Anda di halaman 1dari 43

ULKUS KORNEA

Oleh :
Wira Ditya
1010312123
Riri Agsari
1110313057

Preseptor
Dr. Kemala Sayuti, Sp.M(K)

ANATOMI MATA

ANATOMI KORNEA
Kornea: jaringan transparan.
Disisipkan ke sklera di limbus, lengkung

melingkar pada persambungan ini disebut


sulkus skelaris.
Kornea dewasa: tebal 0,54 mm di tengah,
0,65 di tepi, diameter sekitar 11,5 mm.

Kornea terdiri dari 5 lapis:

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensorik

terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf


nasosiliar, saraf V.
Sumber nutrisi kornea: pembuluh-pembuluh
darah limbus, humour aquos, dan air mata.

ULKUS KORNEA
Ulkus Kornea: kerusakan/

kehilangan epitel kornea


yang sampai ke stromal,
yang mempunyai batas/
dinding dan dasar.

Patofisiologi
Lapisan epitel kornea merupakan barier

utama terhadap paparan mikroorganisme.


Jika epitel ini rusak maka stroma yang

avaskuler dan membran bowman akan


mudah terinfeksi oleh berbagai macam
mikroorganisme seperti bakteri, amuba,
jamur, dan virus.

Penyakit ini bersifat progresif, regresif atau

membentuk jaringan parut.


Ulkus ini menyebar kedua arah yaitu melebar
dan mendalam.
Jika ulkus yang timbul kecil dan superficial
lebih cepat sembuh dan daerah infiltrasi ini
menjadi bersih kembali, tetapi jika lesi sampai
ke membran Bowman dan sebagian stroma
jaringan ikat baru sikatrik.

Diagnosis
Diagnosis dari ulkus kornea ditegakkan

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


oftalmologi dan pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Riwayat trauma, benda asing dan abrasi pada
kornea, riwayat pernah terkena keratitis yang
berulang, pemakaian lensa kontak, serta
penggunaan kortikosteroid

2. Pemeriksaan Oftalmologi
Slit lamp
Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan

tes fluoresein defek epitel ditandai dengan


adanya daerah yang berwarna hijau.

3. Pemeriksaan Laboratorium
Berguna untuk diagnosis kausa dan juga

penting untuk pemilihan terapi yang tepat


dengan hasil kultur kerokan.
Dilakukan swab pada kornea dan melihatnya
dengan mikroskop dengan pengecatan Gram
maupun Giemsa dan preparasi KOH dapat
melihat adanya bakteri dan jamur dengan
jelas.

Klasifikasi
Ulkus kornea secara umum dibagi menjadi:
1. Ulkus kornea infeksi
Ulkus kornea bakteri
Ulkus kornea jamur
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea Achantamoeba

2. Ulkus kornea non-infeksi


Ulkus Mooren
Ulkus dan infriltrat marginal
Keratokonjungtivitis fliktenular

Ulkus kornea
Staphylococcus
Pada mikroorganisme ini sering ditemukan

ulkus kornea sentral, banyak diantaranya ada


pada kornea yang biasa terkena kortikosteroid
topikal.
Ulkusnya disertasi hipopion dan sedikit
infiltrat pada kornea sekitar.
Ulkus seringkali superfisial.

ULKUS KORNEA BAKTERI


Ulkus kornea
streptococcus
Muncul 24-48 jam
setelah inokulasi pada
kornea yang mengalami
abrasi.
Infeksi ini menimbulkan
ulkus kelabu dengan
batas cukup tegas yang
cenderung menyebar
secara tidak teratur dan
biasanya disertai
hipopion.

Ulkus kornea pseudomonas


1. Ulkus berawal sebagai infiltrat

kelabu atau kuning di tempat


epitel kornea yang retak.
2. Ulkus dapat menyebar ke
seluruh kornea dan
mengakibatkan perforasi dan
infeksi intraokular yang berat.
3. Infiltratnya mungkin berwarna
kehijauan, hal ini disebabkan
oleh pigmen yang dihasilkan
oleh Pseudomonas kasus
ini biasanya berhubungan
dengan penggunaan lensa
kontak dan mata terasa
sangat nyeri.

Pemeriksaan Laboratorium

Mengkultur infiltrat di kornea, dapat


membantu dalam menemukan organisme
penyebab ulkus kornea.
Tatalaksana
Antibiotik spektrum luas harus diberikan
sebagai terapi inisial sebelum mikroorganisme
dapat diidentifikasi dengan kultur.

Ulkus kornea jamur


Gejala inflamasi lebih ringan
Berupa infiltrat kelabu

dengan batas ireguler yang


halus. Terkadang juga
ditemukan infiltrat multifokal
atau satelit.
Perluasan infeksi jamur ke
COA sering ditemukan pada
kasus dengan inflamasi COA
yang progresif. Jamur juga
dapat menginvasi iris dan
COP sehingga dapat terjadi
glaukoma sudut tertutup
akibat blok pupil

Pemeriksaan Laboratorium

pemeriksaan KOH10%.
Tatalaksana
Natamisin 5% karena spesies Fusarium
merupakan penyebab terbanyak keratitis
jamur.
Pada keadaan keratitis jamur filamentosa yang
parah, ketokonazol oral (200-600 mg/hari)
dapat digunakan sebagai terapi tambahan dan
flukonazol oral (200-400 mg/hari) untuk
keratitis jamur ragi.

Ulkus kornea virus


e.c HSV
1. Keratitis epitelial
Ulkus dendritik

Ulserasi geografik adalah

bentuk penyakit dendritik


kronik dengan lesi dendritik
halus yang bentuknya lebih
lebar dan tepian ulkus tidak
terlalu kabur

Keratitis stromal
Keratitis disiformis adalah

bentuk penyakit stromal paling


umum pada infeksi HSV.
Stromanya edema di daerah
sentral yang berbentuk
cakram, tanpa infiltrasi berarti
dan biasanya tanpa
vaskularisasi.
Edema pada kornea dapat
menghasilkan lipatan-lipatan di
membrane Descement, dan
mungkin juga terdapat keratic
precipitate tepat dibawah lesi
disiformis tersebut

Ulkus kornea
achantamoeba
Gejala awal adalah rasa

nyeri yang tidak


sebanding dengan
temuan klinisnya,
kemerahan dan
fotofobia.
Tanda klinis yang khas
adalah ulkus kornea
indolen, cincin stroma
dan infiltrat perineural.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan biakan diatas


media khusus (agar non-nutrien yang dilapisi
E. coli), bahan yang diambil adalah biopsi
kornea.
Tatalaksana
1. Debridement
2. Terapi obat dimulai dengan larutan
isethionate propamidine topical 1%
3. Tetes mata neomisin forte
4. Keratoplasti pada pasien dengan infeksi
yang telah lanjut

Ulkus Kornea Non-Infeksi


Ulkus Mooren
kronik, nyeri, progresif, dan

merupakan suatu ulserasi dari


stroma kornea perifer dan epitel
kornea.
Biasanya ulkus ini dimulai dari
kornea perifer dan menyebar secara
circumferen dan kemudian
sentripetal dengan tepi yang
rusak /tergali dari jaringan yang
tidak berepitel.
Terjadi inflamasi di mata dan
nyerinya bisa hebat dengan
fotofobia.
Perforasi bisa terjadi dengan trauma
yang minor atau sedang dalam
infeksi sekunder.

DIAGNOSIS
Anamnesis:
Riwayat trauma.
Benda asing.
Abrasi.
Riwayat penyakit kornea sebelumnya.
Riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien

seperti kortikosteroid.
Penyakit sistemik: diabetes, AIDS, keganasan.

KERATOKONJUNGTIVITIS FLIKTENULAR
Umumnya bilateral

membentuk parut dan


vaskularisasi.
Pada mata terdapat flikten
pada kornea berupa
benjolan berbatas tegas
berwarna putih keabuan
dengan atau tanpa
neovaskularisasi yang
menuju ke arah benjolan
tersebut.

Pemeriksaan diagnostik:
Ketajaman penglihatan.
Tes refraksi.
Tes air mata.
Pemeriksaan slit-lamp.
Keratometri (pengukuran kornea)
Respon reflek pupil.
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
(pulasan gram, giemsa, KOH)

Penatalaksanaan
Ulkus kornea merupakan keadaan darurat yang
harus segera ditangani. Pengobatan diberikan
sesuai dengan penyebabnya.Benda asing atau
bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.
Indikasi rawat pada pasien ulkus kornea diantaranya
:
1. Adanya ancaman untuk perforasi
2. Pasien tidak bia menggunakan obat sendiri
3. Tidak terdapat reaksi pada obat yang diberikan
4. Perlunya pemberian obat sistemik

Terapi yang bisa


diberikan
a. Medikamentosa
. Sulfas Atropin
. Skopolamin sebagai midritika
. Analgetik seperti pantokain
. Antibiotik sesuai dengan penyebabnya atau

yang berspektrum luas.


. Anti jamur jika penyebabnya adalah jamur.
. Anti viral

b. Flap amnion jika pengobatan dengan medika


mentosa gagal.
c. Keratoplasti jika tindakan di atas tidak
berhasil. Indikasinya adalah jika terjadi
jaringan parut yang mengganggu penglihatan,
kekeruhan kornea yang menyebabkan
berkurangnya ltajam penglihatan. Serta
memenuhi kriteria berikut :
1. Kemunduran visus yang cukup mengganggu
aktivitas penderita
2. Kelainan kornea mengganggu mental
penderita
3. Kelainan kornea yang disertai ambliopia

Prognosis
Tergantung pada tingkat keparahan, cepat

lambatnya penyakit ini ditangani, jenis


mikroorganisme penyebab, dan ada
tidaknya komplikasi yang timbul.
Semakin tinggi tingkat keparahan dan
lambatnya mendapat pengobatan serta
timbulnya komplikasi, maka prognosisnya
menjadi lebih buruk.

Identitas Pasien
Nama : tn. D
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia :
61 tahun
Alamat : Pasaman Barat
Pekerjaan : Wirawan TNI AD
Tanggal Pemeriksaan : 8 April 2015

Anamnesis (tanggal 8 April 2015)


Seorang pasien laki-laki berusia 61 tahun
dirawat di bangsal mata RSUP Dr. M Djamil
Padang dengan diagnosis Ulkus OS.
Keluhan Utama :
Mata Kiri Kabur dan terlihat memutih sejak 1
bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


Mata kiri kabur mendadak dan terlihat memutih, disertai

nyeri, merah, gatal, berair, bersekret sejak 1 bulan yang lalu


Satu bulan yang lalu mata kanan pasien terkena lentingan
rumput ketika pasien sedang memotong rumput. 2 hari
kemudian mata terasa merah dan gatal, lalu OS memakai
obat tetes yang dibeli sendiri( pasien tidak tahu namanya).
Mata pasien terasa masih kabur.
20 hari yang lalu pasien berobat ke RSUD pasaman barat dan
diberi obat anti biotik, anti jamur dan anti nyeri. Tidak ada
perbaikan.
Pasien lalu dirujuk ke RSUP dr M Djamil Padang
Kepala pusing sejak 10 hari yang lalu.
Demam tidak ada
Tidak ada riwayat memakai kaca mata dan lensa kontak
sebelumnya
Tidak ada riwayat memakai obat mata topikal sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit

seperti ini sebelumnya


Pasien tidak pernah menderita trauma dan
benda asing dimata serta penyakit mata lain
sebelumnya
Pasien tidak menderita penyakit diabetes
mellitus, hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga pasien yang

menderita penyakit seperti ini.


Tidak ada anggota keluarga pasien yang
menderita
penyakit
diabetes
mellitus,
hipertensi

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang wirawan TNI AD.

Status Oftalmologis
10/11/14
STATUS OFTALMIKUS

OD

OS

5/20

1/300

Visus dengan koreksi

Refleks fundus

Visus tanpa koreksi

Silia / supersilia

Bulu mata tumbuh

sejajar -

Bulu mata tumbuh sejajar

ersusun rapi ke arah luar.

ersusun rapi ke arah luar.

Alis cukup tebal, beruban, dan -

Alis cukup tebal, beruban,

tidak ada bagian yang rontok.

dan tidak ada bagian yang


rontok.

Palpebra superior

Palpebra inferior

Edema (-), Tanda Radang (-),

Edema (+), Tanda Radang(+),

nyeri tekan (-)

nyeri tekan (+)

Edema (+) , Tanda Radang (-)

Edema (-) , Tanda Radang (+)

Margo Palpebra

Entopion (-), ekstropion (-)

Entopion (-), ekstropion (-)

Aparat lakrimalis

Lakrimasi normal

Lakrimasi normal

Hiperemis (+), Papil (-), folikel (-),

Hiperemis (+), Papil (-), folikel

sikatrik (-)

(-), sikatrik (-)

Konjungtiva Forniks

Hiperemis (-)

Hiperemis (+)

Konjungtiva Bulbii

Injeksi siliar (-)

Injeksi siliar (+)

Injeksi konjunktiva (-)

Injeksi konjunktiva (+)

Sklera

Hiperemis

Hiperemis

Kornea

Bening

Ulkus di parasentral ukuran

Konjungtiva Tarsalis

diameter 4 mm, Infiltrat (+).

Kamera Okuli Anterior

Cukup dalam

Hipopion (+)

Iris
Pupil

Coklat , Rugae (+)

Membayang cokelat

Refleks cahaya (+/+), diameter 3

Sulit dinilai

mm, Bulat, letak sentral

Lensa

Bening

Sulit dinilai

Korpus vitreum

Bening

Sulit dinilai

Fundus :
- Media
- Papil optikus

Sulit dinilai
- Media bening

- Papil bulat

c/d = 0,3-0,4
- Makula
- aa/vv retina
- Retina
Tekanan bulbus okuli

- Refleks fovea (+)

- aa : vv = 2 : 3

- Eksudat (-), perdarahan (-)


Normal palpasi

Normal palpasi

Posisi bulbus okuli

Ortho

Ortho

Gerakan bulbus okuli

Bebas

Bebas

Gambar

Diagnosis Kerja :
Ulkus kornea OS ec susp jamur

Diagnosis banding :
Ulkus kornea OS ec susp bakteri

Anjuran Terapi :
Natamicyn 5% OS
Sulfas atropin 3x1 OS
Cefotaxim fortified ed tiap jam OS
Anjuran Kepada Pasien :
Jangan menggosok-gosok mata
Jaga kebersiham mata

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai