Anda di halaman 1dari 5

TUGAS EKONOMI & BISNIS ISLAM

35 Ryan Sanusi

12311431

38 Derry Sandika

12311449

36 Akhmad Fauzi

12311444

43 Kartika Adi N

12311476

34 Faisal Hendra

12311428

A. Pengertian ekonomi islam


Dalam membahas prespektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang
harus diperhatikan yaitu: ekonomi dalam Islam itu sesungguhnya bermuara
kepada aqidah Islam, yang bersumber dari syariatnya. Ini baru dari satu sisi.
Sedangakan dari sisi lain ekonomi Islam bermuara pada al-Quran dan Hadis.
Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagi suatu ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan
dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka
syariah Islam. Definisi lain merumuskan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu
yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu masyarakat Islam
yang dibingkai dengan syariah Islam. Syarat utama ekonomi Islam yaitu
memasukan nilai-nilai Islam di dalamnya.
Ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal, yakni: tauhid
(keimanan), adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah),
dan maad (hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun
teori-teori ekonomi Islam.
Ekonomi Islam juga memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani
dan insane. Disebut ekonomi

Rabbani

karena sarat dengan arahan dan

nilai-nilai Ilahiah. Dikatakan ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini


dilandaskan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia. Keimanan sangat
penting dalam ekonomi Islam karena secara langsung akan mempengaruhi
cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku, gaya hidup, selera,
dan preferensi manusia.
B. Prospek ekonomi syariah di Indonesia
Perkembangan bank syariah mulai terasa sejak dilakukan amandemen
terhadap UU No. 7/1992 menjadi UU No. 10/1998 yang memberikan landasan

operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU tersebut,
Bank Indonesia (BI) mulai memberikan perhatian lebih serius terhadap
pengembangan perbankan syariah, yaitu membentuk satuan kerja khusus
pada April 1999. Satuan kerja khusus ini menangani penelitian dan
pengembangan bank syariah (Tim Penelitian dan Pengembangan Bank
Syariah dibawah Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan) yang
menjadi cikal bakal bagi Biro Perbankan Syariah yang dibentuk pada 31 Mei
2001, dan sekarang resmi menjadi Direktorat Perbankan Syariah Bank
Indonesia sejak Agustus 2003.
Ada sejumlah alasan mengapa institusi keuangan konvensional yang
ada sekarang ini mulai melirik sistem syariah, antara lain pasar yang
potensial karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan
kesadaran mereka untuk berperilaku bisnis secara Islami. Potensi ini menjadi
modal bagi perkembangan ekonomi umat di masa datang. Selain itu, terbukti
bahwa institusi ekonomi yang menerapkan prinsip syariah, mampu bertahan
di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
Ekonomi Islam
telah

banyak

atau

Ekonomi Syariah, dalam perkembanganya

memberikan kontribusi kepada perkembangan ekonomi

dunia. Banyak konsep konsep Ekonomi Syariah ditiru oleh Barat diantaranya
tentang

Syirkah

hiwalah (letters

(lost

profit

sharing), Suftaja

of Credit), funduq

(specialized

(bills

large

of

exchange),

scale

commercial

institutions and market wich developed in to virtual stock exchange) yakni


lembaga bisnis khusus yang memiliki skala yang besar dan pasar yang
dikembangkan dalam pertukaran saham yang nyata.Demikian juga tentang
harga

pasar

yang menurut

sistem ekonomi kapitalis tidak boleh ditetapkan oleh

pemerintah

atau

dicampuri oleh pihak-pihak tertentu.


Ekonomi

Syariah

nampaknya

masih

terus

dalam

proses

membentuk diri secara mandiri sebagai disiplin ilmu. Meskipun demikian


ia telah

berhasil melahirkan sistem

operasi lembaga ekonomi

modern

seperti bank dan asuransi. Dalam prakteknya, sistem operasional Bank


dan

asuransi

Islam

dapat

menurut sistem konvensional.

bersaing

dengan

lembaga

yang

serupa

Gagasan ekonomi syariah yang dikembangkan saat ini mempunyai


dampak

langsung

kepada

masyarakat,

sehingga dapat meningkatkan taraf

terutama

masyarakat

muslim

hidupnya dalam menghilangkan

persoalan keterbelakangan yang terjadi pada masyarakat. Ekonomi syariah


diharapkan dapat menciptakan tata dunia yang adil dan tidak bersifat
hegemonistik

juga

dapat

membuat

sistem

distribusi

kekayaan

dan

pendapatan yang adil dan merata pada setiap tingkatan.

C. Hambatan ekonomi syariah di Indonesia


Banyak

tantangan

dan

permasalahan

yang

dihadapi

dalam

perkembangan Bank Syariah, terutama berkaitan dengan penerapan suatu


sistem perbankan yang baru yang mempunyai sejumlah perbedaan prinsip
dari sistem keuntungan yang dominan dan telah berkembang pesat di
Indonesia. Permasalahan ini dapat berupa permasalahan yang bersifat
operasional, perbankan, maupun aspek dari lingkungan makro.

Beberapa

kendala yang dihadapi dalam ekonomi syariah :


1. Peraturan Perbankan
Peraturan

Perbankan

yang

berlaku

belum

sepenuhnya

mengakomodir operasional Bank Syariah mengingat adanya sejumlah


perbedaan dalam pelaksanaan operasional Bank Syariah dengan Bank
Konvensional. Ketentuan-ketentuan perbankan yang ada kiranya masih
perlu disesuaikan agar memenuhi ketentuan syariah agar Bank Syariah
dapat beroperasi secara relatif dan efisien. Ketentuan-ketentuan tersebut
antara lain adalah hal-hal yang mengatur mengenai :

Instrument yang diperlukan untuk mengatasi masalah likwiditas


Instrument moneter yang sesuai dengan prinsip syariah untuk

keperluan pelaksanaan tugas Bank Sentral


Standar akuntansi, audit dan pelaporan.
Ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian,
dll
Ketentuan-ketentuan di atas sangat diperlukan agar Bank Syariah
dapat menjadi elemen dari sistem moneter yang dapat menjalankan
fungsinya secara baik dan mampu berkembang dan bersaing dengan
Bank Konvensional.

2. Sumber Daya Manusia


Kendala dibidang SDM dalam pengembangan Perbankan Syariah
disesabkan karena sistem perbankan syari'ah masih belum lama dikenal
di Indonesia. Disamping itu lembaga akademik dan pelatihan ini masih
terbatas,

sehingga

tenaga

terdidik

dan

berpengalaman

dibidang

perbankan syariah baik dari sisi bank pelaksana maupun bank sentral
(pengawas dan peneliti bank).
3. Pemahaman Ummat
Pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan
prinsip Perbankan Syariah belum tepat, bahkan diantara ulama dan
cendekiawan muslim sendiri masih belum ada kata sepakat yang
mendukung keberadaan Bank Syariah, terbukti dari hasil pretest
terhadap 37 Dosen Fakultas Syariah dalam acara Orientasi Perbankan
yang telah dilakukan oleh Asbisindo Wilayah Jatim beberapa waktu yang
lalu memberikan jawaban yang tidak konsekwen dan cenderung raguragu.
4. Modal
Permasalahan pokok yang senantiasa dihadapi dalam pendirian
suatu usaha adalah permodalan. Setiap ide ataupun rencana untuk
mendirikan Bank Syariah sering tidak dapat terwujud sebagai akibat
tidak adanya modal yang cukup untuk pendirian Bank Syariah tersebut,
walaupun dari sisi niat ataupun ghiroh para pendiri relatif sangat kuat.
Kesulitan dalam pemenuhan permodalan ini antara lain disebabkan
karena :
Belum adanya keyakinan yang kuat pada pihak pemilik dana akan
prospek dan masa depan keberhasilan Bank Syariah, sehingga

ditakutkan dana yang ditempatkan akan hilang.


Masih kuatnya perhitungan bisnis keduniawian pada pemilik dana
sehingga ada rasa keberatan jika harus menempatkan sebagian

dananya pada Bank Syariah sebagai modal.


Ketentuan terbaru tentang Permodalan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia relatif cukup tinggi.

5. Kesimpulan
Gagasan ekonomi syariah yang dikembangkan saat ini mempunyai
dampak

langsung

kepada

masyarakat,

sehingga dapat meningkatkan taraf

terutama

masyarakat

muslim

hidupnya dalam menghilangkan

persoalan keterbelakangan yang terjadi pada masyarakat. Memang masih

ada beberapa hambatan bagi ekonomi syariah, namun prospek ekonomi


syariah di Indonesia juga mempunyai prospek baik karena mayoritas
penduduk Indonesia beragama Islam dan adanya kesadaran mereka untuk
berperilaku bisnis secara Islami. Selain itu, terbukti bahwa institusi ekonomi
yang menerapkan prinsip syariah, mampu bertahan di tengah krisis ekonomi
yang melanda Indonesia. Ekonomi syariah diharapkan dapat menciptakan
tata dunia yang adil dan tidak bersifat hegemonistik juga dapat membuat
sistem distribusi kekayaan dan pendapatan yang adil dan merata pada setiap
tingkatan.

Daftar Pustaka
Asnaini. 2008. Pengembangan Mutu SDM Perbankan Syariah: Sebagai Upaya
Pengembangan Ekonomi Islam. http://journal.uii.ac.id. (diakses pada 22 juni
2014).
Abdul Husain,A, 2003. Ekonomi Islam prinsip dasar dan tujuan. Yogyakarta:
Magistra Insania Press.
M.Abdul Mannan, 1997, Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa.

Anda mungkin juga menyukai