DI PERGURUAN TINGGI
Oleh : Armiah, S.IP, M.Si
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat
keanekaragaman
berbagai
yang
sangat
keanekaragaman
kompleks.
tersebut
Masyarakat
dikenal
dengan
dengan
istilah
berjenjang
yang
yang
mampu
mengakomodasi
menjadi
pengikat
perbedaan-perbedaan
dan
seperti
dalam
menghadapi
Paradigma komunikasi
masalah-masalah
keberagaman.
maka
diperlukan
strategi
khusus
untuk
memecahkan
multikultural
menawarkan
solusi
melalui
penerapan
dikarenakan
civitas
akademis
menjadi
sentral
perspektif,
aliran-aliran.
Pengungkapan
pelbagai
ilmu
ini
menjadi
terjembatani.
Karenanya,
para
pendidik
dituntut
multikultural
seperti
demokrasi,
humanisme,
dan
disiplin
menerapkan
ilmu
yang
nilai-nilai
ditekuninya,
keberagamaan
tetapi
dalam
juga
mampu
memahami
dan
dalam
berbagai
kegiatan
intrakurikuler
maupun
ekstrakurikuler.
Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi multikultural ini
semakin terasakan karena semakin terbukanya pergaulan kita
dengan orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda, disamping
kondisi bangsa Indonesia yang sangat majemuk dengan berbagai
ras, suku bangsa, agama, latar belakang daerah (desa/kota), latar
belakang
pendidikan,
dan
sebagainya,
dalam
konteks
ruang
lewat
pendekatan
komunikasi
multikultural
ini
di dunia,
karena
tidak
2.
pengalaman
anggota-anggota
budaya
nilai-nilainya
3.
berbeda.
Nilai-nilai
masyarakat
4.
lainnya.
Setiap individu
5.
nilai-nilainya sendiri.
Perbedaan-perbedaan
setiap
dan/atau
tersebut
sebaik
budaya
individu
itu
meskipun
nilai-nilai
berhak
penting,
masyarakat
menggunakan
namun
ada
6.
7.
8.
masalah manusia.
Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar
pribadi adalah suatu usaha yang memerlukan keberanian dan
kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia orang itu
bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita
pelajari
9.
dari
dia,
tetapi
semakin
berbahaya
untuk
memahaminya.
Pengalaman-pengalaman antar budaya dapat menyenangkan
yang
diperoleh
terhadap
interaksi
manusia
ke
pandangan
multikultural.
11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan
penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan-perbedaan
tersebut
secara
arbitrer
tidaklah
menyusahkan
atau
memudahkan.
12. Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan
bukan pula stereotip. Karena itu seorang komunikator tidak
dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini
kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya
siap untuk berperan serta dalam menciptakan lingkungan
komunikasi yang efektif dan saling memuaskan.
Besarnya arti penting komunikasi multikultural ini, menurut
Lasmawan (2004), dikarenakan proses penanaman cara hidup
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya
yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural perlu ditanamkan
sedini mungkin. Lewat komunikasi multikultural, diharapkan proses
penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap
keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat
plural,
dapat
berjalan
dengan
baik.
Dengan
komunikasi
suatu
budaya
yang
lain.
Oleh
karena
itu,
sebelum
komunikasi
melibatkan
unsur-unsur
sumber
merefleksikan
bagaimana
seseorang
hidup
dan
Bahasa,
persahabatan,
kebiasaan
makan,
praktek
untuk
pesan,
memperhatikan
dan
dan
kondisi-kondisinya
menafsirkan
pesan.
untuk
Budaya
mengirim,
merupakan
beraneka
ragam
pula
praktek-praktek
komunikasi
yang
berkembang.
Memahami Perbedaan-Perbedaan Budaya
Budaya adalah gaya hidup yang unik dari suatu kelompok
manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh
sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang
lainnya-budaya dimiliki oleh seluruh manusia. Dengan demikian
seharusnya budaya menjadi salah satu faktor pemersatu.
Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau
lingkungan
sosial
mereka
sebagai
suatu
adaptasi
terhadap
Mereka
dipengaruhi
oleh
adat
dan
pengetahuan
sehingga
jika
kita
ingin
lebih
mudah
memahami
2.
3.
5.
6.
Hubungan-Hubungan.
Budaya
juga
mengatur
hubungan-hubungan
manusia
dan
sistem
nilai
menentukan norma-norma
yang
dianutnya,
perilaku bagi
suatu
budaya
masyarakat yang
yang
dimiliki
seseorang
atas
dirinya
bisa
sementara
budaya-budaya
lain
lebih
terbuka
dan
berubah.
9.
budaya
lain
adalah
kunci
untuk
menjadi
&
Porter
(2004)
mendefinisikan
kompetensi
individu
untuk
mengelola
masalah-maslah
kunci
dalam
dalam
komunikator
yang
menghadapi
kompeten
itu
tekanan.
dapat
Atau
dikatakan
menjadi
sebgai
yang berbeda.
Kompetensi
pengalaman
kita
terbangun
bergaul
berjalan
dengan
dengan
orang-orang
waktu
dari
dan
berbagai
Amerika,
mereka
tidak
terlalu
mempermasalahkan
diri.
Adapun
memamahi
diri
sendiri
dimulai
dari
atau rajin
Jerman,
mereka
menghargai
objektifitas
pada
saat
mengatakan
gay
untuk
homoseksual,
latino
untuk
Mengembangkan Empati
Langkah
yang
selanjutnya
adalah
mengembangkan
empati.
menggunakan
pihak
perilaku
diterima
budaya
lain,
menghindari etnosentrisme.
Berhati-hati dengan Perbedaan mendengar dalam konteks
budaya yang berbeda
Mendengar erat kaitannya dengan berbicara. Oleh karena itu
mendengarkan juga menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Seperti misalnya di beberapa negara mereka menghargai diam
daripada berbicara. Bagaimana caranya kita dapat mendengar
dalam situasi seperti ini. Untuk berhadapan dengan mereka kita
harus paham apa budaya yang melatarbelakanginya. Di budaya lain
misalnya mereka menganggap mulut kita adalah pedang kita. Pada
budaya yang seperti ini kita harus tahu kapan harus berbicara dan
kapan harus diam.
10
apa
kita
harsu
berbicara
dengan
orang
lain
untuk
Tantangan
kecenderungan
sikap
besar
terhadap
etnosentris,
adaptasi
penggunaan
bahasa
adalah
yang
adalah
dengan
memahasi
budaya
berbeda
dan
komunikasi
multikultural
dalam
masyarakat
modern saat ini mutlak dilakukan terlebih pada salah satu elemen
masyarakat, yakni masyarakat perguruan tinggi. Sebagai salah satu
11
ganda
depan
pengusung
ilmu
pengetahuan.
Lewat
12