Anda di halaman 1dari 2

Kepada Yth,

Bapak Yohannes L D Adianto.


Setelah kurang lebih 2 bulan terakhir saya telah memikirkan dan menimbang-nimbang serta memilah
topik apa yang menarik untuk saya kaji dalam skripsi saya yang berkaitan dengan disiplin ilmu
Manajemen Rekayasa Konstruksi. Pilihan saya jatuh pada topik BPJS Ketenagakerjaan. Saya tertarik
untuk membahas penerapan BPJS Ketenagakerjaan dalam proyek konstruksi. Ketertarikan saya terhadap
topik ini berawal dari fenomena yang terjadi di lapangan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dalam konstruksi. K3 dan jaminan sosial bagi para pekerja bagaikan dua sisi mata uang yang tidak
bisa dipisahkan. K3 merupakan pokok penting dalam proteksi pekerja di lapangan, akan tetapi diperlukan
juga jaminan sosial bagi para pekerja jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja yang menimpa mereka.
Pembahasan mengenai penerapan jaminan sosial bagi para tenaga kerja di bidang konstruksi juga masih
sedikit dibahas, oleh karena itu saya cukup tertarik untuk mengembangkan topik ini menjadi sebuah
tulisan yang bermanfaat di kemudian hari.
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara
untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat sesuai dengan kondisi kemampuan
keuangan negara. Indonesia seperti hal nya negara berjembang lainnya, mengembangkan program
jaminan sosial berdasarkan funded, social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan
masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. (website resmi BPJS).
Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang mempunyai banyak resiko dalam pelaksanaannya, terutama
resiko terhadap keselamatan pekerja yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut. Dibutuhkan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang baik untuk mencegah peningkatan angka
kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Namun selain membutuhkan manajemen K3 yang baik, perlu
pula diterapkan jaminan sosial bagi para tenaga kerja yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi. Hal ini
diperlukan sebagai langkah proteksi kesejahteraan terhadap tenaga kerja jasa konstruksi jika terjadi
kecelakaan kerja.
Pada saat ini di Indonesia telah diterapkan kebijakan baru tentang jaminan sosial bagi tenaga kerja yang
bernama BPJS Ketenagakerjaan, dulu bernama Jamsostek. BPJS Ketenagakerjaan ini merupakan produk
jaminan sosial bagi tenaga kerja dalam bentuk asuransi. Hal ini juga sesuai dengan KEP-196/MEN/1999
tgl 29 September 1999 yang menyatakan bahwa setiap kontraktor induk maupun Sub kontraktor yang
melaksanakan proyek jasa konstruksi dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggukan semua
tenaga kerja yang bekerja pada proyek tersebut ke dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan
Jaminan Kematian (JKM).Menurut Teguh Susanto (alumnus Universitas Atmajaya Yogyakarta) dalam
skripsinya pada tahun 2011, jaminan sosial bagi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi harus selalu
diterapkan selama masa pelaksaan proyek konstruksi tersebut.
Demikian ringkasan mengenai latar belakang pemilihan topik beserta pembahasan singkat mengenai topik
yang akan saya bahas. Harapan saya ke depannya, semoga saya diberi kesempatan untuk
mengembangkan topik ini dalam skripsi saya pada semester ganjil 2015-2016 besok. Terima kasih atas
perhatian Pak Adianto selaku calon dosen pembimbing saya.
Salam, Fadli Hamdi (2011410139)

Daftar Pustaka:
Website Resmi BPJS Ketenagakerjaan mengenai Sejarah BPJS Ketenagakerjaan dan Program Jasa
Konstruksi BPJS Ketenagakerjaan.
Skripsi Teguh Susanto (UAJY, thn 2011, mengenai penerapan jamsostek dalam industri konstruksi)

Anda mungkin juga menyukai