Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN BRONKITIS KRONIS

TUGAS

Oleh :
Kelompok 5
Dwi Maulidiandari Endri
Chairun Nisak
Anis Fitri N.A
Aulia Bella Marinda
Rizka Agustin
Siti Aisyah Dwi Asri
Afriezal Kamil
Siti Nurhasanah

NIM 132310101007
NIM 132310101014
NIM 132310101023
NIM 132310101030
NIM 132310101041
NIM 132310101050
NIM 132310101054
NIM 132310101058

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014

Kata Kunci
1.
2.
3.
4.

Usia 68 tahun
40 tahun yang lalu memiliki riwayat merokok sebanyak 1,5 pack per hari
Sulit melakukan aktivitas
Gejala yang dirasakan 1 minggu yang lalu yaitu dispneu, batuk, belum mampu merawat
dirinya sendiri, kebersihan diri tampak memburuk, tidak bisa bernapas atau napas cukup

dalam untuk mensekresikan batuk.


5. Keluhan:
a. mual
b. muntah
6. Dokter memberikan antibiotic secara oral selama 3 hari
7. Diagnosis medis:
a. bronchitis kronik (6 tahun yang lalu)
b. infark miokard akut (2 tahun yang lalu)
8. 1 tahun yang lalu mengalami obstruksi saluran udara dan udara tidak dapat
keluar/terperangkap
9. TD tinggi, CHF, dipsneu kronik, batuk kronik, pneumonia
10. Gejala baru-baru ini: pasien semakin tertekan, keterbatasan melakukan aktivitas fisik,
menonton tv, merokok, dan tidur siang.
11. Pemeriksaan fisik:
a. inspeksi: - barrel chest
- clubbing finger and toes
- sianosis
- pitting edema sekitar pergelangan kaki
- kerja nafas: * pursed lip breathing
* menggunakan otot bantu pernafasan
-

* tampak lemah
Pasien memiliki frekuensi: batuk produktif lemah dengan jumlah yang tebal

dengan warna sputum kuning


b. Perkusi: produksi hipersonan di anterior dan posterior
c.Auskultasi: ronkhi bilateral, ada bising usus
d. TTV : - TD 190/115 mmHg
- HR 125 X/menit
- RR 30 x/ menit
- Temperatur 370C => F= 98,6 F

12. AGD: - Ph 7,53


- PaCO2 56 mmHg
- PaO2 64 mmHg
- HCO3 33 mmol/L
- hct 58%
- hgb 16,5
DEFINISI
Bronkhitis kronik adalah adanya sekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang
disertai dengan batuk, minimal produksi mucus dan batuk terjadi selama tiga bulan pertahun atau
paling sedikit dalam dua tahun berturut-turut. Biasanya disebabkan oleh kangker paru,
tubercolosis, dan penyakit gagal jantung kongestif.
ETIOLOGI
a. Rokok secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus
b.
c.
d.
e.

dan metaplasia skuamus epitel saluran pernapasan.


Infeksi
Polusi
Keturunan
Faktor sosial ekonomi

PATOFISIOLOGI
Pasien dengan bronkhitis kronis mengalami hipertrofi kelenjar mukosa bronchial dan peradangan
peribronkial yang menyebabkan kerusakan lmen bronkus berupa metaplasia skuamosa, sehingga
menyebabkan silia menjadi abnormal, hyperplasia otot polos saluran pernapasan, peradangan dan
penebalan mukosa bronkus. Sel neutrofit banyak ditemukan pada lumen bronkus dan infiltrate
neutrofit pada submukosa. Pada bronkiolus respiratorius terjadi peradangan, banyak ditemukan
mononuclear, banyak sumbatan mucus, metaplasia sel goblet, dan hyperplasia otot polos.
Seluruh kelainan ini akan menyebabkan obstruksi jalan napas, sehingga menyebabkan ventilasi
alveolus, hipoksia, dan asidosis. Pasien mengalami kekurangan O 2, iaringan dan ratio ventilasi
perfusi abnormal timbul, di mana terjadi penurunan PO 2 Kerusakan ventilasi juga dapat
meningkatkan nilai PCO2,sehingga pasien terlihat sianosis. Sebagai kompensasi dari hipoksemia,
maka terjadi polisitemia (produksi eritrosit berlebihan).

ANALISA DATA
DS: dispneu
DO: - menggunakan otot
bantu pernafasan
- pursed lip breathing
- RR 30 x/menit

Diagnose keperawatan
Pola nafas tidak efektif b.d
penggunaan otot bantu
pernafasan yang di tandai
dengan pasien mengeluh
dispneu dan menggunakan
otot pernafasan tambahan
serta RR 30 X/ menit

DS: dipsneu, keletihan


DO: sianosis, AGD abnormal,
TD 190/115 mmHg, HR 125
X/menit, RR 30 x/ menit,
Temperatur 370C

Gangguan pertukaran gas b.d


obstruksi jalan nafas yang
ditandai dengan pasien
mengatakan dipsneu dan letih
serta pasien tampak sianosis
dan pemeriksaan AGD
abnormal

DS : dipsneu, mual, muntah


DO: Pasien tampak letih, ada
bising usus

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan b.d dispneu, mual
muntah yang ditandai dengan
pasien tampak letih dan
terdapat bising usus
Resiko tinggi terhadap infeksi
b.d menetapnya secret dan
proses penyakit kronis yang
ditandai dengan

Intervensi keperawatan
1. Buka jalan nafas,
gunakan tekhnik chin
lift atau jaw thrust bila
perlu
2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
4. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
5. Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
6. Auskultasi suara nafas
7. Monitor respirasi dan
status oksigen
1. Kaji frekuensi dan
kedalaman pernafasan
2. Dorong pengeluaran
sputum
3. Awasi tingkat
kesadaran
4. Monitor GDA
5. Auskultasi bunyi nafas
6. Berikan oksigen
tambahan sesuai
dengan indikasi hasil
GDA
7. Monitor TTV
1. Kaji kebiasaan diet
2. Auskultasi bunyi usus
3. Berikan perawatanoral
4. Timbang berat badan
sesuai indikasi
1. Awasi suhu
2. Observasi warna, bau
sputum
3. Tunjukkan dan bantu

Bersihan jalan nafas tidak


efektif b.d peningkatan
produksi sekret

Intoleran aktivitas b.d


insufisiensi ventilasi dan
oksigenasi

Ansietas b.d perubahan status


kesehatan

Kurang pengetahuan b.d


kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan
perawatan di rumah

pasien tentang
pembuangan sputum
1. Auskultasi bunyi nafas
2. Kaji/pantau frekuensi
pernapasan
3. Dorong/bantu latihan
nafas abdomen atau bibir
4. Observasi karakteristik
batuk
5. Tingkatkan masukan
cairan sampai 3000/hari
Dukung pasien dalam
menegakkan latihan teratur
dengan menggunakan
exercise, berjalan perlahan
atau latihan yang sesuai
1. Kaji tingkat kecemasan
(ringan, sedang, berat)
2. Berikan dorongan
emosional
3. Beri dorongan
mengungkapkan
ketakutan/masalah
4. Jelaskan jenis prosedur
dari pengobatan
5. Beri dorongan spiritual
1. Jelaskan proses penyakit
individu
2. Instruksikan untuk latihan
nafas, betuk efektif dan
latihan kondisi umum
3. Diskusikan faktor
individu yang
meningkatkan kondisi
misalnya udara, serbuk,
asap tembakau

Anda mungkin juga menyukai