Bab Iv
Bab Iv
50
Undang-Undang
perusahaan
Negara)
semua
51
Telekomunikasi
(Perumtel)
yang
menyelenggarakan
jasa
(INDOSAT)
yang
ditunjukkan
sebagai
penyelenggara
hubungan telekomunikasi luar negeri. Saat itu PT. IDOSAT masih berstatus
perusahaan asing yaitu dari American Cable and Radio Corp yang
merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan Peraturn Negara Bagian
Delaware, Amerika Serikat. Seluruh saham PT. INDOSAT yang
bermodalkan asing pada tahun 1980 dibeli oleh Indonesia dari American
Cable and Radio Corp.
52
infrastruktur
yang
Kerja
Sama
Operasi
(KSO)
dan
persiapan go
wilayah
usaha
telekomunikasi
(Witel)
dan
secara da
53
Penyelenggara Komunikasi yang berarti PT. TELKOM di berikan batasanbatasan atau area tertentu dalam jangkauan telekomuniksasinya dengan
tujuan persesuaian dengan perusahaan telekomunikasi swasta.
Dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan dan sekaligus
mengatasi pendanaan, maka PT. TELKOM mengikut sertakan swasta dalam
pembangunan prasarana jaringan, penyedian jasa khusus dan pelaksanaan
operasi. Partisipasi swasta dikenal dalam bentuk Pola Bagi Hasil (PBH),
perusahaan patungan dan Kerja Sama Operasi (KSO). Divisi KSO dikelola
oleh mitra KSO yang merupakan konsersium beberapa perusahaan dari
dalam dan luar negeri. Massa KSO ditetapkan selama 15 tahun dan pada
akhir massa KSO, seluruh hak, kepemilikan dan kepentingan mitra KSO
yang berkaitan dengan sarana atau jaringan baru serta semua pekrja yang
sedang berjalan dialiahkan pada PT. TELKOM.
PT. TELKOM mengeluarkan keputusan untuk menghimpun dana
dari masyarakat melalui pasar modal baik didalam maupun didalam maupun
diluar negeri melalui pemjualan saham PT. TELKOM terdiri dari saham
Seri-A Dwiwarna dan saham Seri-B Biasa. Saham Seri-A jumlahnya hanya
satu lembar dan dimiliki oleh Negara RI yang tidak dapat dipindah
tangankan ke pihak manapun. Saham Seri-B merupakam saham atas nama
yang dipindah tangankan. Keunggulan saham Seri-A dari pada Seri-B
adalah keistimewaan yang diberikan berupa hak istimewa kepada
pemegangnya diantaranya penentuan pencalonan pengangkatan dan
pemberhentian para anggota Direksi yang dilaksanakn dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
54
2. Produk PT Telkom
a. Telepon, data, dan Internet
1) Telepon tetap (PSTN): layanan telepon tetap yang pernah menjadi
monopoli Telkom di Indonesia
2) TelkomNet Instan: layanan akses internet dial up
3) TelkomNet Astinet: layanan akses internet berlangganan dengan
fokus perusahaan
4) Speedy: layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band)
menggunakan teknologi ADSL
5) e-Business (i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb
Kiostron, TELKOMWeb Plazatron)
6) Solusi Enterprise - INFONET
7) TELKOMLink DINAccess
8) TELKOMLink VPN IP: layanan komunikasi data any to any
connection berbasis IP MPLS.
9) TELKOMNet Whole Sale (VPN Dial): Layanan akses dial up ke
intranet suatu perusahaan yang dilakukan secara remote dan mobile
melalui jaringan data berbasis TCP IP (MPLS/tunneling) pada
TELKOMNet.
10) TELKOM ISDN: jaringan digital yang menyediakan layanan
telekomunikasi multimedia, merupakan pengembangan dari sistem
telepon yang telah terintegrasi.
11) e-Health: layanan solusi untuk entitas kesehatan yang meliputi
sistem informasi dan aplikasi (ePuskesmas, ePharmacy, HIE (Health
Information Exchange).
b. Satelit
1) TELKOMSatelit (Sewa Transponder)
2) TELKOMVSAT (VSAT)
c. Televisi berlangganan berbasis protokol internet
1) Groovia TV
2) UseeTV
55
3. Visi
To become a leading Telecomunication, Information, Media,
Edutainment and Services (TIMES) player in the region
4. Misi
a. Menyediakan layanan more for less TIMES.
b. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
B. Hasil Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan cara menyebar kuesioner kepada pelanggan Speedy
yang terpilih secara acak. Penelitian ini dilakukan dengan mendatangi rumah
pelanggan maupun tanya jawab lewat telepon. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 150 responden. Sampel diambil berdasarkan teori Hair (2010),
dimana sampel diukur berdasarkan jumlah item pertanyaan pada indikator yang
dikalikan 5 sampai 20. Jumlah pertanyaan dalam penelitian ini adalah 22 item,
sehingga jumlah responden minimal untuk penelitian ini dapat diketahui
sejumlah 22 x 5 = 110 responden. Dengan demikian, untuk memastikan bahwa
sampel tersebut representative, sampel yang digunakan berjumlah 150
responden.
1. Analisis Deskriptif
a. Analisis Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini
meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan
pendapatan. Karakteristik responden dijelaskan sebagai berikut:
1) Jenis Kelamin
56
No
Jenis Kelamin
1
2
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(Orang)
94
56
150
Presentase
(%)
62,7
37,3
100
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No
1
Rentang Usia
(tahun)
18-28
Frekuensi
(orang)
68
Presentase
(%)
45,3
57
2
3
29-39
>40
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
72
10
150
48
6,7
100
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No
1
2
Pendidikan Terakhir
SMA
Sarjana/Diploma
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(orang)
61
89
150
Presentase
(%)
40,7
59,3
100
58
Pekerjaan
1
2
3
4
Pelajar/Mahasiswa
Pegawai Negeri/TNI-POLRI
Pegawai Swasta/BUMN
Wiraswasta
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(Orang)
13
18
76
43
150
Persentase
(%)
8,7
12
50,7
28,7
100
responden
(8,7%)
memiliki
pekerjaan
sebagai
(50,7%)
swasta/BUMN.
memiliki
Sebanyak
pekerjaan
sebagai
pegawai
43 responden
(28,7%)
memiliki
59
Karakteristik
responden
Frekuensi
(Orang)
18
25
65
42
150
berdasarkan
Persentase
(%)
12
16,7
43,3
28
100
pendapatannya
60
yang
diperoleh
dari
jawaban
responden
dapat
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Sumber: Data Primer 2015
Akses_Koneksi
150
9,00
19,00
14,1067
2,55187
Perhitungan berdasarkan nilai rata-rata ideal dan standar
Kualitas_Pelayanan
Harga
deviasi ideal adalah
Kepuasan_Pelanggan
Valid N (listwise)
150
14,00
150
4,00
sebagai berikut:
150
5,00
150
39,00
20,00
25,00
27,7667
13,6133
17,5267
5,64072
3,93195
3,91297
1) Akses Koneksi
Hasil uji deskriptif pada variabel akses koneksi diperoleh
nilai minimum sebesar 9,00; nilai maksimum sebesar 19,00; mean
sebesar 14,1067; dan standar deviasi sebesar 2,55187. Selanjutnya
data akses koneksi dikategorikan dengan menggunakan skor rata-rata
ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SDi). Jumlah butir pertanyaan
untuk variabel akses koneksi terdiri dari 4 pertanyaan yang masingmasing mempunyai skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Kategori untuk variabel
akses koneksi disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Kategorisasi Variabel Akses Koneksi (X1)
61
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Interval Skor
X 14,67
9,33 X < 14,67
X < 9,33
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(orang)
64
78
8
150
Persentase
(%)
42,7
52
5,3
100%
62
Kategori
Interval Skor
Tinggi
Sedang
Rendah
X 29,33
18,67 X < 29,33
X < 18,67
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(orang)
64
69
17
150
Persentase
(%)
42,7
46
11,3
100%
penilaian
dalam
kategori
rendah.
Data
tersebut
63
Interval Skor
Tinggi
Sedang
Rendah
X 14,67
9,33 X < 14,67
X < 9,33
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(orang)
61
66
23
150
Persentase
(%)
42,7
46
15,3
100%
4) Kepuasan Pelanggan
Hasil uji deskriptif pada variabel kepuasan pelanggan
diperoleh nilai minimum sebesar 5,00; nilai maksimum sebesar 25,00;
mean sebesar 17,5267; dan standar deviasi sebesar 3,91297.
Selanjutnya
data
kepuasan
pelanggan
dikategorikan
dengan
64
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Interval Skor
X 18,33
11,67 X < 18,33
X < 11,67
Jumlah
Sumber: Data Primer 2015
Frekuensi
(orang)
62
77
11
150
Persentase
(%)
41,3
51,3
7,3
100%
65
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji
salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabelvariabel independen dan dependen harus berdistribusi normal atau
mendekati normal (Ghozali, 2006). Salah satu cara untuk mengetahui
kenormalan distribusi data adalah dengan teknik Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan
dengan melihat nilai signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar
dari 0,05 pada taraf signifikansi alpha 5%, maka menunjukkan
distribusi data normal. Hasil uji normalitas untuk masing-masing
variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Akses_
Kualitas_
Kepuasan_
Koneksi
Pelayanan
Harga
Pelanggan
N
150
150
150
150
Normal Parametersa,b Mean
14,1067
27,7667
13,6133
17,5267
Std. Deviation
2,55187
5,64072
3,93195
3,91297
Most Extreme
Absolute
Sumber:
Data Primer
2015
,090
,099
,105
,076
Differences Berdasarkan
Positive
,090di atas dapat
,073
,054
,061
hasil uji normalitas
disimpulkan
Negative
-,090
-,099
-,105
-,076
Kolmogorov-Smirnov Z
1,216
1,282
bahwa
data penelitian masing-masing 1,102
variabel berdistribusi
normal ,935
Asymp. Sig. (2-tailed)
,176
,104
,075
,346
a. Test distribution is Normal.
karena
memiliki nilai signifikasi yang lebih besar dari 0,05
b. Calculated from data.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen dan variabel dependen mempunyai hubungan yang linier
atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali,
66
Tabel 4.12
Hasil Uji Linieritas
Variabel
Akses Koneksi terhadap Kepuasan
Pelanggan
Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan
Harga terhadap Kepuasan Pelanggan
Sumber: Data Primer 2015
Signifikansi
Keterangan
0,054
Linier
0,118
Linier
0,241
Linier
Berdasarkan hasil uji linieritas di atas, diketahui bahwa masingmasing variabel independen memiliki hubungan yang linier dengan
variabel dependen. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah
linier.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi
linier berganda (Ghozali, 2006). Alat statistik yang sering digunakan untuk
menguji gangguan multikolinieritas adalah nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10,
maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji prasyarat multikolinieritas
dapat dilihat pada tabel berikut.
67
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Dimensi
Tolerance
Akses Koneksi
0,637
Kualitas Pelayanan
0,561
Harga
0,616
Sumber: Data Primer 2015
VIF
1,571
1,781
1,623
Kesimpulan
Tidak terjadi multikolinieritas
Tidak terjadi multikolinieritas
Tidak terjadi multikolinieritas
ke
homoskedastisitas,
pengamatan
dan
jika
yang
varian
lain
tetap
maka
disebut
berbeda
maka
terjadi
68
Dimensi
Akses Koneksi
Signifikansi
0,769
Kualitas Pelayanan
0,757
Harga
0,547
Sumber: Data Primer 2015
Kesimpulan
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Koefisien
Regresi ()
t-hitung
t-tabel
Sig.
Kesimpulan
0,239
0,258
0,373
2,352
5,272
5,553
1,976
1,976
1,976
0,020
0,000
0,000
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Konstanta = 0,769
Adjusted R = 0,591
F-hitung = 70,215
Sig. = 0,000
Sumber: Data Primer 2015
Persamaan regresi berganda berdasarkan hasil analisis regresi dapat
diketahui sebagai berikut:
Y = 0,769 + 0,239X1 + 0,258X2 + 0,373X3 + e
Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa koefisien regresi
akses koneksi (b1), kualitas pelayanan (b2), dan harga (b3) memiliki koefisien
69
regresi positif. Hal tersebut berarti akses koneksi (b1), kualitas pelayanan (b2),
dan harga (b3) memiliki pengaruh secara positif terhadap kepuasan pelanggan
(Y)
4. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi
variabel
dependen.
Pengambilan
keputusan
ini
dilakukan
berdasarkan perbandingan nilai signifikansi dari nilai t hitung masingmasing koefisien regresi dengan tingkat signifikansi yang telah ditetapkan,
yaitu sebesar 5% (=0,05). Jika signifikansi t hitung lebih besar dari 0,05,
maka hipotesis nol (Ho) diterima yang artinya variabel tersebut tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansinya
lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak yang artinya variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Penjelasan untuk
uji t pada masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut:
1) Akses koneksi
Akses koneksi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,020. Dari
hasil uji t pada variabel akses koneksi menyatakan bahwa signifikansi uji
t lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif
sebesar 0,239. Sedangkan nilai t-hitung yang diperoleh yaitu 2,352 lebih
besar dari nilai t-tabel yaitu 1,976. Berdasarkan hasil tersebut maka
70
71
72
produk tersebut terbatas pada akses koneksi, kualitas pelayanan, dan harga.
Akses koneksi, kualitas pelayanan, dan harga dalam penelitian ini berpengaruh
positif baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kepuasan
pelanggan.
1. Akses Koneksi Berpengaruh Positif terhadap Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, akses koneksi
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,020. Dari hasil uji t pada variabel
akses koneksi menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih kecil dari 0,05
dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,239. Sedangkan
nilai t-hitung yang diperoleh yaitu 2,352 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu
1,976. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan akses
koneksi berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan dinyatakan
diterima.
Berdasarkan hasil riset, diperoleh sebanyak 64 responden (42,7%)
memberikan penilaian terhadap variabel akses koneksi dalam kategori
tinggi, 78 responden (52%) memberikan penilaian dalam kategori sedang,
8 responden (5,3%) memberikan penilaian dalam kategori rendah. Data
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan
penilaian pada variabel akses koneksi dalam kategori sedang.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Kotler dan Amstrong
(2004:347) The Ability of a product to perform its funtions yang berarti
kemampuan suatu produk dalam menajalankan fungsinya. Kualitas yang
sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan
penunjang kepuasan konsumen. Kualitas produk berupa akses koneksi
yang tidak stabil dapat mengganggu pelanggan yang membutuhkan
73
untuk
74
Positif
terhadap
Kepuasan
Pelanggan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kualitas
pelayanan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil uji t pada
variabel kualitas pelayanan menyatakan bahwa signifikansi uji t lebih kecil
dari 0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,258.
Sedangkan nilai t-hitung yang diperoleh yaitu 5,272 lebih besar dari nilai
t-tabel yaitu 1,976. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang
menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan dinyatakan diterima.
Berdasarkan hasil riset, diperoleh sebanyak 62 responden (41,3%)
memberikan penilaian terhadap variabel kepuasan pelanggan dalam
75
76
perlu
ditingkatkan
untuk
dapat
mempertahankan
kepuasan
pelanggan.
Berbagai upaya telah dilakukan PT. Telkom untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pelayanan. Berdasarkan hasil riset, PT. Telkom
telah berupaya untuk selalu menegakkan prinsip kesederhanaan, prinsip
kejelasan, dan kepastian waktu. Upaya tersebut meliputi kemudahan dalam
pemasangan produk Speedy, kemudahan dalam pembayaran billing
tagihan Speedy, dan kecepatan dalam menangani keluhan pelanggan (one
day service). PT. Telkom juga menetapkan sistem rekruitmen karyawan
yang cukup ketat untuk mengikuti proses pendidikan dan pelatihan,
77
78
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan harus sesuai dengan manfaat dan
dapat dijangkau, sehingga kepuasan pelanggan dapat dipertahankan.
Hasil riset ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muzammil Hanif, Sehrish Hafeez dan Adnan Riaz (2010) yang berjudul
Factor Affecting Customer Satisfaction yang menunjukkan bahwa harga
yang kompetitif sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Penelitian
yang dilakukan oleh Suwarni, Septiana (2009) juga menunjukkan bahwa
harga mempengaruhi kepuasan dengan sangat signifikan. Penelitian yang
dilakukan oleh Mas Intan Purba (2011) terhadap pelanggan Provider
Telkomsel juga menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat kepuasan pelanggan.
Harga yang ditetapkan perusahaan harus terjangkau dan sesuai
dengan manfaat, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelangga.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga yang terdiri dari
dimensi kesesuaian harga dengan kualitas, kesesuaian harga dengan
manfaat, dan harga bersaing mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Pelanggan PT. Telkom merasa bahwa harga dari produk Speedy masih
dapat dijangkau dan mempunyai berbagai macam alternatif dalam
pemilihan harga sesuai manfaatnya.
Hasil riset menunjukkan berbagai upaya telah dilakukan PT.
Telkom dalam melakukan penetapan harga Speedy. Upaya tersebut
dimaksudkan untuk memberikan variasi harga, sehingga harga paket
produk Speedy menjadi lebih terjangkau. Upaya yang telah dilakukan PT.
Telkom meliputi penetapan harga paket Speedy dengan harga lebih murah,
memberikan berbagai macam promo sesuai paket Speedy, menyediakan
79
80