Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Lansia
Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Lansia
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat seluruhnya dan manusia seutuhnya. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota
besar, menyebabkan meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung,
hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus dan lain-lain. Sementara faktor pola hidup seimbang,
pola makan sehat, lingkungan kerja yang kondusif, olahraga teratur dan pengendalian stress
yang baik dapat membantu menurunkan angka prevalensi tersebut.
Diabates mellitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh
kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Hiperglikemia kronis pada DM akan
disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf,
jantung, dan pembuluh darah. Oleh karena itu, mendiagnosis DM selalu berdasarkan tingginya
kadar glukosa dalam plasma darah.
TUJUAN
Pengelolaan DM pada lansia umumnya tidak jauh beda dengan orang dewasa, tanpa
mengabaikan kualitas hidup yang lebih baik. Tujuan pengelolaan DM pada lansia, antara lain
mencegah terjadinya dekompensasi metabolik akut, menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat komplikasi. Pada beberapa lansia dengan DM, biasanya mengalami gangguan pembuluh
darah, memiliki tekanan darah >140/90 mmHg disertai kenaikan kadar kolesterol. Oleh karena
itu, American Geriatry Society (AGS) mentapkan langkah-langkah upaya penanganan DM pada
lansia.
Langkah-langkah pokok penanganan DM pada lansia, menurut AGS:
Edukasi
Perencanaan makan
Latihan jasmani
Intervensi farmakologi
EDUKASI
Keberhasilan pengelolaan DM membutuhkan partisipasi aktif pasien, keluarga,
masyarakat serta tim kesehatan yang harus mendampingi pasien menuju perilaku sehat. Edukasi
meliputi pemahaman tentang
Penyakit DM
Pentingnya mengendalikan dan memantau DM
Faktor risiko DM
Tanda-tanda hipoglikemia
Intervensi farmakologi dan non farmakologi
Cara menggunakan fasilitas kesehatan
Komplikasi DM
DIET SEIMBANG
Perencanaan makanan yang perlu diperhatikan pada penderita DM adalah 3J, yakni
jumlah, jenis dan jadwal. Tepat jumlah kalorinya, variasi jenis makanannya serta jadwal makan
yang teratur. Perhitungan indeks massa tubuh (IMT) pun harus diperhatikan.
IMT dapat dihitung dengan rumus: BB (Kg) / TB (m2)
Underweight <18
Normal 18 23
Overweight 23-25
Obesitas >25
Laki-laki
Perempuan
Koreksi
: -5%
: +10%
: +20%
: +30%
: -20%
: -10%
: +20%
: 10 30%
: +300 kalori
: +500 kalori
x kalori basal = .
x kalori basal = .
x kalori basal = .
x kalori basal = .
Contoh:
Kebutuhan kalori makan perhari 1400 kalori
Distribusi Makanan
NASI (100gram)
KEBUTUHAN
ENERGI
BUAH
SUSU
Atau
penukarnya
Atau penukarnya
(Tempe 50 gram)
Atau penukarnya
Atau
penukarnya
Atau penukarnya
PAGI
1/2 NASI
1 IKAN
1 SAYUR A
SELINGAN
PAGI
SIANG
1 BUAH
1 NASI
1 DAGING &
1 TEMPE
1 SAYUR B
SELINGAN
SORE
1 BUAH
1 BUAH
MALAM
1 NASI
1 IKAN &
1 TEMPE
1 SAYUR B
1 BUAH
OLAHRAGA TERATUR
Olahraga 3 4 kali seminggu sekitar 30 menit dapat memperbaiki sensitifitas insulin dan
mengendalikan gula darah. Selain itu, olahraga sebaiknya disesuaikan dengan usia tanpa
membebani an melukai.