Anda di halaman 1dari 7

3.

1 WEB SERVICE
Web service adalah kumpulan dari fungsi atau method yang
terdapat pada sebuah server yang dapat dipanggil oleh klien dari jarak
jauh. Web service sangat berbeda dengan website, perbedaan yang paling
terlihat adalah website dibuat untuk memiliki tampilan atau user interface
yang bagus sedangkan Web servive tidak memiliki tampilan. Web service
tidak dibuat untuk berinteraksi langsung dengan user. Sesuai dengan kata
service yang ada pada namanya, Web service hanya menyediakan service
atau layanan. Layanan tersebut yang kemudian akan digunakan atau
dipanggil oleh aplikasi lainnya.
Sebuah Web service dapat dipanggil oleh aplikasi lain dengan
menggunakan bantuan HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Web service
juga memungkinkan untuk dipanggil dengan menggunakan protocol lain
seperti SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), namun yang paling umum
digunakan adalah HTTP.
World Wide Web Consortium (W3C) adalah organisasi yang
mengembangkan standar standar dalam dunia web, mendefinisikan Web
service sebagai perangkat lunak system yang dirancang untuk mendukung
interaksi antara mesin dengan mesin melalui jaringan. Dengan demikian
Web service merupakan aplikasi yang dibuat agar dapat dipanggil atau
diakses oleh aplikasi lain melalui internet maupun intranet dengan
menggunakan XML sebagai format pengiriman pesan. (Lucky, 2008)
Komponen web service yaitu :
a. Extensible Markup Language (XML)
XML merupakan dasar yang penting atas terbentuknya Web
Services. Web Services dapat berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi yang

12

memanggilnya dengan menggunakan XML, karena XML berbentuk teks


sehingga mudah untuk ditransportasikan menggunakan protokol HTTP.
Selain itu, XML juga bersifat platform independen sehingga informasi di
dalamnya bisa baca oleh aplikasi apapun pada platform apapun selama
aplikasi tersebut menerjemahkan tag-tag XML. Kesimpulannya adalah
apabila Web Services dan aplikasi dianggap sebagai manusia yang berbeda
ras dan bahasa, maka XML adalah sebuah bahasa universal yang dapat
mempersatukan mereka digunakan untuk saling berkomunikasi dan
bertukar informasi.
b. Simple Object Access Protocol (SOAP)
XML saja tidak cukup agar Web Services dapat berkomunikasi
dengan aplikasi yang lainya. XML yang digunakan untuk saling bertukar
informasi antara Web services dengan aplikasi yang lainya harus
menggunakan sebuah format standard yang dapat dimengerti oleh
keduaya. Format itulah yang dikenal dengan nama SOAP.
SOAP (Simple Object Access Protocol) merupakan suatu format standard
dokumen berbentuk XML yang digunakan untuk melakukan proses
request dan responses antara web services dengan aplikasi yang
memanggilnya. Dokumen SOAP digunakan untuk melakukan request
disebut dengan SOAP request sedangkan dokumen SOAP yang diperoleh
dari Web Services disebut dengan SOAP responses.
c. Web Service Definition Language (WSDL)
Sebelum mengakses sebuah Web Services

pastinya

perlu

mengetahui method-method apa saja yang disediakan oleh Web Services


tersebut, untuk mengetahuinya memerlukan sebuah dokumen yang
bernama WSDL. WSDL (Web Services Description Language) adalah

13

sebuah dokumen dalam format XML yang isinya menjelaskan informasi


detail sebuah Web Services. Di dalam WSDL dijelaskan method-method
apa saja yang tersedia dalam Web Services, parameter apa saja yang
diperlukan untuk memanggil sebuah method, dan apa hasil atau tipe data
yang dikembalikan oleh method yang dipanggil tersebut. (Gita Indah
Marthasari, Aminudin dan Yuda Munarko, 2009)
3.1.1
Arsitektur Web Service
Secara umum, arsitektur Web service dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

Arsitektur

Web service

Pada

gambar

diatas,

tiga komponen

ada

yang

membuat Web service berjalan. Ketiga komponen itu adalah:


1. Service provider, merupakan pemilik Web service yang
berfungsi menyediakan kumpulan operasi dari Web service.
2. Service requestor, merupakan aplikasi yang bertindak sebagai
klien dari Web service yang mencari dan memulai interaksi
terhadap layanan yang disediakan.
3. Service registry, merupakan tempat dimana Service provider
mempublikasikan layanannya. Pada arsitektur Web service,
Service registry bersifat optional. Teknologi web service
memungkinkan kita dapat menghubungkan berbagai jenis
software yang memiliki platform dan sistem operasi yang
berbeda.

14

3.2 JSON
Dari www.wikipedia.org, JSON (dilafalkan "Jason"), singkatan
dari JavaScript Object Notation (bahasa Indonesia: notasi objek
JavaScript), adalah suatu format ringkas pertukaran data komputer.
Formatnya berbasis teks dan terbaca-manusia serta digunakan untuk
merepresentasikan struktur data sederhana dan larik asosiatif (disebut
objek). Format JSON sering digunakan untuk mentransmisikan data
terstruktur melalui suatu koneksi jaringan pada suatu proses yang disebut
serialisasi. Aplikasi utamanya adalah pada pemrograman aplikasi web
AJAX dengan berperan sebagai alternatif terhadap penggunaan tradisional
format XML.
Berbeda dengan XML, JSON (Obyek Notasi JavaScript) dirancang
lebih ringan dan format bahasa yang independent serta interchange yang
mudah untuk diuraikan, dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan
XML. JSON memiliki dukungan asli yang tidak hypermedia, juga tidak
mendukung namescape atau penjelasn semantic. Ada berbagai usulan
untuk mengatasi kekurangan ini dan semua memiliki kesamaan yaitu
menetapkan satu set cadangan kunci-kata untuk mengungkapkan aspekaspek tertentu seperti misalnya hyperlink. (Markus Lanthaler dan Christian
Gtl, 2012)
Walaupun JSON didasarkan pada subset bahasa pemrograman
JavaScript (secara spesifik, edisi ketiga standar ECMA-262, umumnya
digunakan dengan bahasa tersebut, JSON dianggap sebagai format data
yang tak tergantung pada suatu bahasa. Kode untuk pengolahan dan
pembuatan data JSON telah tersedia untuk banyak jenis bahasa

15

pemrograman.

Situs

json.org

menyediakan

daftar

komprehensif

pengikatan JSON yang tersedia, disusun menurut bahasa. Format JSON


dispesifikasikan di RFC 4627 oleh Douglas Crockford. Tipe media
Internet resmi JSON adalah application/json sedangkan ekstensi berkasnya
adalah .json.
Contoh sintaks:
Contoh berikut menunjukkan representasi JSON untuk suatu objek yang
mendeskripsikan seseorang.
<source lang="javascript">
{
"namaDepan": "Budi",
"namaBelakang": "Subudi",
"alamat": {
"namaJalan": "Jl. Sudirman 15A",
"kota": "Jakarta Selatan",
"provinsi": "DKI Jakarta",
"kodePos": 11111
},
"nomerTelepon": [
"021 555-1234",
"021 555-4567"
]
}
</source>
3.3 REST
REST, singkatan dari representational state transfer atau transfer
keadaan representasi, adalah suatu gaya arsitektur perangkat lunak untuk
untuk

pendistibusian

sistem

hipermedia seperti WWW.

Istilah

ini

diperkenalkan pertama kali pada tahun 2000 pada Istilah ini selanjutnya
dipergunakan secara luas pada komunitas jaringan. REST secara spesifik
merujuk pada suatu koleksi prinsip-prinsip arsitektur jaringan yang

16

menggariskan pendefinisian dan pengalamatan sumber daya. Istilah ini


sering digunakan dengan longgar untuk mendeskripsikan semua
antarmuka sederhana yang menyampaikan data dalam domain spesifik
melalui HTTP tanpa tambahan lapisan pesan seperti SOAP atau pelacakan
sesimenggunakan cookie HTTP.
Menurut ROY T. FIELDING dan RICHARD N. TAYLOR dari
Universitas California (2002) Edisi pertama REST dikembangkan antara
Oktober 1994 dan Agustus Tahun 1995, terutama sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan konsep Web ketika dikembangkan. REST awalnya
disebut sebagai "HTTP objek model," namun sering menyebabkan
kesalahpahaman sebagai implementasi Model HTTP server. REST
dimaksudkan untuk memunculkan gambaran bagaimana sebuah aplikasi
designe Web berperilaku membentuk mesin virtual, yang memungkinkan
pengguna untuk mengetahui perkembangan aplikasi dengan memilih link
atau menyampaikan bentuk entri data yang singkat, dengan masingmasing tindakan yang membentuk transisi ke keadaan berikutnya aplikasi
dengan mentransfer representasi untuk pengguna.
Gaya Representational State Transfer (REST) adalah abstraksi dari
elemen arsitektural di dalam system hypermedia yang terdistribusi. Perry
dan Wolf [1992] membedakan tiga kelas komponen arsitektural:
komponen pemrosesan, komponen data, dan komponen penghubung (atau
konektor). REST menolak detail implementasi komponen dan sintaks
protocol dengan tujuan untuk berfokus pada komponen, membuang
hambatan dalam interaksi dengan komponen lainnya, dan interpretasinya

17

terhadap elemen data signifikan. Hal tersebut meneguhkan habatan


fundamental pada komponen, konektor, dan data yang menentukan dasar
arsitektur Web, dan esensi dari perilakunya sebagai aplikasi berbasis
jaringan. Menggunakan kerangka kerja arsitektural perangkat lunak dari
Perry

dan Wolf [1992], pertama kita menentukan elemen arsitektural

REST dan kemudian mengukur proses sampel, konektor, dan gambaran


data dari arsitektur prototipikal untuk membangun pemahaman yang lebih
baik mengenai prinsip desain REST.
REST menggunakan pengidentifikasi sumber untuk mengidentifikasi
sumber tertentu yang terlibat dalam interaksi antar-komponen. Konektor
REST

menyediakan

penghubung

generik

untuk

mengakses

dan

memanipulasi seperangkat nilai, terlepas dari cara bagaimana fungsi


keanggotaan ditentukan atau jenis perangkat lunak yang mengatur
permintaan. Otoritas penamaan yang menandai pengidentifikasi sumber,
membuat mungkin untuk mencari referensi sumber, bertanggung jawab
untuk mempertahankan validitas semantik dari pemetaan sepanjang waktu
(missal, memastikan bahwa fungsi keanggotaan tidak berubah ketika
nilainya berubah).
Komponen REST dikategorikan berdasarkan perannya dalam
tindakan aplikasi keseluruhan. Berbeda dengan gaya objek terdistribusi
[Chin dan Chanson 1991], di mana semua data dikemas dalam dan
tersembunyi oleh komponen pengolahan, sifat dan keadaan unsur data
arsitektur merupakan aspek kunci dalam REST. Alasannya untuk desain
ini dapat dilihat dalam sifat distributed hypermedia.

18

Anda mungkin juga menyukai