Anda di halaman 1dari 10

Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok

Arafura
(Djoko Sunarjanto dkk)

Optimasi Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi


dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains:
Kaji Ulang Blok Arafura
Djoko Sunarjanto, Sudarman Sofyan dan Isnawati
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS
Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150
Teregistrasi I tanggal 1 Oktober 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 30 Oktober 2012
Disetujui terbit tanggal: 31 Desember 2012

ABSTRAK
Eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia memerlukan upaya optimasi segera. Salah satunya
berupaya mengurangi kegagalan penawaran blok migas. Penawaran blok merupakan proses awal investasi
eksplorasi migas. Dengan kaji ulang data geosains dapat meningkatkan kualitas informasi wilayah kerja,
sehingga menghindari kegagalan proses penawaran wilayah kerja migas. Blok Arafura berada di wilayah
frontier dan laut dalam Indonesia Timur, dekat wilayah perbatasan Indonesia-Australia. Sejarah eksplorasi
di Laut Arafura bagian utara sudah dimulai pada periode 1900-1950. Tercatat data pemboran ASM IX
pada tahun 1974, menunjukkan adanya minor oil shows. Dilakukan pemboran eksplorasi Sumur Barakan-1
pada tahun 1995 menembus batuan Paleozoikum dengan total kedalaman 9.990 kaki. Kegiatan eksplorasi
oleh berbagai pihak selama ini dapat dikompilasikan, memungkinkan dapat diidentikasi batuan potensial
sebagai perangkap hidrokarbon. Kaji ulang (review) data geosains menghasilkan optimisme eksplorasi
migas. Kompilasi laporan, analisis kualitatif, dan kuantitatif data/informasi eksplorasi mendukung kajian
Geologi, Geosika dan Reservoir (GGR) daerah Arafura dan sekitarnya. Post Mortem Analysis menunjukkan
indikasi hidrokarbon Blok Arafura. Hasil analisis bermanfaat meningkatkan kepastian berinvestasi di
wilayah tersebut. Disamping itu kaji ulang Blok Arafura dapat sebagai model optimasi eksplorasi blok
migas lainnya di Indonesia.
Kata Kunci: optimasi, eksplorasi, kaji ulang data geosains, Arafura.
ABSTRACT
Indonesia oil and gas exploration need to effort of optimizing does quickly. One of effort to deferse
failure of oil and gas block bid. Geoscience data review can improvement quality of working area, with
the result failure averse bidding oil and gas working area. Arafura block at East Indonesia frontier area
and deepsea, close by Indonesia Australia bordered area. Exploration history in Northern Arafura Sea
have started on 1900-1950 period of time. Noted of exploration data coring ASM IX on 1974 indicating
minor oil shows presence. Have work to coring Barakan-1 Well on 1995 achieve palaezoic rock with total
depth 9.900 feets. For exploration action by all sorts of part can compiled, may identied rock as potential
of hydrocarbon trap. Geoscience data review to result of optimizing oil and gas exploration. Report
compiled, qualitaty and quantitaty data analysis to supporting for Geologic, Geophysics, and Reservoir
(GGR) review Arafura area and surrounding. Result of analysis benet to improved certainty invest that
area. In addition to review of Arafura Block could as optimized exploration model others Indonesia oil
and gas block.
Keywords: optimizing, exploration, geoscience data review, Arafura.

I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengamatan sampai awal tahun 2012, memperkuat
data telah terjadi penurunan kegiatan eksplorasi migas

di Indonesia. Hal ini tentunya akan mempengaruhi


penurunan kegiatan produksi migas pada masa yang
akan datang. Salah satu penyebab yang perlu diatasi
adalah permasalahan kegagalan penawaran wilayah
kerja migas. Dalam proses penawaran wilayah kerja

125

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

atau blok migas selama ini sering terjadi wilayah


yang ditawarkan tidak diminati investor.
Pada penawaran atau proses lelang blok migas
putaran II tahun 2010 tercatat 20 blok yang
ditawarkan. Sebanyak 8 blok merupakan penunjukan
langsung (direct selection), 12 blok merupakan tender
terbuka. Dari 8 blok penunjukan langsung hasil
joint study tersebut hanya 3 blok yang laku, dan 5
blok lainnya tidak diminati investor, termasuk Blok
Arafura Sea II.
Sejalan dengan banyaknya blok yang belum
ada peminatnya, maka pada tahun 2011 LEMIGAS
melakukan kaji ulang (review) 10 blok migas.
Yaitu Arafura Sea II, East Baronang, Indragiri
Hilir, Jangeru, Natuna, South Bulungan, South East
Baronang, South Kangean I dan II, Sula II, Wokam I.
Kaji ulang ini didasarkan hasil joint study yang telah
dilakukan sebelumnya. Khususnya pada blok migas
strategis, dan direkomendasikan langkah tindak lanjut
yang perlu dilakukan. Dalam konteks makalah ini
Blok Arafura Indonesia sebagai blok strategis berada
relatif dekat dengan wilayah perbatasan dua negara,
Indonesia dan Australia
Data geosains laporan terdahulu, dapat digunakan
untuk optimasi eksplorasi migas. Mengingat Arafura
termasuk dalam wilayah frontier area, adanya
keterbatasan dan kekurangan data diatasi dengan
sumur pseudo dan analogi antar cekungan lain di
Arafura dan sekitarnya. Sebelumnya tidak dilakukan
Post Mortem Analysis, namun pada kaji ulang kali
ini dilakukan untuk lebih menyempurnakan hasil
analisis.
B. Identikasi Masalah
Penawaran blok migas mengalami kegagalan
akibat investor tidak tertarik pada blok migas yang
ditawarkan oleh pemerintah. Prosentase kegagalan
dalam pelelangan penunjukan langsung (direct
selection) Tahun 2010 mencapai angka 62,5 persen
blok yang tidak laku. Termasuk Blok Arafura Sea
II tidak diminati investor pada pelelangan tersebut,
selanjutnya dalam makalah ini disebut Blok
Arafura.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud penulisan ini untuk mengupayakan
peningkatan keyakinan geologi sumberdaya
migas pada suatu blok migas. Adapun tujuannya
menghindari kegagalan penawaran blok/wilayah
kerja migas khususnya pada Blok Arafura. Dengan
126

melakukan kaji ulang (review) data geosains secara


integratif, investor lebih tertarik dan berminat
melakukan eksplorasi. Tujuan lainnya dengan kaji
ulang, pada saatnya nanti dapat menyumbangkan
produksi lapangan migas baru Indonesia.
II. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan adalah pengelolaan
data geosains memanfaatkan teknologi informasi,
dengan berbagai langkah;
- Menyusun database geologi, geofisika, dan
reservoar.
- Meningkatkan kualitas informasi wilayah kerja
migas dengan pemrosesan ulang data geosains.
- Menganalisis secara kualitatif-kuantitatif terhadap
data dan informasi eksplorasi serta dokumen
penawaran terdahulu.
- Post Mortem Analysis guna menganalisis beberapa
indikasi hidrokarbon, seperti adanya batuan
sumber (source rock), reservoar (reservoir), dan
batuan tudung atau penyekat (seal).
III. ANALISIS DATA GEOSAINS
A. Sejarah Eksplorasi
Tahap awal analisis data geosains, dilakukan
inventarisasi data eksplorasi migas. Inventarisasi
dengan melihat kembali sejarah kegiatan eksplorasi
wilayah yang dikaji. Sejarah eksplorasi yang
terekam baik dapat bermanfaat menyumbangkan
data geosains yang lengkap. Kelengkapan rekaman
data geosains mendukung dilakukannya analisis yang
komprehensif ikut menunjang keberhasilan tahapan
selanjutnya.
Contoh sejarah perkembangan eksplorasi migas
Indonesia, adalah keberhasilan optimasi eksplorasi
yang berdampak pada produksi migas di daerah
Cepu Jawa Tengah Bojonegoro Jawa Timur
tahun 2007-2009. Diawali dari identikasi sejarah
dan kompilasi data eksplorasi sejak data jaman
Belanda. Sejarah aktitas eksplorasi menunjukkan
sudah dilakukan pada abad 19, oleh De Dordtsche
Petroleum Maatschappij (DPM) yang kemudian
berubah nama menjadi De Bataafsche Petroleum
Maatschappij (BPM). Eksplorasi daerah Cepu
dilakukan DPM sejak sebelum pemboran produksi
pertama di lapangan Ledok tahun 1893. Sedangkan
akhir dekade 1990-an dan awal dekade pertama
abad ke-21 menjadi saksi penemuan-penemuan yang

Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura
(Djoko Sunarjanto dkk)

relatif besar, antara lain Lapangan Mudi, Sukowati,


dan Banyu Urip. Mudi sudah mulai produksi pada
tahun 1998, Sukowati pada 2007, dan Banyu Urip
secara terbatas pada 2009 (Widarsono, 2010).
Sejarah eksplorasi migas daerah Jawa Tengah
bagian timur dan Jawa Timur menginspirasi optimasi
eksplorasi daerah Arafura. Identifikasi sejarah
eksplorasi migas suatu wilayah sebagai tahapan awal
kaji ulang Blok Arafura. Terdapat korelasi antara
identifikasi sejarah eksplorasi dan kelengkapan
data. Identikasi sejarah eksplorasi migas dapat
mendukung keberhasilan penawaran ulang Wilayah
Arafura dan wilayah lain di Indonesia.
Aktitas eksplorasi di daerah Laut Arafura bagian
utara sudah dimulai pada periode 1900-1950. Saat itu
Shell telah melakukan studi geologi regional dengan
foto udara, survei gayaberat dan beberapa lintasan
seismik refleksi dan refraksi. Pada tahun-tahun
berikutnya dilakukan pemboran di darat yaitu sumur
Kembelangan-1 (1955), Merauke-1 (1957), Aripoe-1
dan Jaosakor-1 (1959). Di awal 1970an perusahaan
Belanda lainnya, Phillips melakukan eksplorasi
intensif di utara wilayah ini. Beberapa pengeboran
sumur eksplorasi yaitu, ASA-IX, ASB-IX (1970),
ASC-IX (1971) dan ASM-IX (1974), tetapi sebagian
besar sumur tersebut kosong dan ditutup. Hanya
ASM-IX menunjukkan adanya minor oil shows.
Sampai dengan tahun 1990an aktitas eksplorasi
di wilayah ini menurun, hingga KNOC (Korean
National Oil Company) mendapatkan Blok Wokam
tahun 1997, mereka melakukan survei seismik 2D
sepanjang 2.150 km di daerah ini.
Tahun 1991 di wilayah Laut Arafura bagian
selatan dan tenggara , Union Texas, Total, dan
Unocal, masing-masing memperoleh Kai PSC
(seluas 24.570 km persegi), Tanimbar PSC (seluas
23.800 km persegi), dan Rebi PSC (22.260km
persegi). Penelitian geologi dan geosika dilakukan
pada seluruh area ini, total data survei seismik yang
dilakukan sepanjang 10.849 km persegi. Tahun
1995 dilakukan pemboran sumur Barakan-1 oleh
Union Texas (Kai PSC) yang menembus batuan
Paleozoikum dengan total kedalaman mencapai
9.990 kaki. Pada tahun 2002 perusahaan Veritas,
melakukan survei seismik dan akuisisi di Wilayah
Arafura dan sekitarnya. Akumulasi hidrokarbon
baru ditemukan setelah Sumur Abadi-1 dibor pada
tahun 2000 oleh INPEX Masela setelah melakukan
kegiatan eksplorasi sejak 1998. Tercatat pada 2011

salah satu perusahaan/ Kontraktor Kontrak Kerja


Sama (KKKS) melakukan pemboran eksplorasi di
Arafura Utara.
B. Identikasi Permasalahan
Hasil identikasi terdapat 3 (tiga) permasalahan
penyebab utama suatu blok migas tidak menarik bagi
investor, yaitu;
1. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diyakini
bahwa blok tersebut tidak memiliki potensi
hidrokarbon atau tidak komersial pada saat ini.
2. Dukungan data kurang (kualitas dan kuantitas),
menyebabkan tidak optimalnya evaluasi dan
rentang ketidakpastian (uncertainty) besar.
3. Pendekatan kajian yang kurang sempurna sehingga
tidak mampu menjawab dan menyelesaikan
permasalahan.
Permasalahan potensi migas Daerah Arafura
diuraikan dari keterdapatan sejumlah cekungan
Pra Tersier-Tersier yang dipisahkan oleh tinggian.
Cekungan tersebut adalah Akimeugah, Arafura
Utara dan Arafura Selatan, Barakan dan Cekungan
Aru. Cekungan Akimeugah dan Arafura Utara
dipisahkan oleh Tinggian Merauke berarah timur barat. Cekungan Arafura Utara dan Arafura Selatan
dipisahkan oleh Tinggian Arafura. Cekungan
Barakan dan Aru dipisahkan dengan ketiga cekungan
tersebut oleh Tinggian Aru dan Barakan Teras yang
berarah utara - selatan. Cekungan-cekungan tersebut
berada di tepi Palung Aru yang merupakan batas
penunjaman Tersier disebut sebagai Busur Banda.
Dengan pendekatan sifat khusus cekungan sedimen,
diklasifikasikan bahwa cekungan sedimen dapat
sebagai bagian atau terlibat dalam aktivitas tektonik
(Koesoemadinata, 2008). Klasifikasi tersebut
memungkinkan beberapa cekungan di wilayah
Arafura menjadi satu cekungan gabungan (composite
basin). Khusus Blok Arafura sebagai salah satu
blok yang terdapat pada Cekungan Aru (Gambar 1),
termasuk dalam wilayah Foreland Basins Type.
Sebagai awal proses kaji ulang data geosains,
diidentikasi permasalahan Blok Arafura. Secara
tektonik Arafura merupakan bagian dari Barat Laut
passive margin lempeng benua Australia, mengalami
rifting sejak Paleozoik (Charlton, et al., 2000).
Sedangkan selama Paleozoik dan awal Mesozoik,
tiga periode tektonik ekstensi utama terjadi di wilayah
paparan Barat Laut Australia (Barber et al., 2003).

127

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

Gambar 1
Peta lokasi Blok Arafura

Proses sedimentasi dan tektonik daerah AruArafura digambarkan pada penampang geologi
Aru dan Paparan Arafura (Arafura Shelf) seperti
pada Gambar 2.
C. Analisis Data Geosains
Pertama dilakukan identifikasi data/
informasi umum tentang geologi, sedimentasi
dan tektonik, yang berasal dari data kegiatan
terdahulu. Data lain yang perlu dikoreksi: data
navigasi, seismik, sumuran, dan gravitasi.
Dilakukan peningkatan kualitas data geosains
dengan pemrosesan ulang untuk perbaikan
kualitas data. Data geosains hasil perbaikan
menjadi lebih informatif dan komunikatif,
128

Gambar 2
Penampang geologi Aru Arafura
(Charlton 1992 dalam Hadipandoyo dkk., 2005)

Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura
(Djoko Sunarjanto dkk)

sehingga menjamin akurasi


interpretasi dan analisis data, sekaligus
menciptakan peluang ketertarikan
investor untuk berinvestasi.
Untuk mengetahui kandungan
migas suatu wilayah, diperlukan
analisis keterkaitan proses sedimentasi
dan tektonik regional wilayah tersebut.
Setidaknya Blok Arafura termasuk
lingkungan batuan Mesozoik,
dipengaruhi oleh sedimentasi dan pola
tektonik lempeng Australia. Sehingga
target eksplorasi dapat juga diarahkan
pada rangkaian struktur sesar yang
disebabkan oleh terjadinya tumbukan
lempeng Australia selama Tersier
Akhir. Atau pada batuan sedimen
Pra Tersier di bawah Formasi Buru
(molassic deposits).
Dari hasil kajian blok berdasarkan
data dan laporan Joint Study (Ditjend
Migas, 2010), dilakukan verikasi
berbagai aspek petroleum system yang
belum tuntas dengan data tambahan/
data baru. Beberapa data geosains
terpilih dianalisis dengan pendekatan
yang berbeda. Rangkaian analisis
yang dilakukan antara lain; kaji
ulang terintegrasi sistem petroleum,
cekungan sedimen Tersier dan Pra
Tersier, runtunan stratigra, geologi
reservoir. Pemrosesan ulang maupun
kaji ulang terpadu seismik dan sumur
pemboran sebagai langkah optimasi
data geologi bawah permukaan.
1. Analisis Sedimentasi dan Tektonik

Gambar 3
Kolom stratigra daerah Aru (dalam Laporan LEMIGAS, 2011)

Proses sedimentasi memungkinkan terjadi


penebalan ataupun penipisan lapisan sedimen yang
membentuk susunan stratigra seperti Gambar 3.
Penurunan dasar cekungan yang berjalan berpotensi
menambah tebal sedimen, dan timbul panas pada
dasar cekungan, sehingga mempengaruhi kualitas
dan kuantitas migas yang terbentuk. Pada sisi lain
terjadinya tektonik berakibat adanya migrasi migas
melalui rekahan ataupun patahan (fault) yang ada,
akan mengisi pada reservoir yang lebih muda.
Pada Cekungan Aru dan Arafura terdapat runtunan
sesar-sesar turun, sehingga ke arah tengah cekungan
menjadi semakin dalam (Hadipandoyo dkk., 2005).

Tatanan tektonik daerah Arafura Selatan


(Lapangan Abadi) sama dengan Australia. Hasil
interpretasi menunjukkan pola sungai purba terdapat
di Australia, sedangkan daerah Arafura adalah shelf
sehingga sebagian besar reservoir tight. Melihat
fakta bahwa daerah Arafura-Barakan dan Lapangan
Abadi dipisahkan oleh jarak sekitar 120 km, sulit
mengharapkan hidrokarbon yang digenerasi oleh
batuan sumber yang mengisi lapangan Abadi dapat
bermigrasi hingga mencapai daerah Barakan. Tetapi
suksesi sedimen yang relatif sama dan pada beberapa
lokasi diketahui memiliki ketebalan yang cukup
memberi harapan bahwa keberadaan batuan sumber
yang memiliki kandungan bahan organik sudah

129

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

Gambar 4
Penampang seismik komposit yang memperlihatkan struktur lipatan (Panuju 2011)

matang penghasil hidrokarbon diperkirakan cukup


besar (Panuju dkk, 2011).
Sebagai analogi penyebaran batuan karbonat dan
potensi hidrokarbon, di sebelah Barat Daya Arafura
terdapat Lapangan Abadi, Masela. Pelamparan
batugamping sangat luas dan cukup tebal. Lapisan
batugamping yang tebal diterobos oleh adanya aktitas
vulkanik dan proses tektonik yang kuat, berakibat
lapangan tersebut kaya akan gas bumi. Perkembangan
tektonik Cekungan Aru dapat mendukung pola sesar
dan lipatan yang memungkinkan terbentuk dan
terperangkapnya hidrokarbon Blok Arafura.
2. Analisis Perangkap dan Jalur Migrasi
Pada penampang seismik komposite terlihat
adanya struktur antiklin yang dibatasi oleh sesarsesar. Perangkap stratigra atau kombinasi stratigra
dan struktur diperkirakan juga cukup berkembang,
seperti terumbu (reef) batugamping dan batupasir
(sand pinch-out). Jalur migrasi umumnya berupa
patahan yang memotong batuan sumber yang
matang dengan batuan reservoir pada perangkap.
Struktur patahan cukup banyak berkembang di dalam
cekungan seperti terlihat pada penampang geologi
Kepulauan Tanimbar (Charlton 2001 dalam Panuju
2011) dan penampang seismik komposit (Gambar
4). Oleh karena itu selain dapat bertindak sebagai
penyekat diharapkan patahan-patahan tersebut juga

130

mampu bertindak sebagai penghubung bagi migrasi


hidrokarbon dari batuan induk. Jalur migrasi dapat
pula berupa interlayer updip dari batuan induk ke
batuan reservoir yang terdapat dalam perangkap
(Panuju, 2011).
Batuan potensial lain dapat ditinjau keberadaan
Formasi Yawee (Tersier) berupa batugamping yang
tebal sebagai Lower Yawee Limestone (Eosen) dan
Upper Yawee Limestone (Miosen Bawah - Tengah).
Analisis pada penampang Sumur Barakan-1,
Formasi Yawee disusun oleh batugamping di bagian
bawah dan batulempung di bagan atas. Seri batuan
tersebut diendapkan pada umur Miosen Tengah di
lingkungan neritik pinggir sampai neritik tengah.
Seri batulempung tersebut berubah fasies menjadi
batugamping masif pada lokasi sumur Koba-1. Di lain
pihak, penyebaran stratigra batugamping Formasi
Yawee di daerah Sumur Koba-1 juga menjangkau
umur yang jauh lebih muda, yaitu sampai Pliosen.
Formasi ini setara dengan Batugamping Group
Woodbine di Lapangan Abadi. Batugamping formasi
ini merupakan kandidat reservoir hidrokarbon yang
baik di daerah Barakan (Panuju dkk, 2011).
D. Hasil Analisis Data Geosains
Analisis pada data yang diproses ulang
(reprocessing), terlihat perbandingan data sebelum
dan sesudah kaji ulang.

Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura
(Djoko Sunarjanto dkk)

Data sebelum kaji ulang;

Data sesudah kaji ulang;

- Data navigasi tidak akurat.


- Kualitas data seismik kurang baik, terdiri dari 17
lintasan dengan enam vintage dan spasi lintasan
yang jarang (10 50) km.
- Belum diidentifikasi batuan sebagai potensi
perangkap hidrokarbon.
- Sumur rujukan terdiri dari 2 sumur di utara
berjarak 200 Kilometer, dan 7 sumur di selatan
berjarak 400 Kilometer atau jauh di luar blok
kajian.
- Perhitungan (Play/Lead) hanya pada Arafura
bagian Bawah.
- Posisi kitchen dan fasies batuan induk tidak
tergambarkan. Analisis kualitas dan kuantitas
menggunakan analogi sumur yang jauh dan posisi
geologi yang berbeda.
- Tidak dilakukan Post Mortem Analysis.

- Data navigasi sudah dikaji ulang akurasinya.


- Dilakukan proses ulang data seismik, bermanfaat
meningkatkan akurasi hasil analisis sekuen
stratigra seismik.
- Diidentikasi batuan sebagai potensi perangkap
hidrokarbon.
- Batuan pada Arafura Group dan Kulshil Group
sebagai batuan induk. Batuan Formasi Wonimogi
dan Formasi Modio dan Yawee sebagai reservoar.
Serpih Formasi Digoel dan Kambelangan sebagai
batuan tudung atau penyekat (Gambar 5).
- Data potensi batuan induk diwakili oleh Sumur
Barakan-1, kandungan material organik (TOC)
berkisar antara 3,2 1,83% yang terkandung
dalam sedimen Kambrium, Jura dan Kapur, tetapi
tingkat kematangan yang memadai hanya dicapai
Formasi Wessel berumur Kambrium (Setiawan,
2008).

Gambar 5
Kronostratigra Wilayah Arafura (Petronas-LEMIGAS, 2006 dalam LEMIGAS 2011)

131

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

- Dengan menggunakan sumur pseudo, dilakukan


perhitungan (Play/Lead) pada Kulshil Group,
Arafura Group, dan Goulburn Group.
- Dilakukan Post Mortem Analysis, dan hasil
analisis menunjukkan adanya beberapa indikasi
hidrokarbon pada kombinasi klosure dan sesar.
IV. EVALUASI DAN REKOMENDASI
Evaluasi dimaksudkan untuk menguji kebenaran
metoda yang diaplikasikan sekaligus untuk
penyusunan rekomendasi. Setiap wilayah kerja
mempunyai masalah petroleum system yang
berbeda. Untuk itu dievaluasi keberadaan komponen
petroleum system; batuan induk hidrokarbon, migrasi
hidrokarbon, batuan reservoar, batuan tudung, sistem
dan waktu pemerangkapan hidrokarbon. Pendekatan
yang dilakukan adalah kaji ulang data geosains
khususnya data bawah permukaan.
Evaluasi dan rekomendasi potensi hidrokarbon
suatu blok migas, dapat bersifat positif atau negatif.
Perlu ditekankan bahwa hasil rekomendasi adalah
pada waktu kaji ulang dilakukan. Dalam kasus Blok
Arafura akan dihasilkan rekomendasi apakah Blok
Arafura Sea II layak atau tidak layak ditawarkan
kembali.
A. Kaji Ulang Data Geosains
Dari hasil kaji ulang petroleum system,
permasalahan utama di Blok Arafura adalah pada
keberadaan reservoar. Data pemboran di Arafura
Utara menunjukkan reservoar yang ada berupa
tight reservoir. Namun data tersebut tidak dapat
mewakili geologi seluruh Cekungan Arafura.
Optimisme adanya tight reservoir dapat dikaitkan
dengan semakin gencarnya eksplorasi sand gas
dan shale gas. Sehingga dapat sebagai alternatif
solusi permasalahan, terdapat potensi ditemukannya
resevoir gas bumi pada blok ini. Peningkatan
optimisme tentang potensi migas Blok Arafura, selain
memiliki potensi gas juga terdapat batuan sumber
dan batuan tudung.
B. Evaluasi Data Geosains
Selanjutnya analisis kualitatif batuan induk
didasarkan pada pemodelan 5 (lima) sumur pseudo,
meliputi maturasi dan ekspulsi. Proses sedimentasi
dan tektonik pada beberapa lokasi diketahui memiliki
ketebalan yang cukup. Hal ini mendukung optimisme
baru bahwa terdapat batuan sumber yang memiliki
132

cukup kandungan bahan organik sudah matang.


Indikasi hidrokarbon didasarkan adanya hidrocarbon
show di beberapa sumur dengan jarak > 200 Km
dari blok Arafura, dan kenampakan gas chimney
pada data seismik. Sementara ini pemboran yang
dilakukan belum semuanya menembus batuan dasar
(basement rock). Hanya pada sumur Koba-1 yang
menembus basement. Mengingat genesa batuan
dasar daerah Arafura merupakan bagian dari benua
Australia, serta didukung penemuan dan produksi
migas berasal dari basement reservoir lapangan Oseil
Seram. Maka diperlukan kaji ulang potensi basement
reservoir Arafura.
Dari hasil evaluasi tersebut permasalahan
kegagalan penawaran Blok Arafura karena
keterbatasan data. Hal ini menjadi permasalahan
eksplorasi dalam penawaran setiap blok migas yang
belum diminati investor. Demikian juga dengan data
yang tersedia belum dapat menyimpulkan kondisi
potensi hidrokarbon seluruh cekungan. Apabila
mengingat produk yang bermutu akan memiliki daya
saing yang besar dan tingkat keberterimaan yang
tinggi (Herjanto, 2008), maka perlu kaji ulang data
geosains untuk peningkatan mutu informasi wilayah
kerja beserta beberapa hal berikut;
- Trap struktur masih memungkinkan terbentuk
dan terdeteksi. Diperlukan pemrosesan untuk
meningkatkan kualitas data seismik. Termasuk
untuk menganalisis potensi basement reservoir.
- Sebagian besar hidrokarbon kemungkinan hilang
pada saat sebelum terbentuknya perangkap dan
batuan tudung.
- Kelompok Kulshill terdiri dari batuan serpih
relatif tipis, mengakibatkan beresiko apabila
diinterpretasikan sebagai batuan tudung/penyekat.
Analisis lainnya menunjukkan kemungkinan
struktur patahan dapat bertindak sebagai
penyekat.
- Hasil joint study terdahulu baru memperhitungkan
Play/Lead Arafura bagian Bawah, mengakibatkan
jumlah sumberdaya hasil perhitungan relatif
kecil.
C. Rekomendasi
Blok Arafura khususnya Arafura Sea II layak
ditawarkan kembali dengan beberapa rekomendasi.
Rekomendasi lainnya berupa kaji ulang lanjutan
menggunakan data sumur pemboran terbaru
(pemboran eksplorasi tahun 2011 dan 2012)

Optimasi Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi dengan Melakukan Kaji Ulang Data Geosains: Kaji Ulang Blok Arafura
(Djoko Sunarjanto dkk)

yang dilakukan di Wilayah Arafura. Melakukan


perhitungan Play/Lead Arafura bagian Atas dan
melakukan eksplorasi potensi hidrokarbon pada
basement reservoir. Untuk semua penawaran blok
migas di Indonesia, diharapkan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi menyusun persyaratan yang
harus dipenuhi menggunakan suatu standar, untuk
menjamin dokumen penawaran blok migas yang
berkualitas.
V. PENUTUP
Penyebab terjadinya kegagalan penawaran karena
kurangnya dukungan data, sehingga menyebabkan
tidak optimalnya evaluasi blok migas. Hasil kaji
ulang yang diuraikan di atas mampu menghasilkan
optimisme baru potensi migas Blok Arafura. Adanya
dukungan data baru hasil proses ulang (reprocessing)
diharapkan mengurangi rentang ketidakpastian
eksplorasi migas.
Hasil analisis kaji ulang Blok Arafura, selain
berpotensi mengandung gas dari tight reservoir,
juga memiliki batuan sumber (source rock), dan
batuan tudung (seal). Berdasarkan genesa batuan
dasar daerah ini, terdapat basement reservoir yang
potensial. Analisis kualitatif-kuantitatif data geosains
dan Post Mortem Analysis menghasilkan suatu
model optimasi eksplorasi, dapat sebagai masukan
penyusunan dokumen penawaran blok migas baru.
Sekaligus memutakhirkan sumberdaya hidrokarbon
pada wilayah frontier, di wilayah strategis perbatasan
Indonesia Timur. Blok Arafura khususnya Arafura
Sea II layak ditawarkan kembali dengan beberapa
rekomendasi. Diharapkan Direktorat Jenderal Minyak
dan Gas Bumi menyusun persyaratan menggunakan
suatu standar untuk menjamin kualitas dokumen
penawaran blok migas.

Indonesia, Proceeding of Sixth Regional Conference


on the Geology, Mineral and Hydrocarbon Resources
of Southeast Asia, IAGI, Jakarta, 1987, pp. 105-134.
4. Directorate General of Oil and Gas, 2010, Joint
Study Petroleum Prospect of Arafura II Sea Area,
offshore South Papua, Indonesia, October 2010
(unpublished).
5. Hadipandoyo, Sasongko., dkk, 2005, Kuantikasi
Sumberdaya Hidrokarbon, Vol II Kawasan Timur
Indonesia, PPPTMGB LEMIGAS, Jakarta, 2005.
6. Hamilton, W., 1974, Map of Sedimentary Basins of
The Indonesia Region, Department of The Interior
United States Geological Survey, Prepared on behalf
of Indonesia & Agency for International Development
US Department of State in Corporation with The
Geological Survey of Indonesia.
7. Herjanto, Eddy, 2008, Manajemen Operasi, Edisi
Ketiga, Penerbit PT Grasindo Jakarta, 2008.
8. Koesoemadinata, Prof. Dr. R.P., Petroleum Basins of
Indonesia, The Development of Basins in Indonesia,
Institut Teknologi Bandung - BP MIGAS IAGI,
Bandung, Bandung 1 Maret 2008.
9. LEMIGAS, 2011, Konsinyering dan Presentasi Hasil
Kaji Ulang Data Geoscience untuk Peningkatan
Kualitas Informasi Wilayah Kerja Baru Migas,
Balitbang ESDM, Puslitbang Teknologi Migas
LEMIGAS, Makassar 20-22 September 2011 (tidak
dipublikasikan).
10. Lelono, Eko Budi. dkk., 2011, Kaji Ulang Data
Geoscience untuk Peningkatan Kualitas Informasi
Wilayah Kerja Baru Migas, Balitbang ESDM,
Puslitbang Teknologi Migas LEMIGAS, Laporan
Penelitian, Jakarta 2011 (tidak dipublikasikan).

KEPUSTAKAAN

11. Panuju, dkk., 2011, Evaluasi Lahan Migas Cekungan


Barakan, Maluku, Balitbang ESDM, Puslitbang
Teknologi Migas LEMIGAS, Laporan Penelitian,
Jakarta 2011 (tidak dipublikasikan).

1. Barber, P., et al, 2003, Paleozoic and Mesozoic


petroleum system in the Timor and Arafura Sea, Eastern
Indonesia, Proceedings of the 29th Annual Indonesian
Petroleum Association Convention, Jakarta, October
14-16, 2003, pp 485 500.

12. Setiawan, Herru L., dkk., 2008, Evaluasi Lahan


dan Potensi Hidrokarbon Cekungan Frontier Daerah
Arafura, Balitbang ESDM, Puslitbang Teknologi
Migas LEMIGAS, Laporan Penelitian, Jakarta 2008
(tidak dipublikasikan).

2. Charlton, T.R., 2000, Tertiary evolution of The


Eastern Indonesia Collision Complex, Journal of Asian
Earth Sciences, pp 603-631.

13. Widarsono, Bambang., 2010, Potensi Peran Kawasan


Jawa Timur/Tengah dalam Produksi Migas Nasional:
Sebuah Kajian atas Kinerja, Peluang, Tantangan, dan
Proyeksinya, Lembaran Publikasi LEMIGAS Vol.44,
Nomor 3, Desember 2010, ISSN 0125-9644.

3. Daly, M.C., B.G.D. Hooper, & D.G. Smith, 1987,


Tertiary Plate Tectonics and Basin volution in

133

Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 125 - 134

134

Anda mungkin juga menyukai