Anda di halaman 1dari 8

Kelainan Kulit Dermatitis Atopik dan Penanganannya

Alfred Wema Lotama


102013356

Kelompok : F9
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Kampus II, Jl. Terusan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
alfredwema@gmail.com
Abstrak

Dermatitis atopik (D.A) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor herediter
dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta,
skuama dan pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor
psikologik, atau akibat bahan kimia atau iritan. Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan
kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Eksema
dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
Kata kunci: Dermatitis, inflamasi, Dermatitis atopik
Abstract
Atopic Dermatitis (D. A) is an inflammatory reaction of the skin disorders based on hereditary factors
and environmental factors, are chronic residif with symptoms of erythema, papules, vesicles, leprosy,
skuama and pruritus is superb. When a residif is usually accompanied by infection, allergy, or a factor of
psikologik, or as a result of chemicals or irritants. Atopic Dermatitis or eczema is a chronic inflammation
of the skin that is dry and itchy, which generally begins in early childhood. Eczema can cause itchiness
that is not bearable, inflammation, and sleep disorders.
keywords: Dermatitis, Atopic Dermatitis, inflammatory

Pendahuluan
Dermatitis adalah peradangan kulit sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik dan keluhan gatal. Tanda polimorfik
tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa. Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis. Dermatitis atopik (DA) adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal,
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang
kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan kulit.

Anamnesis
1. Alloamnamesis / autoamnamesis
2. Identitas: nama, usia (10th), alamat.
3. RPS:
- Dari sejak kapan gatalnya ?
- Dimana daerah yang gatal ?
- Gatalnya pada pagi / siang / malam hari ?
- Gatalnya tibul saat berkeringat atau tidak ?
4. RPD:
- Sebelumnya pernah mengalami hal seperti ini apa tidak?
- Sudah pernah kedokter?
- Sudah diberi obat ? bagaimana perkembangannya, membaik / memburuk / biasa saja ?
5. RPK:
- Dirumah apa ada yang memiliki gejala yang sama ?
6. Riwayat Sosial-ekonomi:
- Bagaimana tempat tinggalnya, bersih / tidak ?
- Mandi sehari berapa kali ?
- Tidurnya bersama-sama atau tidak ?
- Apakah anda memakai handuk bersama ?
- Apakah sering bermain dengan bahan-bahan kimia ? seperti sabun cuci,dll ?

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kelainan kulit harus dilakukan dengan baik dan aman bagi pasien dan pemeriksa.
Mempunyai dugaan berdasarkan anamnesis dan mengambil inisiatif untuk mencegah kemungkinan
penularan merupakan tindakan yang baik seperti menggunakan sarung tangan.
Look:

Melihat dan mengetahui jenis efloresensi yang terdapat pada pasien.

Mengenal adanya perbedaan warna kulit dan kedalaman kelainan yang terdapat pada kulit.

Melihat permukaan dan batas-batas yang terdapat pada efloresensi.

Feel.

Meraba permukaan dan konsistensi pada efloresensi.

Meraba adanya perubahan suhu pada efloresensi.

Menanyakan adanya rasa nyeri pada tekan dan adanya kemerahan pada saat tekan/tidak.

Pemeriksaan Penunjang
2

Imunoglobulin

IgG, IgM, IgA dan IgD biasanya normal atau sedikit meningkat pada penderita dermatitis
atopik. 7 % penderita dermatitis atopik mempunyai kadar IgA serum yang rendah, dan
defisiensi IgA transien banyak dilaporkan pada usia 3-6 bulan. Kadar IgE meningkat pada
80-90% penderita dermatitis atopik dan lebih tinggi lagi bila sel asma dan rinitis alergika.
Tinggi rendahnya kadar IgE ini erat hubungannya dengan berat ringannya penyakit, dan
tinggi rendahnya kadar IgE tidak mengalami fluktuasi baik pada saat eksaserbasi, remisi, atau
yang sedang mendapat pengobatan prednison atau azatioprin. Kadar IgE ini akan menjadi
normal 6-12 bulan setelah terjadi remisi.1
Leukosit
a. Limfosit
Jumlah limfosit absolut penderita alergi dalam batas normal, baik pada asma, rinitis
alergik,maupun pada dermatitis atopik. Walaupun demikian pada beberapa penderita
dermatitis atopik berat dapat disertai menurunnya jumlah sel T dan meningkatnya sel.1
b. Eosinofil
Kadar eosinofil pada penderita dermatitis atopik sering meningkat. Peningkatan ini
seiringdengan meningkatnya IgE, tetapi tidak seiring dengan beratnya penyakit.1
c. Leukosit polimorfonuklear (PMN)
Dari hasil uji nitro blue tetrazolium (NBT) ternyata jumlah PMN biasanya dalam batas
normal.1

Diagnosis Kerja
Dermatitis Atopik

Atopi adalah sebuah desposisi familial untuk produksi antibody IgE dalam respon untuk
menurunkan dosis dari allergen dan untuk mengembangkan penyakit tipikal seperti asma, rhino
conjungtivitis, dan dermatitis atopik.2
Diagnosis D.A. ditetapkan melalui dua kriteria yaitu :
a. Kriteria mayor
Pruritus
Dermatitis dimukaan atau ekstensor pada bayi dan anak
Dermatitis difleksura pada dewasa
Dermatitis kronis atau residif
Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
b. Kriteria minor
Xerosis
Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus herpes simpleks)
Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
Iktiosist/hiperliniar palmaris/keratosis pilaris
Pitiriasis alba
Dermatitis di papila mame
White dermographism dan delayed blanch response
Keilitis
Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subkapsular anterior
Orbita menjadi gelap
Muka pucat atau eritem
Gatal bila berkeringat
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap makanan
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan positif
Kadar IgE di dalam serum meningka
Diagnosis D.A. ditegakkan dengan syarat harus mempunyai kondisi kulit gatal (itchy skin) atau
dari laporan orang tuanya bahwa anaknya suka menggaruk atau menggosok. Ditambah 3 atau
lebih kriteria berikut:2
Riwayat terkenanya lipatan kulit, misalnya lipat siku, belakang lutut, bagian depan
pergelangan kaki atau sekeliling leher (termasuk pipi anak usia di bawah 10 tahun).
Riwayat asma bronkial atau hay fever pads penderita (atau riwayat penyakit
atopi pada keluarga tingkat pertama dan anak di bawah 4 tahun).
Riwayat kulit kering secara umum pada tahun terakhir.
4

Adanya dermatitis yang tampak di lipatan (atau dermatitis pads pipi/dahi dan anggota
badan bagian luar anak di bawah 4 tahun).
Awitan di bawah usia 2 tahun (tidak digunakan bila anak di bawah 4 tahun).

DA Infantil ( 2 bulan 2 tahun)


DA ini muncul pada tahun pertama saat kelahiran, lesi mula mula di muak (pipi, dahi) berupa
papulovesikel yang halus, lesi kemudian meluas ke tempat lain. Bila anak mulai merangkak
maka akan muncul di lutut, ekstenor tungkai bawah. DA ini kemudian dapat hilang atau berlanjut
menjadi fase anak.
DA Fase Anak (2 tahun-10 tahun)
DA ini dapat merupakan lanjutan fase bayi dan biasa muncul sendiri. Lesi lebih kering, tidak
begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan skuama. Letak predileksi di lipat lutut,
leher, pergelangan tangan bagian flexor.
DA Fase Dewasa
Pada fase ini lesi kulit dapat berupa plak papular-eritematosa dan berskuama atau plak
likenifikasi yang gatal. DA pada fase remaja lokalisasi lesi di lipat siku, lipat lutut, dan samping
leher, sedangkan pada fase dewasa distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan
dan pergelangan tangan, dapat pula ditemukan setempat. Lama lama lesi dapat terjadi
hiperpigmentasi

Diagnosis Banding
1. Dermatitis numularis
dermatitis berbentuk seperti coin atau agak lonjong, dengan eflorensi berupa
papulovesikel, biasa mudah pecah sehingga basah.2
Gejala klinis:
a. Sangat gatal
b. Terlihat dermatitis sebesar uang logam
c. Terdiri atas eritem, edema, vesikel, krusta atau papul.
Predileksi :
Ekstensor ekstrimitas dan biasanya bagian bawah
2. Dermatitis Kontak
a. Dermatitis kontak iritan
Dermatitis ini biasa disebabkan oleh kontak bahan iritan, yang mempunyai efek
merusak kulit. Misalnya bahan pelumas, zat kimia, deterjen
Gejala klinis :
1. DKI akut
5

Muncul 24 jam atau lebih setelah kontak, dan berlangsung lambat. Penderita
biasanya baru merasa pedih esok harinya, pada awalnya terlihat eritema dan
kemudian menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.2
2. DKI kronis
Ini merupakan DKI yang tersering, karena biasanya disebabkan oleh kontak iritan
lemah yang berulang-ulang secara menerus dalam waktu yang lama.
Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal dan
likenifikasi dengan batas tidak tegas2
b. Dermatitis kontak alergik
Dermatitis kontak alergik merupakan suatu dermatitis yang timbul setelah kontak
dengan allergen melalui proses sensitisasi.2
Gejala klinis :
Penderita awalnya ada kontak dengan bahan allergen, kemudia timbul gatal dan pada
yang akut kelainan kulit berupa bercak eritema berbatas jelas, kemudia diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula.

3. Dermatitis Seboroik
merupakan peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea
Gejala klinis:
Kulit tampak berminyak biasa berskuama dan menghasilkan minyak juga, pada kepala
tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe).3

Etiologi
Pada penderita terdapat atopi, atopi (out of place) ialah hipersensitivitas bawaan. Pada penderita
dan anggota keluarganya terdapat stigmata atopik, ialah:
a.
b.
c.
d.

Rinitis alergik, asma bronkial


Alergi terhadap serbuk bunga di sertai demam ( hay fever)
Alergi terhadap berbagai alergen protein (poli-valen)
Pada kulit : dermatitis atopik, dermatografisme putih dan kecenderungan timbulnya

urtika.
e. Resistensi menurun terhadap infeksi virus
f. Lebih sensitif terhadap serum atau obat
g. Kadang-kadang terdapat katarak juvenilis.
Selain terdapat faktor herediter (stigmata atopik), terdapat pula beberapa faktor etiologik lain.
Penderita biasanya gugup, mudah teriritasi (irritable). Banyak faktor psikologik dan
psikosomatik dapat menjadi faktor pencetus. Fenomen sensitisasi di sebabkan oleh alergen per
ingestionem, per inhalationem atau dengan kontak langsung.4

Epidemiologi
Penyakit ini dapat menyerang semua kalangan dan tersebar luas, biasa menyerang bayi
pada usia 2 bulan sampai 2 tahun, anak pada usia 3-10 tahun, dan dewasa 13-30 tahun. DA
cenderung diturunkan. Lebih lagi dari seperempat anak dari seorang ibu yang menderita atopi
akan mengalami DA pada masa kehidupan 3 bulan pertama. Resiko mewarisi DA lebih tinggi
bila ibu yang menderita DA dibandingkan dengan ayah. Tetapi, bila DA yang dialami berlanjut
hingga masa dewasa, maka resiko untuk mewariskan kepada anaknya sama saja yaitu kira-kira
50%.3

Patofisiologi
Berbagai faktor ikut berinteraksi dalam patogenesis D.A., misanya faktor genetik,
lingkungan, sawar kulit, farmakologik, dan imunologik. Konsep dasar terjadinya D.A. adalah
melalui reaksi imunologik, yang diperantarai oleh sel-sel yang berasal dari sumsum tulang.
Kadar IgE dalam serum penderita D.A. dan jumlah eosinofil dalam darah perifer umumnya
meningkat. Terbukti bahwa ada hubungan secara sistemik antara D.A. dan alergi saluran napas,
karena 80% anak dengan D.A. mengalami asma bronkial atau rinitis alergik. Dari percobaan
pada tikus yang disensitisasi secara epikutan dengan antigen, akan terjadi dermatitis alergik, IgE
dalam serum meningkat, eosinofilia saluran napas, dan respons berlebihan terhadap
metakolin. Hal tersebut menguatkan dugaan bahwa pajanan allergen pada D.A. 4

Penatalaksanaan

Dermatitis atopik umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Sebagian
penderita mengalami perbaikan sesuai dengan bertambahnya usia. Langkah pertama dalam
penatalaksanaan penderita dermatitis atopik adalah menghindari dan mengurangi faktor
penyebab, misalnya makanan, faktor inhalan, atau faktor pencetus sel, walaupun masih
kontroversial ternyata bayi yang memperoleh air susu ibu lebih jarang menderita dermatitis
atopik dibandingkan bayi yang memperoleh pengganti air susu ibu.5

Perawatan Kulit Hidrasi adalah terapi dermatitis atopik yang esensial. Dasar hidrasi yang
adekuat adalah peningkatan kandungan air pada kulit dengan cara mandi dan menerapkan
sawar hidrofobik untuk mencegah evaporasi. Mandi selama 15-20 menit 2 kali sehari tidak

menggunakan air panas dan tidak menambahkan oil (minyak) karena mempengaruhi
penetrasi air.5

Topikal:3
o Pada bentuk bayi, beri kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit,
misalnya kirim hidrokortison 1-1,5 %
o Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi, dapat diberi kortikosteroid
kuat, seperti betametason dipropionat 0,05% atau desoksimetason 0,25%, Asam
salisilat 1-3% dalam salep dapat dikombinasikan untuk efek yang lebih kuat

Sistemik:3
o Antihistamin golongan H untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.
o Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mengalami kekambuhan.
o

Jika ada infeksi sekunder, beri antibiotic seperti, eritromisin dan tetrasiklin

Kesimpulan
Derrmatitis Atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, diserrtai gatal, yang
umumnya sering terjadi pada bayi dan anak anak. Penyakit ini berhubungan dengan kadar
serum igE dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Pasien berumur 10 tahun, datang
dengan keluhan papul bersisik kemerahan dan gatal pada badan serta kedua tungkai atas dan
bawah. Untuk diagnosis pasti dari atopik harus di temukan minimal tiga dari gejala mayor dan
minor. Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka
1. Parwati. Tes kulit dalam Diagnosis Rinitis Alergi. Surabaya: Media Perhati;2004.h.18-23.
2. Sularsito SA, Hamzah M, Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:
FKUI; 2010.h.138-47.
3. Siregar S, Saripati Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta:EGC; 2014.h.104. 117-8.
4. RED BOOK. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6. Jakarta:
Gramedia; 2005.h.1386-8,1393-5.
5. Nursewian. Dermatitis Atopik (Eksim) pada Anak. Di unduh dari
http://buletinkesehatan.com/dermatitis-atopik-eksim-pada-anak/ pada 22 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai