Anda di halaman 1dari 15

BAB I

ANALISA GRANULOMETRI
1.1. Maksud dan Tujuan
1.1.1. Maksud
Maksud dari praktikum granulometri ini adalah untuk mengetahui
penyebaran besar butir sedimen klastik yang berukuran pasir ( sand ) secara pasti
dengan melakukan beberapa metode dan peralatan yang digunakan.
1.1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum granulometri ini adalah untuk mengetahui
mekanisme arus yang bekerja pada saat pengendapan berlangsung dan jarak
transportasinya. Kita bisa mengetahui suatu bentuk ukuran butir tersebut dari cara
tertransportasinya dan juga bisa untuk mengetahui lingkungan pengendapannya.
Dengan beberapa data yang sudah ada.
1.2. Landasan Teori
Analisis granulometri merupakan suatu analisis tentang ukuran butir sedimen.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi butiran sedimen
terhadap proses - proses eksogenik, seperti pelapukan erosi dan abrasi dari
provenance, serta proses transportasi dan deposisinya. Hal - hal tersebut
merupakan variabel penting dalam melakukan suatu interpretasi.
Tingkat resistensi suatu batuan dapat dilihat dari ukuran butirnya. Proses
-proses eksogenik akan mengubah bentuk dan ukuran suatu partikel sedimen.
Nah, yang mungkin awal bentuk dari suatu ukuran butirnya runcing - runcing,
atau masih dalam bentuk besar besar ( boulder ), lama - kelamaan dengan
seiring berjalannya waktu akan berubah karena proses eksogenik tersebut.
Sedangkan proses transportasi dan deposisi memperlihatkan proses bagaimana
agen utama seperti air menggerakkan dan mengendapkan butiran - butiran
sedimen.

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


Menurut Boggs ( 1987 ), ada 3 faktor yang mempengaruhi ukuran butir
batuan sedimen, yaitu variasi ukuran butir sedimen asal, proses transportasi, dan
energi pengendapan.
Data-data hasil analisis ukuran butir sedimen tersebut digunakan untuk
mengetahui 3 faktor tersebut secara jelas.
Material - material sedimen yang terdapat di permukaaan bumi memiliki
ukuran yang sangat bervariasi. Udden ( 1898 ) membuat skala ukuran butir
sedimen, yang kemudian skala tersebut dimodifikasi oleh Wenworth pada tahun
1922 dan dikenal dengan skala ukuran butir Udden - Wenworth ( 1922 ). Ukuran
butir sedimen yang ditetapkan adalah mulai dari < 1/256 mm hingga > 256 mm
dan terbagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu clay, silt, sand, dan gravel.
Setelah skala Udden - Wenworth banyak digunakan, kemudian Krumbein
( 1934 ) membuat suatu transformasi logaritmik dari skala tersebut yang
kemudian dikenal dengan skala phi = log2 d, dengan d adalah ukuran butir
dalam mm. Skala phi akan menghasilkan nilai positif dan nilai negatif. Semakin
besar ukuran butir dalam mm, maka nilai phi akan semakin negatif. Sebaliknya,
semakin kecil ukuran butir dalam mm, maka nilai phi akan semakin positif.
Krumbein memilih logaritma negatif dari ukuran butir ( mm ) karena ukuran
pasir dan butiran halus lebih sering dijumpai pada batuan sedimen.
Analisis distribusi ukuran sedimen dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran langsung terhadap material sedimen berukuran gravel, dan
pengayakan kering pada material sedimen berukuran pasir dan lempung. Untuk
mendapatkan sampel yang mampu mewakili semua sampel itu sendiri, maka
dilakukan splitting. Metode splitting yang digunakan dalam praktikum adalah
quartering. Quartering dilakukan dengan cara menuangkan sampel melalui suatu
corong di atas karton yang disilangkan saling tegak lurus, sehingga sampel akan
terbagi dalam 4 kuadran. Proses ini diulang - ulang hingga diperoleh berat sampel
yang diinginkan.
Ada beberapa metode atau cara yang dilakukan untuk menganalisis distribusi
ukuran butir, yaitu cara grafis dan cara matematis. Analisis yang dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan beberapa parameter. Parameter nilai pada
pengukuran butir sedimen antara lain ukuran butir rata - rata ( mean ),

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 2

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


keseragaman butir ( sorting ), skewness, dan kurtosis. Parameter tersebut dapat
ditentukan nilainya berdasarkan perhitungan secara grafis maupun secara
matematis.
Perhitungan secara grafis menggunakan persamaan yang berdasarkan nilai
phi pada sumbu horizontal kurva persentase frekuensi kumulatif. Sedangkan
perhitungan matematis menggunakan rumus umum momen pertama dengan
asumsi bahwa kurva distribusi frekuensinya bersifat normal ( Gaussian ).
Cara grafis dilakukan setelah melakukan pengayakan dan penimbangan
terhadap butiran sedimen. Butiran sedimen yang diayak dan ditimbang berukuran
pasir halus hingga pasir kasar. Setelah dilakukan pengayakan dan penimbangan,
data - data tersebut di plot dalam beberapa grafik dan histogram. Salah satunya
adalah kurva frekuensi kumulatif yang digunakan untuk menentukan nilai phi
pada persentil tertentu yang kemudian dimasukkan dalam rumus moment.
Sedimen klastik dalam hal ini butiran yang berukuran pasir sampai lempung.
Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli secara teoritis yang erat hubungannya
dengan analisa granulometri. Sebagai latar belakang ada beberapa teori yang dapat
dikemukakan disini. Mekanisme sedimen yang mengontrol pada suatu cekungan,
dimana batuan sedimen diendapkan tidak hanya dalam satu proses yang
mengontrolnya, maka fasies bukan berarti lingkungan pengendapan dan bukan
pula unit genetik. Dalam satu sekuen pengendapan mulai dari lapisan bawah
sampai keatas penyebaran butiran sudah tentu akan bervariasi.
Untuk mengetahui penyebaran - penyebaran butiran tersebut dapat dilakukan
pembuatan - pembuatan kurva kumulatif berdasarkan data - data yang telah
diolah, dan dinyatakan dalam besaran - besaran Mean, standar deviasi, skewness,
dan kurtosis.
Mean merupakan harga rata - rata secara statistik ( yang representatif ).
o Mean ( x ) = F.M

100
Standar Deviasi merupakan suatu nilai statistik sampai sejauh mana besar
butir suatu populasi menyimpang dari harga rata - rata. Harga standar deviasi
kecil, menunjukkan bahwa sortasinya semakin baik.
o

Standart Deviasi = ( F.M )2

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 3

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


F
Skewness merupakan ukuran tingkat simetrinya penyebaran besar butir atau
arah condongnya penyebaran besar butir, Skewness positif apabila
mempunyai

kecenderungan

kearah

kasar.

Skewness

negatif

apabila

mempunyai kecenderungan kearah halus.


o

Skewness =

( F - M )3

3 F
Kurtosis merupakan derajat kemencengan terhadap suatu penyebaran normal.
Semakin tinggi harga kurtosisnya, maka grafiknya akan semakin mancung
dan hal ini akan menunjukkan bahwa sortasinya semakin baik.
o

Kurtosis =

( F - M )4

Sortasi

4 F

Sortasi adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen,
artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan
semakin baik. Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen
klastik. beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :
a)

Sortasi baik

: bila besar butir merata atau sama besar.

b)

Sortasi sedang

c)

Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen.

: bila ukuran butirnya relatif seragam.

Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai penyebaran ukuran


butir terhadap ukuran butir rata - rata pendek. Sebaliknya apabila sedimen
mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata - rata ukuran butir panjang
disebut sortasi jelek.
Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen.
Hubungan ini terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai
pasir sangat halus. Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjukan bahwa
pasir halus mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus.
Sedangkan pasir yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran
pasir sangat halus ( Blatt & Koesumadinata, 1980 ).
Skewness

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 4

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


Kepencengan ( skewness ) adalah penyimpangan distribusi ukuran butir
terhadap distribusi normal. Distribusi normal adalah suatu distribusi ukuran butir,
dimana pada bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butiran paling banyak.
Butiran yang lebih kasar serta lebih halus tersebar disisi kanan dan kiri dalam
jumlah yang sama. Apabila dalam suatu distribusi ukuran butir berlebihan partikel
kasar, maka kepencengannya bernilai negatif ( Folk, 1974 ). Menurut ( Folk, 1962
), jika skewness memiliki nilai negatif atau nol maka batuan sedimen itu
terendapkan di daerah pantai, namun apabila skewness bernilai positif maka
batuan sedimen tersebut merupakan endapan di daerah sungai.
Skewnes memiliki rumusan sebagai berikut:
(F - M)3

3 F
Setelah

didapat

hasil

perhitungan

skewness

tersebut,

maka

Folk

mengklasifikasikannya menjadi :
Tabel 1.1. Klasifikasi Perhitungan Nilai Skewness

Nilai
(-1,0) - (-0,3)
(-0,3) - (-0,1)
(-0,1) - (0,1)
(0,1) - (0,3)
(0,3) - (1,0)

Skewness
Very Negatively Skewed
Negatively Skewed
Symmetrical
Positively Skewed
Very Positively Skewed

Kurtosis
Kurtosis yaitu suatu nilai statistik yang menunjukkan derajat kemancungan
suatu penyebaran normal. Rumusan kurtosis :
o

= (F - M)4
4 F

Setelah didapat hasil perhitungannya, maka akan diklasifikasikan sbb:


Tabel 1.2. Tabel Perhitungan Nilai Kurtosis

Nilai
< 0,67
0,67 - 0,90
0,90 - 1,11
1,11 - 1,50
1,50 - 3,00

Kurtosis
Very Platykurtic
Platykurtic
Mesokurtic
Leptokurtic
Very Leptokurtic

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 5

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


> 3,00

Extremely Leptokurtic

Setelah semua data-data tersebut didapat maka dapat dibuat suatu diagram
histogram. Bila dalam diagram histogram tersebut terdapat satu puncak disebut
unimodal dan bila terdapat dua puncak disebut bimodal. Pada daerah endapan
pantai, endapan sungai yang halus, serta endapan gurun, pada umunya mempunya
grafik histogram yang unimodal. Selain itu kita pun harus membuat kurva
kumulatif yang merupakan hubungan antara % kumulatif dengan diameter (phi).
Mekanisme Transportasi Sedimen
Sedimen mengalami transportasi oleh sungai melalui tiga cara, yaitu dengan
mekanisme bed load, mekanisme suspended load dan mekanisme dissolved load
(Plummer dkk, 2003:231-232). Mekanisme bed load Partikel partikel sedimen
terangkut pada dasar sungai. Partikel partikel tersebut umumnya berukuran butir
gravel sand. Pada mekanisme bed load ada beberapa macam cara partikelpartikel tertransportasikan :
1. Creeping (rayapan tanah) yaitu gerakan massa tanah sepanjang bidang
batas dengan batuan induknya. Gerakannya sangat lambat, tidak dapat
diikuti dengan pengamatan mata langsung. Baru diketahui setelah nampak
adanya pohon atau tiang listrik/telpon yang miring.
2. Rolling, partikel partikel tersebut tertransportasikan dengan cara
menggelinding di dasar sungai.
3. Saltation, partikel partikel tertransportasikan dengan cara melompat
lompat pada dasar sungai.
4. Mekanism suspended load, Material material sedimen tertransportasikan
oleh sungai dengan cara melayang layang di atas dasar sungai oleh
turbulensi air. Material yang terangkut dengan cara ini umumnya
berukuran butir lanau sampai lempung.
5. Mekanism dissolved load
Umumnya material yang tertransportasikan dengan cara ini merupakan
larutan hasil pelapukan kimia, misalnya ion ion bikarbonat, kalsium,
potassium, sodium, klorit, dan sulfat.

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 6

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015

Proses Deposisi Pada Sungai


Proses deposisi berlangsung apabila sungai tidak dapat lagi mentrasportasikan
material-material yang dibawanya. Menurut (Thornbury, 1964, hal. 164
165), hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain :
Penurunan kecepatan aliran sungai.
Adanya hambatan disepanjang channel, misalnya akibat adanya aliran lava
atau gerakan massa.
Penambahan material material yang ditransportasikan sungai.
Berkurangan debit aliran akibat perubahan iklim.
Proses deposisi yang berlangsung secara terus menerus dapat
membentuk dataran banjir, braided streams, endapan gosong, alluvial fan,
dan delta. Di samping air, angin juga merupakan pelaku dalam proses
erosi. Erosi oleh angin dibagi menjadi dua macam yaitu deflasi dan abrasi.
Deflasi adalah proses perpindahan materi permukaan bumi yang
lepas-lepas disebabkan oleh tiupan angin. Abrasi adalah pengikisan materi
permukaan bumi oleh angin dan butir-butir materi yang terangkut.
Hasil pengendapan oleh angin yang tebal dan luas dan terdiri dari
butir-butir quarts, feldspar, mika dan kalsit berukuran butir lempung,
lanau dan pasir.
Gerakan Massa, yaitu proses berpindahnya tanah atau batuan disebabkan
oleh gaya gravitasi bumi.
1.3. Alat, Bahan dan Prosedur Kerja
1.3.1. Alat
a)

Ayakan (mesh) dengan ukuran 8, 16, 30, 50, 100, 200 dan shieve
shaker digunakan sebagai ayakan sampel yang sudah di timbang.

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 7

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015

Gambar 1.1. Mesh dan shieve shaker

b)

Cawan digunakan sebagai wadah sampel diwaktu penimbangan


sampel.

Gambar 1.2. Cawan

c)

Timbangan

elektrik

(neraca

analitik)

digunakan

untuk

menimbang sampel dan cawan.

Gambar 1.2. Cawan

d)

Gilingan sampel yang terbuat dari porselin (mortar) digunakan


untuk memisahkan sampel agar masing-masing butir terlepas dengan butiran
lainnya.

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 8

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015

Gambar 1.4. Gilingan sampel

e)

Kertas pembatas digunakan untuk sampel yang sudah terpisah


dari masing masing butir.

Gambar 1.5. Kertas Pembatas

f)

Kuas digunakan sebagai alat pengambilan sisa sisa butiran


pasir yang tertinggal dimesh.

Gambar 1.6. Kuas

g)

Corong digunakan sebagai mempermudah massuk nya butiran


masuk ke dalam cawang

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 9

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015

Gambar 1.7. Corong

1.3.2. Bahan
Sampel hasil coring di pantai cermin.

Gambar 1.8. Sampel Coring

1.3.3. Prosedur
Menyediakan sampel yang akan digunakan adalah pasir
Kemudian sampel dimasukan ke dalam mortar dan di pisahkan
Setelah cawan di timbang, lalu timbang lagi berat cawan, jika sudah di
ketahui beratnya, sampel yang sudah di pisahkan ditimbang ke dalam cawan
tersebut seberat 100 gram.

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 10

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


Lalu sampel yang sudah di timbang, di masukan ke dalam ayakan (mesh)
yang telah disediakan dengan ukuran masing masing 8, 16, 30, 50, 100,
200, dan pan.
Kemudian di ayak selama 15 menit.
Setelah itu sampel yang tertinggal pada masing- masing ukuran mesh tersebut
di timbang satu per satu, kemudian mencatat berat masing masing.
1.4. Hasil dan Pembahasan
1.4.1. Hasil
Dari hasil analisa yang telah dilakukan dilaboratorium, berat sampel pasir
sebelum dilakukan pengayakan sebanyak 100 gram, setelah sampel dilakukan
pengayakan berat sampel menjadi 99,97 gram, pengayakan ini dilakukan selama
5 menit dengan menggunakan mesin pengayak (sieve shaker). Berkurangnya berat
sampel hasil pengayakan sebanyak 0,03 gram dipengaruhi oleh sejumlah sampel
yang tertinggal didalam saringan ayak (sieve). Sampel hasil pengayakan terbagi
dalam semua tingkat ayakan mulai dari mesh 8, 16, 30, 50, 100, 200 dan Pan.
Sebelumnya dilakukan juga penimbangan berat cawan yaitu sebesar 43,30 gram.
Berdasarkan data hasil analisa pengolahan data, maka akan didapatkan nilainilai dari Standar Deviasi (), Skewness () dan Kurtosis () dari sampel yang di
analisa.
Standar deviasi () yang bernilai 0,956 artinya sampel pasir yang dianalisa
memiliki tingkat pemilahan besar butirnya sedang.

Tabel 1.3. Tabel nilai sandart deviasi beserta jenis sortasinya

Nilai Standart Deviasi


<0.35
0.35 0.50
0.50 0.75

Sortasi
Very Well Sorted
Well Sorted
Moderatelly Well Sorted

0.75 1.00

Moderatelly Sorted

1.00 2.00
2.00 4.00
>4.00

Poorly Sorted
Very Poorly Sorted
Extremenly Poorly Sorted

Muplihan Komi Tararap/13307013

= 0,956

hal - 11

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


Skewness () yang bernilai 0,423 artinya tingkat kecenderungan simetri
penyebaran besar butir yang cenderung ke arah kasar dan menyudut.
Tabel 1.4. Klasifikasi nilai skewness

Nilai
(-1,0) - (-0,3)
(-0,3) - (-0,1)
(-0,1) - (0,1)
(0,1) - (0,3)
(0,3) - (1,0)

Skewness
Very Negatively Skewed
Negatively Skewed
Symmetrical
Positively Skewed
Very Positively Skewed

= 0,423

Kurtosis () yang bernilai 2,990 artinya grafik kurtosis-nya akan semakin


mancung dan sampel memiliki sortasi yang baik.

Tabel 1.5. Klasifikasi nilai kurtosis

Nilai
< 0,67
0,67 - 0,90
0,90 - 1,11
1,11 - 1,50
1,50 - 3,00
> 3,00

Kurtosis
Very Platykurtic
Platykurtic
Mesokurtic
Leptokurtic
Very Leptokurtic
Extremely Leptokurtic

= 2,990

Kumulatif metode yang paling tepat untuk menguraikan populasi-populasi ini


adalah dengan menggunakan kurva kumulatif. Penyebaran titik-titik yang
merupakan nilai persen kumulatif dari besar butir tertentu (dalam skala Phi) selalu
dapat diuraikan mejadi garis-garis lurus yang masing-masing memperlihatkan
suatu populasi tertentu.
Endapan sungai terdiri dari dua populasi yaitu endapan traksi dan suspensi.
Endapan pantai ternyata lebih kompleks, hal ini disebabkan pada lingkungan
pengendapan ini terdapat backwash, populasi endapannya dapat berupa saltasi,
rolling, traksi maupun suspensi. Pada endapan estuarin ataupun delta akan
menunjukkan populasi yang lebih kompleks, karena dipengaruhi berbagai macam

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 12

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


arus seperti arus pasang-surut, arus sungai, gelombang laut yang arahnya bolakbalik, sehingga menimbulkan proses pengendapan yang lebih kompleks lagi.
Berdasarkan dari interpretasi kurva kumulatif menurut (Fisher,1969) setelah
dikorelasikan dengan hasil kurva yang dianalisa dapat diinterpretasikan
lingkungan pengendapan sedimen ini adalah pada lingkungan pantai yang
dipengaruhi oleh proses sedimentasi saltasi, traksi, rolling maupun suspensi. Pada
lingkungan ini arus yang bekerja adalah arus pasang-surut, gelombang yang
arahnya bolak-balik dan arus traksi pantai.
Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika
arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja
yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini
adalah mengandung presentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak
mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang
buruk
Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya.
Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin
atau pasang-surut air laut Dua tipe sedimen yaitu detritus dan kimiawi. Detritus
terdiri dari partikel- partikel padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi
terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau
aktivitas organism.
1.4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini yang di lakukan dengan memilah ukuran butir sesuai
dengan ukuran mesh yang sudah di tentukan yaitu 8, 16, 30, 50, 100, 200, pan.
Dari berbagai ukuran mesh ini di dapat jumlah ukuran butir yang berbeda dari
berbagai ukuran mesh. Setelah ukuran sampel terpisah sesuai ukuran kemudian di
analisa bentuk butirnya, ukuran butirnya, sortasinya dan porositasnya, semua
analisa ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme arus yang bekerja,
cara transportasi, dan dimana tempat terendapnya. Dari data tabel ada di dapat
nilai standar deviasi, skewness, dan nilai kurtosis.
Standar deviasi () yang bernilai 0,956 artinya sampel pasir yang dianalisa
memiliki tingkat pemilahan besar butirnya sedang. Berarti mekanisme arus yang

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 13

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


bekerja saat mengendapkan material ini adalah sedang, di tandai dengan tingkat
pemilahannya yang juga sedang. Dikatakan sedang karena saat ditransportasi
denga arus yang tidak terlalu kuat material yang berukuran kecil juga bisa
terendapkan dan bercampur dengan ukuran butir yang besar dan menghasilkan
endapan yang bercampur antara yang besar dan yang kecil sehingga pemilahannya
tidak terlalu baik atau sedang.
Skewness () yang bernilai 0,423 artinya tingkat kecenderungan simetri
penyebaran besar butir yang cenderung ke arah kasar dan menyudut. Dari bentuk
butir bisa kita interpretasikan cara material ini tertransportasi, data yang didapat
adalah rata rata bentuk butirnya menyudut dan kita interpretasikan cara
transportasinya adalah dengan saltasi. Dikatakan saltasi karena bagian yang
tergerus hanya dibeberapa bagian saja sehingga menghasilkan bentuk yang
menyudut. Bentuk butir yang menyudut dan ukuran butir sedang dapat juga di
interpretasikan bahwa jarak material ini tertransportasi tidak terlalu jauh, karena
secara teori material yang bentuknya semakin membundar dan ukuran yang
semakin halus, maka jarak transportasinya akan semakin jauh.
Kurtosis () yang bernilai 2,990 artinya grafik kurtosis-nya akan semakin
mancung dan sampel memiliki sortasi yang baik. Artinya bahwa semakin jauh
material ini tertransportasi maka sortasinya akan semakin baik, interpretasi
lainnya yaitu bahwa semakin jauh maka arusnya akan semakin lemah karena jika
arusnya semakin lemah material yang terendapkan pun akan semakin halus
sehingga material dengan ukuran tertentu akan terendapkan secara bersamaan
sehingga sortasinya akan semakin baik. Untuk mengetahui dimana endapan ini
terendapkan maka dilihat dari ukuran butir tiap unit yang berselang seling antara
sand silt atau interbedied. Dapat di ketahui karena dilihat dari arus yang bekerja
di pantai yang pasang surut sehingga hanya dengan arus ini dapat terbentuk unit
yang inerbedied. Ini disebabkan karena saat arus pasang material yang
terendapkan adalah material yang berukuran sand karena arus disini masih cukup
kuat, dan saat arusnya mulai surut arusnya melemah sehingga material yang
berukuran silt akan terendapkan. Cara yang seperti ini bekerja secara terus
menerus sehingga hasil endapannya adalah selang seling antara sand dan silt. Dari

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 14

LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI 2015


situlah kita ketahui bahwa endapan ini terendapkan di daerah transisi atau di
pantai karena arus pasang surut hanya bisa bekerja di sana.

Muplihan Komi Tararap/13307013

hal - 15

Anda mungkin juga menyukai