LAPORAN MAGANG
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Barat
Oleh:
SUSI FEBRIYANTI
1110332090
Oleh :
SUSI FEBRIYANTI
1110332090
Laporan Magang ini telah diperiksa Pembimbing Magang dan telah disetujui
untuk diseminarkan
Padang,Februari 2015
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lapangan
NIP. 197605302003122001
Oleh :
SUSI FEBRIYANTI
1110332090
Laporan ini telah diseminarkan di depan Tim Penguji Seminar Magang Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Pada tanggal 16 Februari 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Menyetujui
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lapangan
NIP. 197605302003122001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir magang dengan
judul Tinjauan Pelaksanaan Manajemen Kegiatan Pemantauan Kualitas Air
Skala Propinsi (Batang Agam, Batang Ombilin, dan Batang Pangian) Tahun
2014. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan teima kasih kepada:
1. Ibu Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, MSc, PhD, Sp.GK selaku Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang.
2. Ibu dr. Fauziah Elytha, M.Sc sebagai koordinator magang fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
3. Ibu dr. Adila Kasni Astiena, MARS selaku Pembimbing Akademik
Magang yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk
dalam menyelesaikan Laporan Akhir Magang.
4. Bapak Drs. H. Asrizal Asnan, MM sebagai kepala Bapedalda Propinsi
Sumatra Barat yang teah menerima dan memberi kesempatan kepada
penulis untuk melakukan magang selama satu bulandiBapedalda Propinsi
Sumatra Barat.
5. Bapak Ir. Siti Aisyah selaku Pembimbing Lapangan dan Kepala Bidang
Pengawasan, Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan,
pelaksanaan magang.
6. Bapak Niswardi Azkha SKM MPPM MPd.MSi dan Ibu Vivi Triana SKM,
MPH selaku penguji seminar magang.
7. Seluruh
Staf
Bidang
Pengawasan,
Pengendalian
Kerusakan
dan
Penulis menyadari bahwa laporan akhir Magang ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan yang akan datang.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan dari Allah SWT.penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya.
Padang,Januari 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
:Program
Kerja
Sub-Bidang
Pengawasan
Pengendalian
Pencemaran Lingkungan
Lampiran 5
vi
BAB 1 : PENDAHULUAN
mulai terlihat. Sedangkan pada bagian hilir, merupakan kondisi yang cukup parah
mengalami kerusakan dan pencemaran.(4)
Pada tahun 2013 kualitas air sungai mengalami pencemaran berat. Dimana
indeks pencemaran kualitas air sungai menunjukkan 56,60 untuk batang agam.
Beberapa pencemaran di sungai tentunya diakibatkan oleh kehidupan disekitarnya
baik pada sungai itu sendiri maupun prilaku manusia sebagai pengguna. Pengaruh
dominan terjadinya pencemaran yang sangat terlihat adalah kerusakan yang
diakibatkan oleh manusia dalam kuantitas tergantung dari pola kehidupannya.
Setiap pinggiran sungai yang padat dengan pemukiman, dipastikan akan terlihat
saluran-saluran buangan yang menuju ke badan sungai. Sehingga apabila
dikumulatifkan dari beberapa cerobong buangan maka akan menjadikan buangan
yang cukup tinggi. Akibat buangan dari aktifitas rumah tangga bahkan limbah
yang datang dari daerah industri menyebabkan terganggunya ekosistem sungai.(4)
Oleh karena itu, agar kualitas air sungai dapat menjamin kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya, perlu dilakukan pengawasan dan
pengendalian kualitas air sungai secara intensif dan berkesinambungan,
diharapkan dari kegiatan tersebut di dapat data yang bermanfaat digunakan
sebagai acuan dalam merencanakan strategi pengelolaan dan pelestarian sungai
memperbaiki status mutunya.(5)
Sungai Batang Agam, Sungai Batang Ombilin dan Sungai Pangian
merupakan sungai yang berada di wilayah Administrasi Provinsi Sumatera Barat
yang melintasi beberapa Kabupaten/Kota. Sungai sungai tersebut merupakan
target SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang Lingkungan Hidup Provinsi
Sumatera Barat yang telah dilakukan kajian status mutu airnya.(4)
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi
Sumatera Barat merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat dengan tugas dan fungsi untuk melakukan pembinaan,
pengkoordinasian, dan pengusunan kebijakan dibidang pengelolaan dan
pelestarian lingkungan hidup di Sumatera Barat. Fokus Magang yang diambil
yaitu program kerja di bidang Pengawasan, Pengendalian Kerusakan dan
Pencemaran Lingkungan adalahPemantauan Kualitas Air Skala Provinsi (Batang
Agam, Batang Ombilin, dan Batang Pangian.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diketauinya aspek manajemen kegiatan Pemantauan Kualitas Sumber Air
Skala Provinsi di bidang Pengawasan, Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
Lingkungan tahun 2014.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran perencanaan kegiatan pemantauan kualitas sumber
air skala provinsi (Batang Agam, Batang Ombilin, Batang Pangian) tahun
2014.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan magang adalah :
1. Bagi Mahasiswa
a.
b.
c.
d.
Daerah (Bapedalda)
2.1 Air
2.1.1 Defenisi
Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk
cair pada tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan
pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian,
pengairan dalam bidang pertanian dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga
sangat diperlukan dalam kegiatan industri dan pengembangan teknologi untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan hidup manusia. Namun dibalik manfaat-manfaat
tersebut, aktivitas manusia di bidang pertanian, industri, dan kegiatan rumah
tangga dapat dan telah terbukti menyebabkan menurunnya kualitas air. Kualitas
air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu.(6)
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak
seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Volume air
dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badanya dan volume tersebut
sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara
bagian-bagian tubuh seseorang. Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah
dibersihkan oleh ginjal dan 2,3 liter diproduksi menjadi urin. Selebihnya diserap
kembali masuk ke aliran darah. (6)
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dalam kehidupan sehari
hari dapat dengan mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung
dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak
digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumbersumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh
akibat pencemaran yang relatif kecil. Akan tetapi air yang dipergunakan tidak
selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut
mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit
yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.(7)
sifat
asin,
karena
mengandung
garam
NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka
air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya
pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih
mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat
agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak
reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros
terhadap pemakaian sabun.
3. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah
didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih
besar dari tekanan atmosfer. Air tanah berasal dari sumber air yang
terdapat di lapisan tanah bagian dalam. Air tanah terbagi atas :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal didapat pada kedalaman 15 m, untuk sumber air
minum tanah dangkal dari segi kualitas agak baik
b. Air Tanah Dalam
Untuk air tanah dalam harus digunakan bor dan memasukkan pipa
kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman 100 300 m akan
didapat suatu lapisan air.
c.
Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengn sendirinya ke
permukaan tanah. Kualitasnya sama dengan air tanah dalam.
4. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan
bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran
selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua
macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air
minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat
bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air
minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan
berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah
membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk
pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di
tengah-tengah.
Air permukaan diantaranya adalah air sungai, air kolam, air
rawa, air laut, dan sebagainya. Pada umumnya air permukaan
berwarna keruh, mengandung zat-zat organik. Kadang-kadang juga
terkena pencemaran yang berasal dari buangan sisa-sisa industri
maupun oleh kegiatan masyarakat.
pencemaran
air
adalah
upaya
pencegahan
dan
PARAMETER
SATUAN
KELAS
I
II
III
KETERANGAN
IV
Seng
mg/L
0,05
0,05
0,05
Khlorida
mg/L
600
(-)
(-)
(-)
Sianida
mg/L
0,02
0,02
0,02
(-)
Fluorida
mg/L
0,5
1,5
1,5
(-)
Nitrit sebagai N
mg/L
0,06
0,06
0,06
(-)
Sulfat
mg/L
400
(-)
(-)
(-)
Khlorin bebas
mg/L
0,03
0,03
0,03
(-)
mg/L
0,002
0,002
0,002
(-)
- Fecal coliform
Jml/100 ml
100
1000
2000
- Total coliform
Jml/100 ml
1000
5000
10000
- Gross-A
Bq/L
0,1
0,1
0,1
0,1
- Gross-B
Bq/L
ug/L
1000
1000
1000
(-)
ug/L
200
200
200
(-)
ug/L
(-)
BHC
ug/L
210
210
210
(-)
Aldrin/Dieldrin
ug/L
17
(-)
(-)
(-)
Chlordane
ug/L
(-)
(-)
(-)
DDT
ug/L
ug/L
18
(-)
(-)
(-)
Lindane
ug/L
56
(-)
(-)
(-)
Methoxychlor
ug/L
35
(-)
(-)
(-)
Endrin
ug/L
(-)
Toxaphan
ug/L
(-)
(-)
(-)
MIKROBIOLOGI
RADIOAKTIVITAS
KIMIA ORGANIK
FISIKA
10
PARAMETER
KELAS
SATUAN
I
KETERANGAN
II
III
IV
FISIKA
Temperatur
Residu Terlarut
mg/L
1000
1000
1000
2000
Residu Tersuspensi
mg/L
50
50
400
400
69
69
69
KIMIA ORGANIK
pH
BOD
mg/L
12
COD
mg/L
10
25
50
100
DO
mg/L
mg/L
0,2
0,2
NO3 sebagai N
mg/L
10
10
20
20
NH3-N
mg/L
0,5
(-)
(-)
(-)
Arsen
mg/L
0,05
Kobalt
mg/L
0,2
0,2
0,2
0,2
Barium
mg/L
(-)
(-)
(-)
Boron
mg/L
Selenium
mg/L
0,01
0,05
0,05
0,05
Kadmium
mg/L
0,01
0,01
0,01
0,01
Khrom (VI)
mg/L
0,05
0,05
0,05
Tembaga
mg/L
0,02
0,02
0,02
0,2
Besi
mg/L
0,3
(-)
(-)
(-)
Timbal
mg/L
0,03
0,03
0,03
Mangan
mg/L
0,1
(-)
(-)
(-)
Air Raksa
mg/L
0,001
0,002
0,002
0,005
FISIKA
11
b.
c.
12
2.3.1 Perencanaan
1. Pengertian Perencanan
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan cakupan pancapainnya. Suatu perencanaan adalah
suatu aktifitas integritas yag berusaha memaksimumkan efektifitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Berdasarkan definisi tersebut perencanaan memiliki tiga
karakteristik berikut:(14)
1. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa depan
2. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu
serangkaian tindakan dimasa yang akan datang dan akan diambil
oleh perencana
3. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta
organisasi merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap
perencanaan.
Perencanaan kesehatan merupakan suatu proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program ynag
paling pokok dan menyususn langkah-langkah praktis untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
2. Fungsi Perencanaan
Menurut G.R Terry perencanaan memiliki fungsi sebagai berikut (14)
a) Menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan
b) Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi
pada pelaksanaan rencana yanng telah disusun
c) Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program
d) Meningkatkan efesien dan efektifitas pengguna segala sumber daya
yang dimiliki organisasi
e) Memberikan batasan-batasan wewenang dan tanggung jawab setiap
pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerjasama/koordinasi
f) Menetapkan tolak ukur kemajuan pelaksanaan program setiap saat
13
3. Pembagian Perencanaan
Stoner dan Wenkel (1986 : 189) mengklasifikasikan rencana
menjadi dua jenis utama yaitu:(14)
a) Rencana strategis (strategic Planning)
Perancanaan
strategis
adalah
proses
pemilihan
tujuan
menejer
mengantisipasi
permasalahan
sebelum
kemungkinan
devisi
dan
kejutan
yang tidak
hubungan
dengan
produk
dan
pelanggan
perusahaan
b) Terkadang cenndrung embatasi organisasi pada pilihan yang
paling rasional dan bebas beresiko
b). Rencana Operasional (Operational Plan)
Rencana operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana
rencana strategis digunakan .rencana operasional terdiri dari :
14
5. Proses Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik sebaiknya memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut: (14)
15
a.
b.
c.
telah
diperhitungkan
tidak
akan
mengalami
2.3.2 Pengorganisasian
1. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang
sangat penting. Melalui pengorganisasian, seluruh sumber daya yang
dimiliki akan di atur penggunaannya secara efektif dan efesien untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetepkan.(14)
Pengorganisasian
adalah
langkah
untuk
menempatkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugastugas pokok, wewenang dari pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan
organisi.(15)
2. Prinsip Pengorganisasian
Dalam suatu organisasi mengandung prinsip prinsip sebagai berikut: (18)
a. Pembagian Kerja (devision of work)
b. Kewenangan dan tranggung jawab (authority and responsibility)
c. Pelimpahan wewenang (delegation of authority)
16
3. Manfaat Pengorganisasian
Manfaat Pengorganisasian antara lain :
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota atau staf
organisasi
c. Pendelegasian wewenang kepada staff sesuai dengan tugas-tugas
pokok yang diberikan
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
4. Langkah langkah Pengorganisasian
Ada enam langkah dalam penyusunan pengorganisasian yaitu :
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staff
2. Membagi-bagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan yang praktis
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksankan oleh pimpinan,
menyediakan staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Memilih dan menetapkan staf yang dipandang mampu untuk
melaksanakan tugas
6. Mendelegasikan wewenang
Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan
wewenang, maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni (18)
1. Organisasi lini
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat
perbedaan yang tegas antara satuan organisasi pimpinan dengan satuan
organisasi pelaksana.Peran pemimpin dalam hal ini sangat dominan, segala
kendali berada di tangan pemimpin, serta dalam melaksanakan kegiatan
yang diutamakan adalah wewenang dan perintah.
17
2. Organisasi Staf
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan
staf pelaksana.Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan, namun
staf berperan sebagai pembantu pimpinan.
3. Organisasi lini dan staf
Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi lini dan
staf.Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas, tetapi juga
diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan
secara baik.Demikian juga pimpinan tidak sekedar member perintah atau
nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut.
2.3.3 Pelaksanaan
1. Pengertian Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah upaya untuk menggerakkan bawahan atau
orang-orang untuk mau bekerja dengan sendirinysa atau penuh kesadaran
sendiri baik dilaksanakan bersama-sama maupun sendiri untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki.Dalam pelaksanaan diperlukan adanya pemimpin
yang mempunyai kemampuan untuk dapat mempengaruhi orang lain agar
bekerja dengan tulus hati, sehingga pekerjaannya berjalan dengan lancar
dan tujuan dapat tercapai.(16)
2. Fungsi Pelaksanaan
Kegiatan yang diterapkan sesuai rencana, manajemen harus
memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilakukan tepat pada
waktunya dengan cara :(13)
1. Mengkoordinasikan fungsi para anggota tim
2. Mengkoordinasikan kegiatan
3. Menyampaikan putusan
4. Penetapan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat, meliputi
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
18
5. Mobilisasi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukan
meliputi pemantauan dan pengawasan, logistik, akuntasi dan
organisasi
3. Tujuan Pelaksanann
Implementasi memiliki beberpa tujuan yaitu :(13)
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efesien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan
suasana
lingkungan
kerja
yang
dapat
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
yang
direncanakan
semula.
19
Tujuan
Monitoring
untuk
mengetahui
(19)
sejauh
mana
kegiatan
program
sudah
mengetahi
staf
yang
perl
diberika
penghargaan,
20
sering
digunakan
untuk
menunjukkan
tahapan
sikius
21
22
Peningkatan
Kapasitas
Lingkungan
dan
Informasi
Lingkungan.
2. Bidang Pengawasan, Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
Lingkungan.
3. Bidang Tata Lingkungan dan Penataan Hukum Lingkungan.
4. Bidang Pembinaan Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam
b. Bagian meliputi :
1. Bagian Kesektretariatan
2. Bagian Keuangan
3. Bagian Program
23
24
3.2 Gambaran
Bidang
Pengawasan,
Pengendalian
Kerusakan
dan
Pencemaran Lingkungan
Bidang
Pengawasan,
Pengendalian
Kerusakan
dan
Pencemaran
pengkajian
program
kerja
Bidang
Pengawasan,
pengkajian
bahan
kebijakan
teknis
pembinaan
25
pelaporan
dan
evaluasi
kegiatan
Pengawasan,
koordinasi
dalam
pelaksanaan
kegiatan
di
Pengawasan,
Pengendalian
Kerusakan
dan
Pencemaran
Bidang
Pengawasan
Pengendalian
Kerusakan
Lingkungan
26
terhadap
pelaksanaan
kerusakan
pengawasan
lingkungan
hidup
yang
pengelolaan
dan
dilakukan
oleh
penyusunan
bahan
kebijakan
teknis
Pengawasan
penyusunan
bahan
fasilitasi
penyelenggaraan
fasilitasi
pelaksanaan
usaha-usaha
Pengawasan
koordinasi
Pengawasan
penyusunan
bahan
27
pelaporan
dan
evaluasi
kegiatan
Sub
Bidang
2. Dana APBN
Dana APBN digunakan untuk program:
-
Bidang
Pengawasan
Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan
28
produksi
lingkungan
yang
Pengawasan,
Rincian
Tugas
Sub
Bidang
Pengawasan,
Pengendalian
Pencemaran Lingkungan :
a. Melaksanakan penyusunan program kerja Sub Bidang Pengawasan,
Pengendalian Pencemaran Lingkungan;
b. Melaksanakan
penyusunan
bahan
kebijakan
teknis
Pengawasan,
29
e. Melaksanakan
fasilitasi
pelaksanaan
usaha-usaha
Pengawasan,
penyusunan
bahan
telaahan
staf
sebagai
bahan
2. Dana APBN
APBN di gunakan untuk :
-
30
31
Pemerintah
Nomor
27
Tahun
2012
tentang
Izin
Lingkungan;
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.19 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.20 Tahun 2008
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Lingkungan Hidup Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995
(lampiran C) tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri;
14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik;
32
33
2.
3.
34
e. Money
Segala biaya yang ditimbulkan akibat pelaksanaan kegiatan
dimaksud, dibebankan kepada Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) Bapedalda Prov. Sumbar Tahun 2014 pada kegiatan
Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi.
2. Proses
Proses dilakukan dengan cara menentukan titik samplingyang
akan di ambil samplingnya. Titik sampling kegiatan pemantauan kualitas
air sungai Batang Agam tahun 2014 sama dengan titik sampling tahun
2013, Sedangkan Batang Ombilin dan Pangian titik sampling ditentukan
dengan melakukan survei awal berdasarkan kegiatan SPM yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengambilan sampel dilakukan pada titik/lokasi
yang sama dengan menggunakan GPS.
Selanjutnya dilakukan pemantauan sebanyak 2 periode ( musim
kemarau dan musim hujan). Hasil pemantauan Kualitas Air Sungai
selanjutnya diolah di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat.
3. Output
Output kegiatan adalah berupa laporan Pemantauan Kualitas Air
Skala Provinsi yang memuat Data kualitas air sungai Batang Agam,
Batang Ombilin dan Batang Pangian, serta Status mutu air Sungai Batang
Agam.
Buku laporan hasil Pemantauan Kualitas Air Sungai Skala Provinsi
(Batang Agam, Batang Ombilin dan Batang Pangian) akan didstribusikan
dan ditindaklanjuti ke Kabupaten/Kota yang terkait dengan ke 3 sungai,
yaitu :
1. Batang Agam : Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Agam,
Kabupaten 50 Kota, Kota Payakumbuh dan Kota Bukittinggi
2. Batang Ombilin : Kab. Solok, Kab. Tanah Datar ,Kabupaten
Sijunjung, Kota Sawahlunto
3. Batang Pangian : Kab.Sijunjung dan Dharmasraya
35
4. Outcome
Terwujudnya Air Sungai Batang Agam, Batang Ombilin dan Batang
Pangian yang memiliki kualitas air dengan mutu yang baik.
5. Impact
Meningkatnya derajat kualitas air Sungai Batang Agam, Batang
Ombilin dan Batang Pangian sehingga dapat di manfaatkan oleh makhluk
hidup sekitarnya.
3.3.2 Pengorganisasian
Keanggotaan Tim Pengawasan kualitas Air Sungai Batang Agam, Batang
Ombilin dan Batang Pangian meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Unsur Bapedalda Provinsi Sumatera Barat
b. Unsur Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
c. Unsur Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
d. Unsur Laboratorium UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat
Keanggotaan ini ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat
No. tentang Pembentukan Tim Pemantauan Kualitas Air Sungai Skala Provinsi
(Batang Agam, Batang Ombilin dan Batang Pangian) di Sumatera Barat Tahun
2014.
3.3.3 Pelaksanaan
Bapedalda Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2014 ini telah
melakukan Pemantauan Kualitas Air Skala Provinsi untuk tiga sungai yaitu
Sungai Batang Agam (yang melintasi Kab.Agam, Kab.Lima Puluh Kota dan
Kota Payakumbuh), Sungai Batang Ombilin (yang melintasi Kab.Tanah
Datar dan Kab.Solok dan Kota Sawahlunto) serta Batang Pangian ( yang
melintasi Kab.Sijunjung dan Kab. Dharmasraya), termasuk kepada target
pemantauan dalam Rencana Pencapaian Standar Pelayananan Minimal
(RPSPM) bidang lingkungan hidup pada Bapedalda Provinsi Sumatera Barat.
36
titik sampling
terlebih
dahulu
dengan
menggunakan
GPS.
A. Batang Agam.
1. Untuk hasil pemantauan Periode I ada beberapa parameter yang belum
memenuhi baku mutu air sungai yaitu :
a. Pada segmen hulu parameter kualitas air yang melebihi Baku Mutu
adalah Fecal Coliform,Total Coliform.
37
-42
BA2
-86
Tercemar berat
BA3
-106
Tercemar berat
BA4
-88
Tercemar berat
BA5
-76
Tercemar berat
BA6
-67
Tercemar berat
Skor*
38
Keterangan
BA7
-66
Tercemar berat
BA8
-52
Tercemar berat
BA9
-46
Tercemar berat
BA10
-14
Tercemar sedang
Ket : * Perhitungan status mutu berdasarkan Kep. Men.LH No. 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
0
BA1
BA2
BA3
BA4
BA5
BA6
BA7
BA8
BA9
-14
-20
Skor STORET
BA10
-40
-42
-46
-52
-60
-67
-80
-66
-76
-86
-88
-100
-106
-120
Status Mutu
Lokasi sampling
39
B. Batang Ombilin
1. Untuk hasil pemantauan Periode I ada beberapa parameter yang belum
memenuhi baku mutu air sungai yaitu :
a. Pada segmen hulu parameter kualitas air yang melebihi Baku Mutu
adalah BOD, COD,Besi, Fecal Coliform,Total Coliform.
b. Pada segmen rentang parameter kualitas air yang melebihi Baku
Mutu adalah TSS,BOD,COD,Besi,Fecal Coliform, Total Coliform.
c. Pada segmen hilir parameter kualitas air yang melebihi Baku Mutu
adalah COD, TSS, Nitri, Besi, Fecal Coliform, Total Coliform.
2.
40
Skor*
Keterangan
BOM1
-45
Tercemar berat
BOM2
-48
Tercemar berat
BOM3
-61
Tercemar berat
BOM4
-62
Tercemar berat
BOM5
-67
Tercemar berat
BOM6
-76
Tercemar berat
BOM7
-86
Tercemar berat
BOM8
-63
Tercemar berat
BOM9
-90
Tercemar berat
BOM10
-88
Tercemar berat
Ket : * Perhitungan status mutu berdasarkan Kep. Men.LH No. 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
0
BOM 1
BOM 2
-55
-58
BOM 3
BOM 4
-71
-72
BOM 5
BOM 6
BOM 7
BOM 8
BOM 9
BOM 10
-100
-98
Skor STORET
-20
-40
-60
-80
-73
-77
-86
-100
-96
-120
Status Mutu
Lokasi sampling
41
Berdasarkan grafik 3.2 dapat disimpulkan bahwa dari status mutu air
sungai batang ombilin
C. Batang Pangian
1. Untuk hasil pemantauan Periode I ada beberapa parameter yang belum
memenuhi baku mutu air sungai yaitu :
a.
Pada segmen hulu parameter kualitas air yang melebihi Baku Mutu
adalah BOD, COD,Besi, M.BAS/Deterjen, Fecal Coliform,Total
Coliform.
b.
c.
Pada segmen hilir parameter kualitas air yang melebihi Baku Mutu
adalah TSS, Nitri, Besi, Fecal Coliform, Total Coliform.
COD,Besi,
MBAS/Deterjen,
Fecal
Coliform,
Total
Coliform.
b. Pada segmen rentang parameter kualitas air yang melebihi Baku
Mutu adalah COD, Fecal Coliform, Total Coliform
c. Pada segmen hilir parameter kualitas air yang melebihi Baku Mutu
adalah
Coliform.
3. Status mutu air sungai Batang Pangian
42
Skor*
Keterangan
BP1
-42
Tercemar berat
BP2
-78
Tercemar berat
BP3
-78
Tercemar berat
BP4
-48
Tercemar berat
BP5
-58
Tercemar berat
BP6
-47
Tercemar berat
BP7
-54
Tercemar berat
BP Langki
-68
Tercemar berat
BP Takung
-90
Tercemar sedang
BP Nili
-68
Tercemar berat
Ket : * Perhitungan status mutu berdasarkan Kep. Men.LH No. 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
0
-10
BP 1
BP 2
BP 3
BP 4
BP 5
BP 6
BP 7
BP Lanki
BP
Takung
BP Nili
Skor STORET
-20
-30
-40
-50
-42
-47
-48
-60
-58
-70
-54
-68
-80
-78
-68
-78
-90
-90
-100
Status Mutu
Lokasi sampling
43
44
BAB 4 : PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan
Secara umum perencanaan kegiatan program Pemantauan Kualitas Air
Skala Provinsi telah dilakukan dengan baik. Dalam program ini telah dilakukan
langkah-langkah dalam proses perencanaan yaitu mulai dari penetapan tujuan ,
penanggungjawab program, indikator keberhasilan program yang dijelaskan
dalam Petunjuk Operasional (PO) dan merupakan acuan dalam pelaksanaan..
Perencanaan tersebut juga mengandung unsur-unsur sistem dari fungsi
manajemen yaitu input, proses, output, outcome, dan inpact. Pada input terlihat
aspek 5M yaitu Man, Money, Method, Material, dan Mechine.
Dari sisi SDM yang ada sudah mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan
program Pemantauan Kualitas Air Sungai Skala Provinsi. Dari segi sarana dan
prasana yang ada juga mendukung program Pemantauan Kualitas Air Sungai
Skala Provinsi, untuk sumber dana yang digunakan juga sudah di sanggupi oleh
APBD daerah dan juga telah disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai.
Namun tidak ada perencanaan kelanjutan dalam penangan hasil dari
pemantauan tersebut. Misalnya jika hasil pemantauan menunjukkan kondisi air
sungai tercemar berat maka perlu dilakukan penanganan lebih lanjut.
4.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian program Pemantauan Kualitas Air Sungai Skala Provinsi
di Bapedalda Provinsi Sumbar telah sesuai dengan teori yang ada karena telah
memiliki prinsip-prinsip pengorganisasian seperti, pengorganisasian berdasarkan
tujuan yang hendak di capai, telah mempunyai pembagian tugas yang jelas kepada
staf, mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang, mempunyai
spesifikasi terhadap tanggung jawab dan kewajiban masing-masing staf. Dengan
adanya prinsip-prinsip pengorganisasian ini dapat mempermudah pembagian
tugas untuk perorangan, meningkatkan hubungan organisatoris diantara staf yang
saling bekerjasama untuk melaksanakan tugas mencapai tujuan yang telah
45
ditetapkan, disini juga sudah terlihat pendelegasian wewenang yang terjadi antara
atasan dengan staf sesuai dengan tugas masing-masing, dimana adanya pembagian
tugas untuk masing-masing staf.
4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan program Pemantauan Kualitas Air Sungai Skala Provinsi di
Bapedalda Provinsi Sumbar telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
telah ada, telah dijalankan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Masingmasing staf telah melakasankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab masingmasing, dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Namun belum ada program bersama antar instansi dan antar kab/kota-provinsi
untuk mengendalikan dan memulihkan pencemaran dan kerusakan pada sungai
yang cenderung menurun kualitas airnya (Batang Agam, Batang Ombilin dan
Batang Pangian). Dalam hal ini perlu dilakukan pengawasan lebih ketat terhadap
KLH Kabupaten/kota dalam menangani permasalahan pencemaran air sungai
tersebut.
monitoring
dilaksanakan
di
lokasi-lokasi
sampling
yang
telah
ditetapkandan jika terdapat banyak parameter yang masih tinggi akan diberikan
surat tertulis beserta laporan hasil Pemantauan dari Bapedalda Provinsi Sumbar.
Sedangkan proses evaluasi dilaksanakan dengan mengadakan analisis dan
evaluasi
hasil
pemeriksaan
laboratorium
dan
mengevaluasi
bagaimana
pelaksanaan kegiatan dilapangan. Selain itu juga dilakukan rapat internal bidang
untuk melihat sejauh mana program ini terlaksana sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan penyusun perencanaan.
46
BAB 5 : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut maka di dapatkan kesimpulan mengenai aspek
manajemen kegiatan Pemantauan Kualitas Sumber Air Skala Provinsi (Batang
Agam, Batang Ombilin, dan Batang Pangian) tahun 2014 di Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut:
1. Perencanaan program telah dilakukan dengan baik. Sudah dilakuakn
langkah-langkah dalam proses perencanaan yaitu mulai dari menetapkan
tujuan, penanggungjawab program, dan realisasi perencanaan serta langkahlangkah pelaksanaan. Dari sisi SDM yang ada sudah mencukupi untuk
kegiatan pelaksanaan program Dalam program ini, sudah sesuai dengan
langkah-langkah yang ada dalam proses perencanaan, yaitu mulai dari
analisis situasi, merumuskan masalah, hingga monitoring evaluasi.
Perencanaan tersebut juga telah mengandung unsur-unsur sistem manajemen
yaitu input, proses,output, outcome dan inpact.
2. Pengorganisasian program telah sesuai dengan teori yang ada karena telah
memiliki
prinsip-prinsip
pengorganisasian
seperti,
pengorganisasian
47
program-program
sektoral
yang
menyentuh
kepada
48
DAFTAR PUSTAKA
50
50