Profil Perusahaan
PT. Vitindo Riz Elecrem didirikan pada tahun 2004 berlokasi di Dusun Joho Desa Sumberejo
Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri. Lokasi perusahaan jauh dari pemukiman
sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar, selain itu polusi yang dihasilkan
dari kegiatan produksi tidak membahayakan. Adapun Visi dan Misi PT. Vitindo Riz Elecrem
sebagai berikut :
Visi
PT. Vitindo Riz Elecrem merupakan perusahaan yang mengkhususkan pengolahan susu
menjadi produk yang lebih mempunyai manfaat bagi kesehatan. Produk dari PT. Vitindo Riz
elecrem adalah Susu Pasteurisasi dan Homogenisasi merek Jenius. Proses pengolahan susu
jenius sangat di jaga ke-higienis-annya.
Mesin mesin yang digunakan untuk proses produksi langsung didatangkan dari Perancis
dan Italia. Proses produksi dilakukan secara otomatis dan tanpa campur tangan dengan
manusia. Berikut alat alat produksi yang digunakan :
1. Pasteurisasi
2. Homogenisasi
3. Pengemas (Packaging)
Alat pengemas menggunakan mesin otomatis 4 line dengan kecepatan tinggi yakni 5000 cup /
jam. Mesin ini dilengkapi dengan sinar ultra violet sehingga dapat meminimalisir
kontaminasi pada cup dan tutup yang digunakan untuk wadah produk jadi.
4. Ice Bank
5. Tanki
Tanki sebagai penyimpan susu ataupun sebagai pencampuran (Mixing Tank) susu berasal dari
perancis, dimana pada setiap tanki yang digunakan dilengkapi dengan agitator (pengaduk)
dan pendingin seh9ingg susu yang terseimpan di tanki tersebut aman dan layak dikonsumsi.
Bahan yang digunakan pada susu pasteurisasi dan homogenisasi terpilih, susu yang
digunakan diperoleh dari peternak yang benar-benar menjaga kebersihan di peternakannya
sehingga susu segar yang dihasilkan merupakan susu yang berkualitas. Bahan-bahan
tambahan lein merupakan bahan yang tidak membahayakan untuk kesehatan, gula yang
digunakan merupakan gula murni tanpa pencqampuran bahan pemanis buatan. Bahan-bahan
lain yang digunakan telah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan motto Kami Kualitas tidak diragukan sehingga setiap proses produksi yang
dilakukan selalu dijaga kehigienisannya dan selalu dilakukan pengujian oleh Quality Control
kami pada setiap proses yang dapat menjadi kerusakan ringan sampai berat. Laboratorium
kami menggunakan alat modern yang dapat dijamin keakuratannya. Pada saat produk lempar
pasar, di Pihak Quality Control tetap memantau dengan menyimpan produk tersebut pada
Laboratorium dan melakukan pengujian produk tersebut hingga masa kadaluarsa telah habis.
Sanitasi
Setiap proses, lingkungan dan pekerja selalu dilakukan sanitasi. Pekerja memakai pakaian
khusus produksi dan dilengkapi dengan penutup kepala dan masker sehingga dapat mencegah
terjadinya kontaminasi melalui pekerja, Sebelum dan setelah proses produksi selalu
dilakukan pembersihan ruang produksi menggunakan desinfektan sehingga ruang produksi
dijamin akan kesterilan. Sebelum dan setelah produksi, Kami selalu melakukan pembersihan
alat produksi dengan sanitasi secara modern, yakni system CIP (Clean In Place) dengan
bahan desinfektan yang aman bagi makanan (Food Grade).
Limbah
Limbah yang ada pada PT. Vitindo Riz Elecrem menggunakan metode resapan bak yang
berjumlah 6 dengan dilengkapi dengan filter. Bak limbah tersebut selalu di lakukan
penambahan enzim yang mengandung bakteri Nitrosomonas dan Nitrosobacter yang akan
membantu menghilangkan bau dan menjernihkan limbah yang berupa cairan sehingga limbah
yang dibuang pada selokan akan aman dan tidak berbahaya bagi orang lain yang mengunakan
air tersebut kembali.
Protein susu.
Kandungan protein dalam susu kira-kira 3.25%. Kasein merupakan salah satu
komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein
penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Susu
adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein
berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.
Di susu juga terdapat whey protein yang juga bermanfaat bagi tubuh manusia. Dalam whey
protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth
factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang
tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka
beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal
dengan alergi protein susu (milk protein allergy).
karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6% dari total susu. Keberadaan
laktosa dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu itu sendiri, karena laktosa tidak
terdapat di alam kecuali sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan
yang menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus.
Antara susu pasteurisasi dan UHT, Mana yang lebih bergizi?
Pengolahan susu segar menjadi susu siap minum cair tidak lepas dengan pemanasan, hal yang
perlu diingat adalah suhu dan waktu pada proses pemanasan. Susu Pasteurisasi adalah suatu
produk pengolahan susu dengan pemanasan pada suhu 65C selama 0 menit atau 72C
selama 15 detik. Sedangkan Susu UHT / sterilisasi adalah suatu produk pengolahan susu
denga pemanasan pada suhu 120 140C selama 4 16 detik.
Proses pemanasan tersebut tidak lain untuk membunuh bakteri yang merugikan di dalam susu
segar, mengingat susu merupakan media terbaik bagi pertumbuhan bakteri karena susu kaya
akan gizi. Bakteri yang merugikan pada banyak macamnya, pada umumnya bakteri tersebut
telah mati pada suhu 70 80C.
Diingat kembali bahwa proses pemanasan pada pengolahan susu ini akan menyebabkan
beberapa kandungan susu yang rusak sehingga dengan pemanasan, kandungan gizi tersebut
tidak terserap ataupun tidak bermanfaat bagi tubuh. Sebagai contoh : protein dalam susu yang
berbentuk globular dimana bentuk seperti ini mudah mengalami denaturasi (kerusakan) pada
suhu mendekati suhu didih. Hal ini yang perlu digunakan sebagai pertimbangan dalam
mengkonsumsi susu sebagai makanan yang bergizi.
Dengan melihat dasar di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan
untuk pengolahan susu maka semakin besar kemungkinan beberapa kandungan gizi pada
susu tersebut rusak sehingga kendungan gizi susu lebih rendah.
Mengapa memilih susu jenius ?
Susu jenius merupakan produk susu yang diolah dengan pasteurisasi dan homogenisasi.
Pasteurisasi adalah suatu cara pengolahan susu dengan pemanasan pada suhu 65C selama 30
menit atau 72C selama 15 detik. Homogenisasi adalah proses pemecahan butir lemak
menjadi butiran yang lebih kecil, sehingga dapat dihindari terbentuknya lapisan kulit lemak
di atas susu, yang umumnya tidak disukai konsumen. Homogenisasi akan menjadikan susu
lebih putih dan warna menjadi lebih menarik, juga rasa menjadi lebih enak karena globula
lemak susu menyebar ke seluruh bagian susu.
Selain kedua proses ini, pada proses produksi susu jenius menggunakan mesin modern
otomatis yang didatangkan langsung dari luar negeri sehingga dapat dipastikan semua proses
yang dilakukan tanpa ada campur tangan manusia. Dengan cara ini,produk susu jenius dapat
dikatakan berkualitas.
Bahan yang digunakan pada susu pasteurisasi dan homogenisasi terpilih, susu yang
digunakan diperoleh dari peternak yang benar-benar menjaga kebersihan di peternakannya
sehingga susu segar yang dihasilkan merupakan susu yang berkualitas. Bahan-bahan
tambahan lein merupakan bahan yang tidak membahayakan untuk kesehatan, gula yang
digunakan merupakan gula murni tanpa pencqampuran bahan pemanis buatan. Bahan-bahan
lain yang digunakan telah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dengan motto Kami Kualitas tidak diragukan sehingga setiap proses produksi yang
dilakukan selalu dijaga kehigienisannya dan selalu dilakukan pengujian oleh Quality Control
kami pada setiap proses yang dapat menjadi kerusakan ringan sampai berat. Laboratorium
kami menggunakan alat modern yang dapat dijamin keakuratannya. Pada saat produk lempar
pasar, di Pihak Quality Control tetap memantau dengan menyimpan produk tersebut pada
Laboratorium dan melakukan pengujian produk tersebut hingga masa kadaluarsa telah habis.
Setiap proses, lingkungan dan pekerja selalu dilakukan sanitasi. Pekerja memakai pakaian
khusus produksi dan dilengkapi dengan penutup kepala dan masker sehingga dapat mencegah
terjadinya kontaminasi melalui pekerja, Sebelum dan setelah proses produksi selalu
dilakukan pembersihan ruang produksi menggunakan desinfektan sehingga ruang prodksui
dijamin akan kesterilan. Sebelum dan setelah produksi, Kami selalu melakukan pembersihan
alat produksi dengan sanitasi secara modern, yakni system CIP (Clean In Place) dengan
bahan desinfektan yang aman bagi makanan (Food Grade).
Secara biologis, susu merupakan sekresi fisiologis kelenjar ambing sebagai makanan dan
proteksi imunologis (immunological protection) bagi bayi mamalia
Sumber : Koran Pikiran Rakyat edisi 16 Desember 2004. Judul : Memetik Manfaat susu Sapi
Tabel Komposisi Susu Sapi dan Susu Kedelai (per 100 gr)
Kalori
Air
Protein
LEmak
Karbohidrat
Abu
Mineral (mg)
Kalsium
Fosfor
Natrium
Besi
Vitamin (mg)
Thiamin (B1)
Riboflavin (B2)
Niacin
Asam lemak jenuh (%)
Asam LEmak Tak Jenuh (%)
Susu Sapi
59
88,6
2,9
3,3
4,5
0,7
Susu Kedelai
44
90,8
3,6
2,0
2,9
0,5
100
90
16
0,1
15
49
2
1,2
0,04
0,15
0,20
60-70
30-40
0,03
0,02
0,50
40-48
52-60
Laktosa dapat mempengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku, dan titik didih. Keberadaan
laktosa dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu itu sendiri, karena laktosa tidak
terdapat di alam kecuali sebagai produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan
yang menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi glukosa dan
galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap usus.
Enzim laktase merupakan enzim usus yang digunakan untuk menyerap dan mencerna laktosa
dalam susu. Enzim adalah suatu zat yang bekerja sebagai katalis untuk melakukan perubahan
kimiawi, tanpa diikuti perubahan enzim itu sendiri. Jika kekurangan enzim laktase dalam
tubuhnya, manusia akan mengalami gangguan pencernaan pada saat mengonsumsi susu.
Laktosa yang tidak tercerna akan terakumulasi dalam usus besar dan akan memengaruhi
keseimbangan osmotis di dalamnya, sehingga air dapat memasuki usus. Peristiwa tersebut
lazim dinamakan intoleransi laktosa.