20142015
Daftar Isi.
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang. .......................................................................................................................................................2
1.2. Maksud dan Tujuan. ............................................................................................................................................2
1.3. Permasalahan..........................................................................................................................................................2
1.4. Pengertian-Pengertian. ......................................................................................................................................2
BAB II Kajian Teori...........................................................................................................................................................3
2.1. Pengertian.................................................................................................................................................................3
2.2. Konsep dan Teori. .................................................................................................................................................4
2.3. Hasil Penelitian Terdahulu. ...............................................................................................................................5
2.4. Kerangka Pemikiran. ............................................................................................................................................7
BAB III Pembahasan. ......................................................................................................................................................8
3.1. Gambaran Umum..................................................................................................................................................8
3.2. Pembahasan. ...........................................................................................................................................................8
KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK ....................................................8
TUJUAN DAN FUNGSI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK ......................................................... 11
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MENURUT SFAC NO 4......................................................................... 14
PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN KEPENTINGANNYA .............................. 15
HAK DAN KEBUTUHAN PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN .................................................................... 17
LUAS PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE) YANG DIPERLUKAN ............................................................... 18
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK..................................................................................... 18
PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DENGAN SEKTOR SWASTA .................. 20
BAB IV Penutup............................................................................................................................................................. 21
4.1. Kesimpulan............................................................................................................................................................ 21
4.2. Saran......................................................................................................................................................................... 21
Daftar Pustaka. .................................................................................................................................................................. 22
BAB I Pendahuluan.
1.1. Latar Belakang.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Oleh karena itu diperlukan analisis laporan keuangan dilakukan untuk beberapa alasan, salah
satunya adalah untuk mengkaji lebih dalam sekaligus mengukur kinerja dari suatu entitas,
termasuk sektor publik (pemerintah).
1.3. Permasalahan.
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian analisis, laporan keuangan, sektor publik, dan keseluruhannya.
2. Hambatan-hambatan penyusunan laporan keuangan sektor publik.
3. Komponen laporan keuangan sektor publik.
4. Tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik.
5. Pemakai laporan keuangan sektor publik dan kepentingannya.
6. Hak dan kebutuhan pemakai.
7. Luas pengungkapan yang diperlukan.
8. Indikator analisis laporan keuangan sektor publik.
1.4. Pengertian-Pengertian.
Analisis: penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya.
Laporan keuangan: catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Sektor Publik: suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Analisis Laporan Keuangan: aplikasi dari berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan
data keuangan untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan hubungan yang berarti
dan berguna dalam proses pengambilan keputusan
keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi
baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat dirangkum bahwa analisis laporan keuangan sektor
publik adalah penyelidikan atau penguraian catatan informasi keuangan suatu entitas yang
aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
dan hak publik.
Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada ( the ability
to explain)
Kemampuan untuk memprediksi (the ability to predict)
c.
Suatu disiplin ilmu dapat di klasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu : ilmu murni atau
abstrak (abstract sciences), ilmu deskriptif (general descriptive sciences), ilmu derivative(special
derivative sciences), ilmu sipnotis (synoptic sciences), dan ilmu terapan (appliend sciences).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sector public yang relevan dan dapat di andalkan
terdapat beberapa kendala yang dihadapi akutansi sector public. Hambatan tersebut adalah :
Obyektivitas
Obyektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan.
Sering kali terjadi masalah obyektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan
kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder. Masalah
obyektifitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak, menajemen menggunakan variable
artivisial misalnya denganpemilihan teknik akutansi yang bisa menujukkan kinerja yang lebih
baik dan menggunakan variabel rill (transaksional) yang dilakukan dengan cara melakukan
manipulasi transaksi. Oleh karena itu, teknik akutansi yang di gunakan manajemen harus
memiliki derejat obyektivitas yang dapat diterima semua pihak yang menjadi stakeholder.
Konsistensi
Konsistensi mngacu pada penggunaaan metode atau teknik akutansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut
turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat di bandingakan kinerjannya dari tahun
ketahun.
Daya banding
Kendala daya banding terkait dengan obyektivitas arena semakin obyektif suatu laporan
keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya, karena dengan dasar yang sama akan
dapat dihasilkan laporang yang berbeda. Adanya alternative penggunaan akutansi juga dapat
menyulitkan tercapainya daya banding.
4
Tepat waktu
Laporan keuangan harus di sajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, social, dan politik serta untuk menghindari tertundanya
keputusan tersebut. Permasalahnya adalah semakin banyak kebutuhan informasi maka
semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi tersebut.
Materialitas
Suatu informasi di anggap material apabila mempengaruhi keputusan atau jika informasi
tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.
Penelitian 2.
Judul Penelitian: NILAI RELEVAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN TERKAIT FINANCIAL
DISTRESS PEMERINTAH DAERAH
Oleh: SUTARYO, Alumni Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS; BAMBANG SUTOPO,
Fakultas Ekonomi UNS; dan DODDY SETIAWAN
Metode Penelitian:
1. Populasi & Sampel: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah
kabupaten/kota seluruh Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasi
melalui website www.bpk.go.id. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan purposive sampling (Sekaran, 2003).
2. Data Dan Sumber Data: Data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut dikumpulkan dari
catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy yang diperoleh dari hasil
download pada website dan dokumentasi arsip-arsip Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK RI) yaitu www.bpk.go.id dan sumber lain yang terkait.
3. Model Penelitian: Penelitian ini menggunakan model binary logistic regression. Model
binary logistic regression merupakan regresi dengan dua kategori (binary) (Ghozali, 2006).
Pengujian dengan binary logistic regression mengesampingkan asumsi normalitas data
penelitian, karena variabel penelitian merupakan campuran antara variabel kontiyu (metrik)
dan kategorial (non metrik) sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2006). Selain itu, model
penelitian ini juga mengesampingkan asumsi klasik yang terdiri dari heteroskedastisitas,
autokorelasi dan multikolineritas (Ghozali, 2006).
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan pemerintah daerah mempunyai nilai relevan terkait dengan kondisi financial
distress pemerintah daerah di Indonesia. Simpulan ini didasarkan pada hasil pengujian model
penelitian dengan binary logistic regression yang menunjukkan bahwa variabel ROA, POSGW,
CLGW, CL dan LTDA berpengaruh terhadap financial distress pemerintah daerah di Indonesia
pada periode satu tahun setelah tahun penerbitan laporan keuangan. Untuk pengujian
prediksi financial distress dua tahun
setelah tahun penerbitan laporan keuangan pemerintah daerah membuktikan bahwa variabel
PERGW, LCO, LTDA dan DTR berpengaruh terhadap probabilitas pemerintah daerah
mengalami financial distress.
3.2. Pembahasan.
KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Komponen laporan keuangan sector public yang lengkap meliputi :
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan diatas dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan
keuangan sector public
Aktiva-aktiva financial
Investasi yang diperlukan dengan
metode ekuitas
Persediaan
Cadangan (provision)
Kewajiban tidak lancer
Pemulihan
transaksi
non
pertukaran, termasuk pajak dan
transfer
Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan p olitik
tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :
a. Membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan
b. Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi
c. Membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang
terkait dengan masalah keuangan lainnya
d. Membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Govermental Accounting Standards Board (GASB) dalam Concepts Statement No. 1 tentang
Objectives of Finacial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar dari
pelaporan keuangan di pemerintah.
Akuntabilitas merupakan tujuan tertinggi pelaporan keuanganpemerintah. GASB
menjelaskan keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan keuangan sebagai berikut:
12
Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu entitas mengacu pada seberapa bagus nilai ekonomi suatu entitas
pada waktu tertentu. Nilai ekonomi merupakan selisih antara sumber daya total yang dimiliki
oleh suatu entitas dengan total utang yang menjadi kewajibannya.. Unit pemerintah dapat
dipandang sebagai lembaga politik dan juga sebagai lembaga usaha. Sebagai lembaga politik,
pemerintah merupakan alat untuk menyejahterakan konstituennya. Di sisi lain, pemerintah
juga dapat di pnadang sebagai lembaga usaha yang dapat dibenarkan secara hokum untuk
memmiliki kekayaan,melakukan kontrak, dan transaksi ekonomi sebagaimana perusahaan
swasta.
Konsep nilai bersih lebih relevan untuk memandang pemerintah sebagai entitas usaha yang
memiliki kekayaan dan utang. Informasi akuntansi dibutuhkan untuk memprediksi nilai bersih
unit pemerintah dan mengukur kondisi ekonomi ekonomi pemerintah. Informasi mengenai
kondisi ekonomi pemerintah tersebut penting sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
ekonomi, social, dan politik baik oleh pemerintah maupun konstituen pemerintah.
partisipasi banyak pihak, sehingga informasi financial sangat diperlukan agar public dapat
mengevaluasi anggaran yang diajukan pemerintah.
Membuat anggaran membutuhkan pertimbangan-pertimbangan teknis akuntansi yang
matang. Dalam membuat anggaran, akuntansi dibutuhkan terutama untuk mengestimasi
biaya program dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah da n perubahan-perubahan
yang akan terjadi. Informasi akuntansi sangat membantu dalam pemilihan program yang
efektif sesuai dengan kemampuan ekonomi pemerintah.
informasi
mengenai
bagaimana
oganisasi
memperoleh
dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali
utang, dan mengenai factor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pemakai dalam memahami
informasi keuangan yang diberikan.
PEMAKAI LAPORAN
KEPENTINGANNYA
KEUANGAN
SEKTOR
PUBLIK
DAN
Pemakai laopran keuangan sector public dapat diidentifikasikan dengan menelusur siapa yang
menjadi stakeholder organisasi. Stakeholder organisasi sector public telah dibahas pada bab
2, pada bab ini akan dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan kebutuhan
masing-masing kelompok pengguna laporan keuangan sector public tersebut.
Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai laporan
keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai laporan
keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai laporan
keuangan tersebut adalah:
1. Pembayar pajak (taxpayers)
2. Pemberi dana bantuan (grantors)
6. Pemasok (vendor)
3. Investor
4. Pengguna jasa (fee-paying service
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
recipients)
5. Karyawan/pegawai
9. Pemilih (voters)
10. Badan pengawas (oversight bodies)
aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level
pemerintahan yang lebih tinggi.
Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sector public menjadi lima kelompok,
yaitu:
1. Lembaga pemerintah (governing bodies)
2. Investor dan kreditor
3. Pemberi sumber daya (resource providers)
4. Badan pengawas (oversight bodies)
5. konstituen
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony adalah dengan
mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk organisasi pemerintahan saja,
sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan untuk sector
pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan
pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut konstituen; ia
mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya;
investor dan kreditor dikelompokkan menjadi satu.
Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan sector
public menjadi 12 (dua belas) kelompok, yaitu:
1. Anggota terpilih (elected members)
7. Pesaing (competitors)
2. Masyarakat
sebagai
pemilih
dan/atau pembayar pajak
3. Pelanggan atau klien
8. Regulator
9. Pemberi pinjaman (lenders)
10. Donor dan sponsor
4. Karyawan/pegawai
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sector public menurut Borgonovi dan Anessi Pessina (1997):
1. Masyarakat pengguna jasa public
2. Masyarakat pembayar pajak
3. Perusahaan dan organisasi social ekonomi yang menggunakan pelayanan public
sebagai input atas aktivitas organisasi
4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5. Badan-badan international, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.
6. Investor asing dan Country Analyst
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga Negara.
16
18
3. Komposisi investasi
4. Kekayaan pemerintah
5. Komposisi kewajiban
6. Ravaluasi cadangan
7. Komposisi hutang pension
lain-lain
20. Komposisi pengeluaran kas
keuangan
11. Komposisi pendapatan
12. Komposisi pengeluaran
mata uang
Fokus Finansial
Sebagian besar diukur secara
non-finansial
Pertanggungjawaban kepada
parlemen dan masyarakat luas
finansial
Pertanggungjawaban kepada
pemegang saham dan kreditur
akuntansi.
Laporan keuangan diperiksa oleh
auditor independen
Accrual Accounting
PERSAMAAN
Laporan keuangan pemerintahan yang buruk dapat menimbulkan implikasi negatif, antara lain
:
a. Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana publik.
20
b. Investor akan takut menanamkan modalnya karena laporan keuangan tidak dapat
diprediksi yang berakibat meningkatnya resiko investasi.
c. Pemberi donor akan mengurangi atau menghentikan bantuannya.
d. Kualitas keputusan menjadi buruk.
e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan kinerja aktual.
Pemberi informasi keuangan yang tidak dapat diandalkan akan mempengaruhi kualitas
keputusan baik bagi pemakai internal meupun pemakai eksternal.
BAB IV Penutup.
4.1. Kesimpulan
Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan teknik analisis pada laporan
dan data keuangan untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan hubungan yang
berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa Laporan Keuangan
mengkonversi data-data menjadi informasi.
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta
Laporan Perubahan Modal, di mana Neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aktiva,
hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan
(laporan) Rugi Laba memperlihatkan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta
biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukan
sumber dan penggunaan atau alasan alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya
membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal
kerja, laporan sumber dan penggunaaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab - sebab
perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar- daftar lainnya.
Dalam Prinsip- prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta 1974)
dikatakan bahwa laporan keuangtan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan keterangan yang dimuat dalam lampiran lampirannnya antara lain laporan
sumber dan penggunaan dana-dana.
4.2. Saran.
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan oleh pemerintah,
baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi keuangan muncul sebagai konsekuensi
konsep pertanggungjawaban publik. Pertanggungjawaban publik mensyaratkan organisasi
publik untuk memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan (accountability & stewardship).
21
Daftar Pustaka.
Wikipedia, Laporan Keuangan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
22