Anda di halaman 1dari 12

Demam Berdarah Dengue

DEMAM BERDARAH DENGUE

PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah penyakit yang
terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri
otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. Uji
tourniquit positif dengan atau tanpa ruam disertai beberapa atau
semua gejala perdarahan seperti petechie spontan yang timbul
seremtak, purpura, ekhimosis, epistoksis, hematemesis, melena,
trombositopenia, dan masa perdarahana dan masa protombin
memanjang,

hematokrit

meningkat

dan

gangguan

mastrubasi

megakariosit.

DEFENISI
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh virus dengue ditandai dengan demam tinggi
mendadak

disertai

madnifestasi

perdarahan

dan

cenderung

menimbulkan renjatan kematian.

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


ETIOLOGI
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue
yang termasuk dalam kelompok arbovirus yang telah dapat diisolasi 4
serotipe di Indonesia yaitu Den-1, Den-2, dan Den-4, infeksi dengan
salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serptipe
yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap sertotipe
yang lain. Serotipe Den-3, merupakan serotipe yang dominan sebagai
penyebab dan banyak berhubungan dengan kasus berat.

EPIDEMIOLOGI
Penyakit Demam Berdarah Dengue endemis didaerah tropis
Asia, dimana suhu yang hangat dan praktek penyimpanan air
dirumah menyebabkan populasi Aedes aegypti banyak berkiembang
biak. Istilah demam berdarah di Asia Tenggara Pertama kali di
Filipina pada tahun 1953.

Di Indonesia demam berdarah dengue

(DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya dan Jakarta tahun 1968


tetapi konfirmasi Virologi baru diperoleh pada tahun 1970.

Pada

tempat dimana dengue bersifat endemis, anak-anak dan orang asing


yang sensitif merupakan satu-satunya golongan yang mendapatkan
penyakit inim secara terbuka, orang dewasanya menjadi kebal.

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


PATOGENIS
Patogenis

demam

berdarah

dengue

(DBD)

berdasarkan

hipotesis infeksi heterolog sekunder adalah : seseorang akan


menderita DHF apabila mendapatkan infeksi berulang oleh serotipe
virus dengue yang berbeda dalam jangka waktu tertentu, yang
berkisar diantara 6 bulan 5 tahun. Berdasarjkan hipotesis infeksi
Heterolog sekunder terbentuknya kelompok virus antibodi dalam
sirkulasi akan mengaktifasi, sistem komplemen.
Terbentuknya komplek virus antibodi dalam sirkulasi darah
akan mengakibatkan :
1. Teraktifasinya

sistem

komplemen,

yang

mengakibatkan

terlepasnya anafilakstosin C3a dan C5a. Hal ini mneybabakna


penibgkatan

permeabilitas

dinding

pembuluh

darah

dan

menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu


keadaaan yang sangat berperan dalam timbulnya renjatan
nyata pada DBD, pada masa renjatan terdapat penurunan
kadar

komplemen

dan

disebabkan

anafilaktoksin

dalam

jumlah besar. Walaupun plasma mengandung inaktivasi dan


menghilang dari sirkulasi adalah adanya kasus penyembuhan
dramatis seorang pasien renjatan bila ditanggulanginya secara
adekuat, anafilaktoksin C3a dan C5a tidak berdaya untuk
membebaskan histamin dan ini terbukti dengan ditemukannya

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


kadar histamin yang meningkat dalam air seni 24 jam pada
pasien DBD.
2. Timbul

agregasi

mengalami
kerusakan

trombosit

yang

metamorfosis.
metamorfosis

melepaskan

Trombosit
akan

yang

dimusnahkan

ADP

akan

mengalami
oleh

sistem

retikuloendotelial dengan akibat trombositopenia hebat dan


perdarahan, pada keadaan aregasi, trombosit akan melepaskan
amin

vasoaktif

(histamin

dan

serotinin)

yang

bersifat

meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit


faktor 3 yang merangsang koagulasi Intraveskuler.
3. Terjadinya aktivasi faktor Hagemen (faktor XII) dengan akibat
akhir terjadinya pembekuan intravaskuler yang meluas, dalam
proses aktivasi yang meluas.

Dalam proses aktivasi ini

plasminogen akan menjadi plasmin yang berperan dalam


pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi
fibrin degradation product, disamping itu akan merangsang
sistem

kinin

yang

berperan

dalam

proses

meningginya

permeabilitas didinding pembuluh darah.

MANIFESTASI KLINIK
Bentuk klasik dari demam berdarah dengue (DBD) ditandai
dengan demam tinggi mendadak 2 7 hari disertai luka kemerahan,
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM
Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


keluhan seperti anorexia, sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual
dan muntah sering ditemukan, nyeri perut epigastrium dan dibawah
tulang iga kanan sering ditemukan. Demam tinggi mendadak dapat
menimbulkan kejang terutama pada bayi.
Bentuk perdarahan yang paling sering ditemukan adalah perdarahan
dengan provokasi yaitu uji Rumple Leed Positif, kulit mudah memar
dan perdarahan pada bekas suntiukan intravena atau bekas
pengambilan darah, hati biasanya membesar dengan ukuran yang
bervariasi dari just palpable
Sekalipun

pembesaran

hati

sampai 2 4 cm arcus costa kanan.


tidak

berhubungan

dengan

berat

ringannya penyakit, namun pembesaran hati lebih sering ditemukan


pada penderita shock.

DEMAM
Demam berdarah dengue didahului oleh demam mendadak
disertai gejala klinis yang tidak spesifik seperti anorexia, lemah nyeri
punggung, tulang sendi dan kepala, demam sebagai gejala utama
terdapat pada semua kasus lama demam sebelum dirawat berkisar
2 7 hari. Alasan mengapa orang tua membawa anaknya yang
demam adalah karena menjadi gelisah dan teraba dingin pada kaki
dan bangun, gejala-gejala ini sebenarnya mencerminkan keadaan pre

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


syock atau oleh karena demam dan manifestasi perdarahan dikulit
menjadi nyata.

HEPATOMEGALI
Hati yang membesar pada umumnya dpat diraba pada
permulaan penyakit danpembesar hati tidak sejajar dengan
beratnya penyakit, nyeri tekan paling sering dijumpai tanpa
disertai icterus, dengan kata ini pembesaran hati paa penyakit
DHF derajat IV tidak selalu lebih besar pada penderita DHF
derajat II. Sekalipun pembesaran hati lebih sering ditemukan
pada penderita dengan syock.

MANIFESTASI PERDARAHAN
Menifestasi peredarahan bervariasi yang paling ringan berupa uji
torniquet maupun perdarahan spontan berupa petechie dengan
lokasi biasanya seluruh tubuh, tersering di anggota gerak bawah,
dimuka, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena.

DIAGNOSIS
Patokan diagnosis DBD (WHO 1975) berdasarkan gejala klinis
dan laboratorium.
Untuk mendiagnosis DBD ditetap menurut WHO terdiri dari :
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM
Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue

Gejala Klinis :
1. Demam tinggi mendadak 2 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, termasuk setidak tidak uji torniqut
positif dan salah satu bentuk lain yakni perdarahan spontan
(purpura, petechiae, epistaksis, perdarahan gusi hematemesis
dan melena ).
3. Pembesaran hati.
4. Renjatan yang ditandai olrh nadi lemah, sepat disertai tekanan
nadi menurun (menjadi 20 mmhg atau kurang) tekanan nadi
menurun tekanan sistole menurun sampai 80 mmhg atau
kurang disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama
pada ujung hidung, jari dan kaki, pemderita menjadi gelisah,
timbul sianosis disekitar mulut.

LABORATORIUM
1. Trombositoponia (100.000mm3 atau kurang)
2. Nilai hematokrit meningkat 20 % atau dibandingkan dengan
nilai hematokrit pada masa konvalesen.
Dua kriteria ditambah serta kriteria laboratorium sudah cukup
untuk mendiagnosis DBD.

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


Derajat Demam Berdarah Dengue (DBD)
Derajat penyakit DBD menurut WHO
Derajat I

: Demam disertai gejala tidak klinis dan satusatunya

manifestasi

perdarahan

adalah

uji

torniquit positif.
Derajat II

: Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit


atau perdarahan lain.

Derajat III

: Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat


dan lembab dan dingin serta penderita menjadi
gelisah.

Derajat IV

: Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat


diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur.

DIAGNOSA BANDING
1. Chikungunya haemoragic Fever (CHF)
2. Idiopatic Trombositopenia

KOMPLIKASI
1. Perdarahan gastrointestinal
2. Encephalopati
3. DIC
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM
Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue


4. Efusi pleura

PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan
cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan
sebagai akibat perdarahan.

Penatalaksaan DBD terdiri dari


1. Penggantian cairan
2. Pemberian

obat-obatan

obat

obat

simptomatik

(antipriratik)
-

Antibiotik (untuk profilaksis)

3. Perawatan

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

Demam Berdarah Dengue

TATALAKSANA KASUS DBD GRADE II


CAIRAN AWAL
RL/NaCl 0,9% RLD5/nAcL + 6 7 ML / KG bb / jam

Monitor tanda vital / nilai Ht, trombosit tiap 6 jam

Perbaikan
Tidak gelisah
Nadi kuat
TD stabil
Diuresi cukup
Ht turun (2 x periksa)

Tidak ada Perbaikan


gelisah
Distres pernapasan
Frekwensi nadi rendah
Ht tetap tinggi / naik
TD menurun / tidak
teratur
Diuresis kurang
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM10
Yemi
&
Rozi
Tetes dan diturunkan
tetesan dinaikkan
menjadi
5 ml / Tetesan
kg BB /diturunkan
jam

menjadi
10 ml / kg BB / jam
Distres pernafasan
Tranfusi darah
Tetesan dinaikkan
menjadi
Menjadi
3 ml/kg BB/jamKoloid
Perbaikan
20 30 cc / kg BB Tidak adaPerbaikan
Ht turun
Ht naik
10/ ml
/ kg BB
15 ml /segar
kg BB
jam
perburukan

Demam Berdarah Dengue

DAFTAR RUJUKAN

1. Hendarwanto, Dengue Dalam : Ilmu Penyakit Dalam jilid 1


Edisi kedua Balai Penerbit FKUI 1996 : 417 426.
2. Demam Berdarah Dengue Dalam standar Profesi Ilmu
Kesehatan Anak, RSUP Mohammad Hoesin Palembang FK
UNSRI. Tahun 1999 : 77 81.
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM
Yemi & Rozi

11

Demam Berdarah Dengue


3. Berhman R.E, Vaughan V>C. Nelson, Ilmu Kesehatan Anak,
Edisi 12 Bagian 2. Ahli Bahasa Moelia S. Maulany R.F. EGC
Jakarta, 1989 : 296 298.
4. Hasan R. Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak, Buku @ Cetakan ke7, Penerbit bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI Jakarta 1997 :
607 619.
5. Mansyoer A. kapita Selekta Kedokteran. Edisi kedua, Penerbit
Media Aesculapius FK UI Jakarta 1999 : 428 430.
6. Sunarno S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S.
Hadinegoro, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan
Penyakit Tropis, Edisi Pertama, Ikatan Dokter Anak Indonesia
Jakarta 2002 : 186 2003
7. Tatalaksana Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue.
Dalam Updates In Pediatrics FKUI Jakarta 2002 : 95 114.

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSPM


Yemi & Rozi

12

Anda mungkin juga menyukai