Anda di halaman 1dari 5

MEMPERERAT TALI PERSAUDARAAN

Kaum Muslimin Jamaah Jumah yang berbahagia !


Marilah kita bertaqwa kepada Allah Subahanallahu Wa Taala, kita kokohkan tali persaudaraan kita
dengan saling tolong menolong di dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.
Firman Allah yang berbunyi :

Artinya :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat disa dab pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah Subahanallahu
Wa Taala, sesungguhnya Allah Subahanallahu Wa Taala amat besar siksa-Nya.
Saudara-saudara jamaah jumah yang berbahagia !

Tolong-menolong dalam kebajikan mempunyai arti yang sangat luas; tolong-menolong tidak harus
berupa mendermakan harta benda atau tenaga, tetapi memberi nasihat kepada orang yang perlu diberi
nasihat pun termasuk perbuatan menolong, sebagaimana Rasullullah S.A.W. mengajurkan orang untuk
menolong orang yang suka menganiaya, yaitu dengan jalan mencegahnya dari perbuatan aniaya itu.
Beliau bersabda :

Artinya :
Tolonglah saudaramu baik ia yang menganiaya atau yang dianiaya. Di antara sahabat bertanya : :Ya
Rasulullah. Kami dapat menolongnya jika ia dianiaya, maka bagaimana kami menolongnya jika ia
menganiaya? Nabi menjawab: Kau cegah ia dari penganiayaan, maka itu berarti kau menolongnya
dari penganiayaan.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Saudara-saudara yang berbahagia !
Demikianlah pengertian tolong-menolong dalam kebaikan, termasuk di dalamnya adalah
mencegah mungkar, memberi nasihat kepada orang yang suka berbuat dzhalim seperti dalam hadits di
atas. Tentu saja jalan yang baik adalah memberinya nasihat dengan tutur kata yang lemah lembut
sehingga tidak menyinggung perasaan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Untuk lebih jelasnya marilah kita kaji firman Allah Subahanallahu Wa Taala berikut ini:

Artinya:
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma;ruf dan mencegah dari yang
mungkar.. (At Taubah : 71)
Kaum Musllimin yang berbahagia !

Sebgai orang mukmin tertentu berkeinginan agar temannya ikut memperoleh kebahagiaan. Oleh
karena itu, ia harus suka menyuruh mengerjakan yang maruf. Ia tentu tidak ingin membiarkan
temannya terjerumus dalam kemaksiatan. Maka, ia harus meperingatkan temannya agar tidak berbuat
yang mungkar, sebab pada hakikatnya orang-orang mukmin yang satu dengan yang lain adalah
bersaudara.
Firman Allah Subahanallahu Wa Taala:

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah Subahanallahu Wa Taala supaya kamu mendapat rahmat.
Saudara-saudara yang berbahagia!
Sudah selazimnya orang-orang yang bersaudara tidak menghendaki adanya perpecahan. Oleh karena
itu, satu dengan yang lain tidak boleh saling mencari kemenangannya sendiri-sendiri. Kita harus
menerima nasihat orang lain jika kita ingin nasihat kita dihargai orang. Kita harus menghargai
pendapat orang jika kita ingin pendapat kita tidak diremehkan orang. Sebab, pada hakikatnya
kedudukan manusia adalah sama di hadapan Allah Subahanallahu Wa Taala. Sama kedudukannya
sebagai hamba Allah Subahanallahu Wa Taal, tidak ada seseorang dari hamba-hamba Allah
Subahanallahu Wa Taala yang lebih mulia dari yang laun kecuali dengan ketaqwaannya kepada Allah
SWT. Firman Allah SWT yang berbunyi:

Artinya :
Hai manusia, sesungguhya kamu menciptakan kamu dari seorang laki-laki seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengebal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.

Dari ayat ini dapat kita memperoleh, bahwa semua bangsa yang tersebar di jagat raya ini adalah
dari keturunan yang sama, yaitu dari Adam dan Hawa. Perbedaan warna kulit, perbedaan bhasa dan
perbedaan tempat berpijak bukanlah merupakan pwnghalang untuk saling kenal-mengenal menuju
persaudaraan. Kita perlu menyedari hubungan antara sesame hamba Allah SWT dalam melaksanakan
tugas-tugs hidup, lantaran kita tidak bisa melepaskan diri dari masyarakat, yang pada hakikatnya saling
membutuhkan satu sama lain.
Dengan demikianlah kita harus menubuhkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan serta
menjauhkan diri dari perpecahan. Sebab yang demikin itu merupakan realisasi pengakuan bahwa hidup
bermasyarakat pada hakikatnya dalah saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Rasulullah S.A.W. telah menganjurkan hidup bergotong-royong saling bantu-mebantu dan tolongmenolong antara sesame manusia. Sehingga beliau mengaganggap orang yang suka tolong-menolong
itu termasuk golongannya.
Kaum Muslimin yang berbahagia!
Dari keterangan-keterangan di atas kita dapat memetik pelajarab bahwa tolong menolong yang
dianjurkan mempunyai pengertian dua macam.
1. Tolong-menolong yang bersifat material atau tolong-menolong dalam bentuk kebendaan, yaitu
dengan mnegulurkan bantuan kepada para penderita yang memerlukan bantuan untuk
mempertahankan atau meringankan beban hidup mereka,atau memberikan pertolongan dan
perlindungan kepada siapa saja yang teraniaya dan lain sebaginya.
2. Tolong-menolong dalam bentuk spiritual, yakni tolong0menolong untuk berbuat baik dan
taqwa.
Sedangkan tolong-menolong yang dilarang agama isalah menolong dalam kemaksiatan. Misalnya
orang tidak diperbolehkan menjual senjata tajam apalagi meminjam kepda orang yang akan
membunuh atau merampok dan lain sebaginya.
Saudara-saudara jamaah jumah yang berbagaia!
Demiakian Islam menyerukan kepada umatnya, agar umat Islam menjadi warga yang utuh, suka
bergotong-royong saling toling-menolong.
Nabi bersabda :

Artinya:
perumpamaan orang-oranng mukmin di dalam kecintaan mereka, balas kasih mereka dan kelembutan
mereka bagaikan satu badan. Apabila salah satu di antara anggota badan itu menderita, maka
menjalarlah penderitaan itu keseluruh badan, hingga tidak bisa tidur dan terasa panas.
(H.R. Bukhori dan Muslim)
Jamaah Jumah yang berbahagia!
Akhirnya marilah kita pupuk dan kita suburkan jiwa dan rasa tolong-menolonh kepda sesame
hamba, dan jangan lupa kita laksanakan dengan penuh keikhlasan karena Allah SWT, jangan
mempunyai pamrih apa-apa kecuali hanya untuk mencari keridlaan-Nya. Peribahasa Jawa
mengatakan,Sepi ing gawe rame ing pamrih. Atau rame ing game rame ing pamrih. Demikian ini
sangat berbahaya, sebab orang yang menolong karena pamrih pasti membawa akibat yang negative,
atau membawa ekor yang berkepanjangan. Dia ingin dibalas atau dipuji juga karena pamrih. Akibatnya
jika pamrih itu tidak terwujud, makan terjadilah kekecewaan yang bisa memungkinkan sesorang
menjadi apatis, acuh tak acuh, bahkan sampai beputus asa.
Oleh sebab itu, prinsip ikhlas harus kita jadikan untuk saling tolong-menolong. Hilangkanlah
rasa ingin dibalas, ingin dihormati atau ingin dipuji di dalam setiap menolong. Firman Allah SWT :

Anda mungkin juga menyukai