Anda di halaman 1dari 7

4.

1 Hasil Pengujian Hipotesis


Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi
untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan
Tingkat Pengguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Barat. dengan
menggunakan variable Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat
Pengagguran sebagai variabel bebas dan variabel Tingkat Kemiskinan sebagai
variabel terikat. Untuk melihat pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
( PDRB) dan Tingkat Pengguran terhadap Tingkat Kemiskinan maka variabel
dihitung mulai tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 dalam bentuk pertahun.
4.1.1 Pengujian variabel Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan
Tingkat Pengguran terhadap Tingkat Kemiskinan.
Hasil uji regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh antara Produk
Domestik Regional Bruto ( PDRB) dan Tingkat Pengguran terhadap Tingkat
Kemiskinan di Kalimantan Barat.
Tabel 4.1
Hasil Regresi Antara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dan
Tingkat Pengagguran terhadap Tingkat Kemiskinan

Sumber : Data primer diolah

variabel yang paling berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan adalah


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Variabel ini signifikan dan mempunyai
nilai koefesien yang paling tinggi di antara variabel lain yaitu sebesar 2,54E-05.
Apa bila di tunjukan dengan persamaan fungsional, bentuk persamaan regresi
dalam penelitian ini yakni:

Y = 64.530689851 - 2.53666953919e-05*X1 - 1.58291703945*X2


(0,00001)

(0.0001)

(0.1752)

Keterangan:
Y
X1
X2

: Tingkat Kemiskinan
: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
: Tingkat Pengagguran

0= Konstanta
1;2;3 = Koefesien regresi yang menunjukan angka atau penurunan variabel
terikat didasarkan pada variabel bebas.
e = Variabel pengganggu/error term
Hasil perhitungan tabel koefisien regresi linier sederhana diatas maka
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
Y = 10.87280 + 0.094102X1 -0.143154X2 +0.015473X3 + 0.021697X4
Nilai 0 atau konstanta adalah sebesar 6,45, nilai tersebut memiliki arti
bahwa jika Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak bertambah atau tetap
maka Tingkat Kemiskinan sebesar 10,87persen.

Nilai X1 sebesar 2.54E-05 dengan arah negatif, bermakna bahwa apabila


jumlah PDRB mengalami peningkatan sebesar 1 juta maka tingkat kemiskinan
juga akan menurun sebesar 2,5 % dengan asumsi variabel Tingkat Pengagguran
tidak mengalami perubahan atau tetap.
Nilai X2 sebesar 1.582917 dengan arah negatif, bermakna bahwa apabila tingkat
pengagguran mengalami penurunan sebesar 1% maka Tingkat Kemiskinan akan
naik sebesar 1,58% dengan asumsi variabel Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) tidak mengalami perubahan atau tetap.

4.1.1 Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji-t)


Uji t-statistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen,dengan tingkat kepercayaan sebesar 95
% ( = 0.05). apabila nilai t hitung/t-statistik bearti hipotesis nol (H0) yang
menyatakan bahwa tiap-tiap variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat ditolak. Maka Ha diterima yang artinya secara parsial terdapat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Tabel 1.3
Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat
Pengagguran
terhadap Kemiskinan

Sumber : Data primer diolah

Hasil uji menunjukan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Landak tahun


2002 sampai dengan 2013. Hal ini di tunjukan dengan nilai t-hitung lebih besar dari t
tabel yaitu 6.606225 > 2.22814 atau probabilitas sebesar 0.0001. Sementara itu variabel

Tingkat Pengagguran tidak memliki pengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan di


Kabupaten Landak tahun 2002 sampai dengan 2013. Hal ini di tunjukan dengan
nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel yaitu -1471.678<2.22814 atau probabilitas
sebesar 0,1752.

4.1.2

Uji Statistik F (Uji F)


Uji F digunakan untuk melihat pengaruh semua variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Uji signifikan dilakukan dengan


tingkat kepercayaan 95% atau signifikan = 0,05. Jika nilai probabilitas F
Statistik menunjukkan nilai < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama antara variabel bebas dan terikat. Namun, apabila F statistik
menunjukkan nilai > 0,05 makaberpengaruh tidak signifikan secara bersama-sama
antara variabel bebas dan terikatnya. Berikat ini merupakan perhitungan untuk uji

4.2

Hasil pengujian hipotesis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto


(PDRB) dan Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
X1
X2

64.53069
-2.54E-05
-1.582917

9.251476
3.84E-06
1.075586

6.975178
-6.606225
-1.471678

0.0001
0.0001
0.1752

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.854192
0.821790
2.660381
63.69867
-27.04280
26.36248
0.000173

Mean dependent var


S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

20.45250
6.301994
5.007134
5.128361
4.962252
0.890219

Berdasarkan Tabel 4...., nilai probabilitas uji F menunjukkan 0,0001 dengan


signifikan = 0,05. Signifikan menujukkan variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hal ini menujukkan bahwa
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat Pengagguran secara bersama-

sama mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Landak tahun 2002


sampai dengan 2013.

4.1.4

Uji Determinasi
Untuk mengukur besarnya persentase sumbangan variabel bebas terhadap

variasi naik turunnya variabel terikat dalam penelitian ini digunakan uii koefisien
determinasi (R). Nilai koefisien determinasi terletak anatara 0 1. Semakin nilai
koefisien determinasi mendekati nilai nol maka semakin lemah kemampuan
variabel bebas dalam mempengaruh variabel terikat, sebaliknya semakin nilai R
mendekati 1 maka akan semakin baik kemampuan model dalam menerangkan
keberadaan variabel terikat. Berdasarkan model persamaan yang digunakan dalam
menerangkan penelitian ini dan perhitungan dengan menggunakan model Eviews
maka diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebagai berikut :

Tabel 4.4
Nilai Koefisien Determinasi

Pada tabel 4.4 R-Squared menunjukkan nilai 0,854192 Tingkat Kemiskinan


di Kabupaten Landak tahun 2002 hingga 2013 sebanyak 85,41% dipengaruhi oleh
pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat Pengangguran,
sedangkan sebanyak 14,59% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sementara itu

nilai Adjusted R-Squared menunjukkan angka 0.821790, ini artinya setelah


disesuaikan sebesar 82,17% Tingdi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Landak
tahun 2002 hingga 201e dipengaruhi oleh faktor Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Sisanya 17,83% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel.

4.2 Pembahasan
Setelah di lakukan pengolahan data, dari kedua variabel independen tersebut,
variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) signifikan sedangkan variabel
Tingkat Pengagguran tidak signifikan sehingga dalam penelitian ini Tingkat
Kemiskinan di pengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai
konstanta sebesar 64.53069 artinya bahwa apabila variabel Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat Pengguran di anggap konstan, maka
menurunnya Tingkat Kemiskinan akibat kenaikan PDRB adalah sebesar 6,453
%. Selanjutnya akan di lakukan pembahasan secara satu persatu mengenai
pengaruh variabel bebas (Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat
Pengagguran) terhadap variabel terikat ( Tingkat Kemiskinan) sebagai berikut:

4.3.1 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Tingkat


Kemiskinan.
Berdasarkan tabel 4...... dapat di ketahui bahwa variabel Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan.
Nilainya adalah sebesar 2.54E-05. Artinya apabila terjadi kenaikan PDRB sebesar
satu Rp. 1 Juta maka akan menurunkan Tingkat Kemiskinan sebesar 2,54 persen.
Angka 2.54E-05 lebih besar dari 1 (>1) artinya, pengaruh PDRB terhadap Tingkat
Kemiskinan sangat berpengaruh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang di lakukan Rusdarti & Lesta Karolina Sebayang (2007) dengan hasil PDRB
signifikan dan berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan.

Hal ini karena adanya peningkatan PDRB akan mengurangi Tingkat


Kemiskinan. Jika PDRB meningkat, penerimaan daerah juga akan meningkat
yang akan di alihkan untuk pembangunan daerah, dengan adanya pembangunan
daerah maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut yang
dengan berjalannya waktu akan mengurangi jumlah penduduk miskin dan
menekan tinjgkat kemiskinan di daerah tersebut. Keadaan seperti ini sesuai
dengan teori pertumbuhan dan kemiskinan mempunyai korelasi yang sangat kuat,
karena pada tahap awal proses pembangunan, tingkat kemiskinan cenderung
meningkat dan pada saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang
miskin berangsur angsur berkurang.

Anda mungkin juga menyukai