Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak, dimana makhluk hidup dapat bergerak karena
memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan anggota tubuh tersebut. Pada vertebrata alat
gerak terbagi menjadi dua macam yaitu alat gerak pasif seperti rangka atau tulang dan alat gerak
aktif seperti otot-otot badan (Setiawan, 2013). Otot merupakan alat gerak yang sangat penting
bagi kehidupan organisme, yang tugas utamanya adalah kontraksi. Kegunaan dari alat gerak ini
hampir terletak pada semua pergerakan-pergerakan di tubuh makhluk hidup seperti berjalan,
berlari, berenang, melakukan aktivitas, hingga mengunyah makanan dari mulut hingga makanan
tersebut masuk ke dalam saluran percernaan. Menurut Betrinova (2012) otot terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Otot adalah suatu kumpulan dari
serabut-serabut yang saling sejajar dan saling terikat satu sama lain oleh jaringan penyambung
yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Di dalam serabut-serabut ini terdapat dua buah
filamen protein kompleks yang sangat penting bagi penyusun maupun dalam mekanisme
kontraksi otot, karena pergerakan-pergerakan dari kedua filamen inilah seluruh proses kontraksi
otot dalam tubuh dapat terjadi.
Berdasarkan yang telah dipaparkan di atas, makalah ini bertujuan untuk menggali
informasi tentang bagaimana struktur sistem penyusun otot, mekanisme kontraksi otot hingga
proses kimia yang terjadi di dalamnya, dan juga membahas sistem kontraksi otot pada
invertebrate, maupun pada mikroba seperti flagella dan sillia. Selain tujuan tersebut, makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi bagi para pembaca untuk dapat
mengenal lebih jauh tentang sistem otot hingga mekanisme kontraksi di dalamnya.
PEMBAHASAN
Sistem Otot
Daging sebenarnya adalah kumpulan dari otot-otot. Otot merupakan jaringan terbanyak yang
menyusun tubuh manusia, pada awal kelahiran mencapai 25% dari massa tubuh, lebih dari 40%
ketika remaja, dan 30% ketika dewasa/tua (Betrinova 2013). Otot merupakan jaringan yang
terdiri atas kumpulan sel-sel serabut otot yang terkoneksi dengan saraf-saraf neuron. Selama
perkembangan embrionik, serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari banyak
sel menjadi struktur yang seperti pipa. Hal ini yang menyebabkan mengapa serabut otot memiliki
struktur yang panjang dan memiliki banyak inti.
Nukleus

Neuron

Sumber: Kuntarti (2006)

Sumber: www.google.com//muscle-in-human

(a)

(b)

Gambar 1. a) contoh jaringan otot pada manusia, b) Sel-sel serabut otot


Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah
mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1. Kontraktibilitas yaitu kemampuan untuk berkontraksi.
2. Ekstensibilitas yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang
ditimbulkan saat kontraksi.
3. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

Struktur Otot
Otot adalah suatu kumpulan dari serabut-serabut sel yang saling sejajar dan saling terikat satu
sama lain oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Otot tersusun
atas dinding lapisan terluar yang disebut Epimysium (Fascia), dan di dalam lapisan fascia ini
terdapat serabut-serabut otot lagi yang saling mengumpul menjadi satu yang disebut dengan
fascicle. Fascicle ini kemudian dilapisi kembali oleh suatu lapisan yang disebut lapisan
perimysium, Lapisan dalam fascicle inilah yang pada akhirnya yang tersusun atas sel-sel otot.

Sumber: www.google.com//skeletal-muscle

Gambar 2. Struktur penyusun serabut otot

Terdapat beberapa bagian dasar penyusun sel otot antara lain yaitu, sarkolema, sarkoplasma,
dan nukleus yang jumlahnya banyak dan terletak di sepanjang tepi sel otot.

Sumber: www.google.com//skeletal-muscle-cell

Gambar 3. Struktur dasar penyusun sel otot


Sarkolemma
Sarkolemma adalah selaput pembungkus sel otot yang tersusun ganda (double membrane),
yakni selaput luar (40 ) ruang antara (20 ) dan selaput dalam (setebal 40 ). Selaput luar
mirip membrane basal epitel yang dibalut serabut retikuler. Selabut dalam (plasmalemma) terdiri
dari dua lapis protein yang ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara umum sarkolema bersifat
transparan, kenyal dan resisten terhadap asam dan alkali (Sapri 2009).
Sarkoplasma
Sarkoplasma biasa disebut sebagai sitoplasmanya sel otot. Sarkoplasma mengandung bagianbagian seperti mitokondria, ribosom, apparatus golgi, myofibril, dan reticulum sarkolema.
Reticulum sarkoplasma bersifat agranuler (smooth ER), karena ribosom pada otot karangka
terletak bebas dari matriks. Sisterna pada reticulum sarkoplasma terjalin parallel dengan
myofibril, yang pada interval tertentu membentuk pertemuan dengan jalinan transversal yang
disebut triade. Sebagian besar dari sarkoplasma tersusun atas myofibril, yaitu sebuah filamenfilamen yang tersusun kompleks yang terdiri atas filamen tebal (myosin) dan filament tipis
(aktin) (Kuntarti, 2006).

Sumber: www.google.com//myofibril-sturucture

(a)

Sumber: www.google.com//myosin-actin-sturucture

(b)

Gambar 4. a) Struktur penyusun myofibril, b) struktur dasar filamen aktin dan myosin

Filamen tipis tersusun atas tiga protein yaitu aktin, tropomyosin, dan troponin. Aktin
merupakan protein struktural utama penyusun filamen tipis berdiameter 5-10 nm dan
panjang 1,0 m yang terdiri dari dua untai heliks (spiral). Molekul aktin memiliki tempat
aktif untuk berikatan dengan jembatan silang myosin. Tropomyosin merupakan protein
berbentuk seperti benang yang terletak di sepanjang untai heliks aktin dan menutupi tempattempat aktif aktin yang berikatan dengan jembatan silang. Troponin merupakan protein
kompleks yang terdiri atas tiga protein yaitu troponin I (mengikat aktin), troponin T
(mengikat tropomyosin), dan troponin C (mengikat ion kalsium Ca2+) (Gonza, 2009).

Filamen tebal terdiri dari benang-benang protein myosin yang memiliki tebal diameter 12-18
nm dan panjang 1,6 m . Setiap filamen myosin membentuk sebuah kepala yang menonjol di
salah satu ujung. Satu susunan filamen myosin memiliki kepala-kepala molekul myosin
membenuk jembatan silang. Setiap jembatan silang memiliki dua tempat penting yaitu
tempat mengikat aktin dan enzim ATPase myosin. Di dalam sebuah myofibril, filamen aktin
dan myosin sejajar dan tersusun berdampingan. Filamen aktin dan myosin saling tumpang
tindih tersusun menurut pola tertentu sehingga menghasilkan pandangan garis-garis seran
lintang (Gonza, 2009).

Berdasarkan hal tersebut, masing-masing satuan pola berulang yang disebut daerah sarkomer dan
setiap sarkomer dipisahkan oleh dua garis Z. sarkomer merupakan unit fungsional otot karena
berkontraksi. Sedangkan garis Z merupakan tempat menempelnya filamen-filamen aktin.
Filamen-filamen myosin dengan kepalanya yang menonjol terletak di antara filamen aktin, tidak
menempel pada garis Z.

Mekanisme Kontraksi Otot


Mekanisme kontraksi otot pada invertebrate
Kontraksi otot pada flagella
Kontraksi otot
PENUTUP
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai