Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN (Tanggal)
: 10 Maret 2015
I. Data Umum
1. Kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Pekerjaan KK
: Wiraswasta
3. Pendidikan KK
: SD
4. Alamat dan telepon : Desa Kedungwaru, RT 3 RW 5 Kecamatan Kedungwaru
Komposisi keluarga :

No Nama
1
Ny.S
2
Tn.S
3
Tn.S
Genogram :

sexs
P
L
L

Hub.
kel KK
Istri
Anak 1
Anak 3

Umur
59
32
26

Pdd

BCG

polio

Status imunisasi
DPT
Hepatiti
s

SD
SD
SMP

: laki-laki

: tinggal serumah

: perempuan

: meninggal

: pasien

Campa
k

5.
6.
7.
8.

Tipe keluarga
: Keluarga inti
Suku bangsa
: Indonesia/ Jawa
Agama
: Islam
Status social ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Rp 750.000 per bulan yang diperoleh dari hasil kerja Tn.S
sebagai pekerja serabutan sebesar

Rp

750.000, dengan rata-rata pengeluaran

Rp

600.000 per bulan dan keluarga juga tidak memiliki tabungan. Dilihat dari
penghasilan anggota keluarga dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga
tersebut mempunyai status ekonomi rendah.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Setiap hari KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan hiburan
biasanya hanya dengan menonton TV, berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah
di ruang keluarga.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
10. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan anak dewasa
11. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun tugas keluarga yang belum dapat dicapai saat ini.
12. Riwayat kesehatan keluarga inti
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun. Tn.S
tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di
Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Ny. S memiliki penyakit gangguan jiwa, dan
mengharuskan klien berobat di Puskesmas Kedungwaru, akan tetapi cukup kontrol
dan menerima obat dari Apotek. Anak ke 1 juga menderita penyakit gangguan jiwa,
dan mengharuskan klien berobat di Puskesmas Kedungwaru, akan tetapi cukup
kontrol dan menerima obat dari Apotek. Anak ke 3 tidak ada riwayat sakit yang
mengharuskan klien untuk berobat dan rawat inap di Puskesmas ataupun Rumah
Sakit.

III. Data lingkungan


13. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah keluarga Tn.K yaitu rumah sendiri. Luas tanah 5x6 m 2 dan
luas rumah yang ditempati 4x5 m2, terdiri dari 1 kamar tidur, 1 ruang tamu sekaligus
ruang keluarga, 1 dapur , dan kamar mandi di luar rumah. Tipe bangunan rumah
adalah permanen, dengan ventilasi tidak memenuhi standart rumah sehat, tetapi setiap
ruangan dimanfaatkan menurut fungsinya secara optimal. Pemanfaatan pekarangan
rumah yaitu tidak ditanami. Tidak ada septic tank, pembuangan langsung ke selokan
besar, jarak antara rumah dengan sumber air < 10 m, penyediaan air bersih dan
sumber air minum dari sumur. Air minum dimasak selalu dimasak.
Denah rumah :

Ruang

Kamar

WC

tamu

tidur
Ruang
Dapur
14. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
menjahi
Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah
perkotaan sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat tetapi klien jarang
untuk melakukan kegiatan di masyarakat sepert arisan, pengajian, PKK dll.
15. System pendukung keluarga
Fasilitas transportasi yang dimiliki keluarga yaitu sepeda montor sebanyak 1 buah,
dan fasilitas komunikasi yan dimiliki keluarga adalah HP.
IV. Struktur keluarga
16. Struktur peran
Dari semua anggota keluarga tidak ada yang berperan sebagai aparat pemerintah di
lingkungan tempat tinggalnya. Serta tidak ada salah satudari anggota keluarga yang
berperan sebagai tokoh masyarakat.

17. Nilai atau norma keluarga


Keluarga tidak mempunyai kebiasaan untuk berdiskusi bersama dan cara keluarga
dalam membuat keputusan yaitu musyawarah dengan anggota tertentu. Keluarga tidak
memiliki tradisi khusus yang dipertahankan serta adanya hubungan antar anggota
keluarga yang baik.
V. Fungsi keluarga
18. Fungsi afektif
Respon keluarga apabila ada anggota keluarga yang menikah dan respon keluarga
apabila ada anggota keluarga yang mengalami sakit yaitu ikut merasakan. Keluarga
juga tidak memiliki norma-norma dalam melaksanakan interaksi antar anggota
keluarga.
19. Fungsi sosialisasi
Tidak ada norma yang diberlakukan bag setiap anggota keluarga dan tidak ada sanksi
apabila ada dari anggota keluarga yang melanggar norma.
20. Fungsi pemenuhan (perawatan / pemeliharaan) kesehatan :
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit. Terbukti saat Ny.S kambuh
penyakitnya keluarga langsung membawa ke puskesmas dan menebus resep
diapotik.
b. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan keluarga yaitu berobat ke
puskesmas Kedungwaru.
c. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
- Keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang
bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari
lingkungan sekitar banyak terdapat tumpukan sampah, tidak terdapat juga
-

tempat sampah.
Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya hygien sanitasi

untuk menciptakan rumah yang sehat. Terbukti jendela rumah jarang dibuka.
Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan kondisi
kesehatan mereka. Terbukti pemenuhan gizi seimbang kurang, tidur tidak
teratur, mengatur waktu antara bekerja dan berkumpul dengan keluarga kurang
baik, terbukti keluarga mengutamakan pekerjaan.

d. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas ksehatan masyarakat, terbukti jika terjadi
kekambuhan pada Ny. S hanya keluarga membawa ke puskesmas Kedungwaru
dan membeli obat di apotek.
21. Fungsi reproduksi
Jumlah anak yang dimiliki Tn.S ada 4 orang yaitu 1 perempuan dan 3 lakilaki. Keluarga tidak menjalankan program KB saat ini.
22. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan, sandang dan perumahan anggota
keluarga .
VI. Stres dan koping keluarga
23. Stressor jangka pendek dan panjang
Sejak 2 tahun yang lalu gangguan jiwa yang di derita Ny. S sering kumat-kumatan
sehingga peran sebagai ibu rumah tangga terganggu. Dan masalah ini belum teratasi
sampai saat ini.
24. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor
Keluarga (terumata Ny. S) berusaha mencegah kekambuhan penyakitnya. Namun
terkadang Ny. D tetap sering kambuh karena sering memikirkan anak pertama yang
juga menderita gangguan jiwa selama 4 tahun ini.
25. Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengetahui masalah yang dihadapi saat memeriksakannya ke puskesmas.
26. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman dalam menyelesaikan masalah.

Anda mungkin juga menyukai