. Pola ini disebabkan
antara lain oleh bertambahnya populasi, perubahan pendapatan, dan pengaruh budaya.
3. Musiman (seasonal), yaitu apabila polanya merupakan gerakan yang berulang-ulang secara
teratur dalam setiap periode tertentu, misalnya tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan atau
mingguan. Pola ini berhubungan dengan faktor iklim/cuaca atau faktor yang dibuat oleh
manusia, seperti liburan dan hari besar.
4. Siklus (cyclical), yaitu apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, seperti
daur hidup bisnis. Perbedaan utama antara pola musiman dan siklus adalah pola musiman
mempunyai panjang gelombang yang tetap dan terjadi pada jarak waktu yang tetap, sedangkan
pola siklus memiliki durasi yang lebih panjang dan bervariasi dari satu siklus ke siklus yang lain.
5. Residu atau variasi acak, yaitu apabila data tidak teratur sama sekali. Data yang bersifat residu
tidak dapat digambarkan.
Pengolahan data kuantitatif dari serial waktu dapat dilakukan dengan metode dasar,
sebagai berikut:
a.
rata-rata bergerak;
b.
pemulusan eksponensial;
c.
dekomposisi.
Metode dasar itu telah dikembangkan lagi menjadi berbagai derivasi/ turunannya. Dalam
buku ini hanya akan dibahas sebagian dari derivasi metode dasar tersebut.
1.2.2
1.
bergerak. Satu set data (N periode terakhir) dicari rata-ratanya, selanjutnya dipakai sebagai
prakiraan untuk periode berikutnya. Istilah rata-rata bergerak digunakan karena setiap
diperoleh observasi (data aktual) baru maka rata-rata yang baru dapat dihitung dengan
mengeluarkan/meninggalkan data periode yang terlama dan memasukkan data periode yang
terbaru/terakhir. Rata-rata yang baru ini kemudian dipakai sebagai prakiraan untuk periode
yang akan datang, dan seterusnya. Serial data yang digunakan jumlahnya selalu tetap
termasuk data periode terakhir.
Secara matematika, rumus prakiraan dengan metode rata-rata bergerak sederhana sebagai
berikut.
Ft+1 =
Dimana :
Xt
Ft+1
Tabel 6.1 memberikan contoh perhitungan peramalan menggunakan metode rata-rata bergerak
sederhana dengan deret waktu (N) 3 periode dan 5 periode.
Tabel 1.1
Nilai pengamatan
(t)
(Xt)
(N = 3)
(N = 5)
41
40
42
43
41,0
41
41,7
42
42,0
41,4
41
42,0
41,6
40
41,3
41,8
43
41,0
41,4
10
42
41,3
41,4
11
41,7
41,6
Untuk N = 3
N=5
2.
Ft+1 =
Apabila W t + W t-1 + ... + W t-N+1 = 1, rumus nilai prakiraan untuk periode t+1 dapat
disederhanakan menjadi:
Tabel 1.2
Nilai pengamatan
(t)
(Xt)
41
40
42
43
41,2
41
40,6
40,7
42
40,9
40,8
41
41,3
41,3
40
41,8
41,6
43
42,5
42,3
10
42
41,8
41,9
11
42,9
42,7
http://arimuhadi.blogspot.com/2013/10/peramalan-forecasting.html
PERAMALAN PERMINTAAN BARANG (MANAJEMEN OPERASI)
PERAMALAN
Pengertian
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data
masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa
juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bias juga dengan menggunakan kombinasi
model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien
khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal
yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen, seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing,
pemerintah dan lain sebagainya.
Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan permintaan dalam
perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan kebutuhan bahan,
perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas,
penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran bahan dan lain
sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa dengan kebutuhan
mendatang.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun aktivitas
manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik jangka
pendek, menengah mauppun jangka panjang. Pada gilirannya, perusahaan perlu memiliki pengetahuan
dan ketrampilan yang meliputi:
a) Identifikasi dan definisi masalah peramalan
b) Aplikasi metode peramalan
c) Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertentu
d) Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil,
karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi
permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses
peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan.
Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan
untuk produk perusahaan tersebut.
A. METODE PERAMALAN PERMINTAAN
Banyak jenis metode peramalan yang tersedia untuk manajemen. Namun yang lebih penting bagi para
praktisi adalah bagaimana memahami karakteristik suatu metode peramalan agar cocok bagi situasi
pengambilan keputusan tertentu. Secara umum metode peramalan dapat dibagi dalam dua ketegori
utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret
berkala atau kurun waktu (time series) dan metode kausal, sedangkan metode kualitatif dapat dibagi
menjadi metode eksploratoris dan normative.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya tertentu yang
harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Untuk menggunakan metode kuantitatif
terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:
Tersedia informasi tentang masa lalu
Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numeric
Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut
B. METODE RUNTUN WAKTU
Metode runtun waktu atau sering disebut metode deret waktu atau deret berkala menggambarkan
berbagai gerakan yang terjadi pada sederetan data pada waktu tertentu. Langkah penting dalam
memiliki metode runtunwaktu adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data. Pola data dapat
dibedakan menjadi empat jenis siklus dan trend(makriadis & wheelright, 1983), yaitu:
1. Pola horizontal, terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan.
2. Pola musiman, terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh factor musiman.
3. Pola siklus, terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti
siklus bisnis.
4. Pola trend, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.
Daftar Pustaka
Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Operasi dan Produksi. Edisi Kedua. Yogyakarta: EKONISIA.
Hakim Nasution, Arman. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Kedua. Surabaya: Prima
Printing
http://go-phelz.blogspot.com/2011/01/peramalan-permintaan-barang-manajemen.html