Bab 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

BAB III

ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH


1.1 Arah Pengelolaan Pendapatan Daerah
Otonomi daerah dan desentralisasi berimplikasi pada semakin luasnya kewenangan
daerah untuk mengatur dan mengelola Pendapatan Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka secara bertahap daerah dituntut untuk mengupayakan kemandirian pendapatannya
dengan mengoptimalkan seluruh potensi pendapatan yang dimilikinya.
Dalam konteks pengelolaan pendapatan daerah di DIY, proporsi sumber pendapatan
utama daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan proporsi rata-rata dibawah 40%
dari total pendapatan daerah, maka perlu adanya strategi-strategi dalam rangka peningkatan
PAD di waktu yang akan datang. Disamping itu, sumbersumber pendapatan lainnya juga
perlu ditingkatkan, antara lain bagian laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), lain-lain
pendapatan yang sah, dana perimbangan bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak,
sehingga dalam kurun waktu lima tahun mendatang, proporsi DAU secara bertahap dapat
mulai digantikan oleh sumbersumber pendapatan yang dapat diupayakan oleh daerah.
Berdasarkan penjabaran kondisi keuangan serta kebijakankebijakan yang
mempengaruhi perekonomian daerah, sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya, kebijakan umum pendapatan daerah tahun 20092013 adalah sebagai berikut:
3.1.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Adapun sumber-sumber pendapatan daerah di DIY berasal dari berbagai komponen,
yaitu:
a.
Pajak Daerah yang meliputi Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak
Pengambilan serta Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
b.
Retribusi Daerah yang meliputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan
Retribusi Perizinan Tertentu. Retribusi Jasa Umum terutama berasal dari Retribusi
Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Bidang Kehutanan dan Perkebunan,
Retribusi Pelayanan Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Retribusi Jasa Usaha terdiri
dari pemakaian kekayaan daerah yang berasal dari sewa tanah dan bangunan, sewa
rumah dinas, penitipan kendaraan bermotor, sewa penginapan/pesanggrahan/villa,
sewa gedung Graha Wana Bhakti Yasa, sewa gedung/ruangan/aula/asrama, bidang
perikanan dan kelautan, bidang perhubungan dan bidang perpustakaan daerah,
retribusi Pasar Grosir dan/atau pertokoan, Retribusi Perijinan Tertentu berasal dari
Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi.
c.
Hasil Perusahaan Milik Daerah (PMD) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan yang meliputi hasil penyertaan modal pada PT. Anindya Mitra
Internasional, PD Taru Martani, BPD DIY dan Badan Usaha Kredit Pedesaan
(BUKP).
d.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dimaksudkan untuk menampung
penerimaan-penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah di luar Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah antara lain
terdiri dari Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan, Jasa Giro,
Penerimaan Bunga Deposito, Pemanfaatan lahan jalan untuk pemasangan iklan.
e.
Penerimaan dari dana perimbangan yang meliputi: Bagi hasil pajak, bagi hasil
bukan Pajak, DAU, DAK dan penerimaan lain-lain.
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

f.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berasal dari Sumbangan dari


Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri dan dari Pendapatan Lain-lain.
Dari berbagai penerimaan tersebut, selama lima tahun terakhir terjadi
kecenderungan kenaikan penerimaan daerah dari Pajak dan Retribusi Daerah. Akan tetapi
pada sisi yang lain, penerimaan pendapatan dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan mengalami kecenderungan terus
menurun terutama pada periode 2005-2009.
Terkait dengan arah pengelolaan keuangan peningkatan pendapatan daerah, maka
Pemerintah Provinsi DIY perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk
meningkatkan PAD yaitu dengan:
a.
Perbaikan Manajemen
Melalui perbaikan manajemen diharapkan setiap potensi pendapatan daerah dapat
direalisasikan. Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia dan perbaikan serta penyederhanaan sistem dan
prosedur. Perbaikan manajemen ini baik pada internal Pemerintah Provinsi DIY
maupun pada BUMD.
b.
Peningkatan Investasi
Peningkatan investasi dapat didorong dengan membangun iklim usaha yang kondusif
bagi berlangsungnya investasi.
3.1.2

Optimalisasi Aset Daerah


Pemerintah Provinsi DIY memiliki aset yang dapat lebih dioptimalkan
pemanfaatannya untuk pelayanan kepada masyarakat maupun untuk peningkatan
pendapatan. Optimalisasi aset daerah dapat dicapai dengan perbaikan pengelolaan aset,
peningkatan kerjasama dengan pihak lain/swasta, dan pembentukan badan usaha baru
yang khusus untuk pengoptimalan aset daerah. Disamping itu, optimalisasi aset DIY juga
dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain/swasta, baik dalam bentuk Build
Operating Transfer (BOT) maupun Kontrak Konsesi.

3.1.3

Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi Hasil


Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaikbaiknya, meskipun relatif
sulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena bergantung pada pemerintah pusat.
Sumber dana yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) juga dapat diupayakan
peningkatannya melalui penyusunan programprogram unggulan yang dapat diajukan
untuk dibiayai dengan DAK. Bagi hasil pajak provinsi dan pusat dapat diupayakan
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan bagi hasil sangat terkait dengan
aktivitas perekonomian daerah. Dengan demikian semakin meningkatnya aktivitas
ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil, oleh
karena itu Pemerintah Daerah harus mendorong peningkatan aktivitas perekonomian.

1.2 Arah Pengelolaan Belanja


Belanja Daerah diarahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan lima tahun ke depan ditambah satu tahun transisi. Sesuai dengan visi
pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen
pencapaian visi tersebut. Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga
pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas. Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan
dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi). Keluaran dari
belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat (efektifitas).
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala prioritas
dan kebutuhan (transparansi), selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan dan
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (akuntabilitas).
3.2.1 Arah pengelolaan belanja daerah tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
1.

2.

3.

4.

5.

Efisiensi dan Efektivitas Anggaran


Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat
dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur
daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.
Prioritas
Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan penyediaan
infrastruktur dan peningkatan pendapatan masyarakat serta penyediaan pelayanan
kesehatan dan pendidikan, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu,
prioritas penggunaan anggaran juga diarahkan untuk mendanai program strategis pada
sektor-sektor unggulan Provinsi DIY, seperti sektor Pariwisata, Budaya dan Pendidikan.
Tolok ukur dan target kinerja
Belanja daerah pada setiap kegiatan harus disertai tolok ukur dan target pada setiap
indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi.
Efisiensi belanja langsung
Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara
efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat,
sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat. Efisiensi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik dapat
dikerjasamakan dengan pihak swasta.
Transparan dan akuntabel
Setiap pengeluaran belanja, dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, melalui publikasi masyarakat sehingga mudah dan tidak
mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban
belanja tidak hanya menyangkut aspek administrasi keuangan, tetapi juga proses,
keluaran dan hasil.

1.3 Kebijakan Umum Anggaran


Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran dan Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan/pemeriksaan sampai kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang
ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemberlakuan anggaran
kinerja memungkinkan adanya surplus atau defisit pada penyusunan APBD. Untuk menutup
defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah. Jika pembiayaan diperlukan untuk
menutup defisit anggaran berjalan, arah pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip
kemampuan dan kesinambungan fiskal daerah.
Pembiayaan defisit anggaran antara lain bersumber dari pinjaman daerah, sisa lebih
perhitungan anggaran, dana cadangan dan penjualan aset. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hadiah
serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, Pemerintah daerah berhak melakukan
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

pinjaman daerah dengan ketentuan besaran pinjaman daerah tidak melebihi kemampuan
daerah dalam mengembalikan pinjaman. Hal ini tercermin dari besaran rasio kemampuan
membayar kembali pinjaman atau Debt Services Coverage Ratio (DSCR) minimal sebesar
2,5. coverage.
Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang
bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. Setelah
pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan
modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Dengan penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat
menghasilkan bagi hasil laba yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja
lembaga yang mendapat tambahan modal dalam melayani masyarakat. Secara lebih rinci
Kebijakan Umum Anggaran Provinsi DIY Tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
3.3.1

Pendapatan Daerah
Sejalan dengan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah yang terus meningkat,
pemerintah daerah merencanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang bisa
diupayakan oleh daerah sendiri (PAD), yang bersumber dari pusat (Dana Perimbangan),
serta pendapatan lainlain. Saat ini sumber pendapatan dari PAD masih relatif kecil
dibandingkan dengan dana perimbangan. Kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan
untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah melalui mobilisasi pendapatan asli
daerah dan penerimaan daerah lainnya.
Pendapatan daerah diperkirakan Tahun 20092013 mengalami pertumbuhan rata
rata sekitar 6%. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan pada komponen PAD
dan komponen dana perimbangan yang masingmasing diperkirakan memiliki ratio
pertumbuhan ratarata sekitar 40,9% dan 25,4%. Pertumbuhan lain-lain pendapatan,
pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil perusahaan daerah akan menjadi faktor yang
penting dalam mendorong pertumbuhan dana perimbangan yang akan diperoleh.
Khusus untuk pendapatan lainlain yang sah, bagi hasil dari Pemerintah Provinsi
berperan penting sebagai salah satu sumber pendapatan dalam mendukung pendanaan
berbagai program dan kegiatan. Bagi hasil dari Pemerintah Provinsi ini antara lain Pajak
Kendaraan Bermotor/Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB/BBNKB), Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan lainlain. Pendapatan bagi hasil
Pemerintah Provinsi ini sangat terkait dengan aktivitas ekonomi daerah. Pemerintah
Daerah dapat berperan dalam memberikan insentif dan dorongan aktivitas perekonomian
daerah. Adapun perkiraan pendapatan daerah Provinsi DIY berikut pertumbuhannya pada
tahun 20092013 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

Tabel: 3 PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2009-2013

KODE
REK

URAIAN

TARGET

TARGET

TARGET

TARGET

TARGET

TARGET

2009

2009

2010

2011

2012

2013

JUMLAH PENDAPATAN

1.161.986.630.223,4
2

1.221.594.240.781,42

1.294.889.895.228,3
1

1.376.467.958.627,6
9

1.470.067.779.814,3
7

1.572.972.524.401,3
8

41

PENDAPATAN ASLI
DAERAH

547.887.175.315,00

596.850.801.653,00

632.661.849.752,18

672.519.546.286,57

718.250.875.434,05

768.528.436.714,44

411

Pajak Daerah

486.168.175.841,00

524.567.434.500,00

556.041.480.570,00

591.072.093.845,91

631.264.996.227,43

675.453.545.963,35

412

33.144.872.640,00

32.935.463.785,00

34.911.591.612,10

37.111.021.883,66

39.634.571.371,75

42.408.991.367,77

12.768.526.834,00

14.071.903.368,00

14.916.217.570,08

15.855.939.277,00

16.934.143.147,83

18.119.533.168,18

414

Retribusi Daerah
Hsl Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yg Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah

15.805.600.000,00

25.276.000.000,00

26.792.560.000,00

28.480.491.280,00

30.417.164.687,04

32.546.366.215,13

42
421

DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil

590.574.676.643,42
59.333.281.643,42

618.381.981.128,42
61.052.031.128,42

655.484.899.996,13
64.715.152.996,13

696.780.448.695,88
68.792.207.634,88

744.161.519.207,20
73.470.077.754,05

796.252.825.551,71
78.612.983.196,84

413

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

39

422
423

Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus

43

LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH

511.773.395.000,00
19.468.000.000,00

523.919.950.000,00
33.410.000.000,00

555.355.147.000,00
35.414.600.000,00

590.342.521.261,00
37.645.719.800,00

630.485.812.706,75
40.205.628.746,40

674.619.819.596,22
43.020.022.758,65

23.524.778.265,00

6.361.458.000,00

6.743.145.480,00

7.167.963.645,24

7.655.385.173,12

8.191.262.135,23

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

40

Tabel: 4 PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2009 - 2013


(dalam persentase)
TA
TA
TA
TA
TA
TA
KODE
URAIAN
REK
2009 2009 2010 2011 2012 2013
4

JUMLAH PENDAPATAN

27,47

5,13

6,00

6,30

6,80

7,00

41

PENDAPATAN ASLI DAERAH

30,27

8,94

6,00

6,30

6,80

7,00

411

Pajak Daerah

28,30

7,90

6,00

6,30

6,80

7,00

412

Retribusi Daerah
Hsl Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah

125,13 -0,63
10,2
3,21
1
59,9
8,57
2

6,00

6,30

6,80

7,00

6,00

6,30

6,80

7,00

6,00

6,30

6,80

7,00

4,71

6,00

6,30

6,80

7,00

2,90
2,37
71,6
1

6,00
6,00

6,30
6,30

6,80
6,80

7,00
7,00

6,00

6,30

6,80

7,00

6,00

6,30

6,80

7,00

413
414
42
421
422

DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum

423

Dana Alokasi Khusus

LAIN-LAIN PENDAPATAN
43
DAERAH YANG SAH
Sumber : DPPKA 2009
1.

20,85

-94,16

72,9
6

Belanja Daerah
Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektifitas,
transparansi, akuntabilitas melalui penetapan prioritas alokasi anggaran. Kebijakan
belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik.
Belanja daerah dikelompokan ke dalam belanja langsung dan tidak langsung yang
masing-masing kelompok dirinci kedalam jenis belanja. Untuk belanja tidak langsung,
jenis belanjanya terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja
hibah, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, dan belanja
tidak terduga. Sementara itu, untuk belanja langsung jenis belanjanya terdiri atas belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Prinsip efisiensi dan efektifitas
harus diterapkan pada semua pos belanja daerah tersebut di atas.
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

40

1.

Belanja Tidak Langsung


Arah kebijakan belanja tidak langsung sampai dengan 2013 diperkirakan akan
didominasi oleh belanja pegawai yang masih merupakan proporsi terbesar. Proyeksi
pengeluaran belanja pegawai yang menjadi beban APBD DIY diperkirakan sebesar
38,4 %. Proporsi pengeluaran belanja tidak langsung terbesar kedua adalah pada
belanja bagi hasil kepada kabupaten dengan presentasi sebesar 19,7%.
Kemungkinan dalam lima tahun ke depan pemerintah akan menaikkan kembali gaji
PNS, sehingga selama lima tahun mendatang diperkirakan belanja tidak langsung
akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama untuk biaya gaji tetap.
Kenaikan gaji PNS tersebut dibiayai oleh sumber pendapatan dari DAU. Dengan
demikian kenaikan gaji pegawai diharapkan dapat diikuti oleh kenaikan DAU.
Belanja yang signifikan pada kelompok belanja tidak langsung adalah belanja
bantuan sosial. Alokasi bantuan sosial diarahkan kepada masyarakat dan berbagai
organisasi baik profesi maupun kemasyarakatan.
Alokasi belanja bantuan sosial ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
Mekanisme anggaran yang dilaksanakan adalah block grant, artinya masyarakat dapat
merencanakan sendiri sesuai dengan kebutuhan, sepanjang tidak keluar dari peraturan
yang berlaku. Selain itu, belanja bantuan sosial digunakan untuk meningkatkan akses
dan pelayanan dasar bagi masyarakat.
2.
Belanja Langsung
Belanja langsung adalah belanja pemerintah daerah yang berhubungan langsung
dengan program dan kegiatan. Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja
langsung disesuaikan dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran,
dan Rencana Strategis SKPD. Belanja langsung terdiri atas belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja pegawai dalam belanja langsung ini
berbeda dengan belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Belanja pegawai pada
belanja langsung antara lain untuk honorarium, uang lembur, belanja beasiswa
pendidikan, dan belanja kursus.
Belanja langsung untuk jangka waktu lima tahun ke depan diarahkan pada pencapaian
visi dan misi lima tahun Provinsi DIY, antara lain untuk peningkatan kualitas SDM
melalui pendidikan, kesehatan, pengurangan kemiskinan, eksplorasi potensi
pariwisata serta perbaikan infrastruktur untuk peningkatan pelayanan jasa. Besarnya
dana yang dikeluarkan untuk masingmasing kegiatan juga diperkirakan akan
meningkat. Sementara itu, khusus untuk belanja modal, pengeluaran belanja modal
pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk membangun prasarana dan sarana
yang mendukung tercapainya Visi Pembangunan Provinsi DIY.
Kebijakan belanja daerah hingga tahun 2013 diperkirakan akan didominasi oleh
belanja tidak langsung dengan rata-rata proporsinya terhadap belanja total adalah
sebesar 51,69%, sedangkan untuk belanja langsung diperkirakan sekitar 51,03% atau
sisanya. Proyeksi belanja hingga tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

41

Proyeksi Belanja Provinsi DIY 2009-2013

Sumber: Lap.Ket Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur DIY 20032009, diolah.
Gambar: 3

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

42

Tabel: 5 Proyeksi Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 20092013


U R AIAN
2009
2010
2011
2012
2013
BELANJA DAERAH
2.040.340.914.414,12 2.594.732.315.375,25 3.149.123.716.336,37 3.703.515.117.297,50 4.257.906.518.258,62
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
1.102.214.442.589,76 1.298.598.360.467,52 1.494.982.278.345,28 1.691.366.196.223,04 1.887.750.114.100,79
BELANJA LANGSUNG
938.126.471.824,37 1.296.133.954.907,73 1.654.141.437.991,10 2.012.148.921.074,46 2.370.156.404.157,83
Sumber: Lap.Ket Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur DIY 2003-2009, diolah.

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

43

Tabel: 6 Proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung


dan Belanja Langsung terhadap Total Belanja APBD
Tahun Anggaran 2009-2013
U R AIAN

2009

2010

2011

2012

2013

Rata-rata
Proporsi

BELANJA
45,98 49,95 52,53 54,33 55,66
TIDAK LANGSUNG
BELANJA
54,02 63,65 47,47 45,67 44,34
LANGSUNG
TOTAL BELANJA
100,00 113,60 100,00 100,00 100,00
Sumber: Lap.Ket Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur DIY
2003-2009, diolah.
2.

51,69
51,03
100,00

Pembiayaan Daerah
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD
dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Pembiayaan defisit anggaran antara
lain bersumber dari pinjaman daerah, sisa lebih perhitungan anggaran, dana
cadangan dan penjualan aset. Pemerintah daerah juga berhak melakukan pinjaman
daerah. Selain dilakukan secara hati-hati sesuai dengan kemampuan keuangan
daerah, pinjaman yang dilakukan harus tepat sasaran. Alokasi pinjaman daerah
selain memberikan pemasukan pada PAD juga diharapkan mampu untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan berkembangnya sektor
perdagangan dan jasa.
Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran
yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh
tempo. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan
diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan
dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
penyertaan modal yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan bagi hasil laba
yang dapat meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kinerja lembaga yang
mendapat tambahan modal dalam melayani masyarakat. Untuk lebih jelasnya
proyeksi pembiayaan Provinsi DIY Tahun Anggaran 20092013 dapat dilihat
pada grafik berikut:

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

44

Proyeksi Pembiayaan Provinsi DIY 20092013

Sumber: Lap.Ket Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Gubernur DIY


2003-2009, diolah.
Gambar: 4
3.

Dampak Resiko Ekonomi pada Pendapatan, Belanja


dan Pembiayaan Pembangunan provinsi DIY
Krisis ekonomi yang melanda dunia saat ini perlu mendapat perhatian yang
serius dari Pemerintah Provinsi DIY terutama dari sisi dampaknya pada
pendapatan, belanja dan pembiayaan. Dampak krisis pada pendapatan terutama
akan dirasakan pada penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan dari hasil
Perusahaan Milik Daerah (PMD) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan yang meliputi hasil penyertaan modal pada PT. Anindya Mitra
Internasional, PD Taru Martani, BPD DIY, dan Badan Usaha Kredit Pedesaan
(BUKP). Dari sisi pajak dan retribusi, Pemerintah Provinsi DIY akan mewaspadai
turunnya pendapatan dari penerimaan pajak dan retribusi seiring dengan
menurunnya ekonomi dan kualitas hidup masyarakat sebagai obyek pajak dan
retribusi. Dari sisi pendapatan yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, diperkirakan akan terjadi penurunan laba dari hasil penyertaan
pada BUMD sebagai akibat turunnya permintaan dan naiknya harga bahan baku.
Dari sisi belanja, krisis ekonomi akan berakibat pada semakin beratnya beban
belanja APBD provinsi DIY. Kenaikan beban belanja DIY ini terutama
disebabkan dari kenaikan Standar Satuan Harga (SSH) yang digunakan sebagai
dasar untuk penyusunan anggaran belanja, sehingga akan menyebabkan semakin
beratnya beban APBD Provinsi DIY. Penerapan prinsip efisiensi, efektifitas dan
ekonomis (3E) dalam belanja merupakan solusi yang bisa digunakan dalam
penetapan anggaran belanja pada periode mendatang.
Dari sisi pembiayaan, Pemerintah Provinsi DIY perlu menyiapkan dana untuk
menutup defisit sebagai akibat lebih besarnya belanja daripada pendapatan dalam
APBD. Di samping itu, perlu pula untuk terus mencari sumber alternatif dana dari
sumber-sumber lain di luar pendapatan rutin yang diterima Pemerintah Provinsi
DIY.
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

45

2.4 Indikator Kinerja Utama (IKU)


Suatu instansi meski telah mampu mendefinisikan visi dan misi, namun tujuannya kadang
berjalan tanpa arah yang jelas, akibatnya hasil yang diharapkan tidak tercapai atau berjalan biasabiasa saja. Performa dari sudut manapun tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Kondisi semacam inilah yang mendorong perlunya Indikator Kinerja Utama (key performance
indicator), yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi.
Indikator Kinerja Utama Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Provinsi
DIY Tahun 2009
a) Sasaran :

Tercapainya peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

b) Target Kinerja :
1. Realisasi terhadap target Pendapatan sebesar = 108 %,
2. Jumlah instansi yang telah menerapkan administrasi pengelolaan keuangan daerah sesuai
dengan peraturan yang berlaku = 31 instansi,
3. Jumlah optimalisasi pemanfaatan aset daerah = 3 buah,
4. Jumlah Kab/Kota yang terevaluasi penyusunan dan perhitungan APBD = 5 Kab/Kota
Tabel: 7 Target dan realisasi Pendapatan
No.

a.

IKU

Realisai terhadap target

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

Rp

898.553.743.100

948.997.482.805

110,00

Instansi

31

31

100 %

Bidang

11

367 %

Kab/Kota

100 %

pendapatan sebesar
108%
b.

Jumlah Instansi yang telah


menerapkan administrasi
pengelolaan keuangan
daerah
Jumlah optimalisasi

c.

pemanfaatan aset daerah


Jumlah Kab/Kota yang
terevaluasi penyusunan

d.

dan perhitungan APBD

Analisa Pengukuran Kinerja

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

46

Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi DIY merupakan
proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah
ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi DIY dalam rencana
stratejik, dan akan dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Provinsi DIY melalui berbagai kegiatan tahunan.
Didalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator
kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan yang ada di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Propinsi DIY.

Tabel: 8 Analisa Dan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pendapatan :


URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber
Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Pendapatan Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN

ANGGARAN
PERUBAHAN

REALISASI

1.161.986.630.223,00
547.887,175,315,00
486.168.175.841,00
33.144.872.640,00
12.768.526.834,00
15.805.500.000,00

1.325,463,828,353.74
699.726.193.600,48
525,186,561,693,35
29,259,898,275,50
12.481.050.738,67
132.798.682.892,96

590,574.676.843,00
590,574,676,643,00
59.324.977.528,00
8.304.115,00

601.802.167.488,00
601.366.904.088,00
70.549.425.301,00
11.347.787,00

511,773.395.000,00
19.468.000.000,00

511.773.394.400,00
19.468.000.000,00

435.263.400,00
-

19.872.736.265
2.322.585.200
314.880.000,00

23.935.467.265.26
23.620.587.265,26

1.161.985.630.223,00

1.325.463,828,353,74

314.880.000,00

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

47

Gaji :
Anggaran Gaji dan Tunjangan Pegawai sebesar Rp. 14.059.072.159,- dan terealisasai
sebesar Rp. 13.810.924.175,- atau 98,08%
Rencana kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Propinsi
DIY memuat informasi tentang sasaran yang akan dicapai pada tahun 2009, indikator
kinerja sasaran, rencana capaiannya, program, uraian kegiatan, dan indikator kinerja serta
rencana capaiannya.
Adapun komponen rencana kinerja meliputi :
1. Peningkatan pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumbersumber pendapatan,
2. Meningkatkan fungsi regulasi fasilitasi, pelayanan, pengendalian dan pengawasan.
Pengukuran kinerja meliputi antara lain :
1) Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat
capaian) dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan.
2) Tingkat pencapaian sasaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Propinsi DIY merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari
masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Propinsi DIY sebagai mana telah dituangkan di
dalam rencana kerja.
3) Pengukuran kinerja dimaksud dapat dilakukan dengan menggunakan formulir
Pengukuran Kinerja Kegiatan (Tabel :1)
Kinerja yang dapat dicapai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset selama
tahun 2009, sangat dipengaruhi oleh situasi, proses, dan waktu.
Adapun evaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Propinsi
DIY adalah sebagai berikut :
1. Capaian Kinerja
Sekretariat
1) Terealisasinya kenaikan pangkat 43 PNS Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Propinsi DIY;

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

48

2) Terealisasinya Kenaikan Gaji Berkala 58 orang PNS Dinas Pendapatan, Pengelolaan


Keuangan dan Aset Propinsi DIY;
3) Cuti Pegawai 31 orang;
4) Pengadministrasian sebanyak 14 PNS yang pensiun;
5) Pengiriman sebanyak 25 PNS untuk mengikuti berbagai pendidikan;
6) Terealisasinya pemberian penghargaan kepada 25 PNS;
7) Pemeliharaan sebanyak 28 Unit kendaraan operasional;
8) Terinventarisasikannya barang-barang yang dikelola dengan anggaran rutin;
9) Terselenggaranya rapat di ruang rapat sekretariat Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Propinsi DIY;
10) Pengadministrasian lebih kurang 6.821 eksemplar surat masuk;
11) Pengadministrasian lebih kurang 5.499 eksemplar surat keluar;
12) Tersampaikannya surat yang dikirim SKPD;
13) Tercukupinya kebutuhan akan jasa telefon, listrik dan air;
14) Terpenuhinya penyediaan jasa pengurusan STNK-SKPD;
15) Terpenuhinya pelayanan administrasi keuangan SKPD;
16) Terpenuhinya kebersihan kantor SKPD;
17) Tercukupinya kebutuhan ATK SKPD untuk kelancaran kegiatan;
18) Tercukupinya kebutuhan barang cetakan dan penggandaan SKPD;
19) Tercukupinya kebutuhan komponen instansi listrik/penerangan SKPD;
20) Tercukupinya peralatan mesin tik, kalkulator, LCD, AC dan papan nama instansi di
KPPD Kota, KPPD Bantul dan KPPD Kulonprogo;
21) Tercukupinya pengisian tabung pemadam kebakaran dan peralatan dispenser;
22) Terpenuhinya bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan SKPD;
23) Tercukupinya makanan dan minuman untuk jamuan tamu DPPKA;
24) Terlaksananya tugas dan fungsi SKPD,
25) Terlaksananya keamanan kantor SKPD,
26) Tersedianya Samsat pembantu Sleman, tersedianya bangunan gedung dan tempat
parkir dalam rangka peningkatan pelayanan kepada wajib pajak,
27) Berfungsinya kendaraan dinas/operasional,
28) Tercukupinya perlengkapan gedung kantor DPPKA,

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

49

29) Tercukupinya peralatan mesik tik, mesin hitung, komputer, note book, printer dan
UPS di kantor DPPKA,
30) Peningkatan fungsi meubelair dalam mendukung pelayanan wajib pajak,
31) Terlaksananya kelancaran tugas SKPD, meningkatnya fungsi gedung kantor KPPD
secara optimal,
32) Terpeliharanya kendaraan dinas selama 1 tahun,
33) Terpeliharanya perlengkapan gedung kantor selama 1 tahun,
34) Terpeliharanya peralatan gedung kantor selama 1 tahun,
35) Terlaksananya pemeliharaan rumah dinas,
36) Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor eks gedung pariwisata, bangunan eks
gudang buku, kantor KPPD Kota dan KPPD Gunungkidul,
37) Tertingkatnya sistem pengarsipan yang sistematis,
38) Tersusunnya arsip yang mudah dan cepat dicari.
Bidang Anggaran Pendapatan
1) Terealisasinya

penerimaan

PBB,

BPHTB,

PPh

Ps.21

dan

PPh

OPDN,

Terkoordinasinya pemungutan PBB, BPHTB, PPh Ps.21 dan PPh OPDN dengan
optimal;
2) Terealisasinya penerimaan pendapatan dari Pajak Daerah;
3) Terwujudnya koordinasi di 3 (tiga) instansi (DPPKA/KPPD, PT Jasa Raharja dan
POLRI), Tersedianya sarana dan prasarana pemungutan pajak daerah;
4) Meningkatnya pemahaman masyarakat wajib pajak terhadap peraturan tentang pajak
daerah;
5) Terealisasinya pemungutan dari retribusi lelang hasil hutan;
6) Terwujudnya penerimaan pendapatan dari sumbangan pihak ke tiga;
7) Tersusunnya target pendapatan tahun 2009 dan realisasi pendapatan tahun 2009,
dokumen estimasi potensi pajak daerah, retribusi daerah dan BUMD serta pihak
ketiga;
8) Meningkatnya pemahaman instansi pengelola pendapatan terhadap peraturan tentang
retribusi dan pendapatan lain-lain.

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

50

Bidang Anggaran Belanja


1) Tersedianya acuan rencana penerimaan dan pengeluaran kas dalam triwulanan pada
tahun 2009;
2) Tersedianya buku peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran 2009 dan
tersusunnya buku peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran 2009;
3) Tersedianya buku peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD TA 2009 penjabaran
APBD TA 2009 dan DPA-SKPD Taun 2009;
4) Tersedianya buku peraturan daerah tentang perubahan APBD TA 2009;
5) Tersedianya buku peraturan Gubernur tentang Penjabaran perubahan APBD TA 2009,
DPA-SKPD tahun 2009 yang sudah di koreksi dan disahkan;
6) Tercapainya prosentase jumlah pegawai yang bisa secara teknis dalam pelaksanaan
regulasi dan implementasi keuangan daerah;
7) Tersedianya buku laporan evaluasi peraturan daerah tentang APBD Kab./Kota TA
2009, Perhitungan APBD TA 2008, perubahan APBD 2009 serta APBD Kab./Kota TA
2009;
8) Tersedianya buku laporan evaluasi peraturan Bupati/Walikota tentang APBD
Kabupaten/Kota TA 2009, Perubahan APBD TA 2009, Perhitungan APBD TA 2006
serta APBD Kab./Kota TA 2009.
Bidang Perbendaharaan
1) Terpeliharanya program gaji pegawai daerah yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku;
2) Terbayarnya gaji dengan lancar, tepat waktu dan akurat;
3) Tertingkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan daerah;
4) Tersedianya program penerbitan SP2D dan perangkat kerasnya;
Bidang Akuntansi
1) Terpeliharanya rutin/berkala program/sistem akuntasi keuangan daerah;
2) Tersusunnya laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD;
3) Tersedianya laporan hasil pelaksanaan kegiatan semesteran;
4) Tersedianya data dan penjelasan yang akan direalisasi enam bulan berikutnya di
seluruh SKPD;
5) Tersedianya laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan arus
laporan keuangan;
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

51

6) Tersusunnya raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;


7) Tersusunnya Peraturan Gubernur tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
8) Terwujudnya pemahaman pelaksanaan pembuatan laporan keuangan di masingmasing SKPD;
9) Tersusunnya laporan hasil evaluasi pertriwulanan pelaksanaan APBD;
10) Terkuranginya kerugian daerah;
11) Temuan pengawasan tercatat dengan tertib dan dapat ditindak lanjuti;
12) Laporan hasil pemeriksaan dapat ditindak lanjuti dengan tepat.
Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah
1) Tersusunnya profil aset, tertib administrasi pemanfaatan aset, optimalisasi aset,
tersedianya bahan promosi dan terpeliharanya pagar bumi;
2) Terlaksananya pengelolaan manajemen BUMD yang meliputi pengembangan BUKP,
sosialisasi BUKP, pengembangan manajemen BUKP, pelatihan manajemen BUKP,
pelatihan akuntansi BUKP dan penyusunan strategi pengembangan BUKP;
Keuangan :
Sumber pembiayaan kegiatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Propinsi DIY Tahun 2009 bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Propinsi DIY. Belanja Tidak Langsung : 398.050.992.934 dengan rincian sebagai
berikut Tabel: 9
Belanja
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Bunga
c. Belanja Hibah
d. Belanja Bantuan Sosial
e.Belanja Bagi Hasil
f.Belanja Bantuan Keuangan
g. Belanja Tidak Terduga

Target
Rp. 41.551.317.025
Rp.
45.778.400
Rp. 17.015.222.300
Rp. 116.393.128.300
Rp. 201.741.158.800
Rp. 79.488.400.000
Rp. 21.786.849.212

Terealisasi
Rp.

30.316.064.933
Rp. 45.778.400
Rp. 15.550.887.300
Rp. 96.340.500.384
Rp. 198.385.862.000
Rp. 76.388.400.000
Rp. 0

a. Belanja Langsung
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

52

1) Penyediaan jasa surat menyurat Rp. 20.585.000,- terealisasi Rp. 16.464.000,berupa pembelian materai 600 buah, perangko sebanyak 300 buah dan pengiriman
surat sebanyak 2.152 buah sebesar 80 %,
2) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Rp. 749,335,200,-

terealisasi Rp. 563,934,874, sebesar 75,3 % berupa pembayaran tagihan listrik,


air, telepon dan internet selama 1 tahun,;
3) Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah, target 249,691,000 terealisasi Rp.
167,119,000 sebesar 66.9 %;
4) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas operasional Rp.
4,246,598 terealisasi Rp. 4,063,000,- sebesar 95,7 % berupa pengurusan
peranjangan STNK Kendaraan roda 2 sebanyak 4 unit kendaraan, dan roda 4
sebanyak 1 unit kendaraan,
5) Penyediaan jasa administrasi keuangan

Rp. 212,760,000,- terealisasi

Rp.

200,390,000 sebesar 94.2%,- berupa honorarium pengelola keuangan selama 1


tahun,
6) Penyediaan jasa kebersihan kantor

Rp. 332,496,400,-

terealisasi Rp.

326,554,600,- yang dikelola oleh pihak ketiga selama 1 tahun,


7) Penyediaan alat tulis kantor

Rp330,762,400,-

terealisasi Rp. 311,027,700,-

sebesar 94%
8) Penyediaan barang cetakan dan pengadaan Rp. 321,855,200,- terealisasi Rp.
266,375,555,- sebesar 82.8%;
9) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan kantor Rp. 47,169,240,terealisasi Rp. 43,270,750 sebesar 91.7%;
10) Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Rp. 4,800,000 terealisasi Rp.
4,700,000,- sebesar 97.9%;
11) Penyediaan peralatan rumah tangga Rp. 6,100.000,- terealisasi Rp. 4.950.000,sebesar 81.1%;
12) Penyediaan bahan bacaan dan peralatan perundang-undangan Rp. 62,248,000,terealisasi Rp. 44,636,600, berupa pembayaran langganan surat kabar/majalah dan
buku bacaan;
13) Penyediaan makanan dan minuman Rp. 161,776,000,- terealisasi Rp. 82,696,500
atau (51,1%), berupa hidangan rapat dan jamuan tamu kantor selama 1 tahun;
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

53

14) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah Rp. 623,746,000


terealisasi Rp. 440,446,600,- sebasar 70.6%;
15) Penyedia Jasa Keamanan Kantor Rp. 46,000,000,- terealisasi Rp. 32,500,000,sebesar 70.7% berupa honorarium PTT/petugas keamanan dan jaga malam di
Kantor Jln. Tentara Pelajar Yogyakarta.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur,
1. Pembangunan Gedung Kantor Rp. 3,070,764,000,- terealisasi Rp. 2,287,668,500,sebesar 74.5% berupa pembangunan ruang arsip 2 lantai Samsat Induk dan Samsat
Pembantu Sewon, terlaksanannya pembangunan Mushola di KPPD Kulonprogo dan
tersediannya bangunan dan tempat parkir di KPPD Sleman;
2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor target Rp. 265,223,00,- sedangkan
terealisasi 253,946,450 sebesar 95.7% tersedianya Filling kabinet dan Kipas Angin di
DPPKA Induk, Terlaksananya pengadaan perlengkapan kantor, tersediannya
perlengkapan gedubng kantor, terlaksanannya pembangunan pagar gedung kantor,
tersediannya TV, Kipas Angin, Karpet, Papan NamaInstansi, Rambu Petunjuk Arah;
3.

Pengadaan Peralatan Gedung Kantor target Rp. 315,892,500,- realisasi Rp.


139.078,000,- sebesar 44% tersedianya LCD, Komputer PC, Note Book dan Printer di
DPPKA Induk KPPD Kota, KPPD Bantul, KPPD Kulonprogo dan KPPD Sleman;

4. Pengadaan Meubeler Rp. 175,213,400,- terealisasi Rp. 135,985,000 atau (77,6%),


berupa pembelian kursi rapat dan kursi lipat di DPPKA Induk, terlaksananya
pengadaan mebeleur di KPPD Kota, tersedianya kebutuhan mebeleur kantor di KPPD
Kota, tersedianya kebutuhan mebeler kantor di KPPD Bantul, tersediannya kursi
tunggu WP di KPPD Kulonprogo dan tersediannya meja kursi, almari kerja dan meja
tamu di KKPPD Sleman;
5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas Rp. 31,242,490 terealisasi Rp. 27,193,490
atau (87 %), terlaksanannya pembayaran pajak bumi dan bangunan dan pemasangan
instalasi listrik rumah dinas;
6. Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung kantor Rp. 413.584.000 terealisasi Rp.
373,975,800 atau (90,4%), terselenggaranya pemeliharaan gedung kantor DPPKA
Induk dan 5 KPPD selama 1 tahun;

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

54

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala kendaraan dinas/ operasional

Rp. 565,756,250,-

terealisasi Rp433,507,678 atau (76,6%),


8. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor Rp. 269,750,000 terealisasi
Rp. 232,130,800,- atau (86.1%),
9. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Gedung Kantor Rp. 269,750,000 terealisasi
Rp. 232,130,800 atau (86.1%), Terpeliharannya perlengkapan gedung kantor selama 1
tahun;
10. Pemeliharaan Rutin / berkala perelatan gedung kantor Rp. 477,695,120,- terealisasi
Rp. 352,159,370,- (73,7%) terpeliharannya perlengkapan gedung kantor selama 1
tahun;
11. Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas

Rp. 136,500,000,- terealisasi Rp.

133,833,00 atau (98%), berupa Terehabilitasinya rumah dinas di Provinsi DIY;


12. Pemeliharaan Program Gaji Pegawai Daerah sebesar Rp. 102,239,675 teralisasi Rp.
93,584,675 (91.5%) berpa terpeliharannya program gaji pegawai daerah yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
13. Pemeliharaan ArsipSurat Kendaraan Bermotor

Rp. 200,737,500 terealisasi Rp.

198,907,000 atau (99.1%), berupa terpeliharanya arsip kendaraan bermotor di KPPD


Kota, KPPD Bantul, KPPD Kulonprogo, KPPD Gunungkidul, dan KPPD Sleman;
14. Pemeliharaan Arsip Keuangan Rp. 140,455,800 terealisasi Rp. 133,109,250,- atau
(94,8%), berupa Tersusunnya aplikasi kearsipan keuangan se Provinsi DIY,
tersediannya Komputer dan Scanner;
15. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Program/ Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
(172,145,000) terealisasi169,944,950 atau (98.7%) berupa terpeliharannya rutin/
berkala program sistem akuntanasi keuangan;
16. Penyusunan Pelaporan Realisasi Kegiatan sebesar Rp. 49,875,000 terealisasi Rp.
8,598,500 (17.2%) berupa berita acara penyerahan dan serah terima kegiatan Instansi;
17. Sertifikasi Tanah Pemda Provinsi DIY Rp. 139,750,000,- terealissi Rp. 120.113,000
(85.9%) berupa Identifikasi Asal usul tanah;
18. Perubahan Status Hukum Barang Daerah Rp. 149,435,000,- terealisasi 94,627,000,atau (63,3%) berupa terlaksanannya penghapusan barang Pemerintah Provinsi DIY;
19. Penyusunsan RKBU/RTBU sebesar 25.000.000,- terealisasi 21,730,000 atau (86.9%)
berupa penyusunsan daftar kebutuhan barang milik daerah;
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

55

20. Penyusunan Laporan Inventarisasi Barang Milik Daerah Rp. 93,175,000,- terealisai
Rp. 90,021,875,- atau (96.6%) berupa laporan Inventarisasi Barang Milik Daerah di
Provinsi DIY;
21. Pemeliharaan Rutin/berkala Program/Sistem Penerbitan SP2D untuk Belanja Non
Gaji Rp. 303,380,150,- terealisasi 287,091,500 atau (94.6%) beriupa terpeliharannya
program penerbitan SP2D untuk belanja non gaji, 2 tersediannya komputer PC;
22. Pemeliharaan Rutin/ Berkala Program/istem Penganggaran Belannja sebesar Rp.
213,245,625,- terealisasi Rp. 211,085,1125 atau (99%) berupa terpeliharannya
program sistem penganggaran belanja dan terealisasinya perubahan jumlah menu dan
sub menu aplikasi penyusunan APBC;
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aperatur
1. Sosialisasi

peraturan

perundang-undangan

Rp.

35.900.000

terealisasi

Rp.

33,696,000,- atau (93,9%), berupa sosialisasi peraturan perundang-undangan kepada


masyarakat,
2. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan Rp 41,075,750
terealisasi Rp. 37,737,625 atau (91.9%), berupa bimbingan teknis petugas pelayanan
di KPPD Bantul, KPPD Sleman;
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan Laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD Rp.
123,091,00 terealisasi Rp. 108,307,00 atau (88%), berupa tersusunnya kompilasi
keuangan semesteran dan pronogsis realisasi Anggaran seluruh SKPD;
2. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun Rp. 260,567,050

terealisasi Rp.

243,344,000 atau (93.4%), berupa tersusunnya kompilasi laporan keuangan akhir


tahun
3. Penyusunan cash budget Rp. 119,572,500,- terealissi 110,997,800,- atau (92,8%)
berupa tersusunnya laporan cash budget tahun 2009;
4. Penyusunan pelaporan pelaksanaan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di
Provinsi DIY Rp. 105,886,125,- realisasi Rp. 99,603,375 atau (94,1%) berupa
monitoring dana-dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang ada di wilayah
provinsi DIY;
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

56

Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah


1. Penyusunan kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Rp. 54,210,000,- realisasi Rp.
51,959,800,- atau (95.85%) berupa tersediannya Peraturan Gubernur tentang Revisi
Kebijakan Akuntansi;
2. Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah Rp. 100.824,500,terealisasi Rp. 75,284,500,- atau (74,67%), berupa revisi Peraturan Gubernur tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
3. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran 2009 dan
tahun anggaran 2010 Rp. 695,010,000 terealisasi Rp. 633,023,400 atau (91,08%),
berupa penyusunan Perda APBD Tahun 2009 dan APBD TA 2010;
4. Penyusunan rancangan peraturan Gubernur tentang penjabaran APBD TA. 2009 dan
TA. 2010 dan penyusunan DPA-SKPD Tahun 2009 Rp. 520,355.000 terealisasi Rp.
314,069,000 atau (60.36%), berupa tersusunnya buku pergub tentang penjabaran
APBD TA 2009, penjabaran APBD TA 2009, APBD 2010 serta terlaksananya
Penyusunan DPA SKPD Tahun 2009;
5. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD Rp. 321,488,240
terealisasi Rp. 316,398,5,- (98.42%) Tersusunnya buku daerah tentang Perubahan
APBD TA 2009;
6. Penyusunan rancangan peraturan Gubernur tentang penjabaran perubahan APBD TA.
2009 dan TA. 2009 dan penyusunan
terealisasi Rp. 203,534,500 atau

DPA-SKPD Tahun 2009 Rp. 225,543,500

(90.24%), berupa tersusunnya buku peraturan

gubernur ten tang penjabaran perubahan APBD TA 2009, terlaksannya penyusunan


DPPA-SKPD tahun 2009;
7. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang peertanggungjawaban pelaksanaan
APBD Rp. 346,274,300,- terealisasi Rp. 337,008,350 atau (97,32%), hasil
tersusunnya rancangan peraturan daerah tentang peertanggungjawaban pelaksanaan
APBD tahun 2008,
8. Penyusunan rancangan peraturan Gubernur tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD Rp. 95,700,000,-

terelalisasi Rp. 91,585,500 atau (95.70%), tersusunnya

Rancanangan Peraturan Gubernur tentang pertanggungjawaban APBD 2008;

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

57

9. Peningkatan manajemen aset/barang daerah Rp. 364,496,300,- terealisasi Rp.


319,355,000 atau (87,62), teroptimalisasinya Aset Daerah dan tersusunnya legalitas
pemanfaatan aset;
10. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah (Bagi Hasil
Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak) Rp. 691,619,980 terealisasi Rp. 397,882,035 atau
(57,53%), Terselenggaranya koordinasi dan fasilitasi PBB dan PBHTB, cukai, PPh
OPDN & PPh Pasal 21
11. Pengelolaan gaji dan pengendalian gaji Rp. 508,751,250,467,308,550

terealisasi Rp.

atau (91.85%), berupa Pendapingan Pencetakan daftar gaji, data

pegawai PNS dan buku Laporan realisasi gaji, terlaksanaanya koordinasi dengan
pihak ke tiga (PT. Askes, PT. Taspen dan Taperum) dan Penjelasan Program Gaji;
12. Bimbingan teknis implementasi paket regulasi tentang Laporan Realisasi Anggaran,
Penyusunan Neraca dan catatan atas Laporan Keuangan di SKPD se Provinsi DIY
Rp. 182,423,000,- realisasi 166,663,000 (91.36%) berupa Terlaksanaanya Bimtek
Implementasi Paket Regulasi Tentang Penyusunan Laporan Keuangan;
13. Peningkatan dan Pengembangan Manajemen BUMD Rp. 597,265,730 realisasi
568,330,730 atau (95.16%) berupa terlaksanaanya pemasangan aplikasi komputer
sistem akuntansi BUMD, terlaksananya pemasangan aplikasi komputer sistem
akuntasni BUMD, terlaksanannya forum komunikasi BUMD, terlaksannya pelatihan
manajemen perbankan, terlasananya pelatihan teknik pemasaran LKM, terlaksannya
penyusunan RKAT BUMD, terlaksanya peningkatan kinerja BUMD dan BUKP serta
terlaksananya monev perkembangan BUKP;
14. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan di KPPD Kota Yogyakarta
Rp. 907,366,770 terealisasi Rp. 866,558,570 atau (95.5%) berupa terlaksananya
Pemungutan PKB, BBN-KB, PABT, Retibusi lain-lain dan pendapatan daerah yang
syah;
15. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan di KPPD Bantul Rp.
767,313,000,- terealisasi sebesar Rp. 661,220,550 atau (86.17%), terlaksananya
pemungutan PKB, BBN-KB, PABT, Retribusi lain-lain dan pendaptan daerah yang
syah;

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

58

16. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumbersumber pendapatan di KPPD Kulonprogo Rp.


420,721,700 terealisasi Rp. 316,778,645 atau (75.29%), terlaksananya pemungutan
PKB, BBN-KB, PABT, Retribusilain-lain pendaptan daerah yang syah;
17. Intensifikasi dan Esktensifikasi sumber-sumber pendapatan di KPPD Gunungkidul
Rp. 483,767,800 realisasi Rp. 424.88.200 atau (87,83%) terlaksanya pemungutan
PKB, BBN-KB, P-ABT, Retribusi lain-lain dan pendaptan daerah yang syah;
18. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan di KPPD Sleman Rp.
1,545,340,000,-

dan

terealisasi

sebesar Rp. 1,442,407,720 atau (93,3%),

terlaksananya pemungutan PKB, BBN-KB, PABT, Retribusi lain-lain dan Pendaptan


daerah yang syah;
19. Pemungutan Pajak Daerah Rp. 410,690,000,- realisasi Rp. 305,792,000,- berupa
terselenggarannya pelayanann dalm pengelolaan pajak daerah (PKB, BBN-KB, PBBKB dan PABT);
20. Pembinaan Teknis Pengelolaan PKB dan BBNKB Rp. 982,704,500,- realisasi
783,144,000,- atau (79,69%) berupa terselenggaranpembinaan teknis pengelolaan
PKB dan BBN-KB;
21. Penyusunanan Perhitungan Dasar Pengenaan PKB dan BBNKB Rp. 179.096.000,realisasi Rp. 135,188,700 atau (75.48%) berupa terwujudnya pemahaman masyarakat
(wajib Pajak) terhadap peraturan tentang pajak daerah;
22. Pemungutan retribusi lelang hasil hutan Rp. 463,343,100,376,654,730

atau

(81.27%),

terpungutnya

retribusi

lelang

terealisasi Rp.
hasil

hutan,

terselenggaranya koordinasi pemungutan lelang hasil hutan dengan KP2LN dan


Perum Perhutani;
23. Perencanaan dan pengendalianpendapatan daerah Rp. 335,908,510 realisasi
250,395,750 atau (74.54%) berupa tersediannya dokumen rencana pendapatan tahun
2009 dan realisai pendaptantahun 2008;
24. Pembinaan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Rp. 262,833,700,realisasi Rp. 211,739,600 atau (80.56%) berupa terlaksanannya Bimbingan dan
Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah seluruh SKPD;
25. Pembinaan teknis retribusi dan pendapatan lain-lain yang syah Rp. 124,981,000,terealisasi Rp. 92,984,000 atau (74,40%), berupa terselenggaranya forum komunikasi

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

59

antara pemerintah dan pengusaha dan terselenggaranya koordinasi intensifikasi


pendaptan lain-lain dengan provinsi lain;
26. Peningkatan Kualitas Pemungutan Pajak di KPPD Bantul Rp. 133,833,000 realisasi
Rp. 122,072,050 atau (91,21%) berupa terlaksanaanya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Pemungutan Pajak;
27. Penintkatan Kualitas Pemungutan Pajak di KPPD Kulonprogo Rp. 119,367,000,realisasi Rp. 106,966,500,- atau (90%) berupa terlaksananya Peningkatan Pelayanan
Wajib Pajak Daerah;
28. Peningkatan Kualitas Pemungutan Pajak di KPPD Gunungkidul Rp. 116,142,000,realisasi 107,083,000 atau (92%) berupa terlaksannya Peningkatan Pelayanan Wajib
Pajak Daerah;
29. Pembinaan dan Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Rp.
243,284,500,- terealisasi 226,322,400 atau( 93,03%) berupa terlaskanya pembuatan
SIM Komunikasi Administrasi Keuangan;
30. Pengembangan Pelayanan Kesamsatan dengan Online Sistem Rp. 2.279,104,730
realissasi 1,421,672,995 atau (62,38%) berupa terlaksanaanya bintek implimentasi
Software penatausahaan keuangan daerah dan terlasakannya bintek implementeasi
Software pelaporan dan akuntasi keuangan daerah;
2.9 Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
1. Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD kabupaten/kota Rp.
294.335.000 terealisasi Rp. 214.144.500 atau (72.76%) berupa terlaksananya
evaluasi rancangan perda tentang APBD Kab/Kota TA 2009, terlaksananya
evaluasi rancangan perda tentang perhitungan APBD Kabupaten/ Kota TA 2008,
Terlaksananya evaluasi rancangnan perda tentang perubahan APBD Kab/Kota TA
2009, terlaksanaan evaluasi rancangan perda tentang APBD Kab/ Kota TA 2010;
2. Evaluasi rancangan peraturan KDH tentang APBD Kabupaten/kota Rp.
47,755,500 terealisasi Rp. 31,297,500 atau (65.54%) berupa terlaksananya
evaluasi rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang APBD Kab/Kota TA 2009;
2.10 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian
Pelaksanaan
Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

60

1. Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan kepala daerah Rp. 163,979,000,terealisasi Rp. 121,468,500,- atau (74.2%), berupa terlaksanaanya pengendalian
manajemen pelaksanaan pengendalian manajemen pelaskanaan kebijkan kepala
daerah;
2. Tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi Rp. 66,455,000 terealisasi Rp.
55,439,000 atau (83,4%), berupa terlaksanaanya tutntutan perbendaharaan dan
tuntutan ganti rugi (TPGR)
3. Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan Rp. 59,724,400,49,747,450

terealisasi Rp.

atau (83.3%), berupa tersusunnya tindaklanjut laporan hasil

pemeriksaan;
2.11 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
a) Penyusunan Sistem Informasi terhadap Layanan Publik Rp. 40.730.500 realisasi
40,424,000,- atau (99.2%) berupa terlaksanaanya penyususnan bank data dan
pembuatan website DPPKA Provinsi dIY.
2.12 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
a) Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Rp.
112,452,500 realisasi Rp. 97,520,500,- berupa tersusunnya draft Raperda tentang
Pengelolaan Barang Milik daerah di Provinsi DIY.

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

61

Laporan Tahunan DPPKA Provinsi DIY Tahun 2009

62

Anda mungkin juga menyukai