Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Fungsi Op-Amp


Kemajuan dalam bidang elektronika tidak terlepas dari perkembangan dalam
pembuatan komponen-komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dioda,
transistor, integrated circuit (IC) dan sebagainya. Salah-satu komponen elektronika
yang banyak peranan dan penerapannya dalam kemajuan elektronika adalah penguat
operasional (op-amp) dan sekarang sudah dirakit dalam bentuk rangkaian terpadu atau
IC (Integrated Circuit). Pengertian IC lebih luas dari op-amp artinya semua op-amp
adalah IC tetapi tidak semua IC adalah op-amp. Dengan kata lain op-amp merupakan
salah-satu dari IC. Berbagai op-amp dalam bentuk IC yang dikenal antara lain adalah
op-amp dengan jalan masuk MOS/FET dan jalan keluar COS/MOS seperti CA 3130,
CA 3140; op-amp dengan kompensasi frekuensi seperti uA 741; op-amp dengan
masukan JFET seperti LF 355 ; LM 747 atau penguat operasional ganda (dual
operational amplifier); dan LM 324 yaitu penguat operasional daya rendah berempat
dan sebagainya.
Op-amp adalah rangkaian elektronika yang dirancang dan dikemas secara
khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk
berbagai keperluan. Bila ditinjau dari pembentuk dan pemakaiannya op-amp IC
merupakan piranti solid-state yang mampu mengindra dan memperkuat sinyal masukan
baik DC maupun AC. Sementara itu ditinjau dari segi masukan dan keluarannya penguat
operasional adalah penguat differensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang
mempunyai penguatan yang amat tinggi, yaitu dalam orde 105.
Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog,
rangkaian pengaturan, dan instrumentasi. Fungsi utama dari op-amp adalah untuk
1

melakukan operasi matematika linear (tegangan dan arus), integrasi, dan penguatan.
Tujuan yang lebih spesifik dari op-amp antara lain adalah untuk menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mendifferensialkan, mengintegralkan dan menguatkan tegangan
listrik. Disamping itu op-amp juga sering digunakan untuk perhitungan-perhitungan
analog , instrumentasi maupun aplikasi kontrol. Kini op-amp dapat dijumpai dimana
saja, dalam berbagai bidang seperti : reproduksi suara, sistem komunikasi, sistem
pengolahan digital, elektronik komersial, dan aneka macam perangkat hobyst.
Disamping itu op-amp juga digunakan pada komunikasi audio dan radio, teknologi
kedokteran,pengendalian pabrik, dan teknologi automotif. Kenyataan menunjukkan opamp dalam bentuk kemasan IC menjadi lebih murah dan sangat populer dikalangan
penggemar elektronika. Alasannya sederhana saja, karena merupakan komponen
semikonduktor yang paling serba guna, banyak tersedia, ukuran kecil, mudah
digunakan, dapat dipercaya, harga relatif murah dan banyak keaneka ragaman
penggunaannya.
B. Beberapa Parameter Op-Amp
Dalam membahas rangkaian elektronika seringkali digunakan parameter dari opamp. Parameter-parameter ini melukiskan tentang operasi dari suatu op-amp. Beberapa
parameter yang sering digunakan antara lain penguatan loop terbuka, impedansi
masukan, arus bias masukan, impedansi keluaran, tegangan ofsett masukan, frekuensi
respon , penolakan modus bersama (common mode rejection) dan sebagainya.
1. Penguatan dari suatu penguat operasional tanpa loop balikan disebut dengan
penguatan loop terbuka dan biasanya dilambangkan dengan A. Keluaran dari penguat
merupakan perkalian antara penguatan dengan perbedaan tegangan masukan yang
diberikan bentuk umum
VO = A ( V+ V- )

(1)

Pada ekspresi ini V+ dan V- masing-masing melukiskan tegangan pada masukan


tidak membalik (non inverting) dan masukan membalik (inverting).
2. Impedansi masukan atau resistansi masukan adalah impedansi yang terlihat oleh
suatu sumber sinyal yang dihubungkan antara dua terminal masukan dari penguat.
Impedansi ini melukiskan efek keluaran penguat apabila dihubungkan dengan suatu
sumber sinyal.
3. Arus bias masukan adalah arus yang mengalir dalam garis masukan. Secara umum
untuk pengoperasian penguat suatu arus harus mengalir dalam garis masukan dan
arah dari arus tergantung pada rangkaian op-amp dan masukan.
4. Impedansi keluaran adalah impedansi yang terlihat bagian belakang op-amp dari
keluaran. Impedansi ini merupakan impedansi setara Thevenin dari op-amp yang
digunakan dalam suatu rangkaian tanpa balikan. Parameter ini penting untuk
menjadikan arus keluaran maksimum dan tegangan keluaran maksimum berayun
untuk op-amp.
5. Tegangan offset masukan adalah suatu tegangan masukan imaginer yang akan
menyebabkan terdapat beberapa tegangan keluaran yang terjadi tanpa kehadiran
tegangan masukan. Op-amp tidak sempurna, dalam keadaan tanpa kehadiran
tegangan masukan dapat menimbulkan tegangan keluaran. Idealnya tegangan
keluaran ini adalah nol jika tidak ada tegangan masukan.
6. Frekuensi respon dari penguat melukiskan kenerja (performance) dari penguat
sebagai fungsi dari frekuensi masukan. Semua parameter yang dilukiskan pada opamp dapat berubah sebagai fungsi dari frekuensi masukan.
7. Suatu tegangan yang hadir pada kedua masukan dari op-amp disebut tegangan
modus bersama. Jika tegangan masukan membalik adalah pada tegangan V dan
masukan tak membalik adalah pada V + , maka V adalah tegangan modus bersama
dan adalah perbedaan tegangan masukan. Penguatan modus bersama didefinisikan
3

sebagai

perbandingan dari tegangan keluaran modus bersama dengan tegangan

masukan modus bersama yang menyebabkannya. Rasio penolakan modus bersama


(common mode rejection ratio = CMRR ) didefinisikan sebagai perbandingan dari
penguatan differensial

loop tertutup dengan penguatan modus bersama loop

tertutup.
C. Karakteristik Ideal Dari Op-Amp
Pada dasarnya suatu op-amp tidak sempurma, namun seringkali digunakan
karakteristik ideal dari op-amp. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam
menganalisis berbagai rangkaian elektronika yang menggunakan op-amp. Beberapa
karakteristik ideal op-amp yang sering digunakan antara lain :
1. Impedansi masukan loop terbuka tak berhingga (Ri,lb = ) sehingga op-amp tidak
menarik arus.
2. Penguatan loop terbuka tak berhingga atau AV,lb =
3. Impedansi keluaran loop terbuka amat rendah (RO,lb) sehingga tegangan keluaran
hampir tidak terpengaruh oleh pembebanan
4. Lebar pita hampir tidak berhingga
5. Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) tidak berhingga.
6. Keluaran hanya dihubungkam pada tegangan masukan differensial dan tidak
dihubungkan pada tegangan modus bersama. Karena itu apabila masukan
differensial adalah nol maka keluaran juga nol tanpa ada persoalan tegangan modus
bersama.
Melalui pengetahuan tentang karakteristik ideal ini analisis terhadap rangkaian menjadi
lebih sederhana karena tidak memasukkan parameter-parameter yang terdapat dalam
op-amp sendiri, tatapi lebih menekankan pada penambahan komponen luar.
D. Terminal dan Lambang dari Op-Amp
4

Jumlah terminal dari sebuah op-amp bervariasi seperti 8, 10, 14 dan fungsi
dari masing-masing terminal bervariasi tergantung kepada jenis op-amp. Secara umum
op-amp mempunyai lima terminal (pin) dasar meliputi dua terminal untuk mensuplai
daya yaitu positif (V+) dan negatif (V), dua terminal untuk isyarat masukan yaitu
masukan membalik dan tak membalik, dan satu terminal untuk keluaran. Disamping itu
terdapat beberapa terminal lain seperti nol offset dan no connection. Umpama op-amp
741 dengan 8 terminal atau model mini 8lead seperti pada gambar 1a bila dilihat dari
atas, sedangkan LM 747 mempunyai 14 terminal dan terdiri dari dua op-amp seperti
pada gambar 1b:

14

13

12

11

12
+

5
7

Gbr 1a. Mini 8Lead op-amp 741


Gbr 1b. Dual operational amplifier
bila dilihat dari atas
LM 747
(F.W. Hughes, 1990:308)
(F.W. Hughes, 1990:324)
Tabel (1). Keterangan terminal dari op-amp 741 dan LM 747
Dual operational amplifier LM 747

Mini 8Lead op-amp 741


1. Nol offset
2. Masukan inverting
3. Masukan non inverting
4. Tegangan supply V

5. Nol offset
6. Terminal Output
7. Tegangan supply V+
8. NC (No conection)

1. Inv input A
2. Non Inv input A
3. Offset null A
4. V
5. Offset Null B
6. Non Inv input B
7. Inv input B

8. Offset null B
9. V+ B
10. Ouput B
11. NC
12. Output A
13. V+ A
14. Offset null A

Secara umum lambang dari op-amp didasarkan pada dua terminal pada bagian masukan,
satu terminal keluaran dan dua buah catu daya yang terhubung pada sebuah segitiga.
Kadang-kadang ditemukan lambang op-amp tidak memasukkan catu daya. Karena itu
secara umum lambang dari op-amp seperti pada gambar 2 berikut :
5

V+
inv

non

V out
VGambar 2. Lambang dari op-amp (Sutrisno, 1987 :117)
E. Rangkaian Dasar Elektronika Menggunakan Op-Amp
Op-amp sering digunakan dalam berbagai rangkaian dasar elektronika dan
aplikasi dari rangkaian dasar tersebut pada instrumen berbasis elektronik. Beberapa
rangkaian dasar tersebut adalah rangkaian pengolah sinyal, penguat, penyangga,
komparator, saklar elektronik, pembangkit gelombang dan sebagainya.
1. Rangkaian pengolah sinyal untuk mengubah atau memodifikasi sinyal yang diberikan
pada masukan seperti : integrator , differensiator aktif , berbagai variasi filter
aktif
2. Rangkaian penguat dan buffer. Disini penguat untuk memperkuat sinyal masukan
dengan frekuensi

yang tidak berubah dan buffer untuk mengisolasi dua

rangkaian elektronik atau rangkaian elektronik dengan beban yang terletak


sebelum dan sesudah buffer sehingga tidak terjadi jatuh tegangan. Beberapa
penguat

menggunakan op-amp seperti : penguat membalik , penguat tak

membalik, penguat jumlah, penguat diferensial, penguat buffer, dan penguat


instrumentasi
3. Rangkaian komparator dan saklar pengendali relay (relay driving switching) untuk
membandingkan antara tegangan masukan dengan suatu tegangan referensi
sehingga pada keluaran dihasilkan dua keadaan yaitu tegangan tinggi atau
rendah.
4. Rangkaian pembangkit sinyal (Signal Generator ) untuk membangkitkan
gelombang. Beberapa generator yang dikenal seperti pembangkit gelombang

persegi, pembangkit gelombang segitiga, pembangkit gelombang gigi gergaji,


pembangkit gelombang sinus dan pulsa.
F. Catu Daya Untuk Op-Amp
Pada umumnya op-amp memerlukan catu daya ganda yaitu catu daya positif dan
negatif. Untuk mendapatkan catu daya ganda tersebut dapat dilakukan melalui dua cara
yaitu menggunakan dua buah baterai 9 Volt dan catu daya polaritas ganda teregulasi.
Alternatif pertama pengoperasian op-amp menggunakan dua baterai 9 volt. Kutub
positif baterai yang satu dihubungkan ke catu daya positif dari op-amp sedangkan
kutub negatif baterai dihubungkan ke ground. Kutub negatif kedua dari baterai
dihubungkan ke terminal catu daya negatif dari op-amp sedangkan kutup positif dari
baterai dihubungkan ke ground. Pemakaian baterai untuk mengoperasikan op-amp
mempunyai keuntungan yaitu tegangan keluaran dari baterai lebih stabil. Sementara itu
kelemahan dari pemakaian untuk mengoperasikan op-amp antara lain tegangan keluaran
yang dihasilkan baterai berkurang dengan waktu pemakaian, pemakaian dua buah
baterai kurang efisien, nilai tegangan dari baterai kurang bervariasi dan sebagainya.
Alternatif kedua pengoperasian op-amp adalah melalui catu daya polaritas ganda
teregulasi. Catu daya ini akan menghasilkan tegangan keluaran berpasangan antara
kutub positif dan negatif dengan ground berada ditengah-tengah. Umpamanya -9 , 0. +
9 Volt dan -12 , 0, +12 Volt. Untuk mendapatkan tegangan keluaran teregulasi dapat
ditempuh melalui beberapa cara seperti menggunakan dioda zener , IC regulator
tegangan seri 78xx untuk menghasilkan tegangan positif dan seri 79xx untuk
menghasilkan tegangan negatif dan sebagainya.
Agar lebih jelasnya penggunaan dari op-amp maka pada bagian berikut akan
dibahas tentang rangkaian dasar elektronika menggunakan op-amp meliputi rangkaian
pengolah sinyal, rangkaian penguat dan buffer, rangkaian komparator dan saklar
pengendali relay, rangkaian pembangkit gelombang dan konversi. Selain itu juga dibahas
7

aplikasi rangkaian dasar menggunakan op-amp pada berbagai macam peralatan


elektronika seperti pembangkit suara, alarm , dan peralatan pendukung praktikum.

Anda mungkin juga menyukai