Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: Pelaksanaan senam lansia

Penyuluh

: Mahasiswa Profesi Kesehatan Komunitas dan Keluarga UNHAS

Kelompok Sasaran

: Seluruh Lansia di Rappokalling

Tanggal/Bln/Th

: Senin, 11 Mei 2015

Waktu

: 16. 30 WITA - selesai

A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai
dengan banyaknya lanjut usia/lansia yang hidup di tahun 2005 sebanyak
19,9% atau 15,3 juta jiwa.

Diperkirakan umur harapan hidup tersebut akan

meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok lansia menjadi 11,09% atau 28,28 juta
jiwa. Lansia adalah individu yang berumur di atas 60 tahun, dimana pada usia ini
kemampuan dan daya tahan tubuh individu semakin menurun. Ditambah lagi
dengan adanya berbagai penyakit degeneratif yang akan muncul seiring
dengan bertambahnya usia seperti penyakit rematik, jantung, hipertensi, osteo
poprosis dan diabetes militus. Penyakit ini akan mengenai lansia laki laki
maupun wanita apabila tidak diatasi lebih dini.
Dari hasil pengumpulan data untuk lansia didapatkan data lansia sebanyak
87 orang

sebanyak 50,98% lansia menderita

rematik, 42,16% menderita

hipertensi, dan sebanyak4,90% menderita DM, dari hasil wawancara didapatkan


beberapa lansia mengatakan malas mengikuti kegiatan senam lansia. Keadaan ini
dapat menimbulkan permasalahan dalam kegiatan lansia sehari-hari dan
mempengaruhi kondisi kesehatan lansia baik fisik maupun mental.
Dengan adanya permasalahan tersebut diatas telah direncanakan untuk
membentuk suatu wadah bagi lansia dalam meningkatkan masalah kesehatannya
yaitu

senam

lansia.

Salah

satu

tujuannya

adalah

meningkatkan

atau

mempertahankan kekuatan fisik lansia. Salah satu cara untuk mengatasi dan
mencegah lebih lanjut

terjadinya kasus penyakit tersebut maka senam lansia

dapat dilakukan secara rutin dan terorganisir oleh para lansia. Senam lansia
memiliki prinsip gerakan gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi
lansia. Lansia yang rutin melakukan senam akan dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian secara mendadak.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan angka kesakitan


akibat penyakit degeneratif di jorong gantiang kampung kenagarian koto
tangah menjadi menurun.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan lansia dapat:
a. Berinteraksi sesama lansia
b. Berpartisipasi aktif selama kegiatan
c. Mengikuti gerakan senam dengan bimbingan
d. Meningkatkan kebugaran tubuh
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Peragaan dan pelaksanaan senam lansia
2. Sasaran dan target
Sasaran: Seluruh lansia di Kecamatan Rappokalling
Target : Lansia di Kecamatan Rappokalling yang menderita penyakit
degeneratif.
3. Metode
Demonstrasi gerakan senam
4. Media dan Peralatan

Kasset / CD

Tape recorder / DVD

Sound System

5. Tempat
Di halaman Kantor Desa
6. Waktu
Hari/tanggal
Waktu

: Senin, 11 Mei 2015


: 16.30 WIB s/d selesai

D. Kepanitiaan
1.
Penanggung Jawab ( bertanggung jawab atas terlaksananya semua
kegiatan) : Tim Kelompok 1
2. Pembawa Acara : A. Batari Tryputri Amelba
Tugas :

Membuka acara

Memperkenalkan anggota kelompok

Membuat kontrak waktu

Menjelaskan tujuan acara kegiatan senam

Menutup acara

3. Instruktur ( Mendemonstrasikan senam lansia ) : Resky Andriani,


Surati Cahya Ningrum, Nur Saktiani, Iman Febri, Yuni Widya Nengsih
4. Fasilitator (Memotivasi peserta senam untuk berperan aktif
dalam melakukan

gerakan senam) : Tiara Olivia, Hermei Pasalli, dan

Rahmawati
5. Observer : Rian, Anggi, Dewi, Liyah
Tugas:
Mengamati proses pelaksanaan senam dari awal sampai akhir
Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
E. Setting

Keterangan :
: Pembawa Acara

: Media / peralatan

: lansia

: Instruktur senam

: fasilitator

: observer

F. Susunan Kegiatan
G.

No

Acara

1.

Pembukaan Acara
-

Mengucapkan salam

Perkenalan

Menjelaskan tujuan

Pelaksana

Waktu

Pembawa Acara

5 menit

Metode
Ceramah

kegiatan
-

Menjelaskan kontrak
waktu

Pengukuran tekanan
darah dan nadi awal
Pelaksanaan Senam

2.

Lansia
o Istirahat, minum,

Mahasiswa dan

45 menit

Demonstrasi

lansia

pengukuran tekanan
darah, dan nadi.
Penutup
3.

Pembawa acara
5 menit

Ceramah

Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
o 70 % lansia menghadiri kegiatan senam
o Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia
o Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan
b. Evaluasi proses

Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan


c. Evaluasi Hasil

60 % dari peserta yang hadir mampu melakukan gerakan senam lansia


dengan bimbingan
70 % peserta yang hadir berpatisipasi aktif dan antusias selama
jalannya senam

LAMPIRAN MATERI SENAM LANSIA


1. Definisi
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong
jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran
di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan
maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Manfaat
Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka
yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang
melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang
terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan,
cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila orang melakukan senam,
peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20%
darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon
norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi
(kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek
minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih
nyenyak, pikiran tetap segar.
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia
setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan
denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu 10 istirahat. Jadi
supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun.
Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast.
Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga
pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam
yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal
karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle,
bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga

terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan


stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan
mencegah cedera. Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usahausaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi
dan metabolik yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim
fosforilase (proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya
aliran darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin
dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan,
olahraga dapat memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah,
menambah kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan
olahraga dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran
pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan
melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan berat
badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.
3. Gerakan Senam Lansia
Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap
latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan).
a. Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi
organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat
latihan sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain
detak jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1C 2C dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan
mengurangi cidera atau kelelahan.
b. Kondisioning
Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni
melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan
tujuan program latihan.
c. Penenangan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini
bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan
melakukan serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan
menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin
berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung
untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.
4. Porsi Latihan

Porsi latihan harus ditentukan , supaya maksud dan tujuan olahraga memberikan
manfaat yang baik. Latihan yang berlebihan akan merugikan kesehatan,
sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi
latihan tersebut harus memperhatikan:

intensitas latihan

lama latihan

frekuensi latihan

5. Intensitas Latihan

Untuk mencapai kesegaran kardiovaskuler yang optimal maka idealnya latihan berada
pada VO2 maksimal berkisar antara 50 85 persen, ternyata tidak memperburuk
komplikasi diabetes dan tidak menaikkan tekanan darah sampai 180 mmHg.

Intensitas latihan dinilai dengan :


a. Target nadi/area latihan/Training zone
b. Kadar gula darah sebelum dan sesudah

latihan

c. Tekanan darah sebelum dan sesudah latihan

cara menghitung training zone :


Training zone adalah interval nadi yang di targetkan dicapai selama latihan/segera
setelah latihan maksimum yaitu antara 60 79 persen dari denyut nadi maksimal. Maka
sebagai contoh lansia umur 40 tahun interval nadi yang diperbolehkan adalah 60 persen
kali (220 40) dan 79 persen kali (220 40) dan hasil interval nadi antara 108 permenit
sampai 142 permenit.

Kadar gula darah :


Kadar gula darah pada lansia diabetes 140-180 mg%, Kadar gula usia muda 140 mg%

6. Lama Latihan
Untuk mencapai efek metabolik :

Pemanasan 5-10 menit

Latihan inti berkisar antara 20-30 menit

Pendinginan masing masing 5 -10 menit.

Bila kurang maka efek metabolik sangat rendah sebaliknya jika berlebihan
menimbulkan efek buruk terhadap sistem mulkuloskeletal dan kardiovascular serta
sistem respirasi.

untuk senam masal dimana umur penderita sangat bervariasi, maka latihan 45
menit termasuk pemanasan dan pendinginan sudah cukup memadai

7. Frekuensi Latihan

Dalam 1 minggu 3-5 kali

Apabila tidak ada komplikasi bisa dilakukan setiap hari

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-mialidiawa-6616-3babii.pdf di akses 8 Mei 2015
http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/senam-lansia di akses 8 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai