Anda di halaman 1dari 27

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

PROSEDUR PERHITUNGAN ANALISA STRUKTUR


DENGAN MENGGUNAKAN SAP 2000
SOAL :
Hasil pembebanan potongan melintang pada tugas Perancangan Bangunan
Sipil Gedung Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Medan. Hitunglah dan
gambarkan bidang momen, gaya Lintang dan gaya normal pada portal berikut ini
dengan menggunakan aplikasi sap 2000

PA3 = 4,044t

PA1 = 4,044t

PD = 0,264t

PA2 = 4,524t

PD = 0,264t

W1 =0,705 T
DL =1,1289T/m
LL = 0,603T/m

DL =0,6773t/m
LL = 0,3618t/m

DL =1.1289T/m
LL = 0,603T/m

DL =0,6773t/m
LL = 0,3618t/m

PL1 =3,054 t
PL2 =5,784 t

PL3 =3,054 t

4,5 m

PL 3=3,054 t

4,5 m

W2 =1,411 T
DL =1,531t/m
LL = 0,8375 t/m
PL1 =3,054 t

DL =1,531t/m
LL = 0,8375 t/m

PL2 =5,784 t

W3 =1,411 T
DL =1,531t/m
LL = 0,8375 t/m

DL =1,531t/m
LL = 0,8375 t/m

4,5 m

2,0 m

1,5 m

5,0 m

5,0 m

1,5 m

Gambar 1 : Potongan portal melintang


HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

125 cm

125 cm

12 cm

10 cm

33 cm

35 cm

30 cm

30 cm

Gambar 2 : Rencana plat lantai

Gambar 3 : Rencana plat atap

45 cm

Catatan:
fy = 400 Mpa
fc = 25 Mpa

45 cm

Gambar 4 : Rencana dimensi kolom

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

MAKA :
Buka aplikasi sap 2000
-

Ubah satuan menjadi t-m

Gambar 5 : Aplikasi sap 2000


File

New Model ( Gambarkan sket portal )

Gambar 5 : Coorinat system defination

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Keterangan :
Numer of gird spaces

- Grid spacing

X = Jumlah bentang searah X

X = Jarak antar bentang X

Y = Jumlah bentag searah Y

Y = Jarak antar bentang Y

Z = Jumlah bentang searah Z

Z = Jarak antar bentang Z

Yang harus diprhatikan pada tahap ini adalah, karna pada tahap ini hanya
menggunakan 2Dimensi, maka yang kita gunakan hanya lah sum X dan sumbu Z. Coba
perhatikan Keterang pada Numer of gird spaces di option Ydirection harus di 0 ( nol) kan.
Berbeda pada keteranga Grid spacing di option Ydirection , diabaikan saja, karna tidak
memberi pengaruh pada portal. Setelah diisi masing masing option klik OK, maka akan
muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 6 : Tampilan 3D dan 2D

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Tutup tampilan 3D
Maka akan muncul halaman 2D

Gambar 7 : Tampilan 2D
-

Klik 2D View yang bernotasikan XZ, Sepetri tanda panah diatas

Doble klik garis sembarang salah satu garis, seperti tanda panah dua pada gambar 7,
akan muncul gambar seperti berikut :

Gambar 8 : Tampila modify grid line


Ini bertujuan untuk menambah garis bantu dalam menggambar, misalnya
membuat over hang pada atap yang panjangnya 1,5 m.
-

Klik option X pada direction

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

masukkan angka pada X location, kalau kekiri beri tanda (-) kalau kekanan beri tanda
(+). Pada keadaan portal kita maka isikan -6,5 pada Xlocation kemudian klik add grid
line. dan masukkan angka +6,5 kemdian add grid line. OKE

Hubungkan titik tersebut hingga membentuk portal seperti soal diatas, seperti gambar
berikut ini :

Gambar 9 : Tampila sket portal setelah berhasil digambarkan


-

Untuk menghubungkan garis garis tersebu klik Draw frame element seperti
tanda panah pada gambar diatas.

Klik kanan mouse untuk membatalkan perintah

Tekan tombol Esc pada keyboard untuk mengakhiri perintah

Membuat tumpuan pada pondasi


-

Blok ketiga titik yang akan diberi tumpuan, seperti gambar berikut :

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Gambar 10 : Gambar tiga titik yang akan diberi tumpuan

Klik assign joint restraints, seperti tandah panah atas gambar 10, maka akan
mucul tampilan seperti berikut :

Gambar 11 : Gambar pilihan Joint restraints


HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Pilih perletakan jepit padda fast restraints


OK ( maka akan terlihat perletakan jepit

Gambar 12.a : Sebelum diberi perletakan

Gambar 12.b : Setelah diberi perletakan

Define
- Materials
- Add niew material

Gambar 13 : Material property data

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Keterangan
- Isi material name dengan beton
- Type of design disi dengan concrete
- mass per unit volume

= 0,24

- Weight per unit volume

= 2,4

- Modulus of elasticity

= 4700 x

- Shear steel yield stress,fys

= 0,6 fy

- Reinforcing yield stress, fy

= 40000

- Concrete strength, fc

= 2500

- Concrete shear strength, fcs

= 0,6 fc

f ' c 100

- OKE
-

Frame sections

14 :balok
Define
sections
add Te ( Karna balokGambar
merupakan
T frame
)

Gambar 15 : Rencana balok T pada lantai

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Klik Reinforcement

Gambar 16 : Reinforcement data


Keterangan
-

Top

= Tebal selimut beton bagian atas

Bottom = Tebal selimut beton bagian bawah

OKE

Lakukan cara yang sama untuk balok atap

add Te ( Karna balok merupakan balok T )

Gambar 17 : Rencana balok T pada atap


HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Klik Reinforcement

Gambar 18 : Reinforcement data

add Rectanguler ( Karna Kolom berbentuk segi empat )

Gambar 19 : Rencana kolom

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Klik Reinforcement

Gambar 20 : Reinforcement data


Keterangan
-

Cover to rebar center

= 0,04 (Tebal selimut beton)

Numer of bars in 3-dir

= 3 (Susunan tulangan arah X)

Numer of bars in 2-dir

= 3 (Susunan tulangan arah Z)

Gambar 21 : Susunan tulangan kolom

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Static load case name

Gambar 22 : Kategori pembebanan


-

OKE
Load combination
Combinasi 1

Gambar 23 : Combinasi beban 1

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Combinasi 2

Gambar 24 : Combinasi beban 2


-

Combinasi 3

Gambar 25 : Combinasi beban 3

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Combinasi 4

Gambar 26 : Combinasi beban 4


-

Combination 5

Gambar 27 : Combinasi beban 5

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Combination 6

Gambar 28 : Combinasi beban 6


-

OKE

Pemberian nama
-

Balok lantai

Balok atap

Kolom

Balok Atap
Blok smua balok lantai
Klik assign frame sections
BA
OKE, Seperti gambar

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Gambar 29 : Penamaan balok atap


Balok Lntai

Gambar 30 : Penamaan balok lantai

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Kolom

Gambar 31 : Penamaan Kolom


Kombinasi Pembebanan 1
-

Memasukkan Angka Pembebanan ( Bentuk Kombinasi 1 pembebanan )


- Isikan beban terpusat untuk semua bentang dengan DL

Gambar 32 : Penamaan DL untuk balok yang telah diblok


HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Dengan cara yang sama lakukan untuk semua bentang, maka :

Gambar 33 : Penamaan DL untuk semua balok


-

Memasukkan beban terpusat


- beri tanda (-) untuk beban searah sumbu batang
- blok titik yang akan diberi beban terpusat
- Klik assign joint loading

Gambar 33 : Beban terpusat pada titik yang di blok


HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Maka akan muncul gambar seperti berikut :

Gambar 34 : Bentuk beban terpusat didua titik


-

masukkan beban terpusat kesemua titik dengan cara yang sama maka :

Gambar 35 : Bentuk beban terpusat untuk semua titik

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Memasukkan beban terbagi rata (LL)


-

Blok balok yang akan dimasukkan beban terbagi rata

Klik assign frame span loading

Klik absolute distance from end-1

masukkan jumlah beban, seperti gambar berikut :

Gambar 36 : Bentuk beban terbagi rata balok yang diblok


Maka akan muncul bentuk beban sebagai berikut :

Gambar 37 : Bentuk beban terbagi rata balok

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

masukkan beban terbagi rata kesemua balok, Lakukan cara yang sama seperti balok
diatas, maka :

Gambar 38 : Bentuk beban terbagi rata semua balok


Kombinasi Pembebanan 2
-

Blok balok paling pinggir

dilakukan secara berselang-seling

Klik assign frame span loading

Klik absolute distance from end-1

masukkan jumlah beban, seperti gambar berikut :

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Gambar 39 : Bentuk beban terbagi rata yang diarahkan oleh anak panah
dengan LL2
-

Maka pembebanan akana terlihat seperti berikut ini :

Gambar 40 : Hasil pembebanan terbagi rata dengan LL2

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Lakukan cara yang sama secara berselang-seling, seperti gambar berikut ini :

Gambar 41 : Hasil pembebanan kombinasi 2 secara berselang-seling


Kombinasi Pembebanan 3
-

yang diblok adalah balok kebalikan dari kombinasi 2

dilakukan secara berselang-seling

Klik assign frame span loading

Klik absolute distance from end-1

masukkan jumlah beban, seperti gambar berikut :

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

Gambar 42 : Bentuk pembebanan kombinasi 3


Maka akan tampil sebagai berikut :

Gambar 43 : Bentuk hasil pembebanan kombinasi 3

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN


-

SAP 2000

Seterusnya lakukan cara yang sama secara berselang-seling kebalikan dari kombinasi
2, seperti berikut ini :

Gambar 44 : Bentuk semua pembeanan terbagi rata kombinasi 3


Analize

Set option
XZ plane, seperti gambar berikut :

Gambar 45 : Analysis option

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

SAP 2000

- Run
Cara memeriksa kolom mampu atau tidak memikul beban, caranya :
-

Ganti satuan ke t.mm

Design

Start design/ cek of struktur

perhatikan kolom, kalaau ada bacaan o/s pada salah satu kolom, maka dimensi
kolom harus diperbesar.

Untuk kondisi ini kolom kita aman.

File

Gambar 46 : Cek kolom

Print output table

File nama sama nim.doc

SELESAI

HENDRA GUNAWAN HUTAURUK

11 101 085

Anda mungkin juga menyukai