Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Wira Ditya
1010312123
Riri Agsari
1110313057
Preseptor
Dr. Kemala Sayuti, Sp.M(K)
ANATOMI MATA
ANATOMI KORNEA
Kornea: jaringan transparan.
Disisipkan ke sklera di limbus, lengkung
ULKUS KORNEA
Ulkus Kornea: kerusakan/
Patofisiologi
Lapisan epitel kornea merupakan barier
Diagnosis
Diagnosis dari ulkus kornea ditegakkan
2. Pemeriksaan Oftalmologi
Slit lamp
Cara lain untuk melihat ulkus adalah dengan
3. Pemeriksaan Laboratorium
Berguna untuk diagnosis kausa dan juga
Klasifikasi
Ulkus kornea secara umum dibagi menjadi:
1. Ulkus kornea infeksi
Ulkus kornea bakteri
Ulkus kornea jamur
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea Achantamoeba
Ulkus kornea
Staphylococcus
Pada mikroorganisme ini sering ditemukan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
pemeriksaan KOH10%.
Tatalaksana
Natamisin 5% karena spesies Fusarium
merupakan penyebab terbanyak keratitis
jamur.
Pada keadaan keratitis jamur filamentosa yang
parah, ketokonazol oral (200-600 mg/hari)
dapat digunakan sebagai terapi tambahan dan
flukonazol oral (200-400 mg/hari) untuk
keratitis jamur ragi.
Keratitis stromal
Keratitis disiformis adalah
Ulkus kornea
achantamoeba
Gejala awal adalah rasa
Diagnosis
DIAGNOSIS
Anamnesis:
Riwayat trauma.
Benda asing.
Abrasi.
Riwayat penyakit kornea sebelumnya.
Riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien
seperti kortikosteroid.
Penyakit sistemik: diabetes, AIDS, keganasan.
KERATOKONJUNGTIVITIS FLIKTENULAR
Umumnya bilateral
Pemeriksaan diagnostik:
Ketajaman penglihatan.
Tes refraksi.
Tes air mata.
Pemeriksaan slit-lamp.
Keratometri (pengukuran kornea)
Respon reflek pupil.
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
(pulasan gram, giemsa, KOH)
Penatalaksanaan
Ulkus kornea merupakan keadaan darurat yang
harus segera ditangani. Pengobatan diberikan
sesuai dengan penyebabnya.Benda asing atau
bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.
Indikasi rawat pada pasien ulkus kornea diantaranya
:
1. Adanya ancaman untuk perforasi
2. Pasien tidak bia menggunakan obat sendiri
3. Tidak terdapat reaksi pada obat yang diberikan
4. Perlunya pemberian obat sistemik
Prognosis
Tergantung pada tingkat keparahan, cepat
Identitas Pasien
Nama : tn. D
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia :
61 tahun
Alamat : Pasaman Barat
Pekerjaan : Wirawan TNI AD
Tanggal Pemeriksaan : 8 April 2015
Status Oftalmologis
10/11/14
STATUS OFTALMIKUS
OD
OS
5/20
1/300
Refleks fundus
Silia / supersilia
sejajar -
Palpebra superior
Palpebra inferior
Margo Palpebra
Aparat lakrimalis
Lakrimasi normal
Lakrimasi normal
sikatrik (-)
Konjungtiva Forniks
Hiperemis (-)
Hiperemis (+)
Konjungtiva Bulbii
Sklera
Hiperemis
Hiperemis
Kornea
Bening
Konjungtiva Tarsalis
Cukup dalam
Hipopion (+)
Iris
Pupil
Membayang cokelat
Sulit dinilai
Lensa
Bening
Sulit dinilai
Korpus vitreum
Bening
Sulit dinilai
Fundus :
- Media
- Papil optikus
Sulit dinilai
- Media bening
- Papil bulat
c/d = 0,3-0,4
- Makula
- aa/vv retina
- Retina
Tekanan bulbus okuli
- aa : vv = 2 : 3
Normal palpasi
Ortho
Ortho
Bebas
Bebas
Gambar
Diagnosis Kerja :
Ulkus kornea OS ec susp jamur
Diagnosis banding :
Ulkus kornea OS ec susp bakteri
Anjuran Terapi :
Natamicyn 5% OS
Sulfas atropin 3x1 OS
Cefotaxim fortified ed tiap jam OS
Anjuran Kepada Pasien :
Jangan menggosok-gosok mata
Jaga kebersiham mata
TERIMA KASIH