Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tubuh manusia merupakan suatu organ yang sangat kompleks. Sampai
saat ini, pengetahuan di bidang faal mengenai perubahan-perubahan yang timbul
akibat dari suatu latihan, tetap belum lengkap. Kurangnya fakta-fakta mengenai
pengaruh latihan terhadap salah satu bagian tubuh manusia, membuat keadaan
menjadi lebih rumit. Boleh dikatakan, hampir tidak mungkin bagi kita untuk
mengetahui pengaruh latihan-latihan terhadap tubuh kita secara pasti. Akibatnya,
sulit sekali untuk mengevaluasi dan mencatat metode-metode latihan secara
ilmiah. Meskipun sudah banyak tahapan latihan yang terbukti baik atau diakui
manfaatnya, tetap saja banyak hal yang harus dipecahkan, masih banyak
pertentangan pendapat yang membutuhkan jawaban. Oleh karena itu dibutuhkan
banyak referensi mengenai jenis-jenis latihan maupun jenis-jenis pembelajaran.
Lempar adalah salah satu bagian yang terdapat dalam olahraga atletik
yang selalu diperlombakan. Baik dalam penyelenggaraan pesta-pesta olahraga
yang bersifat nasional, internasional maupun dalam kejuaraan atletik itu sendiri.
Dalam cabang olahraga atletik, istilah yang digunakan untuk setiap cabang
olahraga disebut "nomor". Seperti nomor jalan dan lari, lompat dan lempar.
Nomor lempar merupakan salah satu nomor yang telah diperlombakan
sejak berlangsungnya olimpiade kuno di yunani. Kira-kira 779 sebelum masehi
yaitu untuk nomor lempar cakram dan lempar lembing. Lempar atau melempar
adalah merupakan salah satu dari aktifitas pengembangan kemampuan gaya
gerakan. Yaitu untuk melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota geraknya
secara lebih terampil (manipulasi) atau saring juga dikatakan dengan ketrampilan
manipulatif.
Untuk dapat melakukan suatu lemparan yang diinginkan, untuk
meningkatkan prestasi optimal, si pelempar dan pelatih terlebih dahulu harus
memahamu dan menguasai unsur-unsur pokok (basic fundamental) nya untuk
nomor lempar tersebut.
Karena kecepatan suatu alat yang dilemparkan atau ditolakan ditentukan
oleh jarak antara titik permulaan dan titik pelepasan dari alat yang dilemparkan

atau ditolakan tersebut sejauh-jauhnya dengan waktu yang sesingkat-singkatnya


( Hukun Newton II ).
Lempar lembing merupakan olahraga perorangan yang termasuk nomor
lempar dalam atletik. Tujuan melakukan lomba lempar lembing adalah dapat
melakukan lemparan sejauh-jauhnya. Agar dapat melakukan lemparan dengan
benar dan menghasilkan lemparan yang sejauh mungkin maka harus menguasai
teknik-teknik dasarnya terlebih dahulu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud lempar lembing ?
2. Bagaimana peraturan dalam lempar lembing ?
3. Bagaimana teknik dasar dalam lempar lembing ?
4. Bagaimana strategi pembelajaran dalam lempar lembing ?
5. Apa saja kesalahan umum yang terjadi dalam lempar lembing ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian lempar lembing.
2. Mengetahui peraturan dalam lempar lembing.
3. Menjelaskan teknik dasar dalam lempar lembing.
4. Mengetahui strategi pembelajaran lempar lembing.
5. Mengetahui kesalahan umum yang terjadi dalam lempar lembing.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lempar Lembing
Lempar

lembing terdiri dari dua kata yaitu


lempar dan lembing. Lempar
yang berarti usaha untuk
membuang
jauh-jauh,
dan
lembing adalah tongkat yang
berujung runcing yang dibuang
jauh-jauh (Munasifah, 2008:4).
Lempar lembing adalah salah
satu nomor yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk
tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya (PASI, 1988:43). Selanjutnya
Jerver (1996:142) Menjelaskan bahwa Lempar lembing adalah suatu gerakan
antara sentuhan tangan dengan menggunakan benda yang berbentuk panjang
berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Untuk memperoleh jauhnya lemparan
diperlukan kekuatan dan kecepatan gerak serta sudut pada saat lembing
meninggalkan
tangan.
B. Peraturan dalam Lempar Lembing
Peraturan perlombaan lempar lembing meliputi peraturan alat yaitu bahan dan
ukuran lembing, Lapangan lempar lembing, dan peraturan-peraturan cara
melakukan lempar lembing . Berikut rincian keterangan dari peraturan-peraturan
yang ada dalam cabang lempar lembing:

a. Bahan atau materi lembing


Ada 3 bagian lembing, yaitu badan lembing terbuat dari kayu atau metal, mata
lembing terbuat dari metal, dan tali dan pegangan lembing yang melilit di titik
tengah
lembing
yang
menjadi
pusat
gravitasi
lembing.
b. Ukuran lembing
1. Panjang lembing untuk putra 2,6 2,7 meter
2. Panjang lembing untuk putri 2,2 2,3 meter

c. Lapangan Lempar lembing


Bentuk lapangan lempar lembing seperti pada gambar di bawah ini:

d.
Lintasan awalan
1. Lintasan awal harus dibatasi 5 cm dengan jarak 4 meter
2. Panjang lintasan awal minimal 30 meter dan maksimal 36.5 meter
e. Lengkungan lemparan
Lengkungan lemparan harus dibuat dari kayu atau metal dengan di cat putih
dengan lebar 7 cm, posisi datar dengan tanah, dan berbentuk busur atau
lengkungan dari lingkaran yang berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter dibuat dari
titik temu garis lintasan awalan dengan lengkungan lemparan, menyiku keluar.
f. Sudut Lemparan
Dibentuk dengan dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkungan lemparan
dengan sudut 29 derajat dan memotong kedua ujung lengkungan lemparan. Tebal
garis
sector
5
cm.
g. Peraturan Umum Lempar Lembing
1. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
2. Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sector
lemparan
3. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar kaki menyentuh lengkungan
lemparan, atau garis 1,5 meter atau menyentuh tanah di depan lengkungan
lemparan
4. Sekali mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar sepenuhnya
badannya, sehingga punggung menghadap kea rah lengkungan lemparan.
5. Lemparan harus melewati di atas bahu

6. Jumlah lemparan yang diperbolehkan adalah sama seperti tolak peluru dan
lempar cakram.
C. Teknik Dasar Lempar Lembing
1) Cara Memegang Lembing
Dalam olahraga lempar lebing, salah satu yang menjadi faktor kesuksesan
pada olahraga ini yaitu posisi tangan dalam memegang lembing. Ada tiga cara
memegang lembing yang banyak digunakan oleh pelempar lembing, yaitu sebagai
berikut.
a. Cara Finlandia
Cara
Finlandia
jari tengah

bawah
di atas

dicirikan dengan menempatkan ibu jari dan


di ujung lilitan pegangan. Kedua jari inilah
yang memberikan kekuatan pada
pegangan lembing. Jari telunjuk hanya
menunjang lembing dengan cara diluruskan di
lembing dan jari kelingking dan jari manis ditempatkan
lilitan.

1. Jari tengah melingkari pegangan lembing pada tepi belakang dan bersentuhan
dengan ibu jari yang lurus memegang di tempat itu juga.
2. Jari telunjuk memegang lembing di belakang pegangan agak lurus dan segaris
dengan lengan.
3. Dua jari yang lain berimpit dan melingkari pegangan lembing agak renggang
dengan jari tengah.
b. Cara Amerika
Cara

di
jari
telunjuk
telapak

Amerika ditunjukkan dengan menempatkan ibu jari


telunjuk di ujung lilitan pegangan
dengan ketiga jari yang lain melingkar
sekitarnya. Letak kekuatan pegangan ada di
dan ibu jari. Lembing ditempatkan di tengah-tengah
tangan.

1.Jari
telunjuk
memegang
bagian
belakang
lembing.
2. Ibu jari dalam keadaan lurus diletakkan pada lembing di belakang tepi
pegangan.
3. Tiga jari yang lain berimpit agak renggang dengan jari telunjuk memegang
pada pegangan lembing.

c. Cara Jepit Tang


Cara
karena

jepit

tang adalah cara yang sudah jarang dipakai


kurangnya kuat dukungan yang diberikan
oleh jari yang memegang lembing.
Cara ini dilakukan menempatkan
lembing di antara jari telunjuk dan jari tengah.

2) Cara Membawa Lembing


Ada tiga cara membawa lembing sewaktu melakukan awalan. Pelempar dapat
memilih salah satu yang sesuai dengannya. Berikut ini cara membawa lembing.
a. Dibawa di atas bahu/ pundak dengan mata lembing mengarah serong ke
atas.

Cara ini umumnya digunakan oleh yang menggunakan Lembing dibawa di


atas

pundak, sejajar dengan telinga. Adapun mata lembing dan badan


lembing sejajar dengan tanah, dan siku mengarah

ke

depan. awalan dengan gaya jingkat atau gaya Amerika


atau American Hop.

b. Dibawa di muka bahu dengan mata lembing mengarah serong ke bawah.


Cara ini banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan
awalan langkah silang atau gaya Finlandia.

c.

Dibawa dengan lembing di bawah.

Lengan kanan yang memegang lembing lurus ke bawah maka lembing


arahnya serong ke atas, ekor lembing dekat tanah. Lembing
dibawa di samping badan, tangan lurus, telapak tangan
menghadap ke dalam dengan mata lembing mengarah
ke atas, dan sikap lembing diagonal.
Cara membawa ini untuk memudahkan pelempar
memperoleh posisi siap melakukan lemparan setelah
melakukan awalan.

3) Gaya dan Cara Melempar Lembing


Dalam olahraga lempar lembing, salah satu faktor yang menjadi
kesuksesan dari olahraga ini yaitu cara awalan ataupun akhiran dari olahraga ini.
Kita perlu mengetahui bagaimana awalan serta bagaimana akhiran sikap badan
kita pada saat akan dan selesai melepas lembing tersebut. Adapun cara melempar
lembing secara umum adalah sebagai berikut.
1. Tangan yang digunakan untuk memegang lembing berada lurus ke belakang.
Pada saat lembing akan dilemparkan, pergelangan tangan diputar ke dalam, siku
ditekuk dan lembing dibawa ke atas kepala, pinggul didorong ke depan dan dada
dibuka

menghadap

ke

arah

lemparan.

2. Saat lembing berada di atas kepala, tangan bergerak lebih cepat dan lebih kuat
untuk melepaskan dan melemparkan lembing pada posisi lengan lurus dan jari-jari
tangan

mendorong

ujung

pangkal

lilitan

tali

lembing.

3. Gerakan tangan pada waktu melepaskan lembing ke atas harus kuat dan benar
dengan dukungan tolakan kaki kanan dan lentingan badan, pandangan mengikuti
jalannya lembing melayang di udara sambil menancap di lapangan.
Pada olahraga lempar lembing ini dikenal dua gaya yang sering
dilakukan oleh para atlit lempar lembing pada saat mengikuti pertandingan, yaitu
Gaya Jingkat (Hop Step) dan Gaya Silang (Cross Step). Penggunaan gaya ini
disesuaikan dengan kemampuan dan keefektifan dari gaya tersebut untuk
membuat lembing terlempar dengan jarak yang maksimal. Berikut ini penjelasan
dan tata cara melempar lembing dengan Gaya Jingkat (Hop Step) dan Gaya
Silang (Cross Step).
A. Gaya Jingkat (Hop Step)

Pada permulaan lari awalan, lembing dibawa setinggi kepala dengan


lengan bengkok siku menghadap ke atas. Kemudian berlari secepat-cepatnya,
pada saat kaki kiri sampai pada tanda (check mark) yang telah ditentukan, tangan
kanan telah mulai sedikit diluruskan ke belakang bawah. Kemudian, kaki kanan
melangkah dan mendarat maka dengan tumpuan kaki kanan gerakan berjingkat
dilakukan, mendarat dengan kaki kanan terlebih dahulu dan kaki kiri langsung
ditarik selebar dan sejauh mungkin.
B. Gaya Silang (Cross Step)
a. Dengan permulaan berlari, lembing dibawa setinggi kepala dengan lengan
bengkok, siku menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap ke atas.
b. Lembing sejajar dengan tanah, lintasan awalan kurang lebih 30 m termasuk
langkah silang, langkah akhir dimulai sejak pelempar sampai pada tanda (check
mark) yang dipasang sebelumnya.
c. Kaki kanan melompat kuat dibantu dengan kaki kiri mengangkat panggul ke
depan atas disertai dengan panggul dan badan diputar ke kiri. Lengan kiri dari
posisi terangkat di muka dada lalu digerakkan ke samping kiri. Kepala menghadap
ke arah lemparan agak menengadah, pandangan agak ke atas.

d. Didahului siku kanan, lembing dilemparkan sekuatkuatnya dengan sudut


lemparan kurang lebih 40o disertai dengan badan yang dicondongkan ke depan
mengikuti ayunan lengan melempar lembing, lepasnya lembing kira-kira di atas
depan dari bahu kanan.
e. Lepasnya lembing diikuti dengan kaki kanan melangkah di muka. Gerakan ini
merupakan langkah yang kelima gaya Finlandia. Bersamaan dengan mendaratnya
kaki kanan, kaki kiri ditegakkan ke belakang dan tetap terangkat untuk
memberikan keseimbangan pada kaki kanan yang harus berjingkat-jingkat dalam
usahanya mengerem lajunya awalan.
f. Keluar dari lintasan setelah lembing yang dilempar jatuh. Dari posisi berdiri ia
meninggalkan lintasan. Lemparan dianggap tidak sah kalau setelah melempar dan
lembing belum jatuh ke tanah, ia telah meninggalkan lintasan.
D. Strategi Pembelajaran dalam Lempar Lembing
Pembelajaran menggunakan pendekatan permainan sekarang ini dirasa
cukup efektif untuk menarik minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
karena dengan diberikan permainan siswa cenderung dibawa pada susana
pembelajaran yang sifatnya lebih interaktif dan menyenangkan. Siswa merasa
lebih nyaman dan secara

tidak

langsung telah belajar meningkatkan

keterampilannya. Bermain dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menarik.


Singkatnya permainan dapat membantu membuat suasana lingkungan belajar
menjadi senang, bahagia, santai, namun tetap memiliki suasana belajar yang
kondusif.

E. Kesalahan Umum pada Pelaksanaan Lempar Lembing


Pada saat melakukan olahraga lempar lembing, ada kalanya hasil yang
didapat kurang maksimal misalnya lemparan yang tidak seperti yang diharapkan
ataukah sering pula terjadi cedera pada saat melakukan gerakan melempar
lembing. sering pula terjadi kesalahan-kesalahan mendasar yang terjadi pada saat
sedang melempar lembing.
Maka dari itu pelempar lembing meski mengetahui hal-hal yang perlu dihindari
oleh pelempar lembing agar hasil lemparan yang didapat bisa maksimal. Ada
beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pelempar lembing. Adapun
kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan tersebut antara lain:
1. Pelempar terlalu kuat memegang lembing sehingga sulit dilepaskan,
2. Kecepatan lari saat mengambil awalan tidak diatur dengan baik,
3. Kelempar melemparkan lembing tidak dilakukan di atas kepala atau pundak
tetapi
di
samping
badan,
4. Setelah melakukan langkah silang, pelempar berhenti terlebih dahulu,
5. Pelempar melemparkan lembing ke atas sehingga sudut lemparannya terlalu
besar
6.

Saat

7.

Setelah

melemparkan
lembing

lembing

dilemparkan,

tidak

keadaan

badan

tegak,

mengadakan

gerakan

lanjutan,

8. Keseimbangan badan tidak terjaga dengan baik karena tidak mendapati


bantuan tenaga dari kaki kiri.

10

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Proses pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa dapat belajar. Begitu pula dengan pembelajaran jasmani
yang berarti menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar
pendidikan jasmani. Dalam proses pembelajaran jasmani terdapat berbagai
metode-metode pembelajaran guna meningkatkan ketrampilan khususnya dalam
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Nah untuk itu diperlukan suatu bentuk
pembelajaran dalam salah satu cabang atletik ini, khususnya adalah lempar
lembing. Pembelajaran tersebut diperlukan guna mencapai titik keberhasilan
puncak.
Lempar lembing adalah salah satu nomor dalam perlombaan atletik yang
melemparkanbenda berbentuk lembing, sejauh mungkin. Sedangkan lembing
merupakan suatu benda yang terdiri dari mata lembing, badan lembing dan tali
pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari metal, badan lembing terbuat dari
kayu atau metal atau bambu. Badan lembing yang terbuat dari metal dipergunakan
dalm perlombaan resmi nasional ataupun internasional, dalam pendidikan biasa
menggunakan bambu. Tali lembing terletak melilit pada titk pusat lembing.
Unsur gerak dan tujuan dari proses gerakan menjadi bagian dari kegitan
melempar. Kedua hal tersebut merupakan satuan yang utuh dan berupa gerakan
yang sering disebut teknik melempar lembing,yang selanjutnya diungkapkan
dalam

teknik

lempar

lembing.

Kemampuan seorang atlet dalam melempar lembing dipengaruhi faktor eksternal


yang berupa lapangan dan alat lembing.Suatu cara mengatasi tahanan eksternal
ini,dapat diatasi dengan berlatih secara intensif.

11

DAFTAR PUSTAKA
Albab,N.

(2014).

Atletik

Lempar

Lembing.

[Online].

Tersedia:

http://porda.bekasikab.go.id/berita-atletik-lempar-lembing--putra.html.
[15 April 2015 pukul 19.28 WIB]
Gerry, A. (1997). Atletik Untuk Sekolah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Gunawan,S.

(2012).

Lempar

Lembing.

[Online].

Tersedia:

http://www.academia.edu/8132616/LEMPAR_LEMBING. [17 April 2015


pukul 16.48 WIB]
Rithaudin,A.

(2011).

BSE (Buku Sekolah Elektronik) Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,


Kementerian Pendidikan Nasional.
Wiarto, G. (2013). Atletik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

12

Anda mungkin juga menyukai