PBL Halusinasi Kelompok 4
PBL Halusinasi Kelompok 4
HALUSINASI
DISUSUN OLEH:
Andrianus Atu Rani
Charmelian S A P
(201211012)
(201211005)
Finisha Putri
(201211012)
Kensya Leatemia
(201211015)
Lidwina Ruri
(201211017)
(201211021)
(201201129)
Patrisia Cristina
(201211031)
Regina C F Ngambut
(201211034)
Reysa Herlina
(201211035)
PBL HALUSINASI
1. Menurut anda, apakah bentuk gangguan yang dialami pada klien diatas? Berikan
alasannya!
Masalah yang dialami oleh klien adalah Halusinasi pendengaran, karena klien sering
mendengar suara yang menyuruh klien marah-marah.
Halusinasi adalah khayalan yang berupa pandangan, suara, sentuhan, tanpa didorong
stimulus dari luar. (Fountain, 2009).
Halusinasi adalah persepsi salah yang diterima panca indra dan berasal dari stimulus
eksternal yang biasanya tidak di interpretasikan ke dalam pengalaman. (Stuart, 2009)
Jenis-jenis halusinasi:
a. Halusinasi Pendengaran, meliputi mendengar suara-suara, paling sering adalah suara
orang berbicara atau membicarakan klien. Mungkin ada satu atau banyak suara; dapat
berupa suara orang yang dikenal atau tidak dikenal. Halusinasi ini paling sering
dialami klien dibandingkan dengan halusinasi yang lain. Halusinasi perintah adalah
suara-suara yang menyuruh klien mengambil tindakan, sering kali membahayakan diri
sendiri atau orang lain yang dianggap berbahaya.
b. Halusinasi Penglihatan, dapat mencakup melihat bayangan yang sebenarnya tidak
ada sama sekali. Halusinasi ini merupakan jenis halusinasi kedua yang paling sering
terjadi.
c. Halusinasi Penciuman, meliputi mencium aroma atau bau padahal di tempat tersebut
tidak ada bau. Jenis halusinasi ini sering kali ditemukan pada klien demensia, kejang
atau stroke.
d. Halusinasi Taktil, mengacu pada sensasi seperti aliran listrik yang menjalar ke seluruh
tubuh atau binatang kecil yang merayap dikulit. Halusinasi taktil paling sering
ditemukan klien yang mengalami putus alcohol.
e. Halusinasi Pengecapan, termasuk rasa yang tidak hilang pada mulut, perasaan adanya
rasa makanan dan berbagai zat lainnya yang dirasakan oleh indra pengecapan klien.
Rasa tersebut dapat berupa rasa logam atau pahit atau mungkin seperti rasa tertentu.
f. Halusinasi Kenestetik, meliputi laporan klien bahwa ia merasakan fungsi tubuh yang
biasanya tidak dapat dideteksi. Contohnya yaitu sensasi pembentukan urine atau
impuls yang ditransmisikan melalui otak.
g. Halusinasi Kinestetik, terjadi ketika klien tidak bergerak tetapi melaporkan sensasi
gerakan tubuh. Gerakan tubuh yang dilaporkan kadang tidak lazim, misalnya melayang
di atas tanah.
Kesimpulan: Halusinasi adalah perubahan persepsi sensori tanpa adanya stimulus dari
luar.
2. Faktor predisposisi pada klien:
Interpersonal dan
psikoanalitik
1. Sering diejek
karena putus
sekolah
2. Orang tua
bercerai saat
kelas 1 SD
3. Hubungan klien
dengan ayah
tirinya kurang
harmonis
4. Child abused
5. Ibu lebih
memperhatikan
adik tirinya
6. Tidak memiliki
teman dan
jarang bergaul
7. Cinta pernah
ditolak
8. Tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
keluarga
9. Terfiksasi masa
tumbang: laten
dan juvennile
Eksistensial
1. Merasa tidak
berharga karena
tidak bisa menjaga
adiknya
2. Merasa tidak bisa
membahagiakan
istri
3. Terfiksasi masa
tumbang: industry
vs inferiority
Social
1. Kemiskinan
Biologis
1. Paman dan bibi
sehingga harus
klien pernah
putus sekolah
2. Orang tua bercerai
3. Tidak mempunyai
mengalami
gangguan jiwa
2. Pernah dirawat 2x
di RSJ
3. Riwayat halusinasi
4. Gangguan
neurotransmiter:
dopamine
meningkat
5. Tidak berobat
secara teratur
10. Terapi modalitas yang dapat diberikan pada klien diatas beserta tujuannya!
a. Terapi perilaku, digunakan untuk mengajarkan klien untuk mengontrol prilakunya
b. Terapi kognitif, digunakan untuk mengajarkan klien bahwa halusinasinya tidak nyata
dengan berbagai cara. Cara kognitif yang bermanfaat bagi klien dengan halusinasi
adalah:
a) Teknik penemuan fakta- fakta ( questioning the evidence ), Perawat memfasilitasi
klien agar membiasakan menuangkan pikiran-pikiran abstraknya
secara
langsung
pada
setiap
keadaan
(sehat-sakit),
bertujuan
untuk
atau diarahkan seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa terlatih, Tujuan terapi
kelompok dapat dibagi menjadi 2:
Tujuan umum :
a) Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan atau reality testing
b) Membentuk sosialisasi
c) Meningkatkan fungsi psikologis yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan
antara reaksi , emosional diri dengan perilaku defense dan adaptasi.
d) Membangkitakan motivasi bagi kemajuan fungsi- fungsi psikologis seperti
kognitif dan afektif
Tujuan Khusus:
a)
b)
c)
d)
Daftar Pustaka
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta. EGC.
Stuart, Gail W. dan Michele T. Laraia. 1998. Stuart & Suddens Principles and Practice of
Psychiatric Nursing. Ed. 6. Mosby:USA.
Townsend, Mary C. 2009. Diagnosa Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.
Videbeck, Sheila . L. 2008. Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.