Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan
Dalam era globalisasi ini, terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam
berbagai bidang kehidupan, seluruh sistem penunjang harus mampu untuk
menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan, oleh
karena itu dibutuhkan sumberdaya yang dapat memenuhi target tersebut sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Dunia pendidikan mendapat tantangan untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang diharapkan mampu berperan secara global. Pengaruh globalisasi
dicirikan oleh adanya aliran manusia, informasi, teknologi, modal dan gagasan
serta pencitraan. Keadaan ini mempengaruhi perubahan nilai kehidupan
masyarakat, perubahan tuntutan dunia kerja terhadap lulusan, sehingga
diperlukan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan
perkembangan

ilmu,

teknologi

dan

seni,

dunia

kerja, profesi,

serta

pengembangan kepribadian dengan ciri khas kebudayaannya masing-masing.


Saat ini terjadi perubahan kurikulum perguruan tinggi di Indonesia yaitu
dari yang semula menitikberatkan pada pemecahan masalah internal perguruan
tinggi dengan target penguasaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang
menekankan pada proses pendidikan yang mengacu pada konteks kebudayaan
dan pengembangan manusia secara komprehensif dan universal dengan target
menghasilkan lulusan yang berkebudayaan dan mampu berperan di dunia
internasional.
Seiring meningkatnya persaingan di bidang pekerjaan terutama di kancah
internasional, dunia kerja mensyaratkan standar-standar tertentu baik dalam hal
mutu maupun kompetensi-kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam rangka
meningkatkan kinerja sehingga akan menghasilkan output yang berkualitas.
Untuk itu pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dunia kerja di
Indonesia agar dapat sepadan dengan persyaratan dunia yaitu dengan menyusun
peraturan-peraturan sebagai acuan standar serta memperbaharui kurikulum
pendidikan sesuai dengan standar dunia.

B. Pembahasan
Persyaratan kerja yang dituntut oleh dunia kerja global mengharuskan
Indonesia untuk masuk pada standardisasi sistem pendidikan. Sejak 1995
Indonesia telah menjadi anggota WTO dengan diratifikasinya semua perjanjianperjanjian perdagangan multilateral menjadi UU No. 7 tahun 1994. Perjanjian
tersebut mengatur tata-perdagangan barang, jasa dan trade related intellectual
property rights (TRIPS) atau hak atas kepemilikan intelektual yang terkait
dengan perdagangan. Selain itu, Indonesia juga telah meratifikasi berbagai
perjanjian seperti AFTA-2000, APEC-2010 dan WTO-2020. Konsekuensi dari
itu adalah Indonesia harus siap dengan arus tenaga kerja dari luar untuk bersaing
mendapatkan peluang kerja di Indonesia, serta juga memberi kesempatan tenaga
kerja Indonesia untuk bersaing bebas di luar. Persaingan bebas ini menuntut
peningkatan kompetensi tenaga kerja terdidik yang harus disiapkan sedemikian
rupa oleh sistem pendidikan di Indonesia agar mampu bersaing secara
internasional.
Dunia kerja internasional menunut terpenuhinya persyaratan standar dalam
rangka mendapatkan sumberdaya yang berkualitas, yaitu meliputi :
a. Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan :
- melakukan analisis dan sintesis
- menguasai IT/computting
- managed ambiguity
- communication
- 2nd language
b. Attitude :
- kepemimpinan
- teamworking
- can work crossculturally
c. Pengenalan sifat pekerjaan terkait :
- Terlatih dalam etika kerja
- Memahami makna globalisasi
- fleksibel terhadap pilihan pekerjaan

The International Bureau of Education UNESCO (The International


Comission on Education for the 21st Century) menyarankan standar kurikulum
agar lulusan mempunyai kemampuan belajar sepanjang hayat (life long learning)
untuk memenuhi standar dunia kerja internasional. Kemampuan ini dapat
dicapai apabila didukung oleh empat pilar kemampuan yaitu learning to know,
learning to do, learning to be and learning to live together. Learning to know
atau belajar untuk belajar adalah suatu pilar pembelajaran agar manusia dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin
pesat untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kesejahteraan masyarakat, sehingga
mahasiswa perlu didorong agar dapat belajar lebih efektif dan efisien dengan
pendekatan multi sektoral. Learning to do yang bermakna pada penguasaan
kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan menurut klasifikasi ISCE
(International Standard Classification of Education) dan ISCO (International
Standard Classification of Occupation), dematerialisasi pekerjaan dan
kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layanan jasa, dan
bekerja di kegiatan ekonomi informal. Pilar selanjutnya adalah Learning to Be,
dengan tujuan agar kecakapan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
hendaknya tidak hanya untuk diri sendiri atau jauh dari sikap sosial, tetapi harus
mampu memberikankan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Dua pilar yang
telah dimiliki hendaknya mempunyai nilai manfaat terhadap orang banyak,
mempunyai nilai sosial dan menumbuhkan suatu value dan akhirnya mengkristal
menjadi suatu budaya dan bahkan filosofi. Pola pembelajaran yang berbaur,
bekerja sama, saling toleransi, saling menghargai, saling memperkuat menjadi
inti dari pilar ini. Proses pembelajaran harus dijabarkan lebih rinci sehingga
dapat mendukung pilar-pilar tersebut. Pilar yang keempat adalah Learning to
Live Together yang pada intinya mengharapkan agar proses pembelajaran dapat
membentuk pelajar menjadi warga negara yang tahu akan hak dan
kewajibannya. Proses pembelajaran yang dilakukan dapat membangun ikatan
sosial, membangun ketahanan komunitas, ketahanan masyarakat dan ketahanan
Negara.
Pemerintah terus melakukan usaha-usaha penyepadanan persyaratan kerja
dalam konteks nasional berdasarkan tututan dunia. Sebagai salah satu usaha

yang dilakukan adalah dengan memperbaharui kurikulum pendidikan yang


berdasarkan kompetensi, seperti dalam tabel berikut :
Persyaratan Kerja

IBE UNESCO

Kurikulum Inti

Penguasaan pengetahuan dan

dan Institusional
Learning to Know Mata kuliah

ketrampilan :

keilmuan dan

- analisis dan sintesis

keterampilan

- menguasai IT/computting
- managed ambiguity

Learning to do

- communication

Mata kuliah
keahlian berkarya

- 2nd language
Attitude :

Learning to be

- kepemimpinan

Mata kuliah
perilaku berkarya

- temworking
- can work crossculturality
Pengenalan sifat pekerjaan terkait :

Learning to live

Mata kuliah

- Terlatih dalam etika kerja

together

berkehidupan

- Memahami makna globalisasi

bersama

- fleksibel terhadap pilihan pekerjaan


Dalam Keputusan Mendiknas Nomor: 45/U/2002 Tahun 2002, tentang
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, dalam suatu sistem pendidikan kompetensi
hasil didik suatu program studi harus terdiri atas :

kompetensi utama; yaitu kemampuan minimal untuk menampilkan unjuk

kerja yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi.


kompetensi pendukung; yaitu kemampuan yang gayut dan dapat mendukung

kompetensi utama serta merupakan ciri khas PT yang bersangkutan.


kompetensi lain; yaitu kemampuan yang ditambahkan yang dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta
kebutuhan lingkungan PT.
Selain itu pemerintah juga menyusun Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesi (KKNI) yaitu kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang


dapat menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang

pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor sebagai acuan/kerangka penjenjangan capaian pembelajaran
(learning outcomes) yang dapat menyetarakan luaran bidang pendidikan formal,
nonformal, informal ataupun pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
KKNI yang ditetapkan berdasarkan Perpres No. 8 Tahun 2012, mensyaratkan 4
unsur deskripsi berbagai jenjang kualifikasi yang dapat diperoleh melalui
pendidikan formal, non formal, informal maupun pengalaman berkarya.
Keempat unsur tersebut adalah : 1) sikap dan tata nilai, 2) kemampuan kerja, 3)
penguasaan pengetahuan, dan 4) hak/wewenang dan tanggung jawab. Salah satu
aspek penerapan KKNI dalam penyelenggaraan pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum yang dibangun oleh suatu program studi harus dapat mengantarkan
pelajar atau mahasiswa untuk memenuhi kualifikasi atau learning outcome
sesuai levelnya dalam KKNI.
Semua usaha-usaha tersebut merupakan sebagian dari upaya pemerintah
dalam rangka penyepadanan persyaratan kerja agar masyarakat Indonesia
mampu bersaing dengan warga negara lain dalam terutama dalam dunia kerja
untuk mencapai cita-cita Nasional.

C. Penutup
Dari penjelasan yang telah ddiuraikan di atas, dapat disimpulkan beberapa
hal antara lain :
1.

Persyaratan kerja yang dituntut oleh dunia kerja global menuntut


peningkatan kompetensi tenaga kerja terdidik

yang harus disiapkan

sedemikian rupa oleh sistem pendidikan di Indonesia agar mampu bersaing


secara internasional
2.

UNESCO menyarankan standar kurikulum agar lulusan mempunyai


kemampuan belajar sepanjang hayat (life long learning). Kemampuan ini
dapat dicapai apabila didukung oleh empat pilar kemampuan yaitu learning
to know, learning to do, learning to be and learning to live together

3.

Dunia kerja internasional menunut terpenuhinya persyaratan standar dalam


rangka mendapatkan sumberdaya yang berkualitas, yaitu meliputi :
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan, attitude, dan pengenalan sifat
pekerjaan terkait

4.

Pemerintah melakukan usaha-usaha penyepadanan persyaratan kerja dalam


konteks nasional berdasarkan tututan dunia, yaitu dengan menyusun
peraturan-peraturan sebagai acuan standar serta memperbaharui kurikulum
pendidikan sesuai dengan standar dunia.

Daftar Rujukan
Keputusan Mendiknas Nomor: 232/U/2000 tahun 2000, tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa
Keputusan Mendiknas Nomor: 45/U/2002 Tahun 2002, tentang Kurikulum Inti
Pendidikan Tinggi
Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)
Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perncanaan Universitas Islam Indonesia :
KURIKULUM

BERBASIS

KOMPETENSI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 2014

KEBENCANAAN

Anda mungkin juga menyukai