Anda di halaman 1dari 11

ANITA OCTARIA TAMBUN

110406064
Draft 1

Beauty of History
Latar Belakang
Kota Medan sudah memasuki tahap kedewasaan dalam perkembangannnya dengan umurnya
yang sudah lebih dari 400 tahun. Perkembangannya telah melewati kurun waktu yang sangat
panjang yang mampu menjadikan Kota Medan menjadi maju sepeti saat ini, dengan mobilitas
ekonomi yang tinggi dan kemajuan dari sisi sosial masyarakatnya. Perkembangan yang
menuju kemajuan tersebut terkait jelas dengan sejarah perkembangan Kota Medan. Sejarah
menjadi bagian yang penting dan sangat berpotensi untuk dibangkitkan kembali.
Namun melihat keadaan saat ini, masyarakat Kota Medan tidak lagi mengetahui sejarah
perkembangan kotanya, cenderung melupakan dan tidak tertarik hingga akhirnya bagian dari
sejarah tersebut hilang begitu saja termakan waktu. Beberapa bangunan bersejarah juga sudah
hilang terganti dengan bangunan baru, seperti Gedung Mega Eltra di Jalan Katamso,
Kompleks perkantoran perusahaan perkebunan Sipef atau PT.Tolan Tiga di sudut antara Jalan
S. Parman dan Jalan Zainul Arifin, gedung South East Bank di Jalan Pemuda, hingga Villa
Kembar di Jalan Diponegoro, dan bangunan lainnya.
Lokasi perancangan yang perancanga dapatkan berada di Jalan Sutomo tepat di belakang
Pasar Sambu. Lokasi yang sangat bersejarah dan menarik dimana lokasi tersebut sempat
menjadi pusat Kota Medan, didukung dengan peninggaan beberapa bangunan bersejarah
yang menjadi saksi perjuangan Kota Medan yang sangat disayangkan sudah rusak dan tidak
terawat, seperti Tugu Medan Area (Tugu Apollo), Gedung Nasional, Gedung Olah Raga,
Radio Republik Indonesia, Bekas Markas PSMS, juga Bekas Hotel Wilhelmina. Bangunanbangunan tersebut memiliki keindahan, diluar keadaannya yang buruk saat ini.
Tema Beauty of History menjadi pilihan perancang dengan harapan perancangan kembali
kawasan tersebut dapat menonjolkan kembali keindahan (beauty) dari sejarah (history) yang
tercermin dari peninggalan bangunan bersejarah pada kawasan tersebut. Menciptakan
hubungan yang harmonis antara sejarah dengan kehidupan modern saat ini melalui
lingkungan dan bangunan, membuat Kota Medan maju beriringan dengan sejarahnya.
Perancangan kembali akan meningkatkan nilai kawasan tersebut dengan menjual
sejarahnya. Kawasan tersebut diharapkan dapat kembali menjadi pusat perhatian dan lebih
berkelas.

Gambar 1 Gedung Nasional

Gambar 2 Tugu Medan Area ( Tugu Apollo)

Tema yang akan diterapkan pada bangunan adalah arsitektur ikonik, dimana bangunan baru
yang berupa apartemen akan dirancang menjadi penanda lokasi Kota Medan, juga
meningkatkan kelas kawasan tersebut. Arsitektur kontemporer menajdi pilihan untuk
diterapkan dalam perancangan bangunannya untuk mengikuti perkembangan modernisasi
dalam bidang arsitektur di Kota Medan maupun di dunia.
Arsitektur Ikonik
Suatu tempat dapat dibedakan oleh karakteristiknya yang berbeda yang umumnya berupa
benda fisik yang berkaitan dengan sosia budaya, sejarah, ekologi, teknologi, ekonomi, dan

gaya arsitektural tempat tersebut. Biasanya, karakteristik tersebut mewakili gaya arsitektur
setempat.
Apa itu Arsitektur Ikonik? Pembahasan berkait dengan pengertian Arsitektur Ikonik
terikatpada dua kata kunci utama, yaitu : (a) Icon dan Iconic, dan (b) Arsitektur atau
bangunan. Icon dalam kamus bahasa Inggris Indonesia (Hambali Sadely 1986) dapat
diartikan sebagai : tanda atau penanda, ada juga yang berarti: gambar orang suci. Iconic
dapat dairtikan sebagai yang mempunyai tanda, atau objek yang menjadi penanda (baik
tempat maupun waktu). Sedangkan dalam kamus Oxford United Kingdom (1981), Icon
diartikan sebagai penanda tempat/ penanda zaman. Dengan demikian, pengertian dari
Arsitektur Ikonikadalah karya arsitektur atau bangunan yang dapat penanda tempat di
lingkungan sekitar atau-pun karya arsitektur yang menjadi tanda waktu atau era tertentu.
Semiotika (semiotics) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "semeion" yang berarti tanda, tanda
tersebut sebagai suatu informasi sehingga memiliki sifat sebagai sesuatu yang komunikatif.
Menurut Jacques Havet (1978), pembentukan suatu tanda akibat hubungan yang kuat antara
bemberi tanda (signifier/semainon) dan arti yang di maksudkan (signified/semainomenon).
Ikon merupakan makna dari suatu bentuk arsitektur yang berfungsi sebagai penanda tempat
dan penanda zaman. Arsitektur ikonik didefenisikan sebagai arsitektur yang dapat berfungsi
sebagai penanda tempat dan penanda zaman dalam era kebudayaan manusia. Ikon sebagai
penanda sesuatu agar mudah diingat oleh lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Beberapa
karakter yang memperkuat bangunan tampil sebagai ikon kota atau negara seperti:

Letak atau lokasi yang strategis sehingga mudah dilihat atau dikenali oleh lingkungan
sekitar.

Bentuk yang cenderung menarik sehingga mudah dijadikan tanda atau ikon dari
lingkungan sekitar.

Memiliki unsur kekuatan atau kekokohan bangunan

Menjadi faktor dominan untuk menandai suatu tempat sebagai patokan, tujuan atau
arahan.

Arsitektur ikonik dapat pula berfungsi sebagai penanda tempat (space icon) dari lingkungan
sekitarnya, posisi yang strategis, tahan terhadap umur yang panjang, struktur bangunan yang
spesifik dan memiliki nilai estetika yang menarik. Pada saat sekarang munculnya bangunan
ikonik atau arsitektur ikonik tidak dapat lepas dari perkembangan globalisasi, ekonomi

kapitalis, sehingga kesan mewah, megah dan mahal sudah merupakan istilah yang tidak dapat
dihindari dari bangunan ikonik atau arsitektur ikonik.
Sebagai contoh, kita mengenal tujuh keajaiban duniayang merupakan karya arsitektur yang
menjadi penandawaktu atau zaman dalam perkembangan kebudayaan manusia. Karya
arsitektur yang termasuk dalam tujuh keajaiban dunia yang pada dasarnya merupakan karya
arsitektur sekaligus artifak kebudayaan. Karya-karya arsitektur dimaksud pada dasarnya
dapat dimasukkan kedalam karya arsitektur yang identik dengan arsitektur ikonik, yaitu
arsitektur yang berfungsi sebagai penanda tempat dan penanda zaman. Contohnya misalnya:
bangunan Piramida dan Spinx di Mesir, bangunan Taman gantung di Babilonia, bangunan
Pemujaan di Aztek Amerika Tengah, bangunan Parthenon di Athena, bangunan Candi
Borobudur di Jawa Tengah Indonesia, Bangunan Meuselium Taj-Mahal di Agra India, dsb.
Bangunan-bangunan tersebut pada dasarnya banyak dikenal orang sebagai karya arsitektur
yang menjadi penanda zaman dalam kebudayaan manusia.
Selain penanda zaman, arsitektur ikonik dapat pula berfungsi sebagai penanda tempat atau
lingkungan sekitarnya, serta mampu tegak berdiri tahan terhadap usia (umur) yang panjang
dengan struktur bangunan yang spesifik hingga memiliki nilai estetika yang menawan. Di
dalam era modern (1920 s/d 1980-an), dikenal bangunan atau karya arsitektur yang
bersifatmodern. Banyak arsitek pada era modern yang menjadi tokoh dengan karya-karyanya
yang monumental dan dikenal luas masyarakat dunia. Misalnya: Le Corbusier, Frank Lyod
Wright, Meis Van de Roche, Alvar Aalto, Philiph Johnson, Oscar Niemeyer, dsb. dikarenakan
karya- karyanya dapat dijadikan penanda zaman dalam kebudayaan.
Pencarian identitas melalui metode ikonik tidak terlalu memperhatikan kedekatan analogi,
metode ini jadi lebih fleksibel pemakaiannya terhadap lagam dan fungsi bangunan yang akan
dirancang. Hal ini berbeda dengan metode-metode lain yang biasanya terikat erat dengan lagam
yang sedang berkembang pada masa perkembangnnya. Metode ikonikme misalnya, terikat erat
dengan lagam klasik yang kemudian di re-invent pada era post-modern, akan susah menerima
pemikiran-pemikiran modern dan International Style yang dengan keras menolak cultural
background (Phillip Jodidio, 1996). Konsekuensinya bangunan perkantoran (terutama milik

perusahaan multi nasional) yang biasa dirancang dengan lagam modern-Internasional Style
akan susah untuk menerima metode perancangan simbolik. Hal ini tidak berlaku bagi metode
ikonik, ada begitu banyak contoh bangunan ikonik lintas lagam dan fungsi, dari era mitologi
Yunani seperti gerbang Colossus of Rhodes, bangunan keagamaan era modern awal seperti

Little Church de Rochamp rancangan Le Corbusier, gedung perkantoran modern seperti


AT&T Building rancangan Philip Johnson, museum neo-klasik seperti Bonnefanten Museum
rancangan Aldo Rossi, hingga museum post modern seperti Imperial War Museum rancangan
Daniel Libeskind.
Cara lain yang dewasa ini lazim digunakan dalam menerapkan metode perancangan ikonik
adalah dengan memunculkan nilai kontras pada proyek-proyek rekontekstualisasi dan
pengembangan bangunan-bangunan bersejarah. Beberapa contoh yang terkenal diantaranya
adalah: proyek refacade Pompidou Center rancangan Richard Rogers dan Renzo Piano,
proyek extension Three Pyramid di depan Louvre Museum rancangan I.M. Pei, dan proyek
extension Berlin Holocaust Museum di samping Berlin National Museum rancangan Daniel
Libeskind.
Setelah sedikit membahas tentang metode ini saya menyimpulkan bahwa Ikonik Post Bilbao
adalah metode yang:
1. Bervisi mencari identitas yang mampu menjadikannya ikon atau landmark sebuah
kawasan.
2. Dirancang dengan metode analogi yang sederhana dengan pertautan yang terkadang
tidak terlalu berhubungan.
3. Cenderung bersifat fleksibel sehingga identitas (bentuk) tidak terlalu terikat dengan
fungsi maupun lagam arsitektural manapun.
4. Seringkali menggunakan metode kontras untuk menampilkan dua sisi berbeda pada satu
konsep perancangan terpadu.
5. Seringkali menjadi pop icon dengan banyak nicknames dan similes sebagai hasil
missnterpertasi publik dari pesan analogi bangunan yang memang dengan sengaja tidak
disampaikan secara optimal.
6. Menggunakan Genus Locci hanya sebatas pengolahan site.
7. Kurang memperhatikan Cultural Background dan Regional Konteks.

Bentuk Dalam Arsitektur


Bentuk dalam arsitektur adalah suatu unsur yang tertuju langsung pada mata dan bendanya
merupakan suatu unsur yang tertuju pada jiwa dan akal budi manusia. Batasan di atas pada
satu pihak secara jelas memeberikan gambaran bahwa bentuk pada suatu karya arsitektur
dapat menyampaikana arti kepada yang terlibat secara visual yaitu masyarakat. dalam

arsitektur, arti kata bentuk memiliki arti yang berbeda-beda, sesuai dengan pandangan dan
pemikiran pengamatnya misalnya :

Hugo Haring : bentuk adalah suatu perwujudan dari organisasi ruang yang merupakan
hasil dari suatu proses pemikiran. Proses ini didasarkan atas pertimbangan fungsi dan

usaha pernyataan diri (ekspresi).


Mies Van Der Rohe : bentuk adalah wujud dari penyelesaian akhir dari konstruksi
yang pengertiannya sama.

Faktor-faktor yang mewujudkan bentuk :


1. Fungsi
Batasan fungsi secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan terhadap aktivitas
manusia, tercakup di dalamnya kondisi alami. Sedangkan bangunan yang fungsional
adalah bangunan yang dalam pemakaiannya memenuhi kebutuhan secara tepat dan tidak
mempunyai unsur-unsur yang tidak berguna. Aktivitas timbul dari kebutuhan manusia
baik itu kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan dapat berupa kegiatan,
cahaya, udara, kebahagiaan, perlindungan, kesejukan, kenyamanan dan lainnya.
Berkembang dan berubahnya fungsi tergantung dari waktu dan masyarakat.
2. Simbol
Dalam dunia arsitektur, pengenalan simbol merupakan suatu proses yang terjadi pada
individu dan pada masyarakat. Melalui panca indera, manusia mendapat rangsangan dan
kemudian menjadi pra persepsi, selanjutnya terjadi pengenalan objektif (fisik).
Kemudian terwujudlah persepsi. Persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman termasuk
pengalaman pendidikan yang menentukan tingkat intelektual manusia. Meskipun tiap
individu mempunyai pengalaman dan tingkat intelektual yang berbeda, masih ada suatu
dasar yang sama pada tiap individu yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat
yaitu kebudayaan.
Arsitek sebagai pewujud bentuk dapat menampilkan simbol sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat, sehingga mudah dikenal oleh masyarakat. Simbol dapat
pula timbul dari gagasan murni arsitek, tergantung pada kemampuan dan citra arsitek
untuk mengeluarkan hal-hal yang baru. Simbol tadi mungkin dapat diterima dan diakui
masyarakat setelah melalui proses adaptasi yang membutuhkan waktu relatif lama.
3. Teknologi Struktur dan Bahan
Teknologi struktur dan bahan merupakan faktor yang penting dalam arsitektur. Apakah
yang dibangun hanya berupa atap sederhana, berupa ruangan besar untuk beribadah,
berdagang, ruang susun tidaklah menjadi masalah. Bahan yang digunakan harus disusun
dan dikonstruksikan dalam jumlah tertentu. Struktur pun mengandung keindahan karena

struktur dibuat berdasarkan hukum keindahan. Dengan majunya pengetahuan manusia,


struktur mengalami perkembangan baik system konstruksinya, bahan bangunannya
maupun metode membangunnya. Sebab itu kemungkinan untuk menciptakan struktur
yang kuat dan indah pun bertambah besar.
Aplikasi perwujudan bentuk
1. Kaitan fungsi dengan bentuk
Keberadaan fungsi menimbulkan bentuk. Pengertian fungsionil merupakan suatu hal
yang menonjol dalam kaitan fungsi tertentu. Dengan kata lain, fungsi merupakan
pertimbangan utama bagi suatu perancangan bentuk. Suatu fungsi dapat mempunyai
bermacam-macam bentuk, tergantung dari keadaan lingkungannya, inilah yang disebut
gaya.
2. Kaitan bentuk dengan teknologi
Untuk mendapatkan suatu bentuk yang mempunyai fungsi tertentu, diperlukan bahanbahan bangunan sebagai sarana dasar bangunan. Bahan-bahan yang merupakan elemen
bangunan disusun menjadi suatu kesatuan yang membentuk konstruksi. Suatu sistem
tepat yang perlu dipilih sehingga akan dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan secara
maksimal.
3. Kaitan bentuk dengan simbol
Suatu bangunan diekspresikan secara simbolik jika bangunan itu menunjukkan sesuatu
yang lebih tinggi dari keadaan bentuk fisik yang semula. Bangunan tersebut cenderung
untuk mewujudkan sebuah prinsip pengakuan umum. Para arsitek menggunakan bentuk
ikonik untuk menyajikan pengalaman keindahan yang mendalam sesuai dengan daya
bercitranya. Dalam dunia arsitektur juga dibutuhkan suatu penekanan kebutuhan simbol
dalam perancangan.

Studi Banding Tema Sejenis


Gherkin Tower, London

Gambar 3 Gherkin Building London

The Gherkin karya Norman Foster merupakan sebuah bangunan yang terletak di London,
Inggris. Bangunan ini mengalami proses desain dari tahun 1997 hingga 2000, dan selesai
dibangun pada tahun 2004. Bangunan ini dikhususkan untuk perkantoran, dan memiliki
tinggi sekitar 180 meter, dengan 40 lantai.
Lokasinya dahulu merupakan sebuah tempat untuk Baltic Exchange, yaitu sebuah pusat
perdagangan maritim yang dibom pada tahun 1992. Norman Foster memenangkan kompetisi
untuk mengembangkan kembali tempat ini dengan sebuah bangunan Millenium Tower
setinggi 385m. Pada 1997, Swiss Reinsurance Companymembeli tanah di tempat ini, dan
meminta desain yang lain oleh Norman Foster.
The Gherkin secara prinsip merupakan sebuah bangunan silindris, dengan luas bangunan
42.000 m2 untuk kantor dengan diameter yang berbeda-beda. Bentuknya ini sangat optimum
dalam menahan gaya-gaya angin yang berlaku di bangunan ini, dan didapatkan dari simulasi
program 3D.
Shangri-La Hotel Surabaya
Hotel Shangri-La Surabaya merupakan salah satu hotel terbesar di Surabaya.Hotel iniberada
di bawah naungan perusahaan besar yang bernama Shangri-La Internasional,yaitu bagian dari
kelompok usaha milik Kuok Brother Company.Pada tahun 1971 Kuok Group mendirikan
perusahaan yang bergerak dalam bidang perhotelan yang di namakan Kuok Hotel.Berawal
hanya dari 5 properti yang di miliki Singapura,Malaysia, dan Fiji dan kini usaha tersebut
berkembang pesat dan menjadi salah satu hotel bintang lima yang terkenal di dunia.

Gambar 4 Shangri La Hotel Surabaya

Pada tahun 1983, perusahaan berkembang pesat dan mengubah namanya menjadi Shangri-La
Internasional yaitu sebuah nama yang di ambil dari sebuah novel karya James Tillton yang
berjudul Lost Horizon, yang kurang lebih artinya adalah surga, nirwana atau paradise.
Legend of Shangri-La : He Left extra ardinary serse of physical mental sentlement, it was
perfectly true he just liked being of Shangri-La yang pada intinya bercerita tentang :
1. Elegensi yang tak lekang dimakan waktu ( Timeless Elegance )
2. Ketenangan dan Kesentosaan ( Tranquilty )
3. Pelayanan yang ramah dan menyenangkan ( Gracious Service )
4. Ketenangan dan kenikmatan hidup ( Comfort )
Berawal dari tujuan kelompok usaha tersebut yaitu memberikan akomodasi yang mewah dan
di sertai dengan standart pelayanan yang istimewa,selanjutnya filosofi yang di anut
Shangri-La Hospitality from carina family yang berarti Shangri-La memberikan pelayanan
bagi orang-orang yang peduli.Kelompok usaha ini, kini mengelola hotel di kotakota besar
serta di daerah-daerah wisata di kawasan asia . Massa bangunan Shangri-La hotel Surabaya
memilik bentuk menyerupai huruf S. Huruf S merupakan symbol dari Shangri-La
Internastional Management. Oleh dari pada itu Sahngri-La hotel menerapkan tema Ikonik
pada bangunannya.

Guggenheim Museum, Bilbao, Spain


Berdiri di tepi sungai Nervin, Guggenheim Museum Bilbao menjadi salah satu ikon kota
Bilbao, Spanyol. Bangunan ini mengantar arsitektur modern dan Bilbao ke era baru, yaitu
abad 21. Guggenheim telah menginspirasi perkembangan seni bangunan dan menjadikan
Bilbao pusat perhatian dunia.

Gambar 5 Guggenheim Museum Bilbao

Museum Guggenheim merupakan museum modern yang berfungsi sebagai museum seni di
Bilbao. Museum ini dirancang oleh Frank O. Gehry, yang terletak di Bilbao, Basque,
Spanyol. Bentuk bangunan ini terdiri dari bentuk lengkungan yang muncul secara tidak
beraturan. Menurut Frank O.Gehry, bentuk tidak beraturan ini tercipta untuk menangkap
cahaya. Bangunan ini dinobatkan sebagai salah satu bangunan paling spektakuler di dunia
dengan gaya Dekonstruksi. Struktur bangunan ini terdiri dari bentuk yang radikal, dan kontur
yang organik. Bangunan ini bertujuan untuk menyimbolkan sebuah kapal. Panel reflektifnya
menyimbolakn sisik ikan. Bangunan ini didesain dengan bantuan komputer untuk membantu
visualisasinya dan perhitungan strukturnya.

Gambar 7 Eksterior Guggenheim


Museum

Gambar 6 Interior Guggenheim Museum

Daftar Pustaka

Ir. Udjianto Pawitro, MSP. Perkembangan Arsitektur Ikonik di Berbagai Belahan Dunia,
Staf Pengajar Kopertis Wilayah IV Pada Jurusan Teknik Arsitektur FTSP Institut
Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.
Davarpanah, Sayena. (2012). A Query on the Impact of Place on the Formation of Iconic
Buildings in Architecture. Eastern Mediterranean University, Gazimausa, North
Cyprus
Florindo, Aquilino Das Neves. Jurnal Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. GEDUNG
PARLEMEN REPBLICA DEMOCRTICA DE TIMOR LESTE : Dengan
pendekatan konsep Post-Modern untuk menjadi ikon kota setempat.
Kouwagam, Adipradana. (2009). Dampak Bentuk Twist Dalam Arsitektur Khususnya
Ditinjau dari Aspek Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Universitas Indonesia.
Depok.
Julian, Yudistira Angkat. (2014). Galeri Seni Rupa Medan (Arsitektur Ikonik). Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Widhianto, Muhammad Adib. (2014). Shangri-La Hotel : Arsitektur Ikonik. Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai