Anda di halaman 1dari 14

2015

Definisi

Imunologi

Tahap

Etiologi

Inflamasi

Ciri - ciri

Jenis

Mekanisme
Komponen

Definisi

Merupakan reaksi tubuh terhadap iritasi. Inflamasi


merupakan reaksi pertahanan bukan suatu penyakit
(1).
Suatu respons nonspesifik terhadap cedera jaringan
dimana spesialis-spesialis fagositik-neutrofil dan
makrofak berperan besar, bersama dengan asupan
suportif dari tipe sel imun lain (2).
respons protektif setempat yangg ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan, yangg berfungsi
menghancurkan,mengurangi, atau mengurung baik
agen pecendera maupun jaringan yang cedera itu
(3).

Komponen
Komponen seluler inflamasi :
Sel leukosit yang dibntuk pada sumsum tulang
belakang yang berasal dari stem yang
membentuk monosit. Sel leukosit mengandun
elemen yang bertangung jawab dalam
pergerakkan selular selama kemotaksis, dan juga
mengandung lisosom yang bertugas membunuh
bakteri yang masuk.
Komponen molekular inflamasi
Histamin adalah zat yang berpotensi menambah
permeabilitas pebuluh darah. Sehingga
memungkinkan sel-sel dilepaskan oleh sel mast
dan basofil (4).

Lanjutan ..

Komponen : sel imun yang penting dalam inflamasi


& sel pertahanan tubuh yaitu sel mast, sel histiosit,
sel dendrit perifeal (DC), neutrofil, monosit atau
makrofag, sel T, sel B & sel NK.
Sel mast = mebentuk mediator radang lain seperti
SR5 ( Slow Reacting susbtances of anaphylaxis),
TNF ( tumor nekrosis factor) & leukotrin C4.
Sel histiosit = berasal dari meiloid, tersebar luas
membentuk sistem sel dendrit terkait dengan
kolagen.
Sel dendrit periferal (DC) = sel leukosit dengan
sitoplasma menonjol atau sperti dendrit. Contoh sel
: sel Langerhans (5).

Jenis-Jenis Inflamasi
Inflamasi Akut

Respon awal tubuh


untuk rangsangan
berbahaya,
berlangsung selama
beberapa jam atau
hari ( jangka waktu
pendek )

Inflamasi Kronis

Proses simultan
yang berlangsung
berbulan-bulan
(jangka waktu
lama). (7)

Ciri Ciri

Peradangan ditandai dengan adanya(6)


Tumor (pembengkakan).

Pengeluaran cairan cairan ke jaringan interstisial


Kalor (menghangat).
Dikarenakan lebih banyak darah yang disalurkan
pada tempat peradangan dari pada disalurkan kedarah
normal.
Dolor (nyeri).
Dikarenakan pembenakan jaringan mengakibatkan
peningkatan tekanan lokal dan karena ada
pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif
lainnya.

Lanjutan
Rubor (memerah).

Karena banyak darah mengalir kedalam


mikrosomol lokal pada tempat peradangan.
Functio Laesa (Berkurangnya kemampuan
Fisiologis).
Terganggunya fungsi organ tubuh

Mekanisme Pertahanan
Menyebabkan
Tumor
Rubor
Kalor
Dolor
Functio
Lessa

Reaksi terhadap Iritasi

Vs. Bakteri
Pus (Leukosit
+ Bakteri)

Abses(Localised collection of pus)

Temperatur

Infeksi
Trauma
Fisika
Bahan Kimia

(1)

Mekanisme Inflamasi
Invasi bakteri atau kerusakan jaringan

Pelepasan histamin oleh sel mast


Vasodilatasi arteriol
lokal

Peningkatan
permeabilitas kapiler
lokal

Peningkatan aliran
darah ke jaringan yang
cedera

Kemerahan

Peningkatan proteinprotein plasma yang


penting, misalnya
faktor pembekuan di
jaringan

Akumulasi cairan lokal

Panas

Pembengkakan
Peningkatan fagosit di
jaringan

Pertahanan terhadap
bakteri penginvasi;
perbaikan jaringan

Nyeri

Sekresi fagositik

Respons sistemik
misalnya demam

Tahap Inflamasi
Tahap vaskular
terjadi 10 15 meni
setelah cedera. Respon vaskular pada tempat
terjadinya cedera meliputi perubahan aliran
darah & permeabilitas kapiler dimana
substansi darah dan cairan meninggalkan
plasma dan pergi menuju tempat cedera.
Tahap lambat
terjadi ketika sel
leukosit menginfiltrasi jaringan inflamasi.
(dina)

Etiologi Inflamasi

Disebabkan oleh iritant


Mikroorganisme / Invasi Bakeri
Cedera Kimiawi
Trauma mekanis (2)

Imunologi
Selama perkembangan karies gigi, antibodi ditemukan dalam saliva, cairan
dentin & cairan pulpa gigi yang dapat memberikan respons imunologik
terhadap serangan antigen kuman penyebab karies gigi.
Saliva
Di dalam saliva ditemukan sekretori imunoglobulin A (Sig A) yang
mampu menghambat kolonisasi oral.
Cairan Dentin
Terdapat Ig G, Ig A & transferin di dalam karies yang dalam. Saat
karies mendekati pulpa, ditemukan adanya makrofag, limfosit & sel
plasma.
Cairan pulpa gigi
Terdapat sel imun dimana terdapat sel-sel pertahanan seperti makrofag,
sel dendritik & limfosit. Pada dentin yang sehat di bawah zona
translusen dentin yang terserang karies, dapat ditemukannya antibodi.
Hal ini menunjukkan bahwa pulpa gigi sudah memberikan respon
imunologik. (8)

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

Levinson, H. textbook for dental nurses. 9. oxord: blackwell


munkgaard,2006
Sherwood, L , 2014 fisiologi manusia : dari sel ke sistem edisi
6 jkt : EGC
Dorland, WA Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland.
29th ed. Jakarta : EGC.
Fedi, Peter F. 2005. Silabus Periodonti. Jakarta : EGC
Sudiono, Janti. 2014 . Sistem Kekebalan Tubuh. Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. 3rd ed.
Jakarta : EGC.
Nugroho, AE. 2012. Farmakologi Obat-obat Penting dalam
Pembelajaran Ilmu Farmasi & Dunia Kesehatan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Rizky, Nasution S. 2006. Imunologi Karies Gigi. Medan :
Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai