Anda di halaman 1dari 1

Vaksin Pencegah Kanker

Otak
VIVAnews - Semua penyakit yang menyerang otak,
efeknya memang sangat menakutkan. Tidak hanya
bisa menyebabkan cacat permanen tetapi juga
kematian. Apalagi jika otak yang berfungsi mengatur
semua saraf itu terserang kanker.
Untuk mencegah kanker otak, sebuah vaksin dikembangkan dengan melakukan sebuah
percobaan pada seorang pasien tumor otak. Pasien yang bernama Karen Vaneman mendatangi
Preston Robert Tisch Brain Tumor Center di Duke University, Amerika Serikat, minggu pertama
tiap bulannya untuk memberikan 21 botol kecil darahnya.
Kanker otak yang diderita Vaneman diketahui dua tahun lalu, saat ia dibawa ke ruang gawat
darurat karena merasa lemas dan tangan kirinya sudah pincang. Dokter saat itu ia menderita
stroke atau serangan jantung. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa ia mengalami
Glioblastoma atau GBM, yang merupakan tipe kanker otak paling sering terjadi.
Tipe kanker tersebut sebenernya bisa mengakibatkan hal yang fatal tetapi tim dari Preston Robert
Tisch memiliki ide lain untuk mengatasinya. Vaneman pun dioperasi dan menjalani perawatan
intensif pasca operasi.
"Melihat kondisi Vaneman dokter lain mungkin akan memberitahu sisa hidup enam sampai
sembilan bulan, atau mungkin satu tahun karena penyakit tidak bisa disembuhkan. Tetapi kami
mengatakan bahwa itu bisa disembuhkan dengan usaha yang keras dan keyakinan diri pasien,"
kata kepala Preston Robert Tisch Brain Tumor Center, Dr. Henry Friedman, seperti VIVAnews
kutip dari Livestrong.
Vaneman pun diberikan perawatan intensif dengan diberikan sebuah vaksin terbaru
Vaneman
pun diberikan
perawatan
intensif CDX-110,
dengan diberikan
sebuah
vaksin
terbaru
yang
diproduksi
Pfizer. Vaksin
itu bernama
dan bukan
untuk
mencegah
yang
diproduksi
Pfizer.
Vaksin
itu
bernama
CDX-110,
dan
bukan
untuk
mencegah
penyakit. Sebaliknya, vaksin memicu respon imun, yang menyerang sel-sel kanker
penyakit. Secara
Sebaliknya,
vaksin
memicu
respon imun,
yang menyerang
kanker
berbahaya.
spesifik,
vaksin
dididapatkan
dari EGFRviii
(EGFR sel-sel
faktor tiga),
berbahaya. Secara spesifik,
vaksin
dididapatkan
dari
EGFRviii
(EGFR
faktor
tiga),
yaitu protein yang ditemukan pada 40 persen sel tumor.
yaitu protein yang ditemukan pada 40 persen sel tumor.

Dr. John Sampson, ahli bedah yang membantu mengembangkan vaksin, menjelaskan bahwa tim
menggunakan vaksin untuk membuat respon imun yang lebih spesifik. "Tidak seperti
kemoterapi, yang rasanya sangat sakit karena membagi sel dalam tubuh, atau radiasi, vaksin ini
cukup efektif dan presisinya lebih tepat," kata Dr. John Sampson.
Vaksin ini nantinya bisa membuat para pasien kanker, tidak hanya kanker otak bisa hidup lebih
lama. Sel kanker pun bisa dikurangi atau dimusnahkan dengan cara yang tidak terlalu sakit
dibandingkan kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai